KIMIA
(KOROSI)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia teknik
Yang dibina oleh bapak Arif Wahyudiono
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “KOROSI” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.Semoga makalahini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Korosi (Perkaratan) merupakan reaksi redoks spontan antar logam dengan zat
yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senywa yang tidak dikehendaki biasanya
berupa oksida logam atau logam karbonat.Korosi terjadi karena sebagian besar
logam mudah teroksidasi dengan melepas oksigen di udara dan membentuk oksida
logam. Mudah tidaknya suatu logam terkorosi dapat dipahami dari deret Volta
Sebagai contoh, logam besi (Fe) dengan potensial elektrode sebesar -0,44 lebih
mudah terkorosi dibandingkan dengan logam emas yang memiliki potensial elektrode
L → L n+ + ne-
•Evolusi/Pembentukan H2
2H+(aq) + 2e- → H2(g)
L3+(aq) + e- → L2+(aq)
•Deposisi Logam
L+(aq) + e- → L(s)
logam besi yang belum terkorosi dan logam besi yang sudah terkorosi
Perhatikan contoh reaksi korosi yang terjadi pada logam besi berikut:
Pada kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH- selanjutnya membentuk
endapan Fe(OH)2. Di udara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membenrtuk Fe2O3
xH2O. Inilah yang disebut karat. Pada kondisi asam, banyaknya ion H+ memicu
terjadinya reaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yakni evolusi atau
Adanya 2 reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam
besi yang teroksidasi.Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi
asam lebih besar daripada korosi dalam air.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya korosi ?
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk
mereduksi oksigen.
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
II.2 Jenis-jenis Korosi
Jenis kerusakan yang terjadi tidak hanya tergantung pada jenis logam,
keadaan fisik logam dan keadaan penggunaan-penggunaannya, tetapi juga tergantung
pada lingkungannya.
Ditinjau dari bentuk produk atau prosesnya, korosi dapat dibedakan dalam beberapa
jenis, di antaranya :
a. Korosi merata : Serangan korosi yang merata diseluruh permukaan logam. Korosi
merata umumnya terjadi pada permukaan – permukaan logam yang memiliki
komposisi kimia sejenis atau memiliki mikro struktur sejenis.Korosi merata
merupakan bentuk kerusakan yang paling umum dijumpai.
b. Korosi lubang (pitting) : Serangan korosi yang membentuk lubang. Korosi lubang
biasanya merupakan hasil dari aksi sel korosi autokatalitik setempat. Dengan
demikian kondisi kondisi korosi yang dihasilkan di dalam lubang cenderung
mempercepat proses korosi. Korosi lubang sangat membahayakan karena biasanya
hanya berbentuk lubang kecil bahkan kadang-kadang dari luar
tertutup dan hanya merupakan permukaan yang kasar.
c. Korosi celah (crevice corrosion) : Serangan korosi pada celahcelah yang umumnya
terjadi karena adanya jebakan air atau elektrolit diantara celah, sambungan dan
sebagainya. Korosi celah ini juga dapat autokatalitik karena hidrolisa ion – ion logam
yang terjadi di dalam celah dan juga penimbunan muatan positif larutan di dalam
celah.
d. Korosi galbani (galvanic corrosion) : Serangan korosi yang terjadi apabila dua
logam yang berbeda dihubungkan satu dengan yang lain. Logam yang kurang mulia
akan bertindak sebagai anoda dan yang lebih mulia sebagai katoda. Kecenderungan
terkorosi tergantung pada jenis logam yang berkontak dan luas permukaan daerah
katoda dan anodanya.
e. Korosi selektif : Serangan korosi yang bersifat selektif. Paduan yang terdiri dari
unsur-unsur yang memiliki aktifitas elektrokimia jauh berbeda akan mudah
terpengarah oleh korosi selektif.
f. Korosi antar kristal (intergranular corrosion) : Serangan korosi yang terjadi pada
batas kristal (butir) dari suatu logam/paduan karena paduan yang kurang sempurna
(ada kotoran yang masuk) atau adanya gas hidrogen atau oksigen yang masuk pada
batas kristal/butir.
g. Korosi lelah : kegagalan logam oleh aksi gabungan beban dinamik dan lingkungan
korosif.
h. Korosi tegang : Peretakan logam karena aksi gabungan beban statik dan
lingkungan korosif.
i. Korosi erosi : Kerusakan logam karena gabungan aksi lingkungan korosif dan erosi
permukaan logam oleh pergerakan lingkungan fluida yang korosi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air.Bila salah satu tidak ada, maka
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi
dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan
krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai
pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah.
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi
hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda,
dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh
logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam
pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem
jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini
secara berkala harus dikontrol dan diganti.
Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72%
Fe, 19%Cr, 9%Ni).
II.5 Cara pencegahan korosi
a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara.
Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat,
maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara.Peralatan rumah tangga
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.
III.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui korosi merupakan reaksi redoks
spontan antar logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senywa
yang tidak dikehendaki biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat.Korosi
terjadi karena sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan melepas oksigen di
udara dan membentuk oksida logam. Mudah tidaknya suatu logam terkorosi dapat
dipahami dari deret Volta ataupun nilai potensial elektrode standarnya, Eo.
Jenis-jenis korosi sangat beragam dan mempunyai sifat tersendiri seperti yang
telah di jelaskan.Namun, korosi dapat di cegah dan di tanggulangi dengan melakukan
hal-hal seperti pengecatan dan mencegah kontak dengan oksida atau air.
DAFTAR RUJUKAN
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html
http://www.e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&i
d=370&uniq=3296
http://mcnugraha.wordpress.com/2011/05/02/jenis-jenis-korosi-2/
http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-halima.pdf
http://www.gudangmateri.com/2011/02/pencegahan-korosi-pada-besi.html
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html