Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL PERPAJAKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan


Dosen Pengampu: SRI ANDRIANI, SE., M.Si

Oleh:
Kholidy Ibhar Saragih (16520079)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
PENGENALAN E-FILING

ABSTRAK

Direktorat Jenderal Pajak telah menyediakan kemudahan bagi para Wajib


Pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang harus dibayarkan, karena Wajib Pajak
tidak perlu lagi untuk mendatangi Kantor Pelayanan Pajak secara langsung untuk
melaporkan SPT, bagi para aparat Pajak teknologi electronic ini bisa memudahkan
mereka dalam mengelola database para wajib pajak.

E-Filing adalah suatu cara pelaporan SPT atau penyampain SPT wajib
pajak secara online, aplikasi ini disediakan oleh Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan
sebetulnya e-Filing ini sudah mulai dikenalkan pada tahun 2004 tapi masih dalam
tahap pengembangan. Artikel ini dibuat dengan mengharapkan pembaca semakin
memahami apa itu e-Filing.

The Directorate General of Taxes has provided facilities for taxpayers to


report the amount of tax that must be paid, because taxpayers no longer need to
visit the Tax Service Office directly to report the tax return, for the tax officers this
electronic technology can facilitate them in managing the database of the
mandatory tax.

E-Filing is a method of reporting tax returns or submitting tax returns for


taxpayers online, this application is provided by Application Service Providers
(ASP) and in fact this e-Filing was introduced in 2004 but is still in the development
stage. This article was made hoping that the reader will increasingly understand
what e-Filing is.
PENDAHULUAN

Pajak secara umum merupakan salah satu sumber penerimaan suatu


negara yang digunakan untuk membiayai semua anggaran yang dikeluarkan
pemerintah dan bersifat umum. Pajak menempati posisi yang paling tinggi
sebagai sumber penerimaan utama dalam peningkatan kas negara. Hal tersebut
bisa kita lihat dari semakin tingginya target penerimaan negara yang diharapkan
oleh sektor pajak. Negara kita mentargetkan penerimaan pajak yang ditetapkan di
RAPBN 2016 adalah sebesar Rp Rp1.565,8 triliun (RAPBN, 2016).

Menurut UU no. 28 Tahun 2007 mengenai perpajakan, menjelaskan


bahwasanya pajak kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan
tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan


pungutan wajib, biasanya berapa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai
sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan
pendapatan, pemilikan, harga beli barang dan sebagainya

Pengertian pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Waluyo, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang


terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
gunananya adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubung
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Sugianto adalah suatu pungutan atau iuran wajib yang dilakukan
oleh individu atau badan kepada suatu daerah tanpa imbalan secara langsung
yang seimbang, dapat untuk dipaksakan dengan berdasarkan peraturan undang-
undang yang berlaku yang kemudian digunakan untuk menyelenggarakan
pemerintah serta untuk pembangunan daerah.
Menurut Prof. Dr. Adriani pajak dapat didefinisikan sebagai iuran kepada
negara yang dapat dipaksakan, yang terutang oleh wajib pajak membayarnya
menurut peraturan yang berlaku dengan tidak mendapat imbalan kembali yang
dapat ditunjuk secara langsung.

Negara Indonesia menempatkan perpajakan sebagai peran serta kewajiban


warga negara dalam membiayai pembangunan. Tujuannya untuk dapat
meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab masyarakatnya. Pajak
digunakan untuk mengatur atau melaksanakan kebijakaan pemerintah dalam
bidang ekonomi. Namun dalam realisasinya pemungutan pajak masih sulit
dilakukan, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib
pajak (Banyu Ageng; 2011).

Instansi negara yang memiliki wewenang untuk menerima pajak pusat


adalah Direktorat Jenderal Pajak. Karena pajak merupakan penerimaan keuangan
negara utama maka pajak harus dioptimalkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan
dengan peran aktif dari wajib pajak.

Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak


selalu berupaya mengoptimalkan pelayanan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat untuk tertib sebagai Wajib
Pajak, salah satu upayanya yaitu dengan melakukan reformasi perpajakan yaitu
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan menerapkan sistem
e-filling. Melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-88/PJ/2004 pada
bulan Mei tahun 2004 secara resmi diluncurkan produk e-filling. Tepatnya pada
tanggal 24 Januari 2005 bertempat di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik
Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pajak meluncurkanproduk
e-filling atau electronic filling system (Ayu, 2005).

Pengertian e-Filing

e-Filing adalah suatu cara atau proses penyampaian SPT elektronik yang
dilakukan secara online dan real time melalui koneksi jaringan internet pada
website Direktorat Jenderal Pajak yang beralamat di www.pajak.go.id atau
perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP)
seperti OnlinePajak yang menyediakan lapor pajak online secara gratis.

Asal usul e-Filing Pajak

E-Filing pajak bermula dari penerapan sistem Modul Penerimaan Negara


Generasi Kedua (MPN G2) yang mulai dijalankan pada tahun 2007. Dalam sistem
MPN G2 ini, negara menggunakan surat elektronik serta pembayaran dengan
Billing sebagai bagian dari sistem transaksinya.

Aplikasi e-Filing pertama kali diperkenalkan oleh Application Service


Provider (ASP) dan disahkan melalui PER Dirjen Pajak Nomor KEP-05/PJ./2005
tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-Filing)
Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Dalam perkembangannya, DJP
kemudian mengembangkan aplikasi e-filing pajak milik pemerintah yang dapat
diakses dengan mudah melalui website resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP
online).

Menurut situs resmi kementrian keuangan, sistem ini berlaku baik untuk
penerimaan negara yang berbenuk pajak maupun bukan pajak. Direktorat
Jenderal Pajak adalah salah satu pihak penerima pajak tagihan resmi (biller) di
kementrian keuangan. Pemerintah kemudian membuat situs khusus untuk
mendukung e-Filing dan e-Billing yakni sse.pajak dan efiling.pajak. Akan tetapi,
sistem ini memiliki sistem yang terpisah dari situs resmi Direktorat Jenderal Pajak.

Pada tahun 2014, Direktorat Jenderal Pajak menyatukan semua layanan


pelaporan dan pembayaran pajak dibawah suatu sistem. Direktorat Jenderal Pajak
juga membuat situs Direktoral Jenderal Pajak Online yaitu djponline.pajak.co.id
sebagai usat pelayanan SPT elektronik. Selanjutnya, situs-situs lama yang
sistemnya masih terpisah juga dihapus, sehingga masyarakat bisa menggunakan
satu sistem yang lebih praktis.
Dasar hukum e-Filing adalah sebagai berikut:

1. PMK – 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi SPT, Serta Tata Cara
Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian SPT stdd
PMK-152/PMK.03/2009.
2. PER – 1/PJ/2014 tanggal 6 Januari 2014 tentang Tata Cara Penyampaian SPT
Tahunan bagi wajib pajak Orang Pribadi (OP) yang menggunakan formulir
1770S dan 1770SS yaitu melalui e-Filing melalui website Direktorat Jenderal
Pajak (DJP).

Pada tahun 2019 e-Filing sudah diwajibkan untuk wajib pajak badan
sedangkan untuk wajib pajak pribadi jika pada tahun sebelumnya sudah
menggunakan e-Filing maka wajib menggunakan cara yang sama untuk tahun ini.
Jadi jika sebelumnya belum menggunakan e-Filing dalam pelaporan SPT maka
tidak wajib menggunakan e-Filing untuk melakukan pelaporan SPT.

Bagi wajib pajak orang pribadi (WP OP) yang memenuhi kriteria 1770-S (WP
OP yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja dari dalam
negeri lainnya atau yang dikenakan PPh Final dan atau bersifat final) dan 1770-SS
(WP OP yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan
bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp. 60.000.000,-) dapat
menggunakan e-filing dalam penyampaian SPT Tahunannya.

E-Filing memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat,


diantaranya yaitu:

1. Dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, melakukan pelaporan SPT tidak


terikat waktu seperti saat melakukan pelaporan SPT secara langsung ke KPP,
hanya dengan bermodalkan smartphone atau komputer atau laptop dan
koneksi internet, wajib pajak bisa melakukan pelaporan SPT secara online
dimana saja dan kapan saja.
2. Lebih tepat, di dalam program e-Filing telah memuat perhitungan secara
otomatis, sehingga kesalahan dalam perhitungan dapat diminimalisir dengan
syarat data yang diinput harus tepat.
3. Aman, dalam pelaporan SPT menggunakan e-Filing dilakukan validasi untuk
menjamin data yang dimasukkan sudah tepat. Data SPT yang dilaporkan juga
akan langsung sampai tanpa adanya perantara. Hal ini menjamin keamanan
data wajib pajak.
4. Ramah Lingkungan, Melakukan pelaporan SPT melalui online berarti Anda
hanya perlu membayar biaya akses Internet saja tanpa perlu mengeluarkan
biaya transportasi ke KPP. Bukan hanya itu, dengan melakukan lapor pajak
secara online, Anda juga telah berkontribusi dan mendukung kegiatan go
green dengan tidak menggunakan kertas untuk mencetak data-data SPT.

Syarat melaporkan SPT secara online melalui e-Filing adalah kita harus
mempunyai e-FIN, yaitu nomor yang berfungsi sebagai identitas Wajib Pajak pada
saat melakukan transaksi elektronik dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.

Adapun tatacara untuk mendapatkan nomor e-FIN ini adalah sebagai berikut:

1. Mengundung formulir e-FIN dari situs resmi pajak


2. Mengisi formulir e-FIN
3. Melengkapi dokumen asli dan fotokopi yang dibutuhkan seperti KTP bagi
WNI, KITAS bagi WNA dan yang terakhir NPWP
4. Bawa lampiran Formulir EFIN dan dokumen pelengkap ke KPP (Kantor
Pelayanan Pajak) terdekat

Cara mendapatkan e-FIN Berkelompok:

Jika ingin mendapatkan EFIN secara kolektif atau berkelompok, ada ketentuan
tersendiri. Biasanya permintaan nomor EFIN kolektif ini dilakukan oleh
perusahaan untuk para karyawannya.

Berikut syarat dan cara mendapatkan e-FIN Kolektif:


1. Jumlah karyawan atau pemohon EFIN pajak minimal 20 orang
2. Nama karyawan harus tercantum pada laporan SPT PPh21
3. Perusahaan yang mengajukan permohonan harus menyediakan tempat dan
peralatan yang dibutuhkan untuk aktivasi EFIN pajak
4. Unduh formulir EFIN Berkelompok di situs resmi DJP
5. Isi Formulir EFIN Berkelompok
6. Lengkapi dengan lampiran dokumen, seperti KTP (asli dan fotokopi) untuk
WNI atau KITAS (asli dan fotokopi) untuk WNA, NPWP (asli dan
fotokopi)Karyawan yang mengajukan aktivasi e-FIN harus hadir saat
pengaktifan EFIN

Cara aktivasi e-FIN:

Setelah mendapatkan nomor EFIN, lakukan aktivasi. Aktivasi e-FIN ini


harus dilakukan melalui situs resmi DJP. Setelah masuk ke laman DJP Online pada
tautan tersebut, lakukan aktivasi sebagai berikut:

1. Isi kolom dengan mengetikkan nomor NPWP


2. Ketikkan nomor e-FIN pada kolom EFIN
3. Masukkan/ketikkan Kode Keamanan yang tertera
4. Lalu klik Submit
5. Anda akan menerima e-mail konfirmasi, berisi password sementara
6. Kemudian klik tautan yang ada, dan ganti kata sandi (password) sesuai
keinginan Anda
7. Untuk membuat password baru, pilih atau gunakan kata sandi, baik huruf
ataupun angka yang mudah diingat.

Ingat, aktivasi EFIN maksimal 30 hari setelah mendapatkan nomor EFIN. Jika
tidak melakukan aktivasi EFIN lebih dari 30 hari, maka nomor EFIN hangus dan
Anda harus mengajukan permintaan EFIN ulang.
Setelah kita melakukan aktivasi e-FIN maka secara otomatis kita telah
terdaftar dalam e-Filing. Sehingga kita bisa menggunakan layanan e-Filing yaitu
pelaporan SPT secara online.
Untuk mencoba masuk (Login) pada akun eFiling atau akun DJP Online
Anda, berikut langkahnya:

1. Buka laman situs resmi Ditjen Pajak Login DJP Online atau e-Filing di Sini
2. Masukkan nomor NPWP
3. Ketikkan Kata Sandi (password) yang sudah Anda buat sebelumnya (saat
aktivasi EFIN)
4. Ketik Kode Keamanan yang tertera
5. Klik Login
6. Setelah itu Anda siap menyampaikan pelaporan SPT Tahunan Pajak secara
online atau melalui e-Filling
Namanya juga mengisi SPT setahun sekali, seringnya orang lupa dengan
password e-Filing atau akun DJP Online ini. Saat mau menyampaikan SPT
Tahunan Pajak pun jadi kebingungan karena tidak bisa masuk atau login e-Filing.

Bukan hanya lupa kata sandi untuk masuk ke DJP Online/e-Filing, tak
sedikit yang ternyata juga lupa nomor EFIN. Padahal nomor EFIN ini penting
karena digunakan untuk membuat kode billing pembayaran pajak.

Lakukan ini bila Lupa Nomor EFIN Pajak untuk e-Filing:

 Buka e-mail, cari di inbox atau e-mail masuk dari Ditjen Pajak yang berisi
nomor pendaftaran EFIN Anda saat Anda mengajukan EFIN dahulu
 Coba cari atau bongkar berkas perpajakan, mungkin kertas EFIN masih
tersimpan dan terlesip di antara tumpukan berkas
 Atau menghubungi pihak DJP menggunakan fitur Layanan Pengaduan &
Live Chat pada situs resmi DJP di go.id
 Melalui Twitter dengan mention layanan Kring Pajak di @kring_pajak
 Menghubungi call center Kring Pajak di 1500200
 Atau mendatangi KPP terdekat
Lakukan ini bila Lupa Password DJP Online atau Akun e-Filing:

 Jika masih ingat alamat e-mail yang digunakan untuk mendaftar akun e-
Filing/DJP Online, maka lakukan reset password
 Cara mereset password adalah masuk ke website Ditjen Pajak Login DJP
Online di Sini

 Klik tautan (link) Lupa Password? Reset di sini


 Isi setiap kolom yang ada, mulai dari NPWP dan EFIN
 Centang kolom Lupa Email?
 Ketikkan alamat e-mail yang digunakan untuk mendaftar dahulu pada kolom
Email
 Ketik Kode Keamanan pada kolom yang tersedia
 Terakhir klik Submit
 Password baru e-Filing/akun DJP Online akan dikirim ke e-mail yang Anda
gunakan untuk mendaftar
 Lakukan ini jika Lupa e-Mail yang Digunakan untuk Akun DJP Online/e-
Filing?

Jika masih ingat atau simpan nomor EFIN, lakukan reset sama seperti ketika lupa
password

 Masuk ke halaman Login DJP Online Login DJP Online di Sini


 Klik tautan (link) Lupa Password? Reset di sini
 Isi setiap kolom yang ada, mulai dari NPWP dan EFIN
 Centang kolom Lupa Email?
 Ketikkan Alamat E-Mail Baru yang ingin Anda gunakan
 Ketik Kode Keamanan pada kolom yang tersedia
 Terakhir klik Submit
 Alamat e-mail baru untuk e-Filing/akun DJP Online akan dikirim e-mail
Anda
Karena didunia ini tidak ada yg sempurna maka sistem pelaporan SPT secara
online ini juga tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan dan
kekurangannya adalah sebagai berikut:

Kelebihan e-Filing adalah sebagai berikut:

1. Lebih Cepat dengan Jaringan Internet

Tentu faktor utama dari setiap sistem online yang ditawarkan adalah
kecepatan proses. Sama dengan banyak hal lain, sistem E-Filing yang berbasis
online juga menawarkan kecepatan dalam proses pelaporan SPT, baik itu formulir
1770, 1770S atau 1770SS. Dengan bermodalkan jaringan internet yang baik, proses
pelaporan bisa diselesaikan kurang dari 15 menit.

Proses penerimaan data yang dimasukkan juga dilakukan secara online,


sehingga wajib pajak bisa menghindari antri karena keterbatasan loket yang
disediakan pada KPP yang ada. Disamping itu, wajib pajak juga tidak perlu
banyak menulis dan bisa langsung mengklik panel yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya.

2. Pelaporan SPT Kapanpun dan Di Manapun

Ya, pelaporan SPT yang tadinya harus mendatangi KPP terdekat, pojok
pajak, mobil layanan pajak, pajak keliling atau sebagainya kini bisa dilakukan
bahkan di rumah wajib pajak sekalipun. Pada dasarnya, wajib pajak tidak perlu
meninggalkan perangkat komputernya untuk melakukan pelaporan SPT.

E-Filing bisa dilakukan kapanpun, sehingga tidak akan berpotensi terjadi


keterlambatan karena hari libur atau wajib pajak sedang tidak dapat mendatangi
KPP terdekat di area wajib pajak berada, selama terhubung dengan jaringan
internet.

3. Kemudahan Penggunaan Aplikasi


Situs DJP Online yang menjadi situs resmi dari DJP sangat mudah untuk
digunakan. Setiap keperluan yang akan dilakukan oleh wajib pajak sudah tertera
jelas pada setiap panel yang ada, sehingga wajib pajak tidak akan merasakan
kebingungan saat menggunakan situs resmi ini untuk mengurus urusan
perpajakan secara online.

Tidak hanya DJP Online, penyedia jasa layanan aplikasi perpajakan yang
lain juga dituntut untuk memiliki user interface yang sederhana dan mudah
dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk mendukung gerakan sadar pajak yang
sedang digalakkan oleh pemerintah dengan penggunaan DJP Online, sehingga
wajib pajak yang baru akan melaksanakan kewajibannya merasa dimudahkan
dalam melapor pajak.

4. Tidak Perlu Instal Aplikasi atau Program Apapun

Pengguna baru biasanya akan menemui kesulitan untuk melakukan


instalasi program tertentu yang terintegrasi dengan situs DJP Online. Namun,
karena DJP Online dan penyedia jasa layanan aplikasi lainnya ini berbasis web,
wajib pajak tidak perlu repot melakukan instalasi pada program terkait.

Situs DJP Online akan mudah ditemukan ketika wajib pajak memasukkan
keyword ‘DJP Online’ pada mesin pencari. Cukup dengan mengklik situs DJP,
wajib pajak sudah bisa menggunakan fitur E-Filing yang ada. Wajib pajak hanya
perlu mendaftar dan membuat akun pada DJP Online sehingga dapat
menggunakan setiap fitur yang ditawarkan dengan maksimal.

5. Pengawasan dan Pengecekan yang Mudah

Karena sistemnya berbasis online, E-Filing yang telah dimasukkan bisa


dengan mudah dicek dan diawasi melalui komputer wajib pajak sendiri. Sistem
DJP Online memungkinkan wajib pajak yang telah melakukan pengisian E-Filing
untuk memonitor data yang telah diinput, sehingga dapat mengetahui dengan
cepat jika ada data yang tidak sesuai.
Ketika setiap data yang dimasukkan sesuai, wajib pajak akan segera
mendapatkan konfirmasi berupa token yang dikirimkan pada email yang
digunakan. Token ini nantinya berguna sebagai kode validasi, bahwa proses
pelaporan SPT yang dilakukan telah selesai dengan baik dan benar, serta sesuai
dengan setiap persyaratan yang diperlukan.

6. Tidak Perlu Pengeluaran Ekstra

Karena wajib pajak tidak perlu meninggalkan perangkat komputernya,


baik di kantor atau di rumah, tidak ada pengeluaran ektra yang diperlukan.
Pengeluaran ini misalnya bahan bakar, waktu yang berharga ketika bekerja, atau
bahkan untuk mencetak berkas yang diperlukan sebagai kelengkapan lampiran.

Cukup dengan menyambungkan perangkat komputer dengan jaringan


internet, setiap data yang diperlukan bisa dimasukkan dan diselesaikan secara
online. Pengeluaran yang akan timbul hanyalah listrik untuk perangkat yang
digunakan serta biaya jaringan internet. Pun kedua hal ini tidak akan terasa karena
sudah menjadi pengeluaran rutin setiap bulannya.

7. Gratis

Akses dan keperluan yang dilakukan pada DJP Online atau penyedia jasa
layanan lainnya adalah gratis. Wajib pajak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
menggunakan layanan online dari DJP ini.

Kekurangan e-Filing adalah sebagai berikut:

Kekurangan e-Filing sebenarnya tidak banyak hanya kendala koneksi


internet dan mungkin terkadang ada maintenance sistem. Hal utama yang
dibutuhkan untuk menggunakan sistem e-Filing ini adalah koneksi internet maka
dari itu terkadang ada gangguan jaringan internet sehingga tidak bisa mengakses
situs DJP online. Contohnya ketika WP ingin mengakses EFIN. EFIN atau
Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan
oleh Ditjen Pajak kepada wajib pajak untuk menggunakan e-Filing. Oleh karena
itu kita masih difasilitasi dengan pelaporan SPT secara manual yaitu datang
langsung ke KPP di daerah kita masing-masing.

E-Filing memiliki beberapa istilah yang perlu dipahami agar dapat


menggunakan e-Filing secara baik dan benar, antara lain yaitu:

 E-SPT, adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk Elektronik yang dibuat oleh
wajib pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPTyang disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
 E-Filling, adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik
yang dilakukan secara onlinedan real time melalui internet pada website
Direktorat Jenderal Pajak (pajak.go.id) atau penyedia jasa aplikasi atau
Application Service Provider (ASP).
 E-FIN (Electronic Filing Identification Number), adalah nomor identitas yang
diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada wajib pajak yang
mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-filling.
 Tentang Bukti Penerimaan Elektronik (BPE), adalah informasi yang meliputi
nama, NPWP, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) yang
tertera pada hasil cetakan bukti penerimaan dalam hal e-fillingdilakukan
melalui website DJP atau informasi yang meliputi nama, NPWP, tanggal, jam,
Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) dan Nomor Transaksi Pengiriman
ASP (NTPA) serta nama Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi, yang tertera
pada hasil cetakan SPT Induk dalam hal e-fillingdilakukan melalui Penyedia
Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP).
 Tanda tangan elektronik atau tanda tangan digital adalah informasi elektronik
yang dilekatkan dan memiliki hubungan langsung atau terasosiasi pada
suatu informasi elektronik lain termasuk sarana administrasi perpajakan yang
ditujukan oleh wajib pajak untuk menunjukan identitas dan status yang
bersangkutan.
 Kode verifikasi adalah sekumpulan angka atau huruf atau kombinasi angka
dan huruf yang di-generate oleh sistem DJP yang digunakan untuk keamanan
dalam proses e-filing melalui website DJP (pajak,go.id).
 Notifikasi adalah pemberitahuan kepada wajib pajak mengenai status e-SPT
disampaikan secara e-filing melalui website DJP.
 Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) adalah nomor yang tertera
pada bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan
Negara.

OnlinePajak adalah salah satu mitra resmi DJP. Aplikasi berbasis web ini
memudahkan wajib pajak untuk membayar dan melaporkan pajak secara praktis.
Aplikasi ini juga dapat digunakan secara gratis hanya dengan mendaftar.

Menariknya lagi, data pembayaran dan pelaporan pajak Anda


(BPN/NTPN/BPE) juga akan tersimpan secara digital dalam waktu lama di
dalam sistem penyimpanan elektronik. Hal ini sesuai dengan aturan menyimpan
data-data pelaporan oleh Wajib Pajak minimal selama 10 tahun.

Dari artikel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dengan adanya lapor pajak online, kini memudahkan proses lapor SPT
dengan cara online.
2. Wajib pajak yang menggunakan fitur lapor SPT online, tidak perlu lagi datang
ke KPP dan antre.
3. Dengan aplikasi OnlinePajak, proses lapor SPT online Anda hanya
memerlukan 1 klik saja.
4. Status SPT apapun (lebih bayar, kurang bayar) bisa dilaporkan melalui eFiling
OnlinePajak.
Daftar Pustaka

https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-e-filing-menurut-para-ahli/

https://www.cermati.com/artikel/cara-registrasi-djp-online-dan-cara-mendapatkan-e-
fin

https://www.online-pajak.com/e-filing-pajakgoid

https://www.online-pajak.com/apa-yang-dimaksud-dengan-e-filing

https://katadata.co.id/berita/2019/02/05/ini-daftar-wajib-pajak-yang-harus-lapor-spt-
lewat-e-filing-tahun-ini

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-manfaat-melakukan-lapor-pajak-secara-online/

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3169063/ini-keluhan-wajib-pajak-
saat-lapor-spt-lewat-e-filing

https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/penyampaian-spt-melalui-e-filing-berikut-7-
kelebihannya/

https://www.pajak.go.id/id/artikel/manual-e-filing-atau-e-form

Anda mungkin juga menyukai