Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh :

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu


tugas individu Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i

RINGKASAN ................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 2

1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 2

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

1.3. Tujuan ................................................................................................................. 3

1. 4. Manfaat .............................................................................................................3.

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4

2.1. Pengertian photography ...................................................................................... 4

2.1.1. trik atau cara photography yang baik ............................................................... 4

2.1.2. bahan bahan photographhy dan cara pemakaian ............................................. 6

2.1.3. kesulitan dan kelebihan.................................................................

2.1.4 tantangan............

BAB III REKAYASA IDE ............................................................................................ 8

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 9

4.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 9

4.2. Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................100

i
RINGKASAN
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
"photos": cahaya dan "grafo": melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga


mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang
memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,


digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang
tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah
kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed).
Kombinasi antara ISO, diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital di mana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula
digunakan berkembang menjadi digital ISO.
Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup, hal ini dimulai semenjak
munculnya era digital dan berkembangnya media sosial.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Sejarah Fotografi dimulai pada abad ke-19. Tahun 1839 merupakan tahun awal
kelahiran fotografi. Pada saat itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah
sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah
bisa dibuat permanen.

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi
(SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang
gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan
pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama
yang menyadari fenomena kamera obscura.

Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, sebut
saja Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen)
pada abad ke-10 SM, yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang
sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista
della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis
menangkap bayangan gambar.

Nama kamera obscura diciptakan oleh Johannes Kepler pada tahun 1611. Johannes
Kepler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan memberi
nama alat tersebut kamera obscura. Didalam tenda sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang
ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas

2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas ialah :
1. Apa pengertian dari fotografi ?
2. Apa saja trik atau cara fotografi yang baik ?
3. Apakah bahan-bahan fotografi dan cara pemakaiannya ?
4. Apa kesulitan dan kelebihan fotografi?
5. Apa yang menjadi tantangan dalam fotografi?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari rekayasa ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari fotografi
2. Untuk mengetahui trik atau cara fotografi yang baik
3. Untuk mengetahui bahan bahan fotografi dan cara pemaikaiannya
4. Untuk mengetahui kesulitan dan kelebihan fotografi
5. Untuk mengetahui tantangan dalam fotografi

1.4. Manfaat
1. Bagi pembaca, rekayasa ide ini dapat dimanfaatkan sebagai penambah ilmu
pengetahuan mengenai bagaimana fotografi yang baik.
2. mempermudah dalam fotografi dengan cara cara yang unik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian fotografi


Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
"photos": cahaya dan "grafo": melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga


mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang
memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,


digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang
tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah
kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed).
Kombinasi antara ISO, diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Di era fotografi digital di mana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula
digunakan berkembang menjadi digital ISO.

Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup, hal ini dimulai
semenjak munculnya era digital dan berkembangnya media sosial.

2.1.1. Trik atau cara fotografi yang baik

1. Pastikan Pencahayaan Cukup

cahaya merupakan salah satu komponen terpenting dalam memotret. Sebelum membidik
objek yang ingin diabadikan, pastikan pencahayaan yang meliputi objek cukup terang. Jika
merasa ruangan tak cukup terang, gunakan flash. Namun, perlu diingat bahwa jarak
efektif flash hanyalah sekitar 2-3 meter.

4
2. Jaga Kestabilan Kamera

Hasil foto yang diabadikan akan semakin bagus jika memotretnya dengan stabil. Agar hasil
foto stabil atau tidak buram, usahakan tangan kamu tidak goyang atau gemetar saat memotret.
Selain itu, kamu bisa memanfaatkan tripod untuk menyangga ponsel agar hasil foto lebih
stabil dan berkualitas.

3. Dekati Objeknya, Jangan Zoom

Salah satu kesalahan yang sering terjadi saat memotret dengan kamera ponsel adalah hasil
foto yang blurry (buram). Hasil foto yang tidak jelas seperti ini biasanya karena kamu
menggunakan zoom. Bila menggunakan zoom, bukannya membuat foto semakin jelas, hasil
foto malah menjadi buram dan pecah. Untuk mengatasinya, posisikan diri kamu pada jarak
yang cukup di mana seluruh bidikan terkena kamera ponsel kamu tanpa zoom.

