Anda di halaman 1dari 14

ALLAH TRITUNGGAL

Pendidikan Agama Kristen


Dosen Pengampu : PDT. BOIMIN S.Th., M.A., M.Th

Disusun Oleh Kelompok II :

 Afridayani Sitanggang
 Anugrah Zega
 Debora R. Manurung
 Bangkit Sihite
 Cheessy Mvo Tambun
 Eva Safitri Manullang

Fisika Dik A 2017

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada tuhan yesus, atas berkat dan
anugerah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“ ALLAH TRITUNGGAL”.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah pendidikan agam kristen protestan dan mengajak orang kristen yang belum mengenal
kasih allah dan taat kepada firmannya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak pdt. Boimin s.th., m.a., m.th
selaku dosen mata kuliah pendidikan agama kristen protestan yang telah membibing
penulis dalam menyelesaikan makalah ini, serta rekan-rekan yang turut serta
membantu dan bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih terbatas dan
jauh dari sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
waktu yang dimiliki. Namun demikian penulis telah berusaha dan bekerja keras
supaya makalah ini bermanfaat bagi penulis, dan bagi pembaca sekalian untuk
menjadi orang kristen yang mengerti ajaran allah dalam alkitab.

Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................i
Daftar Isi .............................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................1
C. Tujuan Masalah ...............................................................................1
Bab II Pembahasan .................................................................................2

A. Pengertian Allah Tritunggal .............................................................2


B. Pentingnya Mengerti Ajaran Tentang Trinitas .....................................3
C. Pandangan Keliru Tentang Trinitas .....................................................4
D. Penjelasan Yang Benar Tentang Trinitas .............................................6
E. Tiga Pribadi Allah .............................................................................7

Bab III Penutup ....................................................................................10

A. Kesimpulan ...................................................................................10
B. Saran ............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Memahami akan kemahakuasaan allah yang esa dalam eksistensinya sebagai


allah tri tunggal adalah hal yang sangat penting dalam pokok pengajaran iman kristen
karena hal ini sangat sering menjadi bahan bagi orang yang diluar kristen untuk
menyerang orang kristen dengan mengatakan bahwa orang yang beragama kristen
menyembah tiga allah dan hal itu tentu dipandang salah oleh semua agama karena
beranggapan bahwa orang kristen menyembah lebih dari satu allah.
Oleh sebab itu kita perlu memahami akan ketritunggalan allah karena dengan
memiliki pemahaman yang benar akan allah maka orang percaya diharapkan dapat
menjadi semkin teguh didalam iman kepercayaan kepada yesus kristus dan tidak
mudah digoyahkan oleh apapun.
Allah tri tunggal tidak berarti bahwa allah yang dipecayai oleh orang kristen itu
ada tiga. Tetapi adanya istilah allah tritunggal atau trinitas hanyalah untuk
menjelaskan bahwa didalam diri allah itu sendiri (yang tunggal) terdapat tiga oknum
yang ilahi yang memiliki peranan masing-masing dan tujuannya semata-mata untuk
menyelamatkan, menebus dan membebaskan manusia dari cengkraman dosa yang
akan membawa manusia kedalam maut itulah bukti dari kemahkuasaan allah.
Tentunya kemahakuasaan allah yang tidak terbatas ini tidak akan bisa dipahami oleh
pikiran manusia yang terbatas.
Istilah Tritunggal memang tidak pernah muncul dalam alkitab. Istilah ini
pertama kali dipakai oleh tertulianus (766-220 m) pada abad iii. Sepanjang sejarah
gereja, kebenaran ini terus dipersoalkan. Tidak hanya pada abad permulaan kebenaran
ini telah mendapat tantangan, di zaman sekarang prln banyak ajaran sesat menentang
kebenaran ini. Saksi yehovah berpandangan, bahwa di dalam alkitab tidak ada dasar
untuk doktrin tritunggal. Doktrin tritunggal asalnya bukan dari alkitab. Sejak kekal
allah adalah suatu wujud yang tunggal dan tersendiri, yang tidak dapat diterangkan
ataupun diketahui.
Ajaran Mormonisme Juga menentangnya dengan pandangan bahwa Allah
merupakan satu pribadi, Yesus Kristus satu pribadi lain yang terpisah dan Roh Kudus
adalah pribadi yang lain lagi yang merupakan Roh – tiga pribadi yang berbeda-beda
dan merupakan tiga Allah. Dan Spiritualisme mengatakan bahwa Allah bukan suatu
Oknum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tritunggal ?
2. Bagaimana sejarah penggunaan tritunggal ?
3. Bagaimana ajaran trinitas yang benar ?
4. Apa saja pribadi Allah ?
5. Apa saja ajaran trinitas yang keliru ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Definisi Tritunggal


Dalam berbicara mengenai Tritunggal, hal pertama yang harus diingat adalah
bahwa doktrin ini adalah doktrin yang perlu diterima lebih banyak melalui iman,
daripada dengan pikiran walaupun tetap memerlukan logika dan keruntutan berpikir.
Doktrin ini merupakan doktrin fundamental dalam kekristenan sehingga menurut
Enns, kepercayaan atau ketidakpercayaan pada Tritunggal menandai ortodoksi atau
bukan ortodoksi.
Istilah Tritunggal dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta Tri
berarti tiga dan tunggal berarti satu. Tritunggal mengadopsi kata “Trinitas” dari
bahasa latin yang artinya “ketigaan”. Dalam bahasa inggris Trinity atau Triunity
dianggap dapat mengekspresikan doktrin ini dengan lebih baik sebab menggambarkan
tiga pribadi di dalam satu kesatuan (unity) walaupun menurut beberapa tokoh kata ini
tidaklah seekspresif bahasa Belandanya “Drie-eenheid” yang pengertiannya hampir
mirip dengan Tritunggal (Ind.) atau Bahasa Jermannya “Dreieinigkeit” yang berarti
“tiga yang satu”. Akan tetapi dari semua istilah-istilah kata ini Boice berkomentar
demikian: “One is our difficulties at this point is that we do not have an adequate
word in English, or any other languange, to express the nature of the different
existence within the Godhead”. Namun yang jelas ketika berbicara mengenai
Tritunggal berarti berbicara tentang Allah sebagai suatu pribadi; tetapi juga berbicara
tentang tiga pribadi dalam Allah.
Dalam pengkajiannya, beberapa Teolog memberikan definisi praktis yang
dapat menolong dalam pemahaman awal dalam mengenal istilah Tritunggal ini:
a) Menurut Wayne Grudem Allah Tritunggal sendiri dapat didefinisikan sebagai: “God
eternaly exists as Three persons, Father, Son, and Holy Spirit, and each person is fully God,
and There is one God.”
b) Menurut Milard J Erickson dalam pemaparan mengenai Istilah Tritunggal, harus di
pahami dalam 3 pendekatan yang berdasar pada Alkitab, yaitu, “The Oneness of God, The
Deity of Three, dan Three-in-Oneness”
c) Paulus Daun mendefinisikan Tritunggal sebagai: Allah itu esa tapi beroknum tiga, yaitu:
Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Dari beberapa definisi ini teranglah bahwa secara sederhana dapat dikatakan
ketika membicarakan Tritunggal berarti membicarakan pribadi-pribadi Allah yang
mempunyai perbedaan satu dengan lainnya tetapi mempunyai kesamaan esensi. Hal
ini tidak dapat dimengerti dengan konsep matematis perhitungan 1+1+1=3, sebab itu
janganlah memakai konsep tempat dan logika matematika, melainkan menerimanya
dengan iman kepercayaan untuk menerima kenyataan lalu menghayati rahasia Allah
yang nyata.

SEJARAH MUNCULNYA ALLAH TRITUNGGAL DALAM GEREJA


Kata trininitas memang tidak terdapat dalam Alkitab dan bahwa pertama kali
digunakan oleh Theophilus dari Anthiokia di Gereja Timur dalam bahasa Yunani

