Jurnal Penelitian (Edited)
Jurnal Penelitian (Edited)
ANALISA NUMERIK RAFT PILE SEBAGAI PONDASI ABUTMEN JEMBATAN PADA DEPOSIT TANAH
LUNAK DALAM (STUDI KASUS JEMBATAN MAMUJU-KALUKU)
Lawalenna Samang1 , Ardy Arsyad1 , A. M. Ilhamsyah2
1
Dosen,Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar90245, INDONESIA
2
Mahasiswa,Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar90245, INDONESIA
2
menyebabkan berkurangnya pori-pori tanah dan bangunan sangat berat atau tegangan ijin tanah yang
memadatkan tanah diantara tiang-tiang tersebut dan kecil. Pada desain pondasi untuk bangunan besar di
tanah disekeliling kelompok tiang tersebut disebut tanah compressible yang dalam, bisa ditemui bahwa
“Compaction Pile”. .Begitu pula sebaliknya Friction pondasi raft akan memberikan faktor keamanan yang
Pile pada tanah dengan butir-butir sangat halus (very memadai dalam menghadapi masalah kegagalan
fine grained) dan sangat susah dilalui air, tiang ini juga bearing-capacity ultimate, namun pemampatan yang
meneruskan beban ke tanah melalui geseran kulit (Skin terjadi akan berlebihan. Ketika tanah bagian atas
Friction). Akan tetapi kelompok tiang tersebut tidak menunjukkan nilai compressibility yang sangat tinggi
memadat, maka tiang pancang tersebut dikategorikan dan shear strength yang rendah, maka permukaan
“Floating Pile” pondasi raft akan mengalami penurunan yang besar,
bahkan lebih besar dari penurunan yang diijinkan
Pondasi tiang pancang dengan menggunakan Raft untuk pondasi itu. Untuk menanggulangi permasalahan
Pile itu perlu kiranya ditambah beberapa friction pile pada
Sebagian besar bangunan sipil didukung oleh pondasi raft tersebut.
tanah. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu:
bangunan di atas tanah (upper structure) dan bangunan
di bawah tanah (sub structure) yang mengantarai
bangunan atas dan tanah pendukung, (Wesley, 1977).
Apabila tanah pendukung yang dijumpai adalah tanah
bermasalah, misalnya tanah lunak, maka pemilihan
jenis pondasi akan lebih sulit. Permasalahan utama bila
suatu bangunan di atas tanah lunak adalah daya dukung
dan penurunan, (Bowles, 1979). Pondasi rakit adalah
plat beton besar yang digunakan untuk mengantarai
permukaan (interface) dari satu atau lebih kolom di Gambar 1. Prinsip kerja dari pile raft
dalam beberapa garis atau jalur dengan tanah. Pondasi (Mossallamy 2008)
rakit adalah salah satu jenis dari pondasi dangkal. Friction pile digunakan untuk membantu
Pondasi rakit biasa digunakan apabila penurunan meningkatkan angka kepadatan tanah untuk membantu
merupakan suatu masalah misalnya pada tanah lunak. kerja pondasi raft dan mengurangi differential dan total
Penurunan ini akan dikontrol dengan cara efek apung settlement. Friction pile terbukti efisien ketika shear
yaitu berat bangunan diatur supaya kurang lebih sama strength meningkat seiring dengan kedalaman dan
dengan berat tanah yang digali, (Bowles, 1979). berkurangnya compressibility tanah. Friction pile ini
menghasilkan 2 aksi penting dalam soil mass :
Pondasi rakit bertiang (pile raft) ini pertama, friction piles berguna untuk membatasi
merupakan solusi ekonomi yang praktis untuk perubahan bentuk dari tanah, mengurangi
bangunan karena baik bearing capacity dari raft dan compressibility dan kedua, friction pile meneruskan
bearing capacity dari tiang pancang, keduanya sama- tegangan ke lapisan tanah yang lebih dalam dengan
sama bekerja (lihat Gambar 2.5). Pondasi pile raft compressibility yang lebih kecil. Kedua aksi ini
berperan sebagai konstruksi gabungan yang terdiri dari diartikan bahwa friction pile mengurangi penurunan
3 element penahan yaitu friction pile, raft, dan tanah. walaupun ketika pondasi menerima beban yang tinggi
Jika dibandingkan dengan pondasi konvensional (tiang dan otomatis daya dukung dari pondasi juga akan
pancang end bearing), desain dari pondasi pile raft ini bertambah bila beban disalurkan ke dalam tanah yang
membentuk dimensi baru struktur interaksi dari memiliki shear strength tinggi yang berada di bawah
partikel tanah dikarenakan desain filosofi yang baru tiang.