4. Bidik dari Berbagai Angle

Sudut atau angle pemotretan tentunya sangat memengaruhi hasil foto. Jika kamu memotret
dari sudut potret yang biasa, hasil foto juga akan biasa saja. Cobalah untuk membidik objek
dari berbagai sudut yang tidak biasa dan beragam guna mendapatkan hasil foto dengan
sentuhan yang unik dan berbeda.

5. Manfaatkan High Resolution

Sekarang ini umumnya kamera ponsel sudah tersedia fitur yang membolehkan kamu memilih
resolusi gambar yang ingin digunakan. Untuk menghasilkan kualitas yang baik, pilihlah resolusi
yang tinggi sebelum memotret.Akan tetapi, kamu perlu mengecek terlebih dahulu kapasitas
memori pada ponsel. Sebab semakin tinggi resolusi yang dipilih, semakin besar pula
ukuran file dari hasil foto kamu.

6. Percantik dengan Aplikasi Photo Editor

Hasil foto akan semakin kece jika kamu beri sentuhan berbagai filter pada aplikasi photo
editor yang bisa diunduh di ponsel. Selain sentuhan filter, kamu juga bisa menyempurnakan
hasil potret dengan mengatur brightness, contrast, hingga cropping. Akan tetapi, dalam
mengedit foto jangan terlalu berlebihan sehingga menghilangkan originalitas hasil foto.
Ingatlah bahwa photo editor hanya untuk mempercantik, bukan mengubah.

5
7. Dapatkan Hasil Foto yang Memuaskan Hanya dari Ponsel

Kini Anda sudah tahu trik-trik jitu dalam mengabadikan momen dengan kamera ponsel. Akan
tetapi, keindahan dalam foto terletak pada kemampuan mengabadikan momen dengan
bereksperimen melalui berbagai komposisi yang berbeda dalam satu frame.

2.1.2. bahan fotografi dan cara pemakaian

Pertama-tama kita memerlukan kamera. Berdasarkan ukuran sensor, kamera terbagi dua,
kamera saku dan kamera DSLR.

Kedua kita perlu belajar tentang eksposur cahaya. Inti dari fotografi adalah eksposur, atau
total cahaya yang masuk ke dalam sensor peka cahaya. Karena cahaya tersebutlah, foto itu
terbentuk. Peran kita sebagai fotografer adalah mengendalikan jumlah cahaya yang masuk
dengan mengubah besarnya bukaan lensa, kecepatan rana dan ISO. Tiga elemen ini saya
sebut sebagai segitiga emas fotografi.

Ketiga kita tentu harus mempelajari kamera kita, terutama mode-modenya, pengukuran
cahaya (metering) dan auto fokus.

Keempat kita perlu tahu apa itu kedalaman fokus (depth of field) dan apa faktor-faktornya.

Kelima kita harus tau bagaimana mengambil gambar yang tajam dan tidak kabur.

Keenam kita harus mempelajari komposisi foto yang baik dan menarik.

Ketujuh kita harus mempelajari karakter cahaya terutama arah dan intensitas cahaya.

Kedelapan kita harus belajar antisipasi dan mengambil foto pada waktu yang tepat.

Kesembilan kita harus belajar bercerita lewat foto, entah dengan satu foto atau satu seri foto.

Kesepuluh kita harus belajar mengolah foto dengan efek digital. Olah foto di era digital
mudah dipelajari dan membuka bab baru dalam fotografi digital.

6
2.1.3. kesulitan dan kelebihan fotografi

Kesulitan ketika kamera yang kita miliki rusak atau tidak bagus saat penangkapan gambar,
cuaca suasana alam yang buruk juga dapat memperburuk fotografi, pencahayaan yang kurang
memadai, adanya ngangguan saat ingin membidik, dan lokasi yang riuh dapat mempersulit
fotografi. Kelebihannya adalah kita dapat merasakan kepuasan tersendiri pada hasil bidikan
kita, gambar bidikan kita yang unik dan menarik tentu akan membuat banyak orang
menjadikan kita kameramennya dan tentu mendapat apresiasi dari banyak orang.

2.1.4. tantangan dalam fotografi

1. batasi dalam penggunaan zoom ketika membidik

2. melakukan fotografi di tempat yang ekstrim

3. clien yang sulit untuk diatur

4. suasana yang tidak mendukung.

5. sering terjadi kesalahan ketika membidik objek

7
BAB III
REKAYASA IDE

Memahami fotografi seni tingkat terendah adalah memahami teknik. Yang


tertinggi adalah memahami isi. Bila kita akan memotret foto seni maka kita harus
dapat memahami dasar- dasar fotografi seni. bisa juga sebagai pemula dapat
memahami fungsi dari sebuah kamera tersebut dan tahu cara penggunaannya. Lalu
seandainya kita sudah bisa memahami kamera tersebut atau fungsi- fungsi dari
kamera tersebut kita bisa memotret foto seni tetapi hanya di tingkat terendah saja.
Apabila kita ingin mendapatkan hasil di tingkat tertinggi maka kita harus dapat
memahami isi cerita dalam foto tersebut. Maksud cerita isi foto tersebut adalah foto
dapat berbicara atau dapat bercerita dengan sendirinya, meskipin foto tersebut tidak
berbicara secara langsung dengan sendirinya, tetapi kita dapat merasakan isi cerita
dalam foto tersebut.

Memahami isi foto adalah memahami makna – makna yang bisa tersirat.
Apabila kita ingin mendapatkan hasil di tingkat tertinggi maka kita harus dapat
memahami isi cerita dalam foto tersebut. Maksud cerita isi foto tersebut adalah foto
dapat berbicara atau dapat bercerita dengan sendirinya, meskipin foto tersebut tidak
berbicara secara langsung dengan sendirinya, tetapi kita dapat merasakan isi cerita
dalam foto tersebut. Selain foto dapat berbicara untuk mengungkapkan isi didalam
foto tersebut, kondisi atau suasana yang terdapat dalam obyek foto juga dapat
menggambarkan isi foto tersebut. Selain obyek foto, suasana , dan background
tersebut yang dapat berbicara, namun di sekitar obyek juga dapat menggambarkan isi
foto tersebut.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama
dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia
menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain
dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal
sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik
oleh kamera maupun oleh film.Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya
pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya
memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada
kamera. Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang
pencahayaan (lighting) sehingga mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai
kondisi pemotretan.

4.2. Saran
menjadi seorang fotografer harus mempunyai jiwa kreativitas, pantang menyerah,
selalu sabar, cekatan . Menjadi seorang fotografer itu penuh proses, jadi jika kalian ingin
menjadi seorang fotografer maka kalian harus benar-benar memahami tentang fotografi
sehingga kalian mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi
pemotretan

9
DAFTAR PUSTAKA

http://forum.kompas.com/klinik-fotografi-kompas/190542-teknik-fotografi-dan-hasil-bagus-
itu-gampang-kok-beneran.html

http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=35424

Soelarko, R.M. Prof.Dr. Penuntun Fotografi Edisi V. Bandung: PT. Karya


NusantaraChiawono, Agus. Teknik Fotografi Digital Blitz for Dummies.

www.situsfoto.net(Basic) Kombinasi Shutterspeed, Diafragma, dan ISO.


www.alvinfauzie.comGlossary.

www.library.thinkquest.orgwww.wikipedia.com

10
BIODATA

NAMA : KAMUSRI ARJULIA

TEMPAT TANGGAL LAHIR : SIMPANG LANCANG,01 JULI 1999

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

ALAMAT : JALAN PIMPINAN NO. 45

AGAMA : ISLAM

PEKERJAAN : MAHASISWA

KEWARGANEGARAAN : INDONESIA

11

Anda mungkin juga menyukai