Anda di halaman 1dari 24

REVIEW MATERI

PL3181 - PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Amulkan Ferdiansyah

22116054

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2018
Review Pembangunan Yang Perlu Dibiayai Ditinjau Dari
Aspek: Ekonomi, Kesejahteraan, Modernisasi dan
Keberlanjutan

A. Komponen Pembangunan Kota Dan Wilayah


1. Ekonomi Wilayah dan Kota
Terkait dengan pertumbuhan perekonomian
dengan peningkatan hasil Produk Domestik Regional
Bruto disetiap wilayahnya. Guna meningkatkan
pertumbuhan perekonomian ini pula merupakan salah
satu yang perlu dibiayai baik oleh pemerintah, swasta
maupun masyarakat guna meningkatkan
perekonomian wilayah. Contoh: Penanaman Modal,
Koperasi dan UMKM, serta Pertanahan.
2. Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan dapat di pengaruhi oleh
tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena tingkat
kesejahteraan masyrakat dapat meningkatkan
perekonomian dengan kemampuan masyrakat untuk
membeli barang sehingga perputaran ekonomi sangat
cepat dan tingkat kejahatan akan menurun sehingga
wilayah dan kota tersebut tingkat kejahatannya
rendah. Contoh: Pendidikan, Kesehatan, Perumahan,
Kepemudaan dan Olahraga, Kependudukan Catatan
Sipil, Ketenagakerjaan, Ketahanan Pangan,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, KB
dan Keluarga Sejahtera, Otonomi Daerah,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Sosial, Budaya,
dan Perpustakaan.
3. Modernisasi
Di suatu wilayah identik dengan
berkembangnya teknologi di wilayah tersebut. Oleh
karena itu kemajuan teknologi dijadikan sebagai tolok
ukur modern atau tidaknya suatu wilayah. Tidak ada
ciri-ciri khusus yang menunjukan terjadinya
modernisasi di suatu wilayah, karena modernisasi
yang terjadi di suatu wilayah berbeda dengan yang
terjadi di wilayah lainnya. Dengan demikian,
pengertian modernisasi secara luas adalah perubahan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam suatu
masyarakat diganti dengan nilai-nilai baru yang dapat
menghilangkan nilai-nilai lama atau hanya melengkapi
nilai-nilai yang telah ada. Contoh :Pekerjaan Umum,
program bebas buta huruf di desa yang terbelakang
sudah termasuk modernisasi berbeda dengan di kota,
Penataan Ruang, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika, dan Statistik Kearsipan .
4. Keberlanjutan
Pemahaman pembangunan kota yang
berkelanjutan dilandasi oleh pengertian kota atau
perkotaan yang disepakati hingga kini. Berbagai
definisi mengenai kota atau perkotaan yang
dikembangkan pada dasarnya bersifat kontekstual
terhadap fungsi dan pendekatan yang digunakan.
Pendekatan geografis-demografis memandang kota
sebagai lokasi pemusatan penduduk yang tinggal
bersama dalam ruang wilayah tertentu dengan pola
hubungan rasional dan cenderung individualistik
dengan ciri demografis relatif memiliki status
pendidikan, ekonomi, dan sosial lebih tinggi dibanding
wilayah non-perkotaan. Pendekatan ekonomis
memandang kota sebagai pusat peningkatan
produktivitas dan produksi barang dan jasa,
pertemuan lalu-lintas perdagangan dan kegiatan
industri, serta tempat perputaran uang yang bergerak
dengan cepat dan dalam volume yang tinggi.
Pendekatan fisik memandang kota sebagai pusat dan
sistem berbagai prasarana dan sarana untuk
memfasilitasi kehidupan dan kreativitas warganya.
Pendekatan sosiologis-antropologis memandang kota
sebagai pemusatan penduduk dengan latar belakang
heterogen, lambang peradaban kehidupan manusia,
pusat kebudayaan, sumber inovasi dan kreasi, serta
wahana untuk peningkatan kualitas hidup.

A. Urusan Wajib Pemerintah


Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah klasifikasi urusan pemerintahan
terdiri dari 3 urusan yakni urusan pemerintahan absolut,
urusan pemerintahan konkuren, dan urusan
pemerintahan umum.

Bagan 1. Pembagian Urusan Pemerintahan

a. Urusan pemerintah absolut adalah urusan


pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
pemerintah pusat.
b. Urusan pemerintah konkueren adalah urusan
pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dan
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.
c. Urusan pemerintah umum adalah urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan presiden sebagai kepala
pemerintahan.

Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan


Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua
Daerah. Sedangkan Urusan Pemerintahan Pilihan
adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.
Urusan pemerintah wajib yang diselenggaraan oleh
pemerintah daerah terbagi menjadi Urusan Pemerintahan
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan
Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar.Berikut pembagian urusan wajib:

Bagan 2. Urusan Pemerintahan Wajib

Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara


Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah
kabupaten/kota sebagaimana disebutkan diatas didasarkan
pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas,
serta kepentingan strategis nasional.
B. Stakeholder Dalam Pembiayaan
Dalam menjalankan urusan pemerintah dibutuhkan
Stakeholder yang akan membiayai untuk merealisasikan
urusan urusan tersebut, Stakeholder tersebut dapat
saling bekerja sama ataupun perindividu dalam
melakukaan pendanan. Stakeholder yang biasa terkait di
dalamnya antara lain :
a. Pemerintah
b. Pihak Swasta
c. Masyarakat

Ketiga stakeholder diatas merupakan stakehoder


yang berperan penting dalam pembiayaan pemagunan,
berdasarkan dari prinsip pemerintah dimana, prinsip
pertama Goverment Knows Best, ialah pemerintah
berperan sebagai provider maka pendanaan atau
pembiayaan akan 100% berasal dari pemerintahan.
Prinsip kedua Least Goverment, pemerintah berperan
sebagai enabler dikarenakan pembaiayaan 100% berasal
dari masyarakat dan pihak swasta. Prinsip ketiga
Proportional Goverment, disini pemerintah, swasta dan
masyarakat saling berkerja sama dalam pembiayaan
pembangunan.

C.Teknik Pembiayaan Pembangunan


Jenis Instrumen Keuangan untuk Modal pembiayaan
pembangunan ada 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Pembiayaan Melalui Pendapatan (revenue
financing) yang dapat bersifat konvensional maupun
non-konvensional
b. Pembiayaan Melalui Hutang, yang dapat bersifat
konvensional maupun non-konvensional
c. Pembiayaan Melalui Kekayaan (Asset) yang
dapat bersifat non-konvensional

Tabel 1. Macam-Macam Pembiayaan Berdasarkan Sifatnya


Pembiayaan Pembangunan Ekonomi Kota Dan Wilayah

A. Hubungan antara Konsumsi dan Pembiayaan


Ekonomi Kota dan Wilayah dengan Investasi
Konsumsi dan pembiayaan memiliki hubungan pada
investasi. Ketika pemerintah banyak melakukan investasi
dari sumber pembiayaan yang didapat, secara otomatis
konsumsi masyarakat terhadap sarana yang diinvestasikan
tersebut akan meningkat. Akibatnya, negara mendapatkan
penerimaan lebih melalui pajak yang dihasilkan oleh
sarana tersebut.

Investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktivitas
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang.Tujuan dari investasi ini adalah untuk mendapatkan
sebuah pendapatan tetap, menjamin tersedianya bahan
baku, menjaga hubungan antar perusahaan, untuk
mendapatkan pasar dari produk yang dihasilkan, dan lain-
lain.

Jenis-jenis investasi:
- Jenis Investasi Berdasarkan Asetnya:
a. Real asset, investasi yang berwujud, seperti property.
b. Financial assest, merupakan dokumen klaim tidak
langsung dari pemegangnya terhadap sebuah
aktivitas riil pihak yangmenerbitkan sekuritas
tersebut.
- Jenis Investasi Berdasarkan Pengaruhnya:
a. Investasi autonomus, investasi yang tidak dipengaruhi
tingkat
pendapatan.

b. Investasi included, investasi yang dipengaruhi oleh


kenaikan
permintaan barang atau jasa.
- Jenis Investasi Berdasarkan Sumber Pembiayaannya:
a. Bersumber dari modal asing.
b. Bersumber dari modal dalam negri.
- Jenis Investasi Berdasarkan Bentuknya:
a. Investasi portopolio, dilakukan melalui pasar modal
dengan
instrument surat berharga.
b. Investasi langsung, dilakukan dengan membangun,
membeli
atau mengakuisisi sebuah perusahaan.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi investasi


suatu negara :
- Suku Bunga : jika suku bunga pinjaman turun maka akan
mendoronginvestor untuk meminjam modal dan dengan
pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan
investasi.
- Pendapatan Nasional dan PDRB per kapita : semakin tinggi
daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang
dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau
PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau
daerah tersebut untuk berinvestasi.
- Pengaruh Nilai Tukar: pengaruh tingkat kurs yang berubah
padainvestasi dapat langsung lewat dua saluran, yaitu
sisi permintaan dan sisi penawaran domestik.
- Inflasi : tingkat inflasi berpengaruh negatif pada
tingkatinvestasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi
yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek.

B. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintahan adalah alokasi anggaran
yang disusun dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) atau anggara pendapatan dan belanja
daerah (APBD). Jenis pengeluaran pemerintahan:
- Pengeluaran Pemerintah Pusat, pengeluaran belanja
digunakan untuk pengeluaran belanja digunakan untuk
keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat
dan daerah serta pelaksanaan perimbang keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah.
- Pengeluaran pembiayaan atau belanja daerah, yaitu Dana
Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), Dana Otonomi Khusus.
- Pengeluaran Pemerintah Provinsi, yaitu pengeluaran
belanja operasi dan modal
- Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota, yaitu
pengeluaran belanja, bagi hasil pendapatan ke
kelurahan/desa, pengeluaran pembiayaan.
C. Ekspor dan Impor
Ekspor merupakan proses transportasi barang atau
komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini
seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis
kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk
bersaing di tingkat internasional. Tujuan dari eksportir
adalah untuk dapat memperoleh keuntungan, Harga
barang-barang yang diekspor di luar negeri tersebut lebih
mahal dibandingkan dengan yang di dalam negeri,
Pemerintah juga memperoleh pendapatan yang berupa
suatu devisa. Semakin banyak ekspor maka akan semakin
besar devisa yang diperoleh oleh negara.
Impor adalah usaha mendatangkan atau
memasukkan barang dan jasa atau komuditas dari luar
daerah. Orang atau badan yang melakukan kegiatan atau
usaha dalam bidang impor disebut importir. Pada
umumnya kebijaksanaan pemerintah di bidang
perdagangan impor paling tidak berusaha menekan impor
barang-barang konsumtif lebih-lebih yang telah diproduksi
sendiri, dan impor hanya diarahkan untuk penyediaan
barang-barang impor hanya diperuntukkan bagi usaha
produktif, seperti barang-barang modal dan bahan
baku/penolong. Impor barang untuk keperluan proses
produksi di dalam daerah, juga impor akan sandang dan
pangan guna tetap dilaksanakan untuk menjaga kestabilan
harga di dalam daerah.

D. Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka menengah-
panjang dimana dapat dipindahtangankan yang berisi janji
dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut. Obligasi dapat dipakai untuk
semua aspek, disesuaikan dengan keperluannya.
a. Jenis-jenis Obligasi Berdasarkan Penerbitnya
- Goverment Bond (Obligasi yang diterbitkan
Pemerintah Pusat)
- Municipal Bond (Obligasi yang diterbitakan
Pemerintah Daerah)
- Corporate Bond (Obligasi yang diterbitkan
Perusahaan)
b. Jenis-jenis Obligasi Pemerintah
- Obligasi Rekap
- Obligasi Syariah
- Obligasi Ritel Indonesia
- Syrat Utang Negara

Kesejahteraan Kota Dan Wilayah

A. Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan adalah kriteria mengenai
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan
yang berlaku selama satu tahun.
a. Pembiayaan pendidikan terdiri dari:
- Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana di
maksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana
dan prasarana, pengembangan sumber daya
manusia, dan modal kerja tetap.
- Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan.
- Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud meliputi: a) gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji; b) bahan atau peralatan pendidikan habis
pakai; dan c) biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya.
b. Kondisi Pembiayaan Pendidikan
Pasal 52 huruf f, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan di mana salah satu
ketentuannya menetapkan bahwa dan a
pendidikan satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah daerah menerapkan sistem subsidi
silang yang diatur tersendiri oleh satuan
pendidikan (Depdiknas, 2008).
Berdasarkan hasil studi pembiayaan
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri yang
dilakukan Fattah ( 1998) terungkap bahwa faktor
-faktor internal sekolah memberikan kontribusi
signifikan terhadap mutu pendidikan, yaitu: 1)
kesejahteraan guru; 2) kemampuan guru; 3)
sarana kelas; dan 4) buku-buku pelajaran.
Keempat komponen t er sebut dalam penyusuna
RAPBS memerlukan skala prioritas dalam
mendapatkan alokasi biaya.
Faktor eksternal pendidikan, seperti keadaan
ekonomi orang tua murid, aspirasi keluarga
sangat berpengaruh terhadap pencapa ian
prestasi-prestasi siswa.

B. Pembiayaan Rakyat Miskin


a. Beras Miskin
Program Raskin bertujuan untuk mengurangi
beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam
memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk
beras.
b. Kredit Usaha Rakyat
Meningkatkan akses pembiayaan perbankan
yang sebelumnya hanya terbatas pada usaha
berskala besar dan kurang menjangkau pelaku usaha
mikro kecil dan menengah seperti usaha rumah
tangga dan jenis usaha mikro lain yang bersifat
informal, mempercepat pengembangan sektor riil
dan pemberdayaan UMKM.
c. PNPM
PNPM (Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri) merupakan bentuk kemitraan
antara Pemerintah dengan kelompok masyarakat.
Pada tingkat lokal, PNPM Mandiri mampu
menciptakan berbagai aktivitas yang mendorong
berkembangnya perekonomian, terjadi penyediaan
barang dan jasa skala kecil, berkembangnya aktivitas
pasar, berkembangnya partisipasi masyarakat
miskin, pembentukan modal sosial, dan terciptanya
tata pemerintahan yang baik.

d. KIP, KIS, dan Simpanan Keluarga Sejahtera


Ketiganya merupakan upaya pemerintah
memperbaiki program kesejahteraan masyarakat,
khususnya bagi masyarakat kurang mampu. Upaya
perbaikan tersebut berupa pemberian keberlanjutan
pendidikan anak dan jaminan kesehatan.

C. Pembiayaan Kesehatan
a. Tujuan Pembiayaan Kesehatan:
- Memastikan bahwa rakyat mendapat akses kepada
pelayanan kesehatan
- Memastikan kualitas layanan kesehatan
- Meminimalisasi pembiayaan oleh pengguna jasa
(out of pocket funding)
b. Aspek-aspek Pembiayaan Kesehatan:
- Preventif
- Diagnosis awal dan Pelayanan Umum
- Tindakan lanjut/terspesialisasi

Modernisasi Kota Dan Wilayah

Modernisasi Kota dan Wilayah saat ini sangat


memperngaruhi kehidupan didalam kota dan wilayahnya.
Kecenderungan Kota dan Wilayah yang mengikuti perkembangan
zaman agar dapat bertahan dan tidak menjadi tertinggal akan
membentuk Kota dan Wilayah yang modern.
Dalam hal ini pemerintah akan mengambil bagian dalam
pembiayaan pembangunan yang terjadi oleh Modernisasi Kota
dan Wilayah. Bentuk-bentuk pemerintah turut dalam pembiayaan
tersebut yaitu:

A. Pembiayaan Transportasi

Dari table di atas, prasarana dan sarana transportasi


public merupakan jenis barang “public goods”.
Secara umum, sumber pembiayaan pembangunan terbagi
atas 2 kategori, yaitu konvensional dan non-konvensional.
Sumber konvensional, dana berasal dari PAD, DAU/ DAK,
Bantuan Dana Kontingensi, Dana Darurat, Pajak dan
Restribusi. Sedangkansumber non-konvensional, dana
berasal dari Kemitraan Pemerintah,
Swasta, KewajibanPaksa, Investasi dan Pembiayaan oleh
Masyarakat.

Secara khusus, sumber pembiayaan yang lazim


digunakan bisa diperoleh dari berbagai sumber seperti :
a. Pajak bahan
b. Road pricing
c. Pajak kendaraan bermotor :merupakan pajak tahunan
yang masuk ke kas daerah
d. Retribusi parkir
Secara khusus, bentuk usaha dalam infrastruktur
transportasi ditunjukkan dalam table berikut, mulai dari
BUMN, swasta murni, outsourcing sampai dengan
Kemitraan Pemerintah Swasta.

Proses diawali dengan perencanaan makro proyek


infrastruktur yang harusdibangun, kemudian dipilah
menjadi proyek yang wajib dibangun oleh
pemerintahdan proyek-proyek yang bisa dikerjasamakan
dengan swasta baik secara penuhataupun
sebagian.Diawali dengan persiapan, dilanjutkan dengan
perumusan kelayakan proyeksetelah itu dilakukan proses
pengadaan yang kompetitif dan transparan,dilanjutkan
dengan pembangunan dan setelah itu penyerahan dari
proyekinfrastruktur untuk dipakai.
B. Pembiayaan Pendidikan Tinggi

Menurut UU No. 12 tahun 2012 pendidikan tinggi


adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program diploma, program sarjana,
program magister, program doktor, dan program profesi,
serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia. Sedangkan perguruan tinggi yaitu satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi.

Bila merujuk kepada ayat 2 UU No.12 Tahun 2012 maka:

- Pendidikan Tinggi bukan termasuk kedalam pendidikan


dasar, tidak wajib bagi warga negara mengikutinya, dan
demikian pula menjadi tidak wajib juga pemerintah
membiayainya.
- Maka pendidikan tinggi termasuk publicly provided service,
jasa yang disediakan publik untuk dibayar dengan
sejumlah biaya tertentu oleh para pengguna jasa
tersebut (user charge/fees) bukan sebuah public service.

Klasifikasi perguruan tinggi yang ada di Indonesia dibagi


menjadi tiga, yaitu:

- PTN (Perguruan Tinggi Negeri) : PTN diselenggarkan oleh


negara dan tidak memiliki otonomi.
- PTN – BH (Perguruan Tinggi Negeri – Badan Hukum) : PTN –
BH diselenggarakan oleh negara dengan otonomi
akademik maupun non-akademik (termasuk pengelolaan
dana dan pembiayaan).
- PTS (Perguruan Tinggi Swasta) : Perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh pihak swasta.

Berdasarkan BAB V Bagian satu UU No. 12 tahun


2012 tentang Pendidikan Tinggi dijelaskan bahwa sumber
pendanaan dan pembiayaan pendidikan tinggi berasal dari:
a. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional)
b. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
c. Masyarakat
- hibah;
- wakaf;
- zakat;
- persembahan kasih;
- kolekte;
- dana punia;
- sumbangan individu dan/atau perusahaan;
- dana abadi Pendidikan Tinggi; dan/atau
- bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Perguruan Tinggi
e. Mahasiswa

Dana Pendidikan Tinggi yang bersumber dari Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 UU
No. 12 tahun 2012 dialokasikan untuk:

a) PTN, sebagai biaya operasional, Dosen dan tenaga


kependidikan, serta investasi dan pengembangan;
b) PTS, sebagai bantuan tunjangan profesi dosen, tunjangan
kehormatan profesor, serta investasi dan pengembangan;
dan
c) Mahasiswa, sebagai dukungan biaya untuk mengikuti
Pendidikan Tinggi.
C. Pembiayaan Pengembangan Teknologi

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2002, teknologi adalah


cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan
dari penerapandan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagipemenuhan
kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu
kehidupan manusia.

Teknologi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan


dalam konteks modernisasi. Teknologi juga merupakan
elemen yang penting dalam berkembangnya suatu negara,
peranan teknologi saat ini memang begitu besar dan telah
menjadi poin utama bagi kegiatan berbagai sektor
kehidupan dimana teknologi memberikan andil besar
terhadap perubahan perubahan yang mendasar dalam
berbagai aspek.

Dalam pembiayaan pengembangan teknologi,


sumber pendanaan yang digunakan dibagi menjadi 8 jenis,
diantaranya:

a. Use of facilities and equipments


b. Aliansi
c. Hak Paten
d. Soft Term Financing
e. Venture Capital
f. Joint Venture
g. State Subsidies
h. Tax Incentives
D. Pembiayaan Pembangunan Inovasi

Kepala Daerah saat ini memiliki keleluasaan untuk


menentukan arah perencanaan pembangunan
daerahnya masing-masing. Penambahan kewenangan ini
merupakan hasil dari kebijakan desentralisasi sejak awal
2000-an yang diikuti oleh pemilihan Kepala Daerah
Langsung. Kewenangan ini juga memberikan kesempatan
kepada Kepala Daerah untuk melakukan kerjasama dengan
pihak swasta maupun asing dalam mendukung program
pembangunannya.

Pasca-desentralisasi, Pemerintah Pusat tetap


mengalokasikan APBN untuk pembangunan daerah, kita
mengenal istilah Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
Alokasi Khusus (DAK) yang jumlahnya disesuaikan pada
setiap daerah.Selain sumber dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah juga memiliki potensi pemasukan dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi jumlah PAD ini tentu
berbeda setiap daerahnya, salah satu faktor yang
pengaruhi besarannya adalah keberadaan sumber daya
alam dan industri di daerah tersebut.Mirisnya, dari jumlah
APBD yang ada, sebagian atau sebagian besar dana
digunakan untuk kebutuhan rutin seperti gaji pegawai dan
operasional. Hanya sebagian dan sebagian kecil yang bisa
digunakan untuk investasi pembangunan baru. Umumnya,
visi pembangunan akan berkaitan dengan pembangunan
infrastruktur dan pembangunan infrastruktur yang
membutuhkan biaya yang tidak kecil.

Untuk mencapai perkembangan wilayah dan


perkotaan, pemerintah daerah dapat melakukan
pembiayaan melalui dua cara, yaitu Public Private
Partnership (PPP) , dan municipal bonds (Surat Hutang).
Pembiayaan pembangunan tidak harus dilakukan
hanya berdasarkan pembiayaan konservatif saja. Skema
pembiayaan konservatif atau hanya mengandalkan APBD
merupakan yang kerap digunakan oleh para Kepala Daerah,
menyebabkan lebih banyak daerah yang lambat
pembangunannya atau tidak mengalami pembangunan
dalam kurun waktu lama. Kepala Daerah selain memiliki
peran administratif, juga memiliki peran sebagai marketer
kota yang secara rutin terus mempromosikan kota dengan
segala peluang kerjasama yang ada. Untuk itu, diperlukan
inovasi atau kreatiftas kepala daerah dalam
mempromosikan daerahnya sehingga dapat menarik minat
para investor untuk datang berinvestasi ke daerah tersebut.
Dengan banyaknya investor yang berinvestasi maka
perkembangan dan pembangunan kota dan wilayah akan
berlangsung lebih cepat.

E. Pembiayaan Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana


semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan
politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga
merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang
kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi
mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia.

Dalam pembiayaan transportasi terdapat dua sumber


pendanaan yang digunakan, yaitu:

a. Pemilu
Penyelenggaraan pemilu dibiayai oleh APBN dan APBD.
Dana APBN membiayai seluruh kegiatan pemilihan kecuali
kampanye sedangkan APBD membiayai sosialisasi dan
keamanan distribusi logistik.
b. Partai Politik
Dalam partai politik ada tiga sumber keuangan yang
tercantum dalam UU No.02 Tahun 2011 tentang Partai
Politik yaitu iuran anggota, sumbangan individu dan badan
usaha, dan bantuan Negara.

Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan Kota Dan


Wilayah

A. Pembiayaan Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup, adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia dan berhubungan timbal balik Lawan dari
lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang
mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang
banyak dipengaruhi oleh manusia. Lingkungan sendiri
merupakan salah satu komponen yang harus terus di jaga
dan di lindungi karena lingkungan merupakan salah satu
aspek penunjang keberkangsungan kegiatan manusia.
Dalam kehidupan ini tidak ada sesuatu yang sifatnya bebas
tanpa biaya atau pengorbanan. Demikian pula dengan
pengelolaan lingkungan. Untuk mengelola lingkungan
dengan baik, diperlukan sumber daya tidak hanya sumber
daya manusia tetapi juga sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan tersebut dan
tentu saja memerlukan biaya.
Lingkungan merupakan barang publik, sehingga
kurang menarik bagi para individu untuk secara langsung
bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini
karena tidak semua hasil usahanya akan dinikmatinya
sendiri berhubung adanya sifat eksternalitas yang
terkandung di dalamnya. Maka pemerintah yang harus
bertanggung jawab mengelola lingkungan secara
keseluruhan sehingga para individu yang semula kurang
berminat mengelola lingkungan akan mau mengelolanya
dengan baik. Untuk itu memang diperlukan alat
pengelolaan yang disebut “perintah dan pengawasan
(command & control) serta economic incentives. Kedua alat
tersebut dimaksudkan untuk mendorong atau
menyadarkan masyarakat agar mau berpartisipasi dalam
mengelola lingkungan. Hal ini harus disadari karena
pemerintah sendiri mempunyai keterbatasan dalam
kemampuan untuk mengelola lingkungan.

B. Pendanaan Penanggulangan Bencana


Mekanisme pendanaan baik dari pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana harus
disesuaikan dengan penyelenggaraan penanggulangan
bencana, yaitu meliputi tahap prabencana, tanggap
darurat dan pascabencana. Pada tahap prabencana,
pemerintah menggunakan dana kontinjensi yang
dianggarkan dalam APBN dan dana lain melalui anggaran
APBN atau APBD. Pada saat tanggap darurat pemerintah
dan pemerintah daerah menggunakan dana siap pakai.
Dana siap pakai disediakan dalam APBN yang ditempatkan
dalam anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), dan pemerintah daerah juga dapat menyediakan
dana siap pakai dalam APBD yang ditempatkan dalam
anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Sedangkan untuk tahap pascabencana, Pemerintah
menyediakan dana bantuan sosial berpola hibah dan dana
darurat. Kedua dana tersebut bersumber dari APBN yang
diperuntukkan untuk kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi
pascabencana.

Anda mungkin juga menyukai