2
triados dan Tertulianus dari Gereja Barat dengan istilah bahasa Latin trinitas. Ini
dilakukan dalam usaha untuk menjelaskan tentang fakta yang terdapat dalam Alkitab
mengenai Allah yang Esa yang disebut Bapa, yang memiliki Firman yang disebut
Anak dan Roh yang disebut Roh Kudus yang bersifat kekal. Dan juga untuk
menerangkan hubungan Firman Allah dan Roh Allah itu dengan Allah yang Esa itu
sendiri.
Bapa Gereja Tertullianus (220 AD), ia adalah yang mula pertama mencetuskan
ide, gagasan dan dengan tepat mendasarkan doktrin Trinitas dari ayat Matius 28:19.
Dia menjabarkannya dalam suatu doktrin yang berbunyi: ‘una substantia tres
personae‘, “satu substansi/hakekat tiga pribadi”.
Matius 28:19 berbunyi: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Mengapa Tertullianus memberikan pengajaran tentang trinitas/tritunggal? Hal itu tidak lain
sebagai upaya apologetika (pembelaan iman) yang dilakukannya terhadap banyaknya ajaran-
ajaran yang menyimpang di dalam kekristenan berkaitan dengan hakikat Allah. Ajaran-ajaran
tersebut telah membuat kebingungan di kalangan umat Tuhan (sejak abad 2-3 M), sehingga
Tertullianus berinisiatif untuk menggali kebenaran firman Tuhan yang tertulis dalam Matius
28:19. Mengapa ayat tersebut yang menjadi fokus? Karena dalam ayat itulah, Tuhan Yesus
mengajarkan gereja tentang tritunggal Allah (Bapa, Anak dan Roh Kudus).

B. PENTINGNYA MENGERTI AJARAN TENTANG TRINITAS

Yakub B. Susabda dalam buku Bergaul dan Mengenal Allah menyebutkan tiga
alasan mengapa pengenalan akan Allah Trinitas ini penting, yaitu:

Pertama, Allah orang Kristen adalah Allah yang hanya mau dikenal dan disembah
sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus. Allah memang esa, tetapi mengenak keesaanNya
saja tidaklah menyelamatkan. Seluruh rencana keselamatan Allah hanya daat
dipahami dan diimani dalam hubungan dengan keunikan diri Allah, penyingkapan
diriNya yang progresif, rencana dan cara kerjaNya. Allah ingin kita mempercayai dan
mengimani Dia bukan hanya sebagai Allah yang esa, yang mengingatkan dan
mengajarkan jalan keselamatan dan kehidupan yang diperkenanNya, tetapi ia
menginginkan kita mengenalNya sebagaimana Dia ada, yaitu Bapa, Putra dan Roh
Kudus dengan keunikanNya masing-masing. Alkitab menegaskan bahwa bahwa Allah
tidak mungkin dapat dikenali diluar dari apa yang Dia sendiri singkapkan (Matius
16:17; Bandingkan Yohanes 14:6; 15:16).

Kedua, iman kepada Allah Trinitas adalah salah satu keunikan iman Kristen yang
membedakannya dari iman semua agama-agama lain. Tanpa pengenalan akan
Ketrinitasan Allah, perbedaan antara iman Kristen dengan iman agama-agama lain
akan menjadi kabur. Demi membangun jembatan komunikasi dan semangat kesatuan
serta toleransi, kita tidak boleh mengorbankan ajaran essensial Allah Trinitas ini
hanya supaya kita bisa diterima oleh pemeluk kepercayaan agama-agama lainnya.
Alkitab menegaskan bahwa diluar kepercayaan kepada Allah Trinitas tidak ada

3
keselamatan (1 Yohanes 4:2-3). Ketiga, pengenalan tentang Allah Trinitas bukanlah
pengenalan rasional tetapi pengenalan iman yang lahir kebenaran Alkitab. Penalaran
manusia tidak dapat memahami Trinitas dengan tuntas, demikian pula logika tidak
dapat menjelaskannya dengan tuntas. Tetapi karena Alkitab menyatakannya maka kita
menerimanya.

