Anda di halaman 1dari 12

Buletin Psikologi ISSN 0854-7106 (Print)

2018, Vol. 26, No. 1, 42 – 53 ISSN 2528-5858 (Online)


DOI: 10.22146/buletinpsikologi.32805 https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi

Kontrol Diri dan Agresi: Tinjauan Meta-Analisis


Lita Widyo Hastuti1
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

Abstract
Aggression brings adverse effects on individuals and the environment, and often develops
into social problems. This meta-analysis study aimed to find out the correlation between self-
control and aggression. The used samples based on 18 primary studies from 10 online
journals published in 2002-2017 which is found by searching on online database journal via
www.lib.ugm.ac.id. Two artifacts allowed for correction in these study are sampling error
and measurement error. The results of the analysis provided support for the hypothesis that
self-control had a negative correlation to aggression, therefore self-control inhibits the
emerge of aggression behavior.
Keywords: aggression; meta-analysis; self-control

Pengantar kompleksitas agresi. Kekerasan di media


audio-visual memiliki pengaruh signifikan
Agresi merupakan perilaku primitif yang pada agresi, khususnya kognisi agresif dan
keberadaannya telah diakui secara turun afeksi agresif (Milla, 2009), dan hasil sedikit
temurun. Jika di awal sejarah manusia berbeda ditemukan bahwa kekerasan di
perilaku agresi dilakukan untuk tujuan media tidak secara otomatis mendorong
survival, maka kini agresi bisa terjadi atas munculnya agresi yang bersifat kriminal
dasar motif yang sangat beragam. Sebagai (Savage & Yancey, 2008). Studi meta-
sebuah perilaku yang bertujuan untuk analisis lain menyimpulkan bahwa penggu-
merusak/melukai/menyengsarakan suatu naan alkohol menjadi daya dorong kuat
objek atau pihak tertentu, agresi dipandang bagi munculnya perilaku agresi (Crane,
serius dalam dunia individu, relasi antar Godleski, Przybyla, Schaulch, & Testa,
individu maupun dalam masyarakat 2015). Dengan bermunculannya studi meta-
(DeWall, Finkel, & Denson, 2011), dan tetap analisis tentang agresi, maka agresi makin
menjadi misteri karena banyaknya kejadian dikuatkan memiliki beragam faktor risiko
yang sampai pada taraf menguatirkan. maupun faktor protektif.
Sejalan dengan itu, ditunjukkan pula bahwa
Teori lama dari para psikolog sosial
prevalensi perilaku agresi sendiri telah
(Crick & Grotpeter, 1995) menyetujui agresi
memicu timbulnya berbagai masalah sosial
dibagi menjadi dua komponen, yakni agresi
yang layak menjadi perhatian dan kondisi
fisik dan agresi non fisik. Agresi fisik
itu dapat terjadi dalam berbagai konteks
merupakan tindakan agresi yang berdam-
budaya (Afiah, 2015).
pak melukai fisik (contoh: memukul,
Studi meta-analisis telah banyak
1
menendang, menampar), sedangkan agresi
dilakukan untuk menemukan jawaban dari nonfisik meliputi agresi verbal (contoh:
membentak, mengolok-olok, melecehkan)
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dan agresi relasional/sosial (contoh: meng-
melalui: lita@unika.ac.id

42 Buletin Psikologi
KONTROL DIRI DAN AGRESI: TINJAUAN META-ANALISIS

gosipkan seseorang, mengisolasi sosial, yang muncul (Brookings, DeRoo, &


menyindir berbau SARA). Sejalan dengan Grimone, 2008). Saat desakan agresi
berkembangnya zaman, agresi menjadi menguat, kontrol diri dapat membantu
lebih luas lagi dan seringkali menggunakan seseorang untuk mengabaikan dorongan
media elektronik (Hinduja & Patchin, 2009). pemenuhan kebutuhan agresinya, dan
Di dalam studi yang mengkonfirmasi menolong individu tersebut untuk
alat ukur ciptaan Buss-Perry (Gallagher & merespon sesuai dengan standar personal
Ashford, 2016), agresi dinyatakan sebagai atau sosial dengan memberi peringatan
sebuah variabel yang tersusun dari empat pada agresi. Mencermati hal ini, bisa
komponen, yakni physical aggression, verbal dipahami apabila terdapat hal-hal yang
aggression, anger, dan hostility. Alat ukur melemahkan, kontrol diri melemah maka
Buss-Perry ini cukup populer dan sebagian agresi akan meningkat, dan sebaliknya jika
dari studi yang digunakan dalam meta- ada faktor-faktor yang menguatkan kontrol
analisis ini menggunakan Buss-Perry diri, maka di situlah kemudian agresi akan
Aggression Questionnaire. menurun (DeWall et al, 2011).

Pembicaraan akademik mengenai Cukup banyak penelitian yang


agresi akan terkait dengan peran dari menunjukkan adanya korelasi negatif di
kontrol diri. DeWall et al. (2011) telah antara kontrol diri dengan agresi, yang
membuat sebuah studi untuk melihat dimaknai kontrol diri bisa mengendalikan
sejauh mana kontrol diri memiliki pengaruh agresi dengan angka korelasi beragam
dalam agresi dan kekerasan. Kajiannya (Brannigan, Gemmell, Pevalin, & Wade,
dimulai dari mengkaji model teoritis yang 2002; DeKemp, et al., 2009; Archer &
menekankan pada pentingnya proses Southall, 2009; Archer, Fernandez-Fuertes,
kontrol diri dalam memahami perilaku & Thanzami, 2010; Yusainy, 2013; Gavriel-
agresif dan perilaku kriminal lainnya. Fried, Ronen, Agbaria, Orkibi, & Hamama,
Berbicara mengenai kontrol diri, Papalia, 2015; Shepperd, Miller, & Smith, 2015;
Olds, & Feldman (2004) mengartikan Baker, Klipfel, & VanDulmen, 2016; Kwak &
kontrol diri sebagai kemampuan individu Oh, 2017).
untuk menyesuaikan tingkah lakunya Setiap orang memiliki keinginan dan
dengan apa yang dianggap diterima secara kapasitas yang berbeda-beda dalam upaya
sosial oleh masyarakat. Sementara itu secara melakukan kontrol diri, dan perbedaan
lebih spesifik kontrol diri didefinisikan individual ini berimplikasi pada aspek
sebagai kemampuan mengesampingkan emosional, sosial, serta penyesuaian perila-
impuls dan respon spontan yang selama ini ku, sehingga perlu pengukuran khusus.
telah menjadi kebiasaan, untuk kemudian Alat ukur kontrol diri yang dipakai oleh
menyesuaikan diri dengan standar orang/ separuh studi yang digunakan dalam meta-
pihak lain (Tangney, Baumeister, & Boone, analisis ini adalah Self-Control Scale yang
2004; Baumeister, Vohs, & Tice, 2007). disusun oleh Tangney et al. pada tahun
Kontrol diri dan agresi seperti dua 2004.
kutub yang saling bertolak belakang. Hal ini Berdasarkan gambaran di atas yang
ditunjukkan dalam riset yang melihat menunjukkan adanya keterkaitan antara
kuatnya pengaruh sifat agresif dalam kontrol diri dan agresi, maka studi ini
memprediksi munculnya perilaku marah, bertujuan untuk mengetahui apakah ada
sementara di sisi lain kuatnya kontrol diri konsistensi korelasi negatif antara kontrol
mengarah pada minimnya perilaku marah diri dengan agresi, yang dianalisis dengan

Buletin Psikologi 43
HASTUTI

meta-analisis. Konsistensi korelasi ini melalui internet, diperoleh manuskrip online


penting untuk diketahui mengingat agresi dengan rentang waktu publikasi antara
merupakan salah satu perilaku yang perlu tahun 2002 sampai dengan 2017. Database
mendapat perhatian, karena bisa berlanjut online bersumber dari EBSCOhost, ProQuest
serius dan menimbulkan dampak negatif New Platform, Wiley Online library, dan
apabila tidak dipahami dan dipikirkan SAGE Journals, serta Electronic Theses and
upaya untuk dapat meminimalisasinya. Dissertations Gadjah Mada University, yang
diakses melalui www.lib.ugm.ac.id.
Pembahasan Berdasarkan kriteria tersebut
ditemukan 10 penelitian, terdiri dari 8
Di dalam studi ini dilakukan analisis jurnal, 1 tesis dan 1 disertasi. Beberapa
terhadap hubungan antara kontrol diri (self- jurnal yang dipakai di dalamnya memuat
control) dengan agresi (aggression) berda- lebih dari 1 studi, sehingga dari 10 sumber
sarkan studi literasi. Pengumpulan data literatur yang dipakai, didapatkan sebanyak
dilakukan dengan menggunakan data 18 studi primer yang dianalisis. Ke-18 studi
primer dari studi yang relevan, dengan kata tersebut semuanya mencantumkan angka
kunci self-control dan aggression. Kriteria koefisien korelasi (r) dan 17 studi mencan-
yang dipakai sebagai sumber literatur ada- tumkan konsistensi internal alat ukur yang
lah dicantumkannya nilai korelasi antara dipakai untuk mengukur kedua variabel.
kontrol diri dan agresi. Dari penelusuran Berikut sumber data yang dipakai.

