Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805

STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA


DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS
POLDA SUMBAR
Janero Kennedy1)
1)
Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, Kota Yogyakarta.
Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281
Email : janerokenedy@gmail.com 1)

Abstrak 1. Pendahuluan

Kasus kriminal merupakan salah satu kasus yang paling Teknologi informasi pada masa ini mempunyai
umum terjadi di lingkungan masyarakat, hal ini keunggulan dalam membantu pekerjaan, semakin
membuat Unit Reserse Kriminal menjadi tolak ukur banyaknya organisasi yang telah beralih pada
kinerja kepolisian. Hingga saat ini Distreskrimsus Polda penggunaan teknologi yang mana penggunaannya sudah
Sumbar dalam pembuatan laporan membutuhkan waktu mencakup dihampir semua bidang, sehingga salah satu
yang lama, karena penginputan data pada tiap – tiap bentuk penerapannya adalah sistem informasi yang
laporan yang berulang – ulang sehingga terjadinya memungkinkan organisasi melakukan penyimpanan,
kerangkapan data dan masalah konsisten terhadap pengaksesan serta pengolahan data menjadi lebih cepat
penyajian laporan–laporan tidak sesuai dengan format dan mudah.
yang telah ditentukan oleh keputusan Kapolri serta
biaya yang dikeluarkan cukup tinggi disebabkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus)
kesalahan dalam mencetak laporan. salah satu bagian terpenting dalam institusi kepolisian.
Ditreskrimsus menjadi “ujung tombak” kepolisian,
Metode yang digunakan dalam pembuatan aplikasi bahkan kinerja kepolisian sering diukur oleh masyarakat
sistem informasi ini adalah melakukan observasi dengan melalui keberhasilan Ditreskrimsus dalam hal
datang langsung ke Ditreskrimsus Polda Sumbar, penanganan kasus-kasus tindak pidana khusus. Salah
melakukan wawancara pada pihak-pihak terkait dan satu tugas Ditreskrimsus adalah mengenai pengolahan
mengumpulkan arsip–arsip yang berhubungan dengan data personil, data pelaku tindak pidana khusus, data
penyidikan perkara tindak pidana. Pada saat ini pengaduan masyarakat dan laporan BAP yang jumlahnya
Ditreskrimsus Polda Sumbar dalam pembuatan sangat banyak dan kompleks.
laporan–laporan perkara tindak pidana membutuhkan
pekerjaan yang berulang–ulang dengan cara melakukan Saat ini Ditreskrimsus Polda Sumbar dalam
pengeditan terhadap data pelaku perkara pada menggunakan sistem pengelolaan data kasus perkara
Microsoft Office yang mana data–data pelaku tindak pidana khusus masih melakukan pengelolaan data secara
pidana beresiko terduplikasi. selanjutnya tidak manual, hal inilah yang membuat penulis mencoba
terlaksananya ketentuan format laporan–laporan yang memecahkan masalah tersebut dengan membuat jurnal
telah diatur dalam keputusan Kapolri tentang format berjudul “Aplikasi Sistem Informasi Pengolahan Data
laporan penyidikan perkara tindak pidana yang pada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda
sebagaimana semestinya Sumbar”. penulis berharap hasil dari perancangan dan
implementasi, dapat bermanfaat untuk membantu
Keadaan ini mendorong suatu usaha untuk merancang Ditreskrimsus dalam pelaksanaan tugas dimasa
suatu sistem informasi pendataan kasus kriminal. mendatang.
penulis melakukan analisa dengan menggunakan
Unified Modeling Languange (UML). Aplikasi ini Berdasarkan ur aian di atas, maka teridentifikasi rumusan
dibangun dengan menggunakan perangkat lunak masalah tentang Bagaimana membuat Aplikasi Sistem
Netbeans, bahasa pemrograman Java dan MySql Informasi Pengolahan Data pada Direktorat Reserse
Database Server. Berdasarkan hasil analisis, didapatlah Kriminal Khusus Polda Sumbar.?
kesimpulan bahwa sistem dapat menyajikan sebuah
format laporan yang telah ditentukan oleh keputusan Dalam penulisan laporan penelitian ini penulis
kapolri tentang aturan format laporan tentang membatasi masalah untuk menjaga agar perancangan
penyidikan perkara tindak pidana kepolisian Republik aplikasi ini tidak meluas yaitu meliputi permasalahan
Indonesia. sebagai berikut:
Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengolahan Data., a. Laporan data Anggota Personil.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus.
b. Laporan data Pengaduan Masyarakat.
c. Laporan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

1.2-
271271
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

d. Laporan data Tahanan. Tujuan (UML)


e. Laporan Rekapitulasi data kasus perkara tindak a. Memberikan model yang siap pakai, bahasa
pidana. pemodelan visual yang ekspresif untuk
mengembangkan dan saling menukar model dengan
Tinjauan Pustaka
mudah dan dimengerti secara umum.
Definisi Sistem b. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari
berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang
c. Menyatukan praktek - praktek terbaik yang terdapat
erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi
dalam bahasa pemodelan.
bersama - sama untuk mencapai tujuan tertentu. [1]
Pemodelan Data
Definisi Informasi
Konsep Basis Data
Informasi adalah data yang telah diinterpretasikan untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Database adalah kumpulan file - file atau tabel - tabel
pengolahan informasi akan mengolah data menjadi yang saling berelasi atau berhubungan antara satu
informasi atau mengolah data dari bentuk yang tidak dengan yang lain. Relasi tersebut ditunjukkan adanya
berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. Nilai kunci dari tiap file atau tabel yang ada. Dalam satu
informasi dilukiskan paling berarti dalam konteks database biasanya terdiri dari sekumpulan data tiap pada
pengambilan keputusan. suatu kantor atau perusahaan yang saling berhubungan.
[3]
Definisi Sistem Informasi
Entity Relationship Diagram (ERD)
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan ERD pertama kali diperkenalkan oleh Peter Chen untuk
transaksi harian yang bersifat manajerial dengan perancangan sistem basis data relasional dan kemudian
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dikembangkan lebih lanjut oleh orang-orang lainnya.
menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh Kegunaan utama ERD adalah untuk mempresentasikan
pihak luar tertentu. objek-objek data dan relasi-relasinya. Sejumlah
komponen utama yang diidentifikasi untuk suatu ERD
Konsep Pemodelan adalah: objek - objek data, atribut - atribut serta
indikator-indikator tipe yang berbeda. [4]
Pemodelan biasanya mencakup dua hal, pemodelan
proses dan pemodelan data yaitu cara formal untuk Analisis Kebutuhan Sistem
menggambarkan bagaimana bisnis beroperasi,
sedangkan pemodelan data untuk menggambarkan data Kebutuhan Fungsional
yang digunakan dan diciptakan dalam suatu sistem 1. Sistem dapat mengolah data pengguna
bisnis.
a. Data pengguna masing–masing memiliki hak
akses terhadap fitur yang ada.
Pemodelan Proses
2. Sistem dapat menyusun data personil.
Unified Modeling Language (UML) 3. Sistem dapat menyusun Laporan Polisi.
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah a. Proses Pemeriksaan Saksi–Saksi maupun
bahasa ya/ng berdasarkan grafik / gambar untuk Tersangka.
memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun dan 4. Sistem dapat menyusun Laporan Berita Acara
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan Pemeriksaan.
software berbasis Object Oriented.[2] a. Dapat mengolah hasil pemeriksaan saksi,
tersangka maupun korban perkara tindak pidana.
Diagram UML 5. Sistem dapat menyusun data tahanan.
a. Data tahanan didapat setelah melewati
1. Use Case Diagram pemeriksaan oleh penyidik dan ditetapkan sebagai
Diagram yang menggambarkan actor, use case dan tahanan.
relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang 6. Sistem melakukan rekapitulasi data perkara tindak
memberikan nilai terukur untuk aktor. pidana berdasarkan periode yang dibutuhkan.
2. Class Diagram
Kebutuhan Non Fungsional
Class Diagram menggambarkan struktur statis dari
kelas dalam sistem dan menggambarkan atribut, a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
operasi dan hubungan antara kelas. Class Diagram Adapun perangkat keras yang dibutuhkan dalam tahapan
membantu dalam memvisualisasikan struktur kelas- pembuatan sistem adalah sebagai berikut:
kelas dari suatu sistem. 1. Prosesor Intel Core 2 Duo.