C. PANDANGAN KELIRU TENTANG TRINITAS

Gereja di dalam sejarahnya telah menentang ajaran-ajaran yang salah dari para penentang
Trinitas. Pada berbagai abad yang telah dilewati beberapa orang telah membentuk konsep-
konsep yang salah dan tidak Alkitabiah tentang Trinitas. Pandangan-pandangan keliru
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam lima pandangan utama, yaitu:

1. Triteisme.

Pandangan ini menolak keesaan Allah dan percaya pada tiga Allah. Dalam sejarah
gereja mula-mula, John Ascunages dan John Philoponus mengajarkan bahwa ata tiga Allah
dan ketiganya berhubungan dalam asosiasi yang bebas. Kesalahan dari pengajaran ini karena
meninggalkan kesatuan di antara trinitas sebagai akibatnya mereka mengajarkan tiga Allah
bukan tiga pribadi diantara para Allah. Pandangan ini sama dengan Hinduisme yang memiliki
dewa tiga serangkai yaitu: Brahma, Wusnu dan Syiwa, tetapi pandangan ini sama sekali
berbeda dari pandangan Kristen Alkitabiah tentang Trinitas. Trinitas Kristen bukan bahwa
Allah itu tiga dalam pengertian yang sama dengan pengertian keesaanNya. Allah bukanlah
tiga pribadi dan pada pengertian yang sama adalah satu pribadi; juga Allah bukanlah tiga
Allah dan satu Allah pada pengertian yang sama. Ajaran Trinitas Kristen mengajarkan bahwa
hanya ada satu Allah yang berdistingsi dalam tiga pribadi; Ia adalah tiga pribadi dalam satu
Allah.

2. Monarkianisme.

Monarkianisme adalah pendahulu dari Sabellianisme. Monarkianisme mengajarkan


bahwa Allah Anak hanyalah merupakan mode lain dari pernyataan Allah Bapa. Ada dua
bentuk dari Monarkianisme, yaitu Adopsionisme dan Modalisme. Dalam bentuk
adopsianistiknya, Monarkianisme yang diajarkan oleh Theodotos dari Byzantium (210 AD)
memandang Yesus sebagai manusia yang diberikan kekuatan oleh Roh Kudus pada saat
baptisanNya. Dalam bentuk modalistiknya, Monarkianisme mengajarkan bahwa satu Allah
yang secara beragam memanifestasikan dirinya dalam tiga bentuk atau mode keberadaan
(Modalisme). Di Gereja Barat, Monarkianisme yang modalistik dikenal sebagai Patri-
passianisme. Nuetus dan Praxeas adalah pemimpin-pemimpin dalam gerakan ini yang
mengajarkan Patripassianisme, yaitu Allah Bapa yang berinkarnasi di dalam Anak juga
menderita di dalam Anak, di saat penyaliban. Di Gereja Timur, Monarkianisme yang
modalistik dikenal dengan Sabellianisme.

4
3. Sabellianisme.

Sabellius dari Ptolemais (200 AD) menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus
adalah tiga bentuk eksistensi atau tiga manifestasi dari satu Allah. Menurut Pandangan ini,
Trinitas bukan berkaitan dengan natur Allah, tetapi hanya cara Allah dalam menyatakan
diriNya. Pandangan ini mengajarkan bahwa sebagai Bapa, Allah adalah Pencipta dan
Pemberi Hukum; sebagai Anak, Allah adalah Penyelamat; sebagai Roh Kudus, Allah
melahirkan kembali dan menguduskan. Atau dengan cara lainnya, Sebellianisme
mengajarkan bahwa Allah dikenal sebagai Bapa dalam Perjanjian Lama, sebagai Anak dalam
kitab-kitab Injil; dan sebagai Roh Kudus untuk zaman ini. Sabellianisme dalam setiap kasus,
percaya pada satu Pribadi saja yang mewujudkan diri dengan tiga cara. Pandangan ini juga
dikenal sebagai trinitas ekonomi, yaitu: satu Allah yang mewujudkan diriNya dalam jabatan-
jabatan berbeda pada ekonomi (administrasi/dispensasi) yang berbeda. Di Gereja Timur,
Sabellianisme juga dikenal sebagai Monarkianisme yang modalistik. Sabellius ini diikuti oleh
Abelard (1079-1142 AD) yang menyatakan bahwa nama Bapa untuk menyatakan kuasa;
Putra untuk menyatakan hikmat; Roh Kudus untuk menyatakan kebaikan.

4. Arianisme.

Arius, seorang Penetua yang anti trinitarian dari Alexadria mengajarkan Allah yang
kekal yang esa dari Anak yang diperanakkan oleh Bapa, dan karena itu, Anak memiliki
permulaan (diciptakan). Jadi Arius mengsubordinasikan Anak pada Bapa. Ia juga
mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah yang pertama diciptakan oleh Anak, karena segala
sesuatu dijadikan oleh Anak. Arius beranggapan bahwa Allah Bapa adalh satu-satunya yang
sama sekali tidak mempunyai permulaan. Bapa menciptakan Anak dan Roh Kudus dari
ketiadaan sebagai tindakan penciptaan wal. Anak disebut Allah karena Ia datang langsung
dari Allah dan sudah diberi kusa untuk menciptakan. Arius dan ajarannya dinyatakan sesat
pada konsili Nicea tahun 325 AD.

5. Socinianisme.

Socinus, pada abad keenam belas mengajarkan pandangan yang mirip dengan
Arianisme. Socinianisme mengajarkan bahwa adalah keliru untuk mempercayai Pribadi-
Pribadi dari Trinitas memiliki satu hakikat yang esa. Paham ini mengajarkan bahwa hanya
ada satu zat ilahi yang terdiri hanya satu Pribadi. Walau mengikuti Arius, tetapi Socinus
melampaui Arianisme dalam penyangkalannya tentang pra eksistensi Anak dan menganggap
Anak hanya seorang manusia. Socinus mendefinisikan Roh Kudus sebagai kebajikan atau
tenaga (energi) yang mengalir (keluarg) dari Allah kepada Manusia. Charles C. Ryrie,
menyatakan “Pandangan Socianisme ini mempengaruhi Unitarianisme Inggris dan Deisme
Inggris. Kebanyakan penganut Unitarianisme bukan penganut Deisme, tetapi semua penganut
Deisme mempunyai konsep Unitarian tentang Allah. Garis bidat adalah Arianisme ke
Socianisme ke Unitarianisme ke Deisme. Unitarianisme Amerika adalah turunan langsung
dari Unitarianisme Inggris” (Ryrie, Teologi Dasar, Jilid 1, hal. 78).

5
Pandangan modern yang keliru tentang Trinitas bervariasi. Tetapi tidak ada hal
yang baru lagi. Semua kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah
pernah terjadi sebelumnya.

D. PENJELASAN YANG BENAR TENTANG TRINITAS

Secara ringkas kita menggambarkan bahwa “Allah adalah satu dalam esensi
dan tiga dalam substansi”. Formula ini memang merupakan misteri dan paradoks
tetapi tidak kontradiksi. Suatu kontradiksi akan muncul jika kita mengatakan bahwa
“Allah adalah satu dalam esensi dan tiga dalam esensi; atau Allah adalah tiga
substansi dan satu subtansi pada saat yang sama dan dalam pengertian yang sama”.
Keesaan dari Allah dinyatakan sebagai esensiNya atau keberadaanNya, sedangkan
keragamannya diskspresikan dalam tiga substansi atau pribadi. Berikut ini merupakan
ringkasan ajaran tentang Trinitas.

Pertama,

Allah adalah satu dalam esensi. Esensial kesatuan dari Allah didasarkan pada Ulangan
6:4, “dengarlah, hai orang Isreal: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” Kata “esa” adalah
kata Ibrani “echad” yang berarti “gabungan kesatuan; satu kesatuan”. Pernyataan ini
menekankan bukan hanya keunikan dari Allah tetapi juga kesatuan dari Allah (Bandingkan
Yakobus 2:19). Ini berarti bahwa ketiga Pribadi secara esensi tidak terbagi. Kesatuan dari
esensi ini juga menekankan bahwa ketiga Pribadi dari Trinitas tidak berarti bertindak secara
mandiri dan terpisah. Pernyataan ini penting dalam menangkal ajaran sesat Arianisme dan
Socianisme yang menolak kesatuan esensi Anak dan Roh Kudus dengan Bapa.

