Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Ala Ahdiyani
3311171003
A
PROGRAM STUDI SARJANA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1. Apakah granul effervescent campuran biji alpukat (persea americana mill)
dan daun wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff).memiliki efektivitas
antidiabetes?
1.2.2. Pada dosis berapa biji alpukat (persea americana mill) dan daun wungu
(Graptophyllum pictum (L.) Griff) dapat menurunkan kadar gula darah?
1.2.3. Bagaimana mekanisme kombinasi dari biji alpukat (persea americana mill)
dan daun wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff).untuk menurunkan kadar gula
darah?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Menentukan efektivitas granul efervescent campuran ekstrak biji alpukat
dan daun wungu sebagai antidiabetes pada terhadap mencit swiss webster jantan
yang diinduksi aloksan
1.3.2. Mengetahui pada dosis berapa biji alpukat dan daun wungu dapat menurunkan
kadar gula darah
1.3.3. Mengetahui mekanisme kerja dari kombinasi biji alpukat dan daun wungu
sebagai antidiabetes
1.4. Keaslian Penelitian
Berikut ini penelitianpenelitian sebelumnya yang membedakan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis, seperti tercantum pada Tabel 1.1
berikut ini:
Instrument
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alpukat (Persea Americana Mill) baik daging, buah dan daunnya memiliki
kandungan kimia seperti saponin, alkaloida, dan flavonoid, selain itu juga buah
mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol, quersetin, (Yuniarti,
2008). Biji alpukat mengandung 13,6% tanin, 13,25% amilum. Tanin atau asam
tanik atau gallotani, biasa disebut juga coritagen, yang terkandung dalam biji
alpukat mempunyai kemampuan sebagai astringen yang dapat mengendapkan
protein selaput lendir di permukaan usus halus dan membentuk suatu lapisan yang
melindungi usus, sehingga menghambat absorpsi glukosa dan laju peningkatan
glukosa darah (Anggraeni, 2006).
Beberapa contoh olahraga yang disarankan, antara lain jalan atau lari
pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga akan
memperbanyak jumlah penggunaan glukosa (Ditjen Bina Farmasi dan
Alkes, 2005).
2. Farmakologi
A. Insulin
Insulin adalah hormon yang dihasilkan dari sel β pankreas dalam
merespon glukosa. Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas
dalam pengendalian metabolisme, efek kerja insulin adalah membantu
transport glukosa dari darah ke dalam sel.
c) Golongan Tiazolidindion
Golongan obat baru ini memiliki kegiatan farmakologis yang luas
dan berupa penurunan kadar glukosa dan insulin dengan jalan
meningkatkan kepekaan bagi insulin dari otot, jaringan lemak dan hati,
sebagai efeknya penyerapan glukosa ke dalam jaringan lemak dan otot
meningkat. Tiazolidindion diharapkan dapat lebih tepat bekerja pada
sasaran kelainan yaitu resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia dan juga tidak menyebabkan kelelahan sel β pankreas.
Contoh: Pioglitazone, Troglitazon.
2.1.7 Aloksan
Aloksan (2,4,5,6-tetraoksipirimidin, 5,6-dioksiurasil) merupakan senyawa
hidrofilik dan tidak stabil. Waktu paruh aloksan pada suhu 37°C dan pH netral
yaitu 1,5 menit dan bisa lebih lama pada suhu yang lebih rendah. Sebagai
diabetogenik, aloksan dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan
subkutan. Dosis intravena yang digunakan biasanya 65 mg/kgBB sedangkan
intraperitoneal dan subkutan adalah 2-3 kalinya (Nugroho, 2006).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji alpukat (persea americana
mill) dan daun wungu (graptophyllum pictum (l.) griff). Yang di dapat dari sekitar kampus
Universitas Jenderal Achmad Yani.
Biji buah alpukat yang telah matang sebanyak 6 kg dibersihkan dan dicuci dengan
air yang mengalir sampai bersih lalu ditiriskan, Biji alpukat dipotong kecil - kecil dengan
alat pemotong membujur dengan tebal sekitar 2 mm untuk mempercepat pengeringan.
Potongan biji alpukat dikeringkan dengan oven pada suhu kurang lebih 50°C sampai
kering, simplisia yang telah dikeringkan kemudian dibersihkan kembali dari kotoran yang
mungkin tercemar pada saat proses pengovenan (sortasi kering). Simplisia
digrinder menjadi simplisia serbuk dan diayak menggunakan ayakan mesh 30. Sehingga
diperoleh serbuk. Simplisia disimpan dalam wadah tertutup rapat
(Helpida, 2016).
Daun wungu yang telah bersih dan bebas air pencucian diangin -
anginkan dilanjutkan pengeringan di dalam oven pada suhu 500C sampai kering,
lalu disortasi kembali dari kotoran yang mungkin tidak hilang saat pencucian.
Simplisia kering tersebut selanjutnya digrinder hingga menjadi simplisia serbuk
lalu diayak dengan ayakan mesh 30 lalu ditimbang untuk mendapatkan bobot
akhir simplisia, disimpan dalam wadah yang kering dan bersih.
Analisis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji
Kruskal Wallis karena salah satu parameter statistik parametrik tidak terpenuhi.
Kruskal Wallis yaitu analisis uji nonparametrik berbasis peringkat yang tujuannya
untuk menentukan adakah perbedaan signifikan secara statistik antara dua atau
lebih kelompok variabel independen pada variabel dependen yang berskala data
numerik (interval/rasio) dan skala ordinal (Hollander,1999).
DAFTAR PUSTAKA
Menegristek, “Alpukat / Avokad (Persea americana Mill/Persea ratissima Gaerth),”
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, Jakarta, 2000.