Makalah Psikomotor
Makalah Psikomotor
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana pengembangan psikomotor ?
3. Bagaimana pembelajaran psikomotor?
4. Bagaimana penilaian hasil belajar psikomotor?
5. Apa saja jenis tes psikomotor?
6. Bagaimana pengembangan perangkat penilaian psikomotor?
BAB II
PEMBAHASAN
2
tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi
dan otot.
Dimulai dari gerakan-gerakan kasar yang melibatkan bagian-bagian besar
dari tubuh dalam fungsi duduk, berjalan, berlari, melompat dan lain-lain.
Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi halus yang melibatkan kelompok otot-
otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melompat dan kedua-duanya
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Satoto dalam Nurwidodo 2010)
Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan
hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan bahwa mata
pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih
beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Kategori yang
termasuk dalam ranah psikomotor adalah:
♦ Meniru
♦ Memanipulasi
♦ Pengalamiahan
Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan
dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang
ditampilkan lebih meyakinkan.
♦ Artikulasi
3
Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan
interpretatif.
4
Perkembangan motorik kasar adalah perkembangan dari unsur
kematangan, pengendalian gerak tubuh serta perkembangan tersebut erat
kaitannya dengan perkembangan pusat motorik diotak. Perkembangan
motorik kasar bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar
bagian tubuh dan memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot yang
besar.
Perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah diantaranya
menendang bola jauh-jauh, melempar bola, menangkap bola yang
memantul dengan tepat, bergerak ke depan dan ke belakang dengan
mudah, berdiri pada satu kaki selama 10 detik atau lebih, meloncat/
jungkir balik, menganyun atau memanjat, anak dapat melompat, naik turun
tangga dengan kaki bergantian, anak dapat mengendarai sepeda roda tiga.
b. Perkembangan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat, misalnya kemampuan menggambar, memegang suatu benda. Hal
ini tidak memerlukan tenaga serta koordinasi yang cermat.
Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah diantaranya anak
dapat mencontoh gambar yang diberikan dengan baik seperti menggambar
garis silang, mengenal dua atau tiga warna, dapat melaksanakan tugas-
tugas sederhana, menempatkan mainan-mainannya dengan perhatian besar,
menyusun balok-balok kecil, dapat menggambar segi-tiga dan segi-empat,
dapat menghitung jari-jarinya sendiri, menggambar orang dari kepala,
lengan dan badan, membedakan bentuk benda, serta membedakan besar
dan kecil, dapat mencetak beberapa abjad/angka, menggunakan gunting
dan pensil dengan baik, dan anak dapat mengikat tali sepatunya sendiri.
c. Perkembangan bahasa dan bicara
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan. Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang
yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan
lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi.
Anak prasekolah sudah pandai bicara dalam kalimat yang terdiri dari 5-6
kata, menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya, banyak bertanya,
5
mengenal sisi atas, bawah, depan dan belakang, senang mendengar cerita-
cerita dan mengulang hal-hal penting dalam cerita. dapat berbicara dengan
cukup jelas dan dapat dimengerti oleh orang lain, mengenal empat warna,
dapat menyebut hari-hari dalam 1 minggu, minat pada kata-kata baru dan
artinya, mengetahui beberapa lagu sederhana, dan protes bila di larang apa
yang diinginkannya.
d. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya.
Perkembangan personal sosial yang dapat dilihat pada anak prasekolah
yakni bekerja sama dan bermain dengan anak-anak lain, berjalan-jalan
sendiri mengunjungi tetangga, belajar berpakaian dan membuka pakaian
sendiri, menunjukkan rasa sayang pada saudara-saudaranya, anak dapat
makan sendiri, anak senang menyanyi: menari, menaruh minat pada
aktivitas orang dewasa, ingin seperti teman-temannya, ingin
menyenangkan teman-temannya, lebih senang mengikuti aturan dan
membutuhkan persetujuan saat ingin melakukan sesuatu.
Untuk mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik anak
diperlukan kerjasama antara berbagai pihak, dan yang paling penting pada
saat masa anak anak adalah orang tua, kemampuan psikomotorik hanya
bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang menuju kearah
mengembangkan kemampuan anak. Hal ini memerlukan rangsangan dari
lingkungan sekitar anak agar perkembangan potensi kemampuan
psikomotorik anak bisa optimal.
Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai,
metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada
perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi
pembelajarannya juga berbeda.
6
doing). Leighbody (1968) menjelaskan bahwa keterampilan yang dilatih melalui
praktik secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan.
a. Instruksi verbal,
b. gambar,
c. demonstrasi,
d. praktik, dan
e. umpan balik.
Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada
beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan
hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam
mengajar praktik :
a. Menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan,
b. Menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan,
c. Mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan
memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar,
d. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik
dengan pengawasan dan bimbingan,
e. Memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.
7
a. Penyajian dari pendidik,
b. Kegiatan praktik peserta didik, dan
c. Penilaian hasil kerja peserta didik. Guru harus menjelaskan kepada peserta
didik kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Kompetensi kunci adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang
agar tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya
optimal.
8
5. Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah
ditentukan.
1. Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat
yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan
peserta didik, sehingga peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan
keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah
menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
2. Tes unjuk kerja (work sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan
sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah
menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan
praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan yang sebenarnya
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan
observasi langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek (check-list) ataupun skala
penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur dapat menggunakan alat ukur
berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kurang, kurang, dan tidak
baik.
9
Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan
pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.
Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal
yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/
instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar
ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan
lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio.
10
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang teratur dan
berkesinambungan sehingga peningkatan kemampuan peserta didik dapat
diketahui untuk menuju satu kompetensi tertentu.
2. Konstruksi Instrumen
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah
psikomotor juga harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan
menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal
menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat dijabarkan
menjadi indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir soalnya.
Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata kerja
operasional. Selanjutnya, untuk menilai hasil belajar peserta didik pada soal ranah
psikomotor perlu disiapkan lembar daftar periksa observasi, skala penilaian, atau
portofolio. Tidak ada perbedaan mendasar antara konstruksi daftar periksa
observasi dengan skala penilaian. Penyusunan kedua instrumen itu harus mengacu
pada soal atau lembar perintah/lembar kerja/lembar tugas yang diberikan kepada
peserta didik.
Berdasarkan pada soal atau lembar perintah/lembar tugas dibuat daftar
periksa observasi atau skala penilaian. Pada umumnya, baik daftar periksa
observasi maupun skala penilaian terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1) Persiapan,
2) Pelaksanaan, dan
3) Hasil.
4. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan
dibuat. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang
11
menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif
sama.
a. Penyusunan soal
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis soal ranah
psikomotor adalah mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat.
Soal harus dijabarkan dari indikator dengan memperhatikan materi
pembelajaran. Pada contoh kisikisi di atas, dapat dibuat soal sebagai
berikut:
b. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran dapat berupa daftar periksa observasi atau skala
penilaian yang harus mengacu pada soal. Soal/lembar tugas/perintah
kerja ini selanjutnya dijabarkan menjadi aspek-aspek keterampilan
yang diamati. Untuk soal dari contoh
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penilaian psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan
kekuatan fisik. Bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah
mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–
reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan
tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
Penilaian psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu : imitasi,
manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
Penilaian psikomotor lebih tepat diberikan pada mata pelajaran yang
membutuhkan ketrampilan praktik motorik daripada pada mata pelajaran yang
cenderung kepada penguasaan kognitif maupunn afektif, seperti kesenian,
ketrampilan , pendidikan jasmani.
3.2 SARAN
Para pendidik hendaknya dengan tepat dan benar dalam menentukan
penilaian psikomotor kepada siswa agar tujuan yang akan dicapai dalam penilaian
tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam proses penilaian psikomotor harus berdasarkan langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan komponen-komponen penilaian yang ada untuk
mendapatkan data dan hasil yang akurat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Goetz, P.W.1981. The new encyclopedi britanica. Vol. 10, 15th. ed. Chicago:
William Benton Publisher
14
Toto, A. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke
Cipta.
15