menggunakan tiang yang dimaksimalkan sampai batas Beberapa penelitian tentang sistem pile raft ini
bearing capacity berdasarkan interaksi tanah dan telah dilakukan, diantaranya adalah Poulos (1980).
tiangnya. Pondasi pile raft ini mengarah ke pondasi Penelitian beliau menggunakan sebuah metode yang
yang ekonomis dengan sedikit penurunan, apabila disederhanakan untuk mendapatkan kurva beban-
tanah itu mempunyai soil modulus yang bertambah settlement terhadap kegagalan pada pondasi tiang
sebanding dengan kedalaman. (Katzenbach, 1993). pancang atau sistem pile raft. Metodenya serupa
Pondasi raft adalah kombinasi dari pondasi footing dengan prinsip yang digunakan untuk tiang pancang
yang mencakup seluruh area dibawah struktur dan diameter besar dan dengan mengasumsikan bahwa
menyokong semua dinding dan kolom walupun beban untuk pembebanan dibawah kondisi undrained, kondisi
elastis dapat mempengaruhi beban dimana tiang Butterfield dan Banerjee 1971, Poulos dan Davis 1980
pancang akan mengalami kegagalan bila tidak dan Randolph 1993). Tetapi beberapa aspek penting
dipasangi cap (penutup tiang pancang). Selanjutnya, yang berkenaan dengan kekakuan raft, perilaku non
diasumsikan bahwa setiap penambahan beban linier yang disumbangkan tiang, dan keruntuhan yang
ditanggung oleh raft atau cap, dan bahwa penambahan terjadi disepanjang tiang yang berada di bawah beban
settlement dari sistem diberikan oleh settlement dari kerja tidak cukup diperhatikan pada analisa ini. Untuk
raft saja. Oleh karena itu, merujuk pada Gambar 2, alasan ini, maka diperlukan perbaikkan model numerik
kurva beban-settlement dalam kondisi undrained dari pada finite element 3D digunakan dalam
sistem pile raft terdiri atas dua bagian linear, yaitu : memperkirakan semua efek yang telah disebut di atas
- Garis 0A, dari beban nol hingga beban (El-Mossallamy 1996).
ultimate PA dari tiang pancang sendiri,
sedangkan settlement dikalkulasi dari DATA METODOLOGI PENELITIAN
persamaan settlement pada metode Poulos.
- Garis AB dari beban PA hingga beban Lokasi Penelitian
ultimate PB dari keseluruhan sistem (tiang Secara geografis Jembatan Nasional Mamuju-
pancang dan raft ), settlement dikalkulasi dari Kaluku terletak di poros Kabupaten Mamuju Provinsi
persamaan untuk settlement pada prilaku raft Sulawesi Barat berjarak 443 Km dari Makassar
sendiri tanpa tiang pancang. Sulawesi Selatan.
Pengumpulan data
Data perencanaan meliputi data hasil pengukuran
N-SPT dan data penyelidikan sifat fisis dan teknis
tanah di laboratorium dari konsultan geoteknik yang
telah ditunjuk. Selain itu terdapat pula data
perencanaan geometrik penampang melintang jalan
yang diperoleh dari konsultan perencana.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah menggunakan
Gambar 2. Pendekatan yang disederhanakan program berbasis Metode Elemen Hingga Plaxis 3D
dari grafik perhitungan beban dan settlement V.1.6 yaitu :
(Poulos, 1980) 1. Menentukan Paramater input length, force, time
serta volume dimensi dan jarak Grid.
