Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KIMIA
(KOROSI)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia teknik
Yang dibina oleh bapak Arif Wahyudiono

Nama : Anthony Salim Masrikan


N I M : 110511427096

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2011
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “KOROSI” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.Semoga makalahini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………..ii


Daftar Isi …………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………...3
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Proses Terjadinya Korosi ………………………………………4
II.2 Jenis-jenis Korosi ………………………………………………5
II.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Korosi ……………….6
II.4 Cara Penanggulangan Korosi …………………………………..7
II.5 Cara Pencegahan Korosi ……………………………………….7
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan …………………………………………………….9
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korosi (Perkaratan) merupakan reaksi redoks spontan antar logam dengan zat
yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senywa yang tidak dikehendaki biasanya
berupa oksida logam atau logam karbonat.Korosi terjadi karena sebagian besar
logam mudah teroksidasi dengan melepas oksigen di udara dan membentuk oksida
logam. Mudah tidaknya suatu logam terkorosi dapat dipahami dari deret Volta

ataupun nilai potensial elektrode standarnya, Eo.

Sebagai contoh, logam besi (Fe) dengan potensial elektrode sebesar -0,44 lebih
mudah terkorosi dibandingkan dengan logam emas yang memiliki potensial elektrode

standar Eo sebesar +1,50.

Secara umum korosi logam melibatkan beberapa reaksi sebagai berikut:

1. Reaksi oksidasi logam pada anode:

L → L n+ + ne-

2. Reaksi reduksi pada katode yang mungkin terjadi adalah:

•Reduksi O2 menjadi ion OH- (kondisi netral atau basa)

O2(aq) + H2O(I) + 2e- → 2OH-(aq)

•Reduksi O2menjadi H2O (kondisi asam)

O2(aq) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(I)

•Evolusi/Pembentukan H2
2H+(aq) + 2e- → H2(g)

•Reduksi Ion Logam

L3+(aq) + e- → L2+(aq)

•Deposisi Logam

L+(aq) + e- → L(s)

logam besi yang belum terkorosi dan logam besi yang sudah terkorosi

(sumber: indonetwork.co.id) (sumber: http://kimia.upi.edu)

Perhatikan contoh reaksi korosi yang terjadi pada logam besi berikut:

Korosi Besi Pada Kondisi Netral


Korosi Besi Pada Kondisi Asam
Atau Basa

Reaksi di Anode Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e- Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e-

½ O2(aq) + H2O(I) + 2e- → 2OH- O2(aq) + 4H+(aq) + 4e- →


Reaksi di Katode
(aq) 2H2O(I)

Pada kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH- selanjutnya membentuk
endapan Fe(OH)2. Di udara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membenrtuk Fe2O3

xH2O. Inilah yang disebut karat. Pada kondisi asam, banyaknya ion H+ memicu

terjadinya reaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yakni evolusi atau

oembentukan hidrogen menurut persamaan reaksi: 2H+(aq) + 2e- → H2(g).

Adanya 2 reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam
besi yang teroksidasi.Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi
asam lebih besar daripada korosi dalam air.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya korosi ?

2. Apa saja jenis-jenis korosi ?

3. Apa faktor yang mempengaruhi laju korosi ?

4. Bagaimana cara menanggulangi korosi ?

5. Bagaimana cara mencegah korosi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui proses terjadinya korosi

2. Untuk mengetahui jenis-jenis korosi

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju korosi

4. Untuk mengetahui cara penanggulangan korosi

5. Untuk mengetahui cara mencegah korosi


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Proses terjadinya korosi


Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen mengalami reduksi.Karat logam umumnya berupa oksida atau
karbonat.Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus
kimia Fe2O3·xH2O.Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap
permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi.Berbeda dengan aluminium, hasil
korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi
selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak
jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet.
Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian
tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk
mereduksi oksigen.

O2(g) + 2 H2O(l) + 4e– à 4 OH–(l)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
II.2 Jenis-jenis Korosi

Jenis kerusakan yang terjadi tidak hanya tergantung pada jenis logam,
keadaan fisik logam dan keadaan penggunaan-penggunaannya, tetapi juga tergantung
pada lingkungannya.

Ditinjau dari bentuk produk atau prosesnya, korosi dapat dibedakan dalam beberapa
jenis, di antaranya :

a. Korosi merata : Serangan korosi yang merata diseluruh permukaan logam. Korosi
merata umumnya terjadi pada permukaan – permukaan logam yang memiliki
komposisi kimia sejenis atau memiliki mikro struktur sejenis.Korosi merata
merupakan bentuk kerusakan yang paling umum dijumpai.

b. Korosi lubang (pitting) : Serangan korosi yang membentuk lubang. Korosi lubang
biasanya merupakan hasil dari aksi sel korosi autokatalitik setempat. Dengan
demikian kondisi kondisi korosi yang dihasilkan di dalam lubang cenderung
mempercepat proses korosi. Korosi lubang sangat membahayakan karena biasanya
hanya berbentuk lubang kecil bahkan kadang-kadang dari luar
tertutup dan hanya merupakan permukaan yang kasar.

c. Korosi celah (crevice corrosion) : Serangan korosi pada celahcelah yang umumnya
terjadi karena adanya jebakan air atau elektrolit diantara celah, sambungan dan
sebagainya. Korosi celah ini juga dapat autokatalitik karena hidrolisa ion – ion logam
yang terjadi di dalam celah dan juga penimbunan muatan positif larutan di dalam
celah.

d. Korosi galbani (galvanic corrosion) : Serangan korosi yang terjadi apabila dua
logam yang berbeda dihubungkan satu dengan yang lain. Logam yang kurang mulia
akan bertindak sebagai anoda dan yang lebih mulia sebagai katoda. Kecenderungan
terkorosi tergantung pada jenis logam yang berkontak dan luas permukaan daerah
katoda dan anodanya.

e. Korosi selektif : Serangan korosi yang bersifat selektif. Paduan yang terdiri dari
unsur-unsur yang memiliki aktifitas elektrokimia jauh berbeda akan mudah
terpengarah oleh korosi selektif.

f. Korosi antar kristal (intergranular corrosion) : Serangan korosi yang terjadi pada
batas kristal (butir) dari suatu logam/paduan karena paduan yang kurang sempurna
(ada kotoran yang masuk) atau adanya gas hidrogen atau oksigen yang masuk pada
batas kristal/butir.

g. Korosi lelah : kegagalan logam oleh aksi gabungan beban dinamik dan lingkungan
korosif.

h. Korosi tegang : Peretakan logam karena aksi gabungan beban statik dan
lingkungan korosif.

i. Korosi erosi : Kerusakan logam karena gabungan aksi lingkungan korosif dan erosi
permukaan logam oleh pergerakan lingkungan fluida yang korosi.

II.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi


Ada beberapa faktor selain air yang mempengaruhi laju korosi) diantaranya:
1. Faktor Gas Terlarut
Oksigen (02), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada
metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan
meningkatnya kandungan oksigen. Kelarutan oksigen dalam air merupakan
fungsi dari tekanan, temperatur dan kandungan klorida. Untuk tekanan 1 atm
dan temperatur kamar, kelarutan oksigen adalah 10 ppm dan kelarutannya
akan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan konsentrasi garam.
Sedangkan kandungan oksigen dalam kandungan minyak-air yang dapat
mengahambat timbulnya korosi adalah 0,05 ppm atau kurang. Reaksi korosi
secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen adalah sebagai
berikut :
Reaksi Anoda : Fe Fe2- + 2e
Reaksi katoda : 02 + 2H20 + 4e 4 OH
Karbondioksida (CO2), jika kardondioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO2) yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang
secara umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O H2CO3
Fe + H2CO3 FeCO3 + H2
FeC03 merupakan corrosion product yang dikenal sebagai sweet corrosion
2. Faktor Temperatur
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun
kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya
temperatur. Apabila metal pada temperatur yang tidak uniform, maka akan
besar kemungkinan terbentuk korosi.
3. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan
untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah
pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan
pada pH > 13.
4. Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB)
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S,
yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan
terjadinya korosi.
5. Faktor Padatan Terlarut
Klorida (CI), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless
steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan
juga menyebabkan pecahnya alooys. Klorida biasanya ditemukan pada
campuran minyak-air dalam konsentrasi tinggi yang akan menyebabkan
proses korosi. Proses korosi juga dapat disebabkan oleh kenaikan
konduktivity larutan garam, dimana larutan garam yang lebih konduktif,
laju korosinya juga akan lebih tinggi.
Karbonat (C03), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol
korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung
permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung
menimbulkan masalah scale.
Sulfat (S04), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air,
ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan
bersifat kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfida
yang korosif.

II.4 Cara penanggulangan korosi

Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :

- Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air

Korosi besi memerlukan oksigen dan air.Bila salah satu tidak ada, maka
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi
dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan
krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai
pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah.

- Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)

Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi
hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda,
dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh
logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam
pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem
jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini
secara berkala harus dikontrol dan diganti.

- Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat

Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72%
Fe, 19%Cr, 9%Ni).
II.5 Cara pencegahan korosi
a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara.
Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat,
maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan.

b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara.Peralatan rumah tangga
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.

c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)


Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi
mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat
memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak.Cara ini
umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil.

d. Pelapisan dengan timah (Tin plating )


Timah termasuk logam yang tahan karat.Kaleng kemasan dari besi umumnya
dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau
elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh.
Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi karena
potensial elektrode besi lebih positif dari timah.
e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)
Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini
karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga
seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.

f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)


Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan
yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu
dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi
melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak
karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat).
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui korosi merupakan reaksi redoks
spontan antar logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senywa
yang tidak dikehendaki biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat.Korosi
terjadi karena sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan melepas oksigen di
udara dan membentuk oksida logam. Mudah tidaknya suatu logam terkorosi dapat

dipahami dari deret Volta ataupun nilai potensial elektrode standarnya, Eo.
Jenis-jenis korosi sangat beragam dan mempunyai sifat tersendiri seperti yang
telah di jelaskan.Namun, korosi dapat di cegah dan di tanggulangi dengan melakukan
hal-hal seperti pengecatan dan mencegah kontak dengan oksida atau air.
DAFTAR RUJUKAN

http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html
http://www.e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&i
d=370&uniq=3296
http://mcnugraha.wordpress.com/2011/05/02/jenis-jenis-korosi-2/
http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-halima.pdf
http://www.gudangmateri.com/2011/02/pencegahan-korosi-pada-besi.html
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html

Anda mungkin juga menyukai