1.2-
272272
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

2. RAM 2 Gb. 2. Pembahasan


3. HDD 320 Gb.
Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis
4. Mouse, Keyboard, Monitor.
terhadap sistem yang berjalan, selanjutnya akan
Sedangkan kebutuhan perangkat keras dalam tahapan
membahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan
penerapan sistem adalah sebagai berikut:
dibangun bertujuan untuk memutuskan pelayanan sistem
1. Processor Intel Pentium IV ke atas atau yang
yang baru dan menyeluruh dari masing – masing bentuk
sederajat.
informasi yang dihasilkan. Usulan dari perancangan
2. RAM minimal 256 MB.
proses menggunakan program Visual Paradigm 10.1
3. HDD 80 GB.
sehingga dapat menggambarkan usulan Use Case, Class
4. Laptop atau PC.
Diagram dan ERD pada pembuatan sistem.
5. Mouse, Keyboard, Monitor, Printer.
b. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Rancangan Diagram Sistem
Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam Usulan Analisa Use Case Diagram
pembuatan sistem adalah sebagai berikut:
Use Case mendefinisikan fitur dari sistem atau apa yang
1. NetBeans IDE.
bisa dilakukan oleh sistem. Diagram ini menyajikan
2. MySQL sebagai DBMS.
interaksi antara use case dan actor.
3. Visual Paradigm sebagai pemodelan UML.
4. iReport sebagai pembuatan format laporan.
Kebutuhan perangkat lunak dalam tahapan penerapan
sistem adalah sebagai berikut:
1. Microsoft Windows / Linux atau Mac.
c. Kebutuhan Informasi
Informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem
adalah sebagai berikut:
1. Analis membutuhkan informasi bagaimana proses
penyelidikan dan penyidikan berlangsung, serta
laporan-laporan apa saja yang dibutuhkan didalam
pelaksanaan tugas pokok Ditreskrimsus.
2. Programmer membutuhkan informasi tentang
bagaimana aliran data serta contoh laporan yang telah
berjalan pada sistem yang lama, sehingga
programmer dapat melakukan perancangan laporan
sesuai dengan yang diharapkan.
Informasi yang dibutuhkan dalam penerapan sistem
adalah sebagai berikut: Gambar 1. Use Case Diagram Direktorat Reserse
1. Admin dalam hal ini adalah pihak yang bertugas, Kriminal Khusus
dapat dengan cepat dan tepat memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Use Case Diagram pada gambar 1. Terdapat :
1. Sistem mencakup seluruh kegiatan dalam proses
d. Kebutuhan Pengguna (Brainware) penyidikan tindak pidana kriminal khusus Polda
Kebutuhan pengguna dalam tahapan pembuatan sistem Sumbar.
adalah sebagai berikut: 2. Terdapat 4 Actor yang melakukan kegiatan
1. Analisis, tugas analisis adalah menggali fitur - fitur penyidikan tindak pidana.
atau fungsi yang dibutuhkan oleh Ditreskrimsus a. Administrator
Polda Sumbar untuk membantu dalam operasional Mempunyai hak akses penuh terhadap fitur fitur
perusahaan. yang ada
2. Programmer, tugas programmer adalah merancang b. Petugas SPK
program sesuai dengan spesifikasi yang diberikan Hanya berhak login kemudian menggunakan fitur
oleh analis ke dalam instruksi yang bisa dijalankan pembuatan Laporan Polisi
oleh komputer (Coding). c. Penyidik
Kebutuhan pengguna dalam tahapan penerapan sistem Mempunyai hak login dan hanya dapat membuat
adalah sebagai berikut: Berita Acara Pemeriksaan
1. Admin adalah yang mengelola data - data dalam d. Bagbinopsnal
sistem. Dalam hal ini adalah anggota personil yang Bagian Pembinaan Operasional memiliki hak
bertugas. login dan menggunakan fitur Data Personil, Data
Tahanan dan melihat Rekapitulasi Data Tindak
Pidana

1.2-
273273
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Usulan Analisa Class Diagram Rancangan Interface Sistem


Tampilan Login

Gambar 4. Tampilan Login Ditreskrimsus


Pada gambar 4 terdapat Username, Password dan Level,
yang dapat diinputkan sesuai dengan data yang benar.
Pada Level terdapat pilihan user login sebagai apa.
Sehingga sistem dapat menentukan hak akses user dalam
menggunakan sistem.