Dimana bagian pertama diketahui settlement 2. Akan masuk ke gambar kerja pertama tentukan
sistem pile raft, dilkalkulasikan pada sebuah dasar (Workplane) untuk Mengatur kedalaman (sumbu-y)
elastis untuk vs = 0,5 dan bagian kedua diketahui pula 3. panjang struktur yang direncanakan
settlement dari perilaku dari raft itu sendiri. Bagian 4. Kemudian klik Materials untuk memasukkan
kedua akan berlaku jika Pw > PA, hal ini akibat paramater tanah, struktur dan pile
kegagalan beban tiang pancang terjadi secara 5. Menentukan kedalaman tanah dengan mengkilk
berlebihan. (Borehole), drag tipe tanah sesuai kedalaman dan
Beban ultimate PB dari sistem sebagai lapisannya
penjumlahan kapasitas tiang pancang dan raft di atas, 6. Mendesain struktur dengan memilih Wall pada
hanya berlaku ketika sejumlah tiang pancang sumbu y = 0 m Pile dan Floor pada sumbu
ditambhkan pada cap atau raft (yakni unit pile cap y =-1 m secara berurutan. Kemudian drag material
berjarak cukup lebar untuk berperilaku secara tunggal. Wall dan Floor ke gambar rencana .
Jika jarak tiang pancang lebih mendekati terjadinya 7. Buat Geometrik Line kemudian masukkan
kegagalan blok daripada kegagalan unit individu, maka Point Load pada sumbu-y = -1 m. buat
beban ultimate dari grup harus diperhitungkan pada menjadi 15 titik .
basis ini. Jarak ideal antar pile adalah minimal 5 kali 8. Lihat Model yang direncanakan dengan klik
diamater pile tersebut. Generate 2D dan 3D
Prosedur perhitungan untuk perilaku model 9. Untuk memulai Plaxis Calculation Input
dari beberapa permasalahan 3D yang kompleks telah perhitungan klik Phase
dikembangkan sejak awal tahun 1970 (contohnya
(a) Variasi Jumlah tiang : Penurunan seketika Bowles, Joseph E. (1996), Foundation Analysis and
sebesar 3,098 cm, penurunan konsolidasi Design, Fifth Edition, Mc Graw Hill.
sebesar 0,556 cm , dan waktu konsolidasi Dewi Amalia (2010), Kajian Persyaratan agar Pondasi
sebesar 36 hari. Raft Pile mampu mendukung beban bersama-
(b) Variasi Diameter tiang : Penurunan seketika sama, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
sebesar 2, 918 cm, penurunan konsolidasi Surabaya
sebesar 0,413 cm , dan waktu konsolidasi
sebesar 24 hari.
3. Efektifitas pile bertujuan untuk mendapatkan
pondasi raft pile seekonomis mungkin dengan
mengambil total penurunan dengan batas toleransi
maksimal, masing-masing dengan kedalaman 23
meter (terdapat pada pile variasi jumlah tiang 11
tiang dan variasi diameter 0,8 m), kedalaman 24
meter (variasi jumlah 9 dan 10 tiang dan variasi
diameter 0,7 m) dan kedalaman 25 meter (variasi
jumlah 8 tiang).
Saran
Beberapa saran dari peneliti untuk penelitian yang
berkaitan dengan Raft Pile berikutnya, antara lain :
1. Diperlukan program analisa Numerik yang terkini,
untuk mengatasi kekurangan pada program Plaxis
3D 1.6.
2. Kajian terhadap pondasi Raft Pile masih kurang
walaupun sudah ada beberapa jurnal dan
disempurnakan oleh Paoulos (1980) namun belum
ada masuk pada standar nasional.
3. Diperlukan perencanaan anggaran biaya agar
penggunaan jenis pondasi ini lebih efisien.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. (1995), Mekanika Tanah (Prinsip-
prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Erlangga,
Jakarta.
Hardiyatmo, C. H. (2010), Mekanika Tanah 1, Gadjah
Mada University Press, Jakarta.
Hardiyatmo, C. H. (2010), Mekanika Tanah 2, Gadjah
Mada University Press, Jakarta.
Terzaghi, K dan R.B. Peck. (1987), Mekanika Tanah
dalam Praktek Rekayasa I, Alih bahasa Bagus,
W., dan K. Benny. Erlangga, Jakarta.
Wesley, L. D. (1977), Mekanika Tanah, Badan
Penerbit Percetakan Umum, Jakarta.
Sarjono (2000), Pondasi Tiang Pancang untuk
universitas dan Umum Jilid I, Sinar Wijaya,
Surabaya
H. G. Paoulos dan E. H. Davis. (1980), Pile
Foundation Analysis and Design, John Wiley &
Sons, Inc.