DISUSUN OLEH :
012014008
T.A 2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P )
Hari/ tanggal :
Sasaran : Lansia
A. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan–lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak
lahir dan umumnya dialami
pada semua makhluk hidup. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi sedikit tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari lagi sehingga bagi kebanyakan orang, masa tua merupakan masa yang kurang
menyenangkan (Nugroho, 2000).
Kemunduran fisik dapat menyebabkan resiko jatuh pada lansia. Jatuh adalah salah satu
peristiwa yang yang sering dialami oleh seorang lansia. Jatuh berkaitan dengan peningkatan
morbiditas dan mortalitas serta penurunan fungsi dan kemandirian. Jatuh menjadi salah satu
insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma
serius seperti nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan
hilangnya rasa percaya diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari – hari yang
menyebabkan menurunya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga
berpengaruh pada anggota keluarganya. Di Dusun I, Desa Baru terdapat beberapa orang
lansia perempuan yang berusia diatas 65 tahun. Yang sebagian besar memiliki resiko jatuh
karena mengalami kemunduran fisik. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mengetahui
cara menghindari resiko jatuh agar para lansia mampumelakukan pencegahan jatuh terhadap
dirinya sendiri. Berdasarkan hal tersebut penyuluh berminat memberikan penyuluh mengenai
cara pencegahan jatuh pada lansia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Kisi-Kisi Materi
1. Pengertian jatuh.
3. Akibat jatuh
(Terlampir)
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
E. Media
Leafleat
D. Kegiatan Penyuluhan
Penutup
Menyimpulkan materi penyuluhan
bersama keluarga
Memberikan evaluasi secara lisan
Memberikan salam penutup
Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Penerima Manfaat sudah terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu,topik,
dan tempat
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
a. Evaluasi kognitif
pencegahan jatuh.
jatuh.
MATERI PENYULUHAN
Lampiran 1
A. Pengertian Kekambuhan
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihatkejadian
mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk dilantai/tempat yanglebih rendah
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Rouben, 1996).
Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah : Penurunan sirkulasi darah ke otak secara tiba-
tiba, kehilangan kesadaran yang tiba-tiba, masalah pada jantung yang menyebabkan sesak
nafas sehingga tidak dapat mentoleransi aktivitas dan hipertensi.
Gangguan sistem susunan saraf : SSP akan memberikan respons motorik untuk
mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, parkinson, hodrosealus tekanan
normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
tidak baik terhadap input sensorik. Nyeri kepala dan atau vertigo, pusing.
Gangguan sistem anggota gerak dan gangguan gaya berjalan seperti nyeri persendian,
kelumpuhan, ketidaklengkapan anggota gerak, bentuk kaki yang tidak normal, penurunan
kekuatan otot, kekakuan jaringan penyambung , berkurangnya massa otot, edema pada kaki
denganketerbatasan.
Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif, anti- psikotik, alkohol, dan obat
hipoglikemi)
Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.
e. Mati
Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti
faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedangdiderita, pengobatan yang
sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor
lingkungan. dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua
1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan
tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik
yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah
satunya adalah berjalan kaki.
2. Managemen obat-obatan
d) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutamasedatif dan
tranquilisers.
e) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis
kuat.
3. Modifikasi lingkungan
a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat
suhu.
e) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
f) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah
tangga.
g) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk
melintas.
j) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya dikamar mandi.
5. Alas kaki
b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjagakeseimbangan.
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskanuntuk mengatasi
atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya. Pada penggunaannya, alat
bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan
langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu
tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan
secara individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani
dengan obat-obatan maupun pembedahan.Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat
bantu jalan seperti cane(tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya
1ekstremitas atasyang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa
yangdigunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan.Jika ke-2
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang
berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka
pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.
Gunakan kacamata apabila mengalami gangguan fungsi penglihatan dan alat bantu
pendengaran apabila mengalami gangguan pendengaran.
8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
a) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang
dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orangtua.
b) Berhenti merokok
d) Latihan fisik
H. DAFTAR PUSTAKA