Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang pesat
dalam berbagai aspek, baik aspek sosial, ekonomi maupun perdagangan. Selain berdampak positif
akan pertumbuhan penduduk tersebut, Kota Semarang juga mengalami persoalan lingkungan yang
serius. Di wilayah Semarang bagian utara yang berada di dekat bagian pantai (lebih dikenal dengan
Semarang Bawah), muncul berbagai permasalahan lingkungan seperti banjir dan rob. Banjir dan
rob telah lama menjadi persoalan yang tidak mudah diatasi, khususnya di Kecamatan Semarang
Utara. Berdasarkan Bappeda Kota Semarang (2010), wilayah pesisir Semarang memiliki topografi
yang landai dengan kemiringan antara 0% sampai 5%. Kota Semarang memiliki masalah
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh adanya genangan banjir rob. Hal ini disebabkan oleh
tingginya pertumbuhan penduduk dan industri serta akibat kota Semarang memiliki kontur yang
relatif datar sehingga menyulitkan drainase dalam mengalirkan air ke daerah perkotaan, apalagi
pada saat air laut pasang.
Akibat banjir ini kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat secara drastis menurun, selain
itu adanya kecenderungan semakin meluasnya rob dengan frekuensi yang meningkat memerlukan
penanggulangan yang tepat dan optimal. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tengah menyelesaikan sejumlah infrastruktur pengendali banjir rob Kota Semarang sebagai upaya
dalam menangani banjir rob yang kerap melanda sebagian wilayah di Kota Semarang seperti
membagun rumah pompa dan sistem polder.
1. Tingginya abrasi
2. Pemanasan global
3. Sedimentasi
4. Tingginya pasang surut air laut (tanggul kurang tinggi)
5. Gelombang air laut yang tinggi
6. Mangrove dialihkan menjadi tempat wisata dan bangunan
7. Topografi kota semarang (dataran rendah)
8. Pengeboran sumur arthesis
RESUME FGD SEMARANG
Usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengatasi ROB Kota Semarang
Saran sebagai seorang mahasiswa untuk mengatasi banjir ROB Kota Semarang: