OLEH:
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas sgala rahmat dan
sangat sederhana semoga makalh ini dapat di pergunakan sebagai salah satu
dan pengalaman bagi para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh, karena itu saya harapkan pembaca untuk
makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………… 2
Daftar ISI…………………………………………………………. 3
Bab I Pendahulan…………………………………………………. 4
1.3 Tujuan……………………………………………………… 5
Bab II Pembahasan……………………………………………… 6
3.1 Kesimpulan……………………………………………….. 21
3.2 Saran……………………………………………………… 21
Dafar Pustaka……………………………………………………. 22
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a. Aras Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,
konseling, stres manajemen, krisis intervensi. Tujuan utamanya adalah
membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas. Pada aras
mikro peran utama pekerja sosial adalah sebagai pialang yang menghubungkan
klien dengan sumber-sumber yang tersedia pada lingkungan sekitar. Sebagai
pialang social utama yang dilakukan pekerja social adalah manajement kasus
(case manajement) yang mengkoordinasikan berbagai pelayanan social yang
disediakan oleh beragam penyedia. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
meliputi:
a) Melakukan assessment terhadap situasi
b) kebutuhan khusus klien
c) Memfasilitasi pilihan-pilihan klien dengan berbagai informasi dan sumber
alternatif.
d) Membangun kontak antara klien dan lembaga-lembaga pelayanan social.
e) Menghimpun informasi mengenai berbagai jenis dan lokasi pelayanan
social, parameter pelayanan, dan kriteria elijibilitas.
f) Mempelajari kebijakan- kebijakan, syarat-syarat ,prosedur dan proses
pemanfaatan sumber kemasyarakatan.
g) Menjalin relasi kerjasama dengan berbagai profesi kunci.
h) Memonitor dan mengevaluasi distribusi pelayanan.
b. Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan
dan pelatihan ,dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategis dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap klien agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Kegiatan
yang dilakukan antara lain:
a) Menelisik pandangan dan kepentingan-kepentingan khusus dari masing-
masing pihak
b) Menggali kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang
mengalami konflik.
c) Membantu pihak-pihak agar dapat bekerja sama.
d) Mendefinisikan menangani berbagai hambatan komunikasi dari sebuah
kerjasama.
e) Mengidentifikasi berbagai manfaat yang ditimbulkan
f) Memfasilitasi pertukaran informasi secara terbuka diantara berbagai pihak.
c. Aras makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar karena sasaran
perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, dan aksi sosial. Lobbying,
pengorganisasian masyarakat, dan manajemen konflik adalah beberapa strategi
dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang
memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri dan untuk
memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
a. Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng
atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan
uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun
ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta
beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
b. Peran Fungsi Kader
Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar mereka
dapat selalu eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai
kebutuhan masyarakat.(Dep Kes RI. 1994 : 2)
a) Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya dibali terdapat dukun bayi pria.
b) Dukun bayi umumnya berumur 40 tahun ke atas.
c) Dukun bayi biasanya orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
d) Dukun bayi biasanya mempunyai banyak pengalaman dibidang sosial,
perawatan diri sendiri, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
e) Dukun bayi biasanya bersifat turun menurun.
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2
yaitu :
a) Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan
oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
b) Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih
oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum
dinyatakan lulus.
a.Kelebihan
b.Kekurangan
b. Fase II Pelatihan
Dokter
Bidan
Perawat kesehatan
Petugas imunisasi
Petugas gizi
Tetanus neonatorum
Tanda-tanda Tetanus Neonatorum :Bayi baru lahir yang semula bisa menetek
dengan baik tiba-tiba tidak bisa menetek.
Mulut mencucu seperti mulut ikan.
Kejang terutama bila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan.
Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru.
2.Perawatan tali pusat setelah lahir sampai saat puput tidak bersih atau diberi
bermacam-macam ramuan.
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prof. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim
revisi edisi 2007.