Kedua,

Allah adalah tiga dalam dalam pribadi. Walau istilah “Pribadi” cenderung
menimbulkan pemahaman keliru tentang kesatuan dalam Trinitas, tetapi kata ini terus
dipertahankan karena tidak ada kata lain yang lebih mendekati kebenaran yang disingkapkan
Alkitab tentang Allah Trinitas ini. Istilah “Pribadi” banyak menolong dalam menjelaskan
Trinitas, karena kata itu menekankan bukan hanya suatu manifestasi tetapi juga pribadi
sebagai persona (individu). Dengan menyatakan bahwa Allah adalah tiga dalam kaitan
dengan pribadi hal ini menekankan bahwa (1) adanya distingsi persona dalam Keallahan; (2)
setiap Pribadi memiliki esensi yang sama dengan Allah; dan (3) setiap Pribadi memiliki
kepenihan Allah. Jadi, Dalam Allah tidak ada tiga pribadi bersama dan terpisah satu sama
lain, tetapi hanya perbedaan pribadi diantara esensi Ilahi. Pernyataan tersebut merupkan suatu
perbedaan yang penting dari Modalisme atau Sabellianisme, yang mengajarkan bahwa satu
Allah hanya memanifestasikan diriNya dalam tiga cara yang berbeda.

6
Ketiga,

Ketiga Pribadi memiliki relasi yang berbeda. Diantara Trinitas ada suatu relasi yang
diekspresikan dalam arti subsistensi. Bapak tidak dilahirkan dan tidak berasal dari Pribadi
manapun; Anak secara kekal berasal dari Bapa (Yohanes 1:18; 3:16,18; 1 Yohanes 4:9).
Istilah-istilah yang digunakan untuk menjelaskan relasi diatara Trinitas adalah “generatio”
dan “prosesi”. Istilah “generation” digunakan untuk menjelaskan bahwa dalam relasi Trinitas
Anak secara kekal lahir dari Bapa, Roh Kudus secara kekal berasal dari Bapa dan Anak
(Yohanes 14:26; 16:7). Istilah “prosesi” digunakan untuk menjelaskan relasi Trinitarian Bapa
dan Anak mengutus Roh Kudus. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa istilah-istilah ini
digunakan untuk menjelaskan relasi di antara Trinitas dan tidak untuk menunjukkan bahwa
salah satu pribadi lebih rendah dari pribadi-pribadi lainnya.

Keempat,

Ketiga Pribadi setara dalam kekekalan dan otoritas. Meskipun istilah


“generatio” dan “prosesi” dapat digunakan dalam hubungan dengan fungsi di antara
Trinitas, adalah penting untuk menyadari bahwa ketiga Pribadi adalah secara dalam
kekekalan dan otoritas. Bapa diakui sebagai kekal dan berotoritas paling tinggi (1
Korintus 8:6); Anak juga diakui setara dengan Bapa dalam segala hal (Yohanes 5:21-
23); Demikian juga Roh Kudus diakui setara dengan Bapa dan Anak (Matius 12:31)

E. TIGA PRIBADI ALLAH


A. Allah Bapa
Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang
sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa
Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini
dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter
Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari
segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa
(duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni. Bapa adalah Sumber
utama atau Penyebab utama dari:
a. Alam semesta (1 Korintus 8:6)
b. Keselamatan (Yohanes 3:16-17)
c. Pekerjaan Yesus sebagai manusia (Yohanes 5:17; 14:10).
Bapa adalah Allah:
• Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan
yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia
kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”
(Yohanes 6:27).
• Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan
dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari
Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus (Roma 1:7).

7
• Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di
dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai
sejahtera menyertai kamu (1 Tesalonika 1:1).
• Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang
dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan
darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu (1
Petrus 1:2).
• Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah
Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan:
“Inilah Anak yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (2 Petrus 1:17; bandingkan Matius 3:16-17).
B. Allah Putra
Allah Anak merupakan pribadi kedua dalam Tritunggal. Ia adalah firman (logos) Allah
yang menjadi manusia dan memakai nama Yesus (Ibrani: Yehoshua; Yunani: Iesous;
Inggris: esus) Yohanes 1:1-14. Kasih-Nya yang besar akan dunia ini membuat-Nya
rela datang ke dalam dunia, melakukan karya penyelamatan, merendahkan diri
sampai mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, naik ke
sorga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Ia
adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang percaya. Firman Allah
telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu
salib. Yesus memberikan hidup-Nya agar semua yang percaya kepada-Nya bisa
menjadi anak Allah (Yohanes 1:12). Tanpa syarat dan aturan yang susah, cukup
dengan percaya akan berita Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat
pribadi (Roma 10:9-10).
Anak adalah Allah:
• Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1:1, 14).
• Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-
Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus
dipuji sampai selama-lamanya. Amin! (Roma 9:5).
• Tetapi tentang Anak Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan
selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran (Ibrani 1:8).
• Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan (Kolose
2:9).
• Pengakuan Tomas, “Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yohanes
20:28). Anak (Kepribadian Anak) tidaklah lebih tinggi/rendah daripada Bapa dan Roh
Kudus.
C. Allah Roh Kudus
Roh Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang
tidak terlihat, namun berdiam di dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan hidup di dalam-Nya (1 Korintus 3:16). Roh Kudus
bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari

8
seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama
baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu
maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh
Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah
Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah.
Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.
Roh Kudus adalah Allah:

• Berdusta kepada Roh Kudus = berdusta kepada Allah (KPR 5:3-4; bandingkan dgn 1
Kor 6:19-20).

• Roh Kudus digambarkan sebagai memiliki sifat dan melakukan pekerjaan Allah
(Yohanes 16:8-11).
• Roh Kudus dinyatakan sederajat dengan Allah (Matius 28:19; 2 Korintus 13:13; 1
Petrus 1:2).
• Roh Kudus disebut juga sebagai Roh Allah, Roh Kristus (Roma 8:9).
• Roh Kudus terlibat di dalam penciptaan alam semesta (Kej 1:2).
• Buku Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia menjelaskan bahwa Allah itu Esa
adanya, dan Allah yang Esa itu menyatakan dirinya kepada manusia sebagai Bapa,
Anak dan Roh. Ada tiga pribadi, ketiganya adalah Allah yang satu/esa

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penguraian mengenai kemahakuasaan Allah dalam eksistensinya sebagai
Allah Tritnggal yang tertulis dalam makalah ini, saya menyimpulkan bahwa Trinitas
adalah inti kepercayaan orang Kristen. Tanpa adanya Trinitas, manusia tidak akan
mengenal keselamatan dengan baik karena Allah itu Roh oleh sebab itu Ia harus
menjelma menjadi manusia agar manusia dapat Dia sebagai satu-satunya jalan
keselamatan. Adanya Tritunggal karena kepentingan Allah dengan manusia dan
kepentingan manusia dengan Allah. Allah berkepentingan untuk mencari manusia
agar diselamatkan, sedangkan manusia memiliki kepentingan dengan Allah karena
manusia membutuhkan keselamatan dari Allah. Manusia yang terbatas tidak akan
mungkin mengerti tentang kemahakuasaan Allah didalam eksistensinya sebagai Allah
Tritunggal dengan sepenuh-penuhnya oleh sebab itu doktrin Trinitas harus diterima
dengan iman. Kita hanya akan memiliki pengertian yang benar mengenai Trinitas
apabila kita telah mengalami perjumpaan dengan Kristus secara pribadi karena logika
manusia tidak akan mampu untuk mendefinisikan Allah yang maha kuasa jadi,
kesimpulan akhir yang dapat kita katakan mengenai Trinitas ialah bahwa Trinitas itu
ada bukan untuk diperdebatkan melainkan untuk dipercayai.
Demikianlah yang dapat saya jelaskan mengenai kemahakuasaan Allah yang esa didalam
eksistensinya sebagai Allah Tritunggal, berdasarkan ayat alkitab dan beberapa buku
refenrensi lainnya semoga bermanfaat Tuhan Yesus memberkati.

B. Saran

Tritunggal sesungguhnya ialah sebuah misteri Allah, sebab pengenalan akan Allah
Tritunggal bukanlah pengenalan rasional melainkan pengenalan iman yang lahir dari
pengalaman tak terhindarkan dengan kebenaran-kebenaran Alkitab. Namun ini tidak berarti
bahwa manusia tidak bisa mengenal Allah, sebab Ia telah menyatakan diriNya kepada
manusia melalui Alkitab

10
DAFTAR PUSTAKA

Ambrie, Hambran. Gema Nehemia: Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Yang Esa
Jakarta: Christian Centre Nehemia, 1990.
Berkhof, Louis dan Enklaar, 1994, Sejarah Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia
Tong, Sthephen, 1993, Allah Tritunggal, Lembaga Reformed Injili Indonesia,
Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai