Anda di halaman 1dari 5

JPII 2 (1) (2013) 88-92

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PENDEKA-


TAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PADA MATERI KALOR

Y. Astuti1, B. Setiawan2*

SMP Negeri 5 Probolinggo


1

2
Program Studi Pendidikan Sains FMIPA Unesa

Diterima: 19 Januari 2013. Disetujui: 3 April 2013. Dipublikasikan: April 2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan inkuiri terbimbing dalam
pembelajaran kooperatif yang layak dan efektif. Data penelitian ini adalah hasil validasi dari validator dan hasil
uji coba yang dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil validasi menunjukkan bahwa
LKS hasil pengembangan berkategori baik. Keterampilan proses meningkat sehingga dapat dikatakan LKS yang
dikembangkan ini layak dan efektif.

ABSTRACT

This research aims to generate Student Worksheet (LKS)-based guided inquiry approach in cooperative learning
feasible and effective. The data of this study is the result of the validation from validator and the test results were
analyzed by qualitative and quantitative descriptive techniques. Validation results show that the worksheet has
developed the good category. Process skills increased so that it can be said that developed worksheet is feasible
and effective.

© 2013 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: development worksheets; guided inquiry approach; cooperative learning model

PENDAHULUAN guru (Depdiknas, 2006).


Fakta di lapangan berdasarkan hasil reflek-
Proses belajar mengajar pada hakikatnya si diri sebagai guru menunjukkan bahwa proses
adalah suatu pola interaksi antara guru dengan pembelajaran belum berjalan sebagaimana yang
siswa dan antar siswa dalam situasi pendidikan. dikehendaki seperti diuraikan di atas. Peran guru
Dalam proses belajar mengajar siswa berperan masih lebih dominan dari siswa pada kegiatan
aktif dalam upaya menemukan pengetahuan, pembelajaran IPA. Paradigma pembelajaran
konsep, teori dan kesimpulan bukan merupa- lama yang berpusat pada guru masih kental di-
kan upaya mengumpulkan informasi atau fakta. lakukan oleh guru, belum banyak beralih kepada
Agar proses tersebut terlaksana, diperlukan peran pandangan konstruktivistik yang lebih banyak
guru sebagai pengarah kegiatan belajar mengajar melibatkan siswa. Guru belum memperbaharui
sehingga siswa tidak hanya memperoleh penge- metodologi dan teknologi pembelajaran IPA kon-
tahuan namun juga mampu membangun penge- vensional yang sudah biasa dilakukan oleh guru
tahuan untuk dirinya sendiri, sehingga pembela- IPA.
jaran berpusat pada siswa bukan berpusat pada Salah satu pendekatan pembelajaran yang
menuntut keterlibatan siswa aktif dalam proses
*Alamat korespondensi: pembelajaran adalah pendekatan inkuiri. Eggen &
E-mail: beniprolink@yahoo.com
Y. Astuti & B. Setiawan / JPII 2 (1) (2013) 88-92 89

Kauchack (1996) menyatakan inkuiri merupakan tesa umum) dari hasil percobaan dan siswa dapat
salah satu cara efektif yang dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dan kendala-kendala selama
meningkatkan keterampilan berpikir dengan meng- melakukan kegiatan percobaan.
gunakan proses mental lebih tinggi dan keterampilan
berpikir kritis. Dalam pembelajaran dengan inkuiri, METODE
siswa di samping menguasai konsep IPA, juga di-
latih untuk meneliti dan memecahkan suatu perma- Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Pro-
salahan atau pertanyaan dengan fakta-fakta yang bolinggo. Bentuk penelitian ini adalah penelitian
ada, pernyataan tersebut didukung oleh pendapat deskriptif dengan analisis data secara kualitatif
dari (Sadeh, 2009) menyatakan bahwa siswa yang dan kuantitaif. Pengembangan perangkat pem-
mengalami inkuiri terbuka dapat mendefinisikan belajaran ini mengacu pada model R&D dengan
fenomena, mengajukan pertanyaan, hipotesa dan desain instruksional 4D yang dikemukakan Thi-
perencanaan percobaan. Pada inkuiri kemungkinan agarajan (1974). Desain 4D terdiri dari 4 tahap
mereka akan lebih dinamis, berdasarkan perubahan, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design),
bukti, dan muncul selama proses inkuiri. pengembangan (develope), dan penyebaran (de-
Pembelajaran inkuiri yang cocok diterap- siminate). Penelitian ini terbatas hanya sampai
kan pada anak SMP adalah inkuiri terbimbing. pada tahap pengembangan (develope).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah Skenario pelaksanaan uji coba mengimple-
dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian yang mentasikan rancangan One Group Pretest-Postest
dilakukan oleh Ali (2011) bahwa implementasi Design (Tuckman, 1978) dengan pola sebagai be-
pembelajaran inkuiri dan umpan balik terhadap rikut:
jurnal belajar IPA, dapat meningkatkan kemam-
puan unjuk kerja siswa kelas VII B SMPN 5 Pro- O1 X O2
bolinggo. Penelitian lain dilakukan oleh Christina
& Yovita (2006). Dalam penelitian tersebut dije- Keterangan :
laskan bahwa inkuiri terbimbing yang dipadukan O1 : Uji awal, bertujuan untuk mengukur ke-
dengan EIMA dapat memunculkan ide-ide awal mampuan belajar siswa sebelum pembelajaran
siswa, melibatkan siswa dalam proses pembelaja- berlangsung
ran, melibatkan siswa dalam mengeksplorasi dan X : Proses belajar mengajar yang berorientasi
merefleksikan ide-ide mereka. Inkuiri terbimbing pada inkuiri terbimbing
seperti penelitian Patrick, dkk (2009) dapat me- O2 : Uji akhir, bertujuan untuk mengukur ke-
ningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran mampuan belajar siswa setelah pembelajaran
sains. berlangsung
Peningkatan konsep IPA juga dapat diting-
katkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti penelitian yang dilakukan oleh Endang
(2006). Pembelajaran dengan inkuiri terbimbing Kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh
akan lebih mudah dilakukan siswa apabila di- siswa tertuang dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)
padu dengan pembelajaran kooperatif. Seperti berbasis pendekatan inkuiri terbimbing dalam
penelitian yang dilakukan Bilgin (2009) yang pembelajaran kooperatif. Dimana dalam pem-
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan belajaran inkuiri terbimbing siswa terlibat aktif
inkuiri terbimbing yang dipadu kooperatif men- dalam pembelajaran dan menemukan konsep-
jadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. konsep melalui konstruksinya sendiri (teori bela-
dengan pembelajaran kooperatif siswa akan le- jar konstruktivis). Pembelajaarn kooperatif digu-
bih mudah menemukan dan memahami konsep nakan karena sesuai dengan teori piaget bahwa
yang sulit apabila mereka dapat saling mendis- siswa didorong untuk menemukan sendiri suatu
kusikan masalah-masalah tersebut dengan te- pengetahuan melalui interaksi dengan lingkun-
mannya (Slavin, 1994). Selaras dengan penelitian gannya Sebelum membahas lebih jauh kompo-
yang dilakukan oleh Okhee (2006) menyatakan nen-komponen LKS yang telah direvisi, terlebih
bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan hasil dahulu akan diuraikan struktur penulisan LKS.
belajar siswa yang berkemampuan rendah pada Tulisan “Student Worksheet” ditulis dengan huruf
materi IPA pokok bahasan penguapan. Manzoor besar semua, jenis huruf times new roman, ukuran
(2009) menyatakan bahwa pengajaran dengan font 12, warna hitam (bold), dan diletakkan di-
pendekatan inkuiri membuat siswa tertarik untuk bagian tengah atas. Judul komponen-komponen
menemukan hipotesa hasil percobaan. Dengan LKS diketik dengan huruf besar kecil, jenis huruf
inkuiri siswa juga bisa menemukan konsep (hipo-
90 Y. Astuti & B. Setiawan / JPII 2 (1) (2013) 88-92

times new roman ukuran font 12, dan diletakkan di- merumuskan hipotesis, alat dan bahan, prosedur
bagian tepi kiri. percobaan, tabel data. Analisis data, kesimpulan,
Penggunaan struktur penulisan LKS seper- dan pertanyaan. Pada masing-masing isi LKS
ti yang telah dikemukakan diatas, bertujuan agar disediakan tempat jawaban siswa untuk memper-
LKS terlihat rapi dan menarik, setiap komponen mudah siswa menuliskan jawabannya.
LKS dapat terlihat dengan jelas, serta uraian LKS Prosedur percobaan dalam LKS ini ber-
mudah dibaca. LKS dikembangkan untuk materi tujuan untuk mempermudah siswa melakukan
kalor, yang terdiri dari beberapa komponen yaitu percobaan secara berurutan. Pemberian prosedur
Judul, Kompetensi dasar, Tujuan Pembelajaran, percobaan dalam LKS ini sesuai dengan meto-
dan Isi LKS. Berikut uraian komponen-kompo- de inkuiri terbimbing, yaitu mengarahkan siswa
nen LKS yang telah direvisi, yaitu: a) Judul LKS, untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-
Judul Lembar Kerja Siswa (LKS) ini bertujuan idenya tetapi masih dalam bimbingan guru.
untuk membedakan antara LKS satu dengan Dalam LKS juga terdapat pertanyaan-per-
LKS yang lain. Judul LKS yang telah direvisi tanyaan yang bertujuan untuk membantu siswa
adalah LKS 1: Heat, LKS 2: Relationship Between mencapai kompetensi yang diinginkan. Banya-
The Amount of Heat with Temperature Change, Mass, knya komponen isi dan pertanyaan dalam LKS
and Specific Heat of The Substance, LKS 3: Influence bertujuan agar siswa bekerja dalam kelompok se-
of Heat to Change State of The matter, dan LKS 4: cara maksimal. Hal ini juga menunjukkan bahwa
Heat Transfer; b) Identitas Siswa, Identitas siswa kerja kelompok sangat diperlukan agar siswa da-
yang tercantum dalam LKS terdiri dari: nama pat menyelesaikan semua kegiatan dalam LKS.
kelompok, kelas, hari dan tanggal pelaksanaan Ini sesuai dengan tujuan pembelajaran koopera-
praktikum. Identitas siswa yang tercantum da- tif.
lam LKS ini bertujuan untuk mempermudah Lembar Kerja Siswa (LKS) hasil pengem-
guru dalam penilaian; c) Kompetensi Dasar, bangan memberikan alternatif strategi pembe-
Rumusan kompetensi dasar, menunjukkan ke- lajaran yang inovatif, konstruktif, dan berpusat
mampuan yang harus dikuasai siswa setelah pada siswa, dengan memfokuskan pada tercapai-
mengikuti mata pelajaran IPA pada materi kalor. nya kompetensi yang diharapkan. Komponen-
Kompetensi dasar yang tercantum dalam LKS komponen dalam LKS diharapkan dapat men-
sesuai dengan Kompetensi Dasar yang tercantum ciptakan suasana belajar yang berlangsung secara
dalam RPP; d) Tujuan Pembelajaran, Tujuan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
pembelajaran yang tercantum dalam LKS ini me- memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, dan
rupakan tujuan pembelajaran untuk setiap sub memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
materi pada LKS yang tercantum dalam RPP; e) kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan ba-
Isi LKS, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diha- kat, minat, dan perkembangan fisik serta psiko-
silkan berupa LKS kinerja yang digunakan siswa logi siswa.
sebagai panduan melakukan eksperimen. LKS LKS hasil pengembangan juga menjadi
yang dihasilkan berbasis pendekatan inkuiri ter- dokumen kurikulum yang berkualitas, sebab te-
bimbing dalam pembelajaran kooperatif, sehing- lah melewati tahap validasi dan uji coba, sehing-
ga isi LKS ini terdiri dari: merumuskan masalah, ga layak digunakan siswa.

Gambar 1. Grafik Hasil Validasi LKS


Y. Astuti & B. Setiawan / JPII 2 (1) (2013) 88-92 91

Gambar 2. Grafik Penilaian Inkuiri pada Uji Coba

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan rampilan inkuiri terbimbing siswa pada uji coba
panduan bagi siswa dalam memahami keteram- yang dilaksanakan ditampilkan pada Gambar 2.
pilan proses dan konsep-konsep materi yang Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai rata-
sedang dan akan dipelajarai. Lembar Kerja Sis- rata keterampilan inkuiri terbimbing siswa pada
wa (LKS) yang dikembangkan berbasis inkuiri uji coba mengalami peningkatan di setiap kegia-
terbimbing terdiri dari komponen-komponen: tan pembelajaran.
judul, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
merumuskan masalah, hipotesis, alat dan bahan, PENUTUP
langkah percobaan, tabel hasil pengamatan, ana-
lisis data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil validasi dan uji coba
Lembar validasi Lembar Kerja Sis- dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa
wa (LKS) terdiri tiga elemen, yaitu kelayakan (LKS) berkategori baik yang berarti Lembar Ker-
konstruksi, lelayakan penyajian, dan komponen ja Siswa (LKS) hasil pengembangan layak digu-
keterampilan proses. Hasil validasi Lembar Kerja nakan.
Siswa dari validator disajikan dalam gambar 1. Berdasarkan catatan saat uji coba yang te-
Gambar 1 menunjukkan, persentase unsur lah dilaksanakan, maka untuk mengoptimalkan
kelayakan konstruksi memperoleh skor 81,3% pemanfaatan LKS memberikan saran-saran seba-
yang berarti sangat baik, persentase unsur kelaya- gai berikut: a) Hendaknya alokasi waktu sangat
kan penyajian memperoleh skor 75% yang berarti diperhatikan, mengingat pelaksanaan pembela-
baik, dan persentase unsur komponen keterampi- jaran berbasis inkuiri terbimbing dalam pembe-
lan proses memperoleh skor 76,7% yang berarti lajaran kooperatif memerlukan banyak waktu;
baik. Dari ketiga unsur tersebut yang mendapat b) LKS ini disusun sesuai karakteristik siswa se-
penilain terendah adalah unsur kelayakan penya- hingga diharapkan siswa dapat menggunakannya
jian yaitu 75%. secara mandiri; c) Perangkat pembelajaran yang
Komponen LKS yang mendapat penilaian berupa LKS bukan merupakan satu-satunya sum-
paling rendah akan ditinjau ulang dan dilaku- ber belajar siswa, hendaknya guru menyarankan
kan perbaikan. Skor tanggapan ahli akan dia- siswa untuk membaca sumber lain yang relevan.
nalisis untuk mengetahui kelayakan LKS. Data Pengembangan perangkat pembelajaran
yang berupa saran dan komentar yang dituliskan berbasis inkuiri terbimbing ini tidak melakukan
langsung pada lembaran evaluasi dijadikan per- tahap desiminasi (penyebaran). Namun bila di-
timbangan dan dasar untuk melakukan perbai- kehendaki untuk proses desiminasi beberapa
kan. Perbaikan komponenLKS bertujuan untuk hal yang perlu dipertimbangkan yaitu perangkat
mengurangi kesalahan-kesalahan mendasar dari pembelajaran ini disusun berdasarkan karakteris-
produk LKS. Secara umum hasil penilaian dari tik siswa SMP Negeri 5 Probolinggo. Bila hendak
validator untuk Lembar Kerja Siswa (LKS) ber- diperbanyak sebaiknya dilakukan revisi sesuai
kategori baik yang berarti Lembar Kerja Siswa dengan karakteristik pengguna yang lain.
(LKS) hasil pengembangan layak digunakan. Produk pengembangan ini sudah dilaku-
Setelah tahap pengembangan selanjutnya kan revisi-revisi kecil sesuai dengan saran valida-
diujicobakan kepada siswa dan penilaian kete- tor dan siswa sebagai pengguna. Namun untuk
92 Y. Astuti & B. Setiawan / JPII 2 (1) (2013) 88-92

lebih meningkatkan kualitas perangkat pembela- bimbing. Jurnal MIPA Kota Bengkulu. Vol. 35
jaran hendaknya direvisi lebih lanjut dan dikem- (2).
bangkan untuk materi-materi yang lain dalam Okhee, L. 2006. Science Inquiry and Student Diver-
mata pelajaran IPA. sity: Enchanced Abilities and Continuing Dif-
ficulties After an Instructional Intervention.
Journal Of Research In Science Teaching. Vol. 43
DAFTAR PUSTAKA (7): 607-636.
Manzoor, A.K. 2009. Teaching of heat and tempera-
Ali, T.G.P. 2011. Implementasi Pembelajaran Inkuiri dan ture by hypothetical inquiry approach: A sam-
Umpan Balik Terhadap Jurnal Belajar untuk Me- ple of Inquiry teaching. Journal Of Pysics Teach-
ningkatkan Kemampuan Unjuk Kerja dan prestasi er Education Online. Vol. 5 (2): 43-64.
Belajar IPA pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri Patrick, H, dkk. 2009. Motivation for Learning Science
5 Probolinggo. (Tesis). Malang: PPS Universitas in Kindergarten: Is There a Gender Gap and
Negeri Malang. Does Integrated Inquiry and Literacy Instruc-
Bilgin, I. 2009. The effects of guided inquiry instruc- tion Make a Difference. Journal Of Research In
tion incorporating a cooperative learning ap- Science Teaching. Vol. 46 (2): 166–191.
proach on university students achievement Riduwan, M.B.A. 2010. Skala pengukuran variabel-vari-
of acid and base concept and attitude toward abel penelitian. Bandung: Alfabeta.
guided unquiry instruction. Scientific Recearch Sadeh, I and Zion, M. 2009. The Development of Dy-
and Essay. Vol.4 (10): 1038-1046. namic Inquiry Performance Within an Open
Christina V.S. and Yovita. 2006. Using a Guided Inquiry Inquiry Setting : A Comparison to Guided
and Modeling Instructional Framework (EIMA) Inquiry Setting. Journal of Research In Science
to Support Preservice K-8 Science Teaching. USA: Teaching. Vol 46 (10): 137-160.
Michigan State University. Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology Theory into
Depdiknas. 2006. Kurikulum 2004, Standart Kompetensi Practice, Fourth Edition. Boston: Allyn and Ba-
Mata Pelajaran IPA Sekolah Menengah Pertama con Publisher.
dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Direktorat Thiagarajan. 1974. Instructional Development for Training
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Teacher of Exeptional Children. Bloomington In-
Umum. diana: Indiana University.
Eggen, P.D. & Kauchack, D.P. 1996. Strategies For Tuckman, B.W. 1978. Conducting Educational Research.
Teacher. Needham Height: Allyn Bacon. Second Edition. United States of America:
Endang, W.W. 2006. Peningkatan Penguasaan Konsep Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
IPA Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Ter-

Anda mungkin juga menyukai