Anda di halaman 1dari 12

Tugas Mandiri

MANAJEMEN PASCA TRAUMA BENCANA

OLEH
Reza Kurniaty Umasangaji
17144010088

PROGRAM D III KEPERAWATAAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE
TAHUN AJARAN
2019
MANAJEMEN PASCA TRAUMA BENCANA

7. Asuhan Individu Dan Keluarga


a. pengkajian
1) Mengidentifikasi pola atau pengelompokan yang tidak biasa dari suatu
penyakit atau cidera yang mungkin mengindikasikan terpapar zat biologi
atau zat lainnya yang terhubung dengan bencana.

Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti, menelaah.


Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan,
meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan”
lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat dikategorikan (dua) macam yakni
kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak dan kebutuhan terduga yang
sifatnya tidak mendesak.
Fungsi dan tujuan identifikasi kebutuhan program untuk mengetahui
berbagai masalah atau kebutuhan program yang diinginkan masyarakat. Untuk
mengetahui berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk pendukung
pelaksanaan program dan mempermudah dalam menyusun rencana program
yang akan dilaksanakan.
Fungsi agar program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar
penyusunan rencana program yang dapat di pengaruhi pengelola program.
Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan
Menanggulangi dan Mencegah Penyakit-penyakit Menular Pasca Terjadinya
Suatu Bencana.
a. Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
(plasmodium) yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Aropheles). Secara
epidemmiologi penyakit malaria dapat menyerang orang baik laki-laki maupun
perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi sampai orang dewasa.
Plasmodium malaria, seperti yang kita kenal beberapa macam
plasmodium malaria yaitu, plasmodium vivax, plasmodium ovale,
plasmodium falsifarum, plasmodium malariae, plasmadium knowlesi
1. Gejala penyakit malaria sering kita jumpai adalah sebagai berikut:
a) Demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala
b) Pucat karena kurang darah
c) Kadang-kaang dimula8i ndengan badan terasa lemah, mual/muntah
tidak nafsu makan
d) Gejala spesifik daerah, seperti diare pada anak
2. Gejala malaria berat adalah sebagai berikut:
a) Kejang-kejang
b) Kehilangan kesadaran
c) Kuning pada mata
d) Panas tinggi
e) Kencing berwarna teh tua
f) Nafas cepat
g) Muntah terus
h) Pingsan sampai koma
b. DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue banyak terjadi di Indonesia.Bahkan
di ibukota Jakarta pun sering terjadi.Penyakit ini sangat mematikan. Oleh
karena itu penting bagi kita untuk mengetahui penyebab, cara pencegahan,
dan juga cara penyembuhannya.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegepty yang telah menggigit dan menghisap darah penderita
DBD.Jika nyamuk ini menggigit anda, maka anda bisa tertular penyakit
DBD.Ciri2 nyamuk ini adalah warna kaki dan badannya belan putih-
hitam/bergaris-garis.
1. Cara Mengobati Penyakit DBD Yaitu:
a) Memberi obat penurun panas seperti Tempra untuk anak-anak atau
panadol untuk orang dewasa, pastikan obat mengandung Parasetamol
b) Jika deman tidak turun setelah 1 hari diberi obat, maka segera periksa
darah untuk memastikan demam berdarah.
c) Jika positif, segera bawa ke rumah sakit untuk diinfus.
d) Memberikan minum yang banyak agar tidak dehidrasi. Untuk orang
dewasa sekitar 20 gelas sedang/hari. Jika loambung kuat atau tidak
memiliki maag, bisa diberikan Pocari Sweat atau Air Kelapa.
e) Banyak makan meski mual, seperti makan bubur kacang hijau, bubur
ayam, dan lain sebagainya, untuk mengatasi mual bisa minum obat
Primperan.
f) Meminum 2 sendok makan madu dan juga sari kurma 2-3 jam sekali
untuk meningkatkan stamina.
g) Adapun obat alternatifnya yaitu jus jambu merah, dan juga obat Cina
Angkak
2. Cara Mencegah Penyakit DBD Yaitu:
a) Sebaiknya ibu memberikan ASI pada bayinya. ASI berguna sebagai
antibodi pada bayi karena didalam ASI terkandung enzim-enzim
pencernaan yang diperlukan oleh bayi sehingga bila besar nanti, Anak
akan memiliki daya tahan tubuh yang baik.
b) Mencuci botol susu anak dengan baik dan benar.
c) Membersihkan bahan-bahan makanan dengar air bersih

c. Diare
1. Gejala- gejala Penyakit Diare Yaitu:
a) Sering buang air besar dengan tinja cair terus menerus.
b) Disertai muntah yang berulang-ulang.
c) Lemah lemas dan ngantuk.
d) Adanya penurunan kesadaran.
e) Sudah tidak merasa haus lagi.
f) Tidak ingin makan.
g) Sakit perut hingga kejang pada perut.
h) Buang air kecil menjadi jarang atou tidak buang air kecil lagi.
i) Kulit tampak keriput,
j) Sering juga disertai kejang dan demam tinngi.
Bila timbul gejala diatas segera hubungi dokteragar mendapat
penanganan yang lebih baik lagi.
2. Penyebab-penyebab Penyakit Diare Yaitu:
a) Adanya infeksi dari virus, bakteri dan parasit yang berasal dari
makanan dan minuman yang tercemar atou kotor.
b) Seperti infeksi penyakit lain yang sedang diderita , seperti radang
tenggorokan dan infeksi telinga.
c) Alergi terhadap makanan atou obat-obatan tertentu.
d) Akibat dari pemanis buatan.

3. Cara Mengatasi Penyakit Diare Yaitu:

a) Berikan oralit atou air tajin sebagai cairan pengganti. Mengapa oralit
? Karena saat diare tubuh tidak saja kekurangan cairan tetapi juga
Elektrolit sehingga tidak akan membentu jika hanya di berikan air
putih saja.
b) Kurangi pemberian sayur dan buah-buahan karena akan sulit untuk
dicerna.
c) Tetap diberika ASI pada bayi yang terserang diare. Biasanya anak-
anak yang terserang penyakit diare anak-anak yang tidak mendapatkan
ASI.
d) Bila anak-anak mengalami diare, segeralah kedokter agar dapat
ditangani sedini mungkin. Sebab beberapa diare butuh antibiotik
tertentu untuk mengatasinya.
4. Cara Mencegah Penyakit Diare Yaitu:
a) Sebaiknya ibi memberikan ASI pada bayinya. ASI berguna sebagai
antibodi pada bayi karena didalam ASI terkandung enzim-enzim
pencernaan yang diperlukan oleh bayi sehingga bila besar nanti, Anak
akan memiliki daya tahan tubuh yang baik.
b) Mencuci botol susu anak dengan baik dan benar.
c) Membersihkan bahan-bahan makanan dengar air bersih.

2) Menentukan kebutuhan untuk dekontaminasi, isolasi atau karantina dan


mengambil langkah yang tepat
Dekontaminasi
1. Definisi
Dekontaminasi yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk
memusnahkan/mematikan mikroorganisme yang pathogen sehingga
aman untuk penanganan selanjutnya. Dekontaminasi adalah langkah
pertama menangani perlatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-
benda lainnya yang terkontaminasi.
Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan
untuk memutus rantai penularan infeksi dengan mengurangi tingkat
kontaminasi microbial pada intrumen bedah.
2. Tujuan Dekontaminasi
Proses dekontaminasi juga bertujuan untuk meminimalkan
jumlah mikroorganisme serta risiko infeksi pada petugas apabila
secara tidak sengaja terluka saat membersihkan alat-alat sehingga
mengurangi kontaminasi pada tangan.
3. Proses Dekontaminasi
Proses dekontaminasi dilakukan dengan cara anatara lain:
a. Gunakan larutan klorin 0,5%, alcohol 70% atau fenolik 0,5 – 3
%.
b. Gunakan tempat merendah yang terbuat dari plastic. Hal ini
untuk mencegah agar alat-alat khususnya pisau tidak menjadi
tumpul karena bersentuhan dengan container logam. Selain itu
juga bias terjadi reaksi kimia antara 2 loga pada saat perendaman
dan menimbulkan terjadinya karat.
c. Jangan merendah instrument logam yang berlapis elektro (tidak
100% logam antri karat), tetapi cukup dibersihkan/ dilap saja).
d. Lama perendaman antara 10 – 20 menit, semua alat harus
terendam.
e. Petugas harus menggunakan alat-alat pelindung antara lain
sarung tangan dan masker.

Seseorang yang memiliki kontak dengan penyakit menular punya


kemungkinan untuk terinfeksi, meskipun bisa juga tidak. Namun, untuk
mencegah penyebaran penyakit ini, orang tersebut mungkin perlu tinggal di
rumah atau di lokasi lain (misalnya balai karantina, rumah sakit, atau klinik).
Biasanya pada saat dikarantina, Anda tidak diperbolehkan untuk masuk
sekolah, pergi kerja dan kuliah, atau bepergian ke tempat-tempat umum.

Bahkan dalam kasus serius, misalnya pada kasus wabah Ebola di


berbagai negara di Afrika Barat tahun 2014, pasokan makanan dan kebutuhan
sehari-hari orang yang sedang dikarantina akan dikirimkan langsung ke rumah
mereka oleh petugas sehingga mereka tidak perlu keluar membeli makan atau
keperluan lainnya.
Selama karantina berlangsung, kondisi kesehatan Anda akan terus
dipantau oleh petugas kesehatan. Anda akan diminta untuk menjalani
serangkaian pemeriksaan medis seperti tes darah atau tes lainnya yang bisa
menunjang diagnosis. Anda, keluarga, dan orang terdekat juga akan diberikan
edukasi soal gejala-gejala penyakit yang perlu diwaspadai dan dilaporkan.

Seseorang dapat terinfeksi penyakit berbahaya karena terpapar bakteri


atau virus ketika berinteraksi dengan manusia atau hewan yang terinfeksi.
Penyakit yang bisa menyebar ini disebut penyakit menular.

Penyakit menular telah merenggut ribuan nyawa di masa lalu,


seperti wabah hitam (black death) di London, Inggris yang disebabkan oleh
bakteri yersinia pestis. Bahkan baru beberapa tahun lalu wabah Ebola
menyerang beberapa negara dan membunuh lebih dari sepuluh ribu orang.

Saat kita mencoba mencegah infeksi dan penyebarannya, penting untuk


memahami penyakit ini dan menentukan apa yang dapat dilakukan untuk
melindungi masyarakat dari penyebaran penyakit menular yang berbahaya.
Nah, karantina diberlakukan ketika pihak berwenang (misalnya Dinas
Kesehatan setempat) melihat dan mengevaluasi adanya risiko penularan
penyakit berbahaya.

Orang yang dikarantina akan diminta untuk tinggal di suatu tempat


tertentu atau di dalam rumahnya sendiri untuk mencegah penyebaran penyakit
dan sekaligus untuk memantau apakah penyakit tersebut akan berkembang
dalam orang tersebut. Selama karantina, Anda boleh melakukan aktivitas yang
biasa dilakukan di dalam ruangan.

Anda juga akan diberikan instruksi mengenai apa yang harus dilakukan
untuk memantau penyakit atau untuk mencegah penularan penyakit ke orang
lain misalnya anggota keluarga. Ia akan diminta untuk tinggal di dalam
ruangan tersebut hingga risiko penularan dianggap sudah menurun atau risiko
penyakitnya untuk berkembang sudah menurun.

Bila setelah pemantauan Anda didiagnosis dengan penyakit tersebut,


maka Anda akan dipindahkan ke ruang isolasi. Dalam ruang isolasi ini Anda
akan terus dirawat dan dipantau perkembangan penyakitnya. Biasanya orang
yang diisolasi ditempatkan dalam ruang khusus untuk satu orang saja. Petugas
kesehatan yang merawat akan menggunakan baju khusus untuk mencegah
terjadinya penularan atau kontak.

Karantina tidak berarti menghentikan penyebaran penyakit seutuhnya.


Penelitian mengungkapkan bahwa dalam beberapa kasus karantina efektif
untuk menghambat penyebaran penyakit hanya jika dibarengi dengan program
imunisasi dengan vaksin.

3) Mengenali kebutuhan kesehatan mental responder dan memberikan


rujukan yang tepat
Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi
emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Sama halnya dengan penyakit
fisik, penyakit mental juga ada obatnya.

Gangguan mental bisa diobati dengan psikoterapi dan obat-


obatan. Pada kasus tertentu, dokter akan memberikan kombinasi kedua
metode pengobatan tersebut serta menyarankan pasien menjalani gaya
hidup yang sehat.
Gejala Gangguan Mental

Gejala dan tanda gangguan mental tergantung pada jenis gangguan yang
dialami. Penderita bisa mengalami gangguan pada emosi, pola pikir, dan
perilaku. Beberapa contoh gejala gangguan mental adalah:

 Waham atau delusi, yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai
dengan fakta yang sebenarnya.
 Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau
merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
 Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode tertentu.
 Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan
berbulan-bulan.
 Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari.
 Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung
memuntahkan makanan, atau makan dalam jumlah banyak.
 Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur,
serta gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur.
 Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan NAPZA.
 Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan.
 Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan
tertawa sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi telanjang.

Selain gejala yang terkait dengan psikologis, penderita gangguan mental


juga dapat mengalami gejala pada fisik, misalnya sakit kepala, sakit
punggung, dan sakit maag.
Kapan harus ke dokter

Segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater)


bila Anda mengalami gejala di atas, terutama jika beberapa gejala tersebut
muncul secara bersamaan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bila orang di sekitar Anda menunjukkan gejala gangguan mental, ajak dia
berbagi dan bicara baik-baik mengenai gejala yang dialaminya. Jika
memungkinkan, ajak dia menemui psikiater.

Lekas ke IGD rumah sakit jiwa jika muncul gelagat untuk melukai diri
sendiri dan orang lain, terutama jika muncul keinginan untuk bunuh diri.
Bila hal tersebut terjadi pada orang di sekitar Anda, tetaplah bersamanya
dan hubungi nomor darurat.

Penyebab Gangguan Mental

Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental. Namun,


kondisi ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis,
sebagaimana akan diuraikan di bawah ini:

Faktor biologis (atau disebut gangguan mental organik)

 Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.


 Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus.
 Kelainan bawaan atau cedera pada otak.
 Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan.
 Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
 Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan mental.
 Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang.
 Kekurangan nutrisi.
Faktor psikologis

 Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.


 Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
 Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
 Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
 Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

Diagnosis Gangguan Mental

Untuk menentukan jenis gangguan mental yang diderita pasien, psikiater


akan melakukan pemeriksaan medis kejiwaan dengan mewawancarai pasien
atau keluarganya. Pertanyaan yang akan diajukan meliputi:

 Gejala yang dialami, termasuk sejak kapan gejala muncul dan dampaknya
pada aktivitas sehari-hari.
 Riwayat penyakit mental pada pasien dan keluarganya.
 Peristiwa yang dialami pasien di masa lalu yang memicu trauma.
 Obat-obatan dan suplemen yang pernah atau sedang dikonsumsi.

Guna menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain, dokter akan


melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Salah satu
pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah tes darah.

Melalui tes darah, dokter dapat mengetahui apakah gejala pada pasien
disebabkan oleh gangguan tiroid, kecanduan alkohol, atau penyalahgunaan
NAPZA.

Anda mungkin juga menyukai