Anda di halaman 1dari 13

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 318

ARTIKEL REVIEW: APLIKASI KITOSAN DALAM BIDANG FARMASETIK

Citra Ayu Akmarina, Sriwidodo


Departemen Farmasetika
Fakultas Farmasi, Univeritas Padjajaran
Jl. Raya Bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor
Telp./Fax. (022) 779 6200
citraayu96@gmail.com

ABSTRAK

Kitosan merupakan hasil derivat dari kitin, yang banyak ditemukan dalam invertebrata seperti
Crustacea sp dan kutikula serangga. Kitosan merupakan biopolimer yang unik dan memiliki
sifat yang luar biasa, yaitu tidak toksik, mudah ditemukan, biodegradasi dan
biokompabilitasnya baik, serta dapat meningkatkan bioavaibilitas dari sediaan obat. Oleh
karena itu, kitosan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan aktif atau eksipien
dalam bidang farmasi. Saat ini penelitian, mengenai kitosan di bidang farmasetik terus
berkembang dengan pesat. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan, telah mengaplikasikan
kitosan sebagai bahan tambahan (ekspien) dalam sediaan farmasi dalam bentuk tablet,
hidrogel, nanopartikel dan mikropartikel. Umumnya penambahan kitosan ini digunakan
sebagai penghantar dan pelindung obat, sehingga obat tidak mudah terdegradasi karena
kondisi lingkungan pada tubuh pasien serta dapat bekerja secara spesifik pada target kerja
obat.
Kata kunci: kitosan, farmasetik, sediaan, obat
ABSTRACT

Chitosan is derived from chitin, which is found in invertebrates such as Crustacean sp and
insect cuticle. Chitosan is a biopolymer that is unique and has extraordinary properties, that
is non-toxic, easy to find, biodegradation and biocompablity's well, and can to increase the
bioavailability of drug. Therefore, chitosan has the potential to be developed as active
ingredients or excipients in pharmaceutical preparations. Current research, the chitosan in
pharmaceuticals preparations continues to grow rapidly. The few studies that have been
done, has been applying chitosan as excipients in pharmaceutical preparations in the form
of tablets, hydrogels, nanoparticles and microparticles. Generally, the addition of chitosan
was used as a delivery and protective drugs, then drugs are not easily to degraded due to
environmental conditions in the patient's body and drugs can work specifically to the target.
Keywords: chitosan, pharmacuticals, preparations, drugs

PENDAHULUAN

Selama beberapa tahun terakhir ini, alam. Terlebih lagi, sumber yang memiliki

upaya dalam membuat suatu produk dari kekayaaan polimer alami, seperti gelatin,

bahan sintesis kimia mulai digantikan oleh kolagen, alginat, pati, kitin dan selulosa.

bahan atau komponen yang bersumber dari Hal ini sangat menarik karena dapat
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 