Tampilan Menu Utama


Gambar 2. Class Diagram Direktorat Reserse
Kriminal Khusus

Class Diagram ditunjukkan pada gambar 2 terdapat :


1. 10 Class yang mana tiap – tiap Class memiliki
variabel – variabel sehingga dapat memenuhi
kebutuhan sistem yang akan dibangun.

Usulan Analisa Entity Relational Diagram

Gambar 5. Tampilan Menu Utama Ditreskrimsus


Menu Utama pada gambar 5 menunjukkan fitur - fitur
apa saja yang dapat digunakan oleh pengguna dalam
sistem informasi Ditreskrimsus.

Tampilan Form Laporan Polisi

Gambar 3. Entity Relational Diagram Direktorat


Reserse Kriminal Khusus
ERD yang disusulkam dapat dilihat dari gambar 3.
memiliki relasi-relasi yang dipresentasikan untuk
memenuhi kebutuhan sistem.

Gambar 6. Tampilan Laporan Polisi Ditreskrimsus

1.2-
274274
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Laporan polisi yang ditunjukkan Pada gambar 6. berguna BAP ditunjukkan Pada gambar 8, berfungsi untuk
untuk mengisi data laporan polisi, yang nantinya akan mengisi data BAP tersangka, saksi maupun korban..
digunakan pada pengisian data tahanan, BAP dan data
rekapitulasi tindak pidana Laporan Berita Acara Pemeriksaan

Tampilan Laporan Polisi Model A

Gambar 7. Laporan Polisi Model A Disterskrimsus


Tampilan Form Berita Acara Pemeriksaan

Gambar 9 Laporan Berita Acara Pemeriksaan


Tampilan Form Data Tahanan

Gambar 8. Tampilan Data BAP Ditreskrimsus Gambar 10 Laporan Berita Acara Pemeriksaan

1.2-
275275
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Laporan Data Tahanan Tabel 1. Hasil Pengujian Sistem ( Lanjutan )

b. Sistem dapat mengelola status berkas dan status


Terpenuhi
terperiksa.
c. Sistem dapat melakukan pencarian untuk data
Terpenuhi
penyidik.
d. Sistem dapat melakukan proses menambah,
Terpenuhi
menyimpan, mengubah dan mencetak BAP.
e. Sistem dapat mengubah data BAP sesuai dengan
Terpenuhi
Kode BAP, yang telah diinputkan sebelumnya.
Sistem harus bisa mengolah Rekapitulasi Data
7 Terpenuhi
Gambar 11 Laporan Berita Acara Pemeriksaan Tindak Pidana
a. Sistem harus bisa menampilkan data
Rekapitulasi berdasarkan periode rekapitulasi Terpenuhi
Analisa Pengujian Program tanggal awal hingga tanggal akhir.
b. Sistem harus bisa melakukan pencarian
Terpenuhi
Pengujian program menggunakan teknik pengujian black berdasarkan nomor Laporan Polisi.
c. Sistem dapat mencetak Rekapitulasi Data
box testing dan white box testing. Pengujian black box Tindak Pidana.
Terpenuhi
testing menguji perilaku setelah modul dieksekusi,
sedangkan pengujian white box testing dengan cara 3. Kesimpulan
melihat ke dalam modul untuk meneliti program yang
ada. Berikut lampiran hasil pengujian sistem. Berdasarkan hasil analisa dan perumusan masalah, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa.
Tabel 1. Hasil Pengujian Sistem 1. Pada sistem yang lama, petugas kepolisian
membutuhkan pekerjaan yang berulang–ulang
No Kebutuhan Fungsional Kesimpulan
1 Sistem dapat mengolah data Login Terpenuhi dengan melakukan pengeditan terhadap data kriminal
a. Sistem hanya dapat digunakan oleh Admin dan
Terpenuhi sebelumnya. Sistem yang baru dapat mengurangi
Pengguna yang terdaftar saja.
b. Sistem harus memberitahukan apabila kombinasi
pekerjaan yang berulang–ulang tersebut dengan
Terpenuhi hanya menginputkan point–point penting pada data
username dan password salah.
c. Sistem memiliki Level sebagai fungsi hak akses
Terpenuhi pelaku tindak pidana.
pengguna dalam menggunakan aplikasi.
d. Sistem dapat memberikan peringatan apabila
2. Sistem yang diusulkan telah melalui tahap evaluasi /
Terpenuhi
database offline. pengujian dan hasil yang didapat telah memenuhi
e. Sistem mempunyai menu Masuk dan Keluar kebutuhan fungsional Ditreskrimsus Polda Sumbar.
Terpenuhi
dari aplikasi untuk Admin dan Pengguna
2 Sistem harus bisa mengolah data Personil Terpenuhi 3. Pada sistem yang lama, data–data pelaku tindak
a. Sistem dapat melakukan proses, menambah, pidana terduplikasi, sedangkan pada sistem baru yang
menyimpan, mengubah, menghapus dan Terpenuhi
mencetak data personil
diusulkan, data–data pelaku tindak pidana telah
3 Sistem harus bisa mengolah data Pengguna Terpenuhi terintegrasi secara optimal dan tersimpan ke dalam
a. Sistem mempunyai konfirmasi password agar database dengan baik, sehingga tidak ada lagi data
tidak terjadi kesalahan dalam penulisan Terpenuhi
password. pelaku tindak pidana yang terduplikasi (Redudancy).
b. Sistem memiliki keamanan dalam menentukan 4. Pada sistem yang lama tidak adanya konsistensi
level pengguna yang diinputkan berfungsi untuk
membatasi pengguna dalam menggunakan
Terpenuhi terhadap format laporan–laporan ada, sedangkan
aplikasi. pada sistem yang baru konsistensi format laporan
c. Sistem membatasi penggunaan aplikasi hanya dapat terlaksana sesuai dengan keputusan Kapolri
Terpenuhi
dapat dilakukan oleh admin
d. Sistem dapat melakukan proses mencari, tentang format laporan penyidikan perkara tindak
menambah, menyimpan, mengubah dan Terpenuhi pidana..
menghapus data pengguna.
4 Sistem harus bisa mengolah data Tahanan Terpenuhi
a. Sistem dapat mencari data Pelaku, yang telah Daftar Pustaka
diperiksa sebelumnya pada Berita Acara Terpenuhi
Pemeriksaan. [1] Sutabri. Tata “Analisis Sistem Informasi” Yogyakarta: Andi
b. Sistem dapat melakukan proses menambah, Offset, 2012.
menyimpan, mengubah dan mencetak data Terpenuhi [2] Mulawarman Jurnal Informatika Vol: 6 No.1 (Februari 2011).
tahanan yang ada. [3] Sunyoto, Andi, “Pemrograman Database dengan Visual Basic dan
c. Sistem hanya bisa melakukan pengisian data Microsoft SQL”, Yogyakarta: Andi Offset, 2007.
Pelaku hanya dengan tombol Cari. Selain dari itu Terpenuhi
tidak diizinkan untuk melakukan pengisian data. [4] Adi Nugroho, et.al, Penerjemah, “Rekayasa Perangkat Lunak –
d. Sistem harus memberikan peringatan apabila Buku 1”, Roger S.Pressman,Ph.D. Yogyakarta: ANDI, 2012.
Terpenuhi
data yang diinputkan tidak dapat diproses.
5 Sistem harus bisa mengolah data Laporan Polisi Terpenuhi Biodata Penulis
a. Sistem dapat melakukan menambah, melihat dan
Terpenuhi
mengakhiri data Terlapor, Saksi dan Korban. Janero Kennedy, Memperoleh gelar Sarjana Komputer
b. Sistem harus bisa menyimpan data Laporan
Polisi dan mencetak data Laporan Polisi model Terpenuhi (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM
A dan B Yogyakarta, lulus tahun 2013. Saat ini melanjutkan
c. Sistem harus bisa melakukan pengisian data
Nomor Polisi, Pelapor, Korban, Saksi, Terlapor Terpenuhi
Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika (M.Kom) di
dan Keterangan Peristiwa. STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Sistem harus bisa mengolah data Berita Acara
6 Terpenuhi
Pemeriksaan
a. Sistem dapat melakukan pencarian untuk data
Terpenuhi
terperiksa.

1.2-
276276

Anda mungkin juga menyukai