Tabel 1
Sumber Data Penelitian

Studi Alat ukur Karakteristik


No Th Peneliti N
ke Kontrol Diri Agresi Sampel
1 2009 Archer, J., & Southall, N. 1 122 Self-Control Prison Narapidana
Scale (SCS, Aggression laki2 di
Tangney et al., Consequences Inggris
2004) Questionnaire
(P-ACQ)
2 2010 Archer, J., Fernandez- 1 175 SCS (Tangney ACQ Mahasiswa di
Fuertes, A.A., & et al., 2004) Mizoram,
Thanzami,V.L. India
3 2010 Archer, J., Fernandez- 2 601 Brief SCS Spanish Siswa sekolah
Fuertes, A.A., & (Tangney et version of the menengah
Thanzami,V.L. al., 2004) CADRI atas di
Spanyol
4 2016 Baker, E.A., Klipfel, K.M., 1 120 Low SCS SR EVA Scale Mahasiswa di
& vanDulmen, M.H.M. (Grasmick et of the CADRI midwestern
al., 1993) university
5 2016 Baker, E.A., Klipfel, K.M., 2 120 Low SCS SR EVA of the Mahasiswi di
& vanDulmen, M.H.M. (Grasmick et CADRI midwestern
al., 1993) university

44 Buletin Psikologi
KONTROL DIRI DAN AGRESI: TINJAUAN META-ANALISIS

6 2017 Kwak, M. & Oh, I. 1 11.117 SC instrument The Siswa sekolah


(Mo et al., Aggression dasar,
2014) Questionnaire/ menengah
TAQ (Buss- dan atas
Perry, 1992) Korea
7 2015 Shepperd, .A., Miller, 1 1.142 Brief SCS Richardson Remaja US
W.A., & Smith, C.T. (Tangney et Conflict
al., 2004) Response
Questionnaire
8 2015 Shepperd, .A., Miller, 2 1.040 Brief SCS Richardson Remaja US
W.A., & Smith, C.T. (Tangney et Conflict
al., 2004) Response
Questionnaire
9 2015 Gavriel-Fried, B., Ronen, 1 248 Adolescent TAQ (Buss- Remaja Arab
T., Agbaria, Q., Orkibi, H. SCS Perry, 1992) di Israel
& Hamama, L.
10 2013 Yusainy, C. 1 241 SCS (Tangney TAQ (Buss & Mahasiswa
et al., 2004) Perry, 1992) dan non-
mahasiswa
11 2009 deKemp, R.A.T, Vermulst, 1 1.332 SCS (Tangney Aggressive Remaja di
Ad.A, Finkenauer, C., et al., 2004) Behavior Belanda
Scholte,R.H.J., Overbeek, (Achenbach, (2000)
G., Rommes, E.W.M., & 1991)
Engels, R.C.M.E,
12 2009 De Kemp, R.A.T, Vermulst, 2 1.153 SCS (Tangney Aggressive Remaja di
Ad.A, Finkenauer, C., et al., 2004) Behavior Belanda
Scholte, R.H.J., Overbeek, (Achenbach, (2001)
G., Rommes, E.W.M., & 1991)
Engels, R.C.M.E,
13 2009 deKemp, R.A.T, 3 1.012 SCS (Tangney Aggressive Remaja di
Vermulst,Ad.A, et al., 2004) Behavior Belanda
Finkenauer, C., (2001)
Scholte,R.H.J., Overbeek,
G., Rommes, E.W.M., &
Engels, R.C.M.E,
14 2002 Brannigan, A., Gemmell, 1 3.406 PBS Scale Aggression Anak 4-5
W., Pevalin, D.J., & Wade, (PBSS) Scale (AS) tahun
T.J. (Canada)
15 2002 Brannigan, A., Gemmell, 2 3.285 PBSS AS Anak 6-7
W., Pevalin, D.J., & Wade, tahun
T.J. (Canada)
16 2002 Brannigan, A., Gemmell, 3 3.221 PBSS AS Anak 8-9
W., Pevalin, D.J., & Wade, tahun
T.J. (Canada)
17 2002 Brannigan, A., Gemmell, 4 3.155 PBSS AS Anak 10-11
W., Pevalin, D.J., & Wade, tahun
T.J. (Canada)
18 2007 Toyibah 1 60 Skala kontrol Skala perilaku Pelaku carok
diri agresif (laki-laki)

Buletin Psikologi 45
HASTUTI

Berdasarkan sumber data yang dipakai, ada Tabel 2


dua artefak yang dianalisis. Pertama adalah Rerata Korelasi Populasi
koreksi atas kesalahan pengambilan sampel,
No N r Nr
dan kedua adalah koreksi atas kesalahan
1 122 -0,48 -58,56
pengukuran pada variabel tergantung dan
variabel bebas. 2 175 -0,11 -19,25
3 601 -0,23 -138,23
Analisis Data 4 120 -0,23 -27,60
5 120 -0,22 -26,40
Hunter & Schmidt (2004) menyatakan
6 11.117 -0,66 -7337,22
tahap-tahap yang harus ditempuh di dalam
7 1.142 -0,37 -422,54
melakukan koreksi kesalahan pengambilan
8 1.040 -0,36 -374,40
sampel, yakni sebagai berikut: (1). Menghi-
tung rerata korelasi populasi; (2). 9 248 -0,37 -91,76
Menghitung varians korelasi populasi; (3). 10 241 -0,35 -84,35
Menghitung varians kesalahan pengam- 11 1.332 -0,32 -426,24
bilan sampel; (4). Menghitung estimasi 12 1.153 -0,37 -426,61
varians korelasi populasi; (5). Menghitung 13 1.012 -0,33 -333,96
interval kepercayaan; dan (6). Menghitung 14 3.406 -0,03 -102,18
persentase dampak kesalahan pengambilan 15 3.285 -0,141 -463,19
sampel. 16 3.221 -0,25 -805,25
Adapun untuk koreksi atas kesalahan 17 3.155 -0,201 -634,16
pengukuran, tahap-tahap penghitungannya 18 60 0,021 1,26
sebagai berikut: (1). Menghitung rerata Jumlah 31.550 -5,00 -11770,63
gabungan; (2). Menghitung korelasi r -0,3731
populasi yang dikoreksi dengan kesalahan
pengukuran; (3). Menghitung jumlah
koefisien kuadrat varians; (4). Menghitung Dari tabel di atas dapat diketahui
varians yang disebabkan oleh kesalahan bahwa populasi sampel yang berpartisipasi
pengukuran; (5). Menghitung varians dalam seluruh studi ada sebanyak 31.550
korelasi yang sesungguhnya; (6). orang, dan angka korelasi antara kontrol
Menghitung interval kepercayaan; (7). diri dan agresi sebesar -0,373. Skor rerata
Menghitung persentase dampak kesalahan korelasi populasi tersebut mencerminkan
pengukuran. hubungan kedua variabel yang diteliti
(Hunter and Schmith, 2004), dan hubungan
Hasil Analisis tersebut adalah hubungan negatif.
Tahap kedua adalah menghitung
Koreksi Kesalahan Pengambilan Sampel
varians korelasi populasi sebagaimana yang
Berpijak pada sumber data yang dipakai, tercantum dalam tabel 3. Sesuai tabel
dilakukan koreksi kesalahan sampel. Tahap tersebut, dapat dibaca bahwa perhitungan
pertama sebagaimana disebutkan pada varians korelasi antar studi menunjukkan
paragraf di atas adalah mencari rerata skor sebesar 0,053.
korelasi populasi, sebagaimana tercantum
dalam tabel berikut.

46 Buletin Psikologi
KONTROL DIRI DAN AGRESI: TINJAUAN META-ANALISIS

Tahap selanjutnya (ke-3 sampai dengan terakhir penghitungan persentase kesalahan


ke-6) pada koreksi kesalahan pengambilan pengambilan sampel, sebagaimana dapat
sampel adalah penghitungan varians dilihat pada tabel 4.
kesalahan pengambilan sampel, varians
korelasi populasi, interval kepercayaan dan

Tabel 3
Tabel Varians Korelasi Populasi

No N R Nr (ri-r) (ri-r)2 N(ri-r)2

1 122 -0,48 -58,56 -0,11 0,01 1,39


2 175 -0,11 -19,25 0,26 0,07 12,11
3 601 -0,23 -138,23 0,14 0,02 12,30
4 120 -0,23 -27,60 0,14 0,02 2,46
5 120 -0,22 -26,40 0,15 0,02 2,81
6 11.117 -0,66 -7337,22 -0,29 0,08 915,19
7 1142 -0,37 -422,54 0,00 0,00 0,01
8 1040 -0,36 -374,40 0,01 0,00 0,18
9 248 -0,37 -91,76 0,00 0,00 0,00
10 241 -0,35 -84,35 0,02 0,00 0,13
11 1332 -0,32 -426,24 0,05 0,00 3,75
12 1153 -0,37 -426,61 0,00 0,00 0,01
13 1012 -0,33 -333,96 0,04 0,00 1,88
14 3406 -0,03 -102,18 0,34 0,12 400,90
15 3285 -0,141 -463,19 0,23 0,05 176,93
16 3221 -0,25 -805,25 0,12 0,02 48,79
17 3155 -0,201 -634,16 0,17 0,03 93,42
18 60 0,021 1,26 0,39 0,16 9,32
Jumlah 31550 -5,00 -11770,63 1,71 0,60 1681,60
r -0,3731 Varians r 0,0533

Tabel 4
Hasil Penghitungan Tahap ke-3 sampai dengan ke-6

Tahap Penghitungan Rumus Skor

(1  r 2 )2
3 Varians kesalahan pengambilan sampel  e2  0,000
N 1
4 Varians korelasi populasi  2o   r2   e2 0,053

Interval kepercayaan (batas bawah) r  1.96  o -0,824


5
Interval kepercayaan (batas atas) r  1.96  o 0,078

 e2
6 Persentase dampak kesalahan pengambilan sampel  100% 0,794
 r2

Buletin Psikologi 47
HASTUTI

Berdasarkan hasil penghitungan seperti Tabel 5


tercantum pada tabel di atas, varians Reliabilitas Alat Ukur Variabel Kontrol Diri dan
kesalahan pengambilan sampel dinyatakan Agresi
sebesar 0,000. Skor ini dapat diartikan Studi
Rxx (a) Ryy (b)
bahwa bias hasil penelitian yang ke
disebabkan oleh kesalahan pengambilan 1 0,92 0,959 0,92 0,959
sampel pada setiap studi yang dianalisis 2 0,92 0,959 0,7 0,837
dinyatakan baik (Hunter and Schmith, 3 0,67 0,819 0,81 0,900
2004). Berikutnya adalah hasil penghi- 4 0,83 0,911 0,82 0,906
tungan varians korelasi populasi, yang 5 0,83 0,911 0,82 0,906
merupakan penyimpangan hasil korelasi 6 0,86 0,927 0,82 0,906
tiap penelitian dengan rerata korelasi 7 0,81 0,900 0,85 0,922
seluruh penelitian. Nilai varians korelasi
8 0,81 0,900 0,85 0,922
populasi yang diperoleh adalah 0,053.
9 0,82 0,906 0,77 0,877
Rentang interval kepercayaan berada pada
10 0,8 0,894 0,87 0,933
angka -0,824 sampai dengan 0,078, dengan
11 0,68 0,825 0,7 0,837
standar deviasi sebesar 0,231, dengan
demikian maka rerata korelasi populasi 12 0,71 0,843 0,75 0,866
sebesar -0,373 berada berada pada ambang 13 0,74 0,860 0,82 0,906
yang bisa diterima. Atas dasar ini maka 14 0,84 0,917 0,75 0,866
hipotesis penelitian diterima, dan diartikan 15 0,84 0,917 0,75 0,866
bahwa ada korelasi negatif antara kontrol 16 0,84 0,917 0,75 0,866
diri dengan agresivitas. Persentase dampak 17 0,84 0,917 0,75 0,866
kesalahan pengambilan sampel terhadap 18 0,000 0,000
hasil penelitian yang dianalisis nilai kore- Jumlah 15,280 15,139
lasinya sebesar 0,794%. Angka ini menun- Mean 0,046 0,045
jukkan bahwa dampak kesalahan pengam-
bilan sampel terhadap hasil penelitian
dalam populasi yang dianalisis termasuk Menggunakan informasi dari tabel 5,
relatif kecil. dari 18 studi terdapat satu studi yang tidak
diketahui skor reliabilitas kedua alat
Koreksi Kesalahan Pengukuran ukurnya. Berdasarkan data yang tersedia
dilakukan penghitungan koreksi kesalahan
Setelah koreksi kesalahan pengambilan
pengukuran sesuai tahapan yang sudah
sampel selesai, maka dilakukan koreksi
dijelaskan sebelumnya.
kesalahan pengukuran. Sebagaimana telah
dibahas, di dalam koreksi kesalahan Berdasarkan hasil penghitungan tabel 6
pengukuran terdapat tujuh tahap yang nampak bahwa rerata koreksi terhadap
harus diikuti. Untuk itu terlebih dahulu kesalahan pengukuran variabel gabungan
diperlukan data reliabilitas alat ukur antara variabel kontrol diri dan agresivitas
variabel kontrol diri dan agresi, seperti menunjukkan skor 0,714, dengan angka
dinyatakan dalam tabel berikut: varians yang disebabkan oleh kesalahan
pengukuran sebesar 0,018.

48 Buletin Psikologi
KONTROL DIRI DAN AGRESI: TINJAUAN META-ANALISIS

Tabel 6.
Tahapan Penghitungan

Tahap Penghitungan Rumus Hasil

1 Rerata gabungan A 0,713950


Koreksi populasi yang dikoreksi dengan r
2  A -0,522556
kesalahan pengukuran A
3 Jumlah koefisien kuadrat varians V  v1  v2 -0,128249
4 Varians yang disebabkan oleh kesalahan
S22   2 A 2 V 0,017851
pengukuran
2
Sres
5 Varians korelasi yang sesungguhnya  2  0,068715
A2
6 Menghitung interval kepercayaan
Batas bawah interval kepercayaan   1.96  -1,036342
Batas atas interval kepercayaan   1.96  -0,008770
 e2 S22
7 Persentase dampak kesalahan pengukuran  100%   100% 34,284869
 r2  r2

Pengukuran pada tabel di atas Williams, & Jabor, 2011) sehingga merupa-
menunjukkan hasil bahwa koefisien korelasi kan variabel yang tidak boleh diabaikan
populasi setelah dilakukan koreksi terhadap dan dipandang sebelah mata di dalam
kesalahan pengukuran mendapatkan skor - memahami fenomena agresi. Posisi tersebut
0,523, dengan interval kepercayaan berge- mendudukkan kontrol diri pada fungsi
rak antara -1,036 sampai dengan -0,009. yang cukup strategis dalam menghambat
Dengan demikian maka koefisien korelasi muncul dan berkembangnya agresi.
populasi tersebut berada dalam ambang Dampak kesalahan pengambilan
nilai yang dapat diterima. Sementara itu sampel terhadap hasil penelitian dalam
persentase dampak kesalahan pengukuran studi ini didapatkan skor sebesar 0,794%,
terhadap varians pengukuran pada kedua yang berarti dampak kesalahan pengam-
variabel yang diteliti menunjukkan skor bilan sampel terhadap hasil penelitian
sebesar 34,28. Hal ini mengindikasikan dalam populasi yang dianalisis termasuk
bahwa angka korelasi yang berbeda antara relatif kecil. Sebagai catatan, jumlah sampel
rerata populasi dengan rerata setiap studi yang berpartisipasi dalam studi primer
disebabkan oleh adanya kesalahan secara keseluruhan adalah 31.550 orang,
pengukuran sebesar 34,28%. namun demikian karakteristik sampel yang
Studi meta-analisis ini memperkuat heterogen memengaruhi hasil korelasi dari
temuan penelitian-penelitian sebelumnya, studi meta-analisis ini. Ada keragaman dari
bahwa kontrol diri memiliki hubungan sisi demografi, nampak dalam segi usia
negatif yang cukup kuat dengan agresi. (anak-anak, remaja, dewasa), karakteristik
Angka korelasi sebesar -0,373 dengan status (siswa, mahasiswa, narapidana),
varians korelasi antar studi 0,053 menun- lokasi pengambilan sampel (Eropa,
jukkan bahwa kontrol diri memberikan efek Amerika, Asia, Timur Tengah, dan bahkan
berukuran sedang atau medium (Kotrlik, Indonesia). Perlu dikaji lebih jauh sejauh

Buletin Psikologi 49
HASTUTI

mana kontrol diri dan agresi ada kaitannya Jika dicermati lebih lanjut masing-
dengan faktor-faktor demografi di atas. masing angka korelasi antara kontrol diri
Selain faktor sampel yang heterogen, dan agresivitas dari tiap studi, terdapat
alat ukur di dalam setiap studi yang temuan kecil yang menarik. Ada satu-
digunakan juga sangat beragam. Dari 18 satunya studi yakni penelitian Toyibah
studi yang digunakan dalam studi meta- (2007) yang menunjukkan korelasi antara
analisis ini, terdapat delapan jenis alat ukur kontrol diri dan agresi dengan angka
kontrol diri, dan sembilan jenis alat ukur korelasi positif (0,021), meskipun angkanya
agresi. Selain itu dari 18 studi tersebut ada 1 sangat kecil. Apabila dilihat dari sampel
studi di mana alat ukur kedua variabelnya penelitian laki-laki pelaku carok, maka bisa
(kontrol diri dan agresi) yang tidak dijelaskan bahwa konteks penelitian ini
mencantumkan reliabilitas. Kelemahan ini unik dan tidak bisa digeneralisasikan
berimplikasi pada angka persentase dam- sebagaimana studi yang lain. Carok
pak kesalahan pengukuran hasil penghi- merupakan pertarungan membela harga
tungan koreksi kesalahan pengukuran yang diri sebagai jalan terakhir dengan senjata
kurang ideal (34,28%). tradisional pada masyarakat suku Madura
yang kental dengan tindakan agresi, bahkan
Di luar korelasi antara kontrol diri dan
kekerasan (violence). Dalam konteks sosio-
agresi, variabel agresi sangat mungkin
kultural, peristiwa carok bukan saja
dikendalikan oleh beragam faktor protektif
ditoleransi, namun juga sering mendapat
lainnya. Selain kontrol diri disebutkan
dukungan dari sebagian besar masyarakat
faktor lain, yaitu: koping, pekerjaan, waktu
Madura (Wiyata, 2002). Harus dipisahkan
luang, kondisi dan manajemen finansial,
posisi laki-laki pelaku carok dari sisi perso-
sikap terhadap pihak otoritas, dan motivasi
nal (yang bisa saja memiliki kontrol diri
serta tritmen (Robbe, Vogel, Wever,
cukup tinggi) dengan tindakan carok-nya
Douglas, & Nijman, 2016), serta kehangatan
yang berada dalam atmosfer alasan sosio-
pengasuhan orang tua (Beckmann,
kultural dan diyakini sebagai kebenaran
Bergmann, Fischer, & Moble, 2017) .
kolektif.
Secara umum hasil studi ini menopang
Berbicara tentang agresi dan kontrol
pandangan pemikiran DeWall et al. (2011)
diri juga diperkuat oleh bukti ilmiah dari
tentang pentingnya mendiskusikan temuan-
riset-riset di bidang neurologis. Pendekatan
temuan empiris dimana kegagalan kontrol
neurobiologis mendapatkan temuan bahwa
diri merupakan sebuah prediktor krusial
peningkatan fungsi pada prefrontal regions
dari agresi, baik terhadap orang asing
yang mendukung kerja self-regulation akan
maupun orang dekat. Meskipun agresi
meningkatkan kontrol diri dan pada
dalam konteks survival masa prasejarah
gilirannya akan mereduksi agresi (Ochsner
dapat dikatakan sebagai upaya evolusi
& Gross, 2008).
sebagai upaya yang memungkinkan
manusia bertahan hidup dan bereproduksi,
namun di dalam konteks peradaban Penutup
modern tidak dapat disangkal bahwa
Agresi dan kontrol diri dapat diilustrasikan
agresivitas lebih banyak membawa dampak
seperti sebuah timbangan. Bandul di sisi
maladaptif (MacDonald, 2008). Kehidupan
kiri adalah sifat dasar agresi dan sifat
modern memerlukan kontrol yang efektif
dendam (berfungsi sebagai predisposisi),
atas dorongan agresif.
yang apabila mendapat dorongan berupa

50 Buletin Psikologi
KONTROL DIRI DAN AGRESI: TINJAUAN META-ANALISIS

provokasi serta rejeksi sosial maka akan male prisoner? Journal of Aggressive
mendesak munculnya perilaku agresi. Behavior, 35, 31-40. doi: 10.1002/ab.20283
Sementara bandul di sisi kanan adalah Archer, J., Fernandez-Fuertes, A. A., &
inhibisi yang bisa mewujud dalam beberapa Thanzami, V. L. (2010). Does cost-
faktor yakni regulasi diri, ketenangan, benefit analysis or self-control predict
prefrontal cortical control dan tentu saja involvement in two form of aggression?
kontrol diri (Denson, DeWall, & Finkel, Journal of Aggressive Behavior, 36, 292-
2012). Keberadaan kontrol diri dapat 304. doi: 10.1002/ab.20358
menggagalkan munculnya agresi dan Baker, E. A., Klipfel, K. M., & van Dulmen,
sebaliknya absennya kontrol diri dapat M. H. M. (2016). Self-control and
menguatkan munculnya perilaku agresi. emotional and verbal aggression in
Studi meta-analisis ini mengukuhkan dating relationship: A dyadic under-
penelitian-penelitian sebelumnya dan standing, Journal of Interpersonal Violence,
mengafirmasi korelasi negatif antara 1-21.
kontrol diri dan agresi. Kontrol diri Baumeister, R. F., Vohs, K. D., Tice, D. M.
memiliki posisi cukup strategis dan mampu (2007). The strength model of self-
menginhibisi perilaku agresi. Tulisan- control. Current Directions in
tulisan serta riset-riset ke depan yang Psychological Science, 16, 351-355. doi: 10.
menyajikan variabel agresi serta kontrol diri 1111/j.1467-8721.2007.00534.x
perlu disikapi sebagai pengungkapan Beckmann, L., Bergmann, M. C., Fischer, F.,
misteri yang tetap perlu untuk dipelajari & Moble, T. (2017). Risk and protective
dari waktu ke waktu. Penulis setuju dengan factors of child-parent violence: A
reviu yang dilakukan oleh Denson et al. comparison between physical and
(2004). Denson dan teman-temannya verbal aggression. Journal of Interpersonal
menunjukkan bahwa riset eksperimental Violence, 1-26. doi: 10.1177/ 0886260517
tentang proses psikologis dan neural yang 746129
mendasari kontrol diri pada akhirnya dapat Brannigan, A., Gemmell, W., Pevalin, D. J.,
dimanfaatkan untuk mengurangi bahaya & Wade, T. J. (2002). Self-control and
akibat perilaku agresi, khususnya social control in childhood misconduct
agresivitas yang tidak terkendali. Pada and aggression: The role of family
akhirnya ada manfaat lain yang bisa structure, hyperactivity, and hostile
dipetik, yakni perlunya riset-riset lanjutan parenting. Canadian Journal of
untuk mendalami upaya-upaya mereduksi Criminology, 119-142.
agresi dengan memanfaatkan kontrol diri.
Brookings, J. B., DeRoo, H., & Grimone, J.
(2008). Predicting driving anger from
Daftar Pustaka trait aggression and self-control.
Psychological Reports, 103, 622-624.
Afiah, N. (2015). Kepribadian dan
Crane, C. A., Godleski, S. A., Przybyla, S.
agresivitas dalam berbagai budaya.
M., Schaulch, R. C., & Testa, M. (2015).
Buletin Psikologi, 23(1), 13-21. doi: 10.
The proximal effects of acute alcohol
22146/bpsi.10573
consumption on male-to-female
Archer, J., & Southall, N. (2009). Does cost- aggression. Trauma, Violence & Abuse,
benefit analysis or self-control predict 17(5), 520-531. doi: 10.1177/ 152483 8015
involvement in bullying behavior by 584374

Buletin Psikologi 51
HASTUTI

Crick, N. R., & Grotpeter, J. K. (1995). Kotrlik, J. W., Williams, H. A., & Jabor, M.
Relational aggression, gender, and K. (2011). Reporting and interpreting
social-psychological adjustment. Child effect size in quantitative agricultural
Development, 66(3), 710–722. education research. Journal of Agricul-
De Kemp, R. A. T., Velmust, A. A., tural Education, 52(1), 132-142.
Finkenauer, C., Scholte, R. H. J., Kwak, M., & Oh, I. (2017). Comparison of
Overbeek, G., Rommes, E. W. M., & psychological and social characteristics
Engels, R. C. M. E. (2009). Self-control among traditional, cyber, combined
and early adolescent antisocial beha- bullies, and non-involved. School Psy-
vior: A longitudinal analysis. Journal of chology International, 38(6), 608-627. doi:
Early Adolescence, 29(4), 497-517. 10.1177/0143034317729424
Denson, T. F., DeWall, C. N., & Finkel, E. J. MacDonald, K. B. (2008). Effortful control,
(2012). Self-control and aggression. explicit processing, and the regulation
Current Direction in Psychological Science, of human evolved predispositions.
21(1), 20-25. doi: 10.1177/09637214114 Psychologival Review, 115, 1012-1031. doi:
29451 10.1037/a0013327.
DeWall, C. N., Finkel, E. J., Denson, T. F. Milla, M. N. (2009). Pengaruh terpaan
(2011). Self-control inhibits aggression. kekerasan media audio-visual pada
Social and Personality Psychology kognisi agresif dan afeksi agresif: Studi
Compass, 5(7), 458-472. doi: 10.1111/ meta-analisis. Jurnal Psikologi, 33(2), 1-
j.1751-9004.2011.00363.x 16. doi: 10.22146/jpsi.7076
Gallagher, J. M., & Asford, J. B. (2016). Buss– Ochsner, K. N., & Gross, J. J. (2008).
perry aggression questionnaire: Testing Cognitive emotion regulation: Insight
alternative measurement models with from social cognitive and affective
assaultive misdemeanor offenders. neuroscience. Current Directions in
Criminal Justice & Behavior, 43(11), 1639- Psychological Science, 17, 153-158. doi: 10.
1652. doi: 10.1177/0093854816643986 1111/j.1467-8721.2008.00566.x
Gavriel-Fried, B., Ronen, T., Agbaria, Q.,
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D.
Orkibi, H., & Hamama, L. (2015). Multi-
(2004). Human development (9th ed.).
ple facet of self-control in arab
USA: McGraw Hill.
adolescents: Parallel pathways to
Robbe, M. V., Vogel, V., Wever, E. C.,
greater happiness and less physical
Douglas, K. S., & Nijman, H. L. I. (2016).
aggression, Journal of Youth and Society,
Risk and protective factors for inpatient
1-18. doi: 10.1177/0044118X15606157
aggression. Criminal Justice and Behavior,
Hinduja S., & Patchin, J. W. (2009). Bullying 43(10), 1364-1385. doi: 10.1177/00938
beyond the schoolyard: Preventing and 54816637889
responding to cyberbullying. Thousand
Savage, G., & Yancey, C. (2008). The effects
Oaks, CA: Corwin Press.
of media violence exposure of criminal
Hunter, J. E., & Schmidt, F. L. (2004).
aggression: A meta-analysis. Criminal
Methods of meta-analysis: Correcting error
Justice and Behavior, 35(6), 772-791. doi:
and bias in research findings. Second
10.1177/0093854808316487
Edition. International Educational and
Professional Publisher. London: SAGE Shepperd, J. A., Miller, W. A., & Smith, C. T.
Publications. (2015). Religiousness and aggression in
adolescents: The mediating roles of self-

52 Buletin Psikologi
KONTROL DIRI DAN AGRESI: TINJAUAN META-ANALISIS

control and comparison. Journal of Fakultas Psikolologi Universitas Gadjah


Aggressive Behavior, 41, 608-621. doi: 10. Mada.
1002/ab.21600 Wiyata, A. L. (2002). Carok, konflik kekerasan
Tangney, J. P., Baumeister, R. F., & Boone, dan harga diri orang Madura. Yogyakarta:
A. L. (2004). High self-control predicts LkiS.
good adjuesment, less pathology, better
Yusainy, C. (2013). Overcoming aggression:
grades, and interpersonal succes. Journal
Musing on mindfulness and self-control.
of Personality, 72, 271-322.
PhD thesis. United Kingdom: The
Toyibah. (2007). Perilaku agresif, budaya carok,
University of Nottingham.
kematangan emosi dan kontrol diri. Tesis
(tidak dipublikasikan). Yogyakarta:

Buletin Psikologi 53

Anda mungkin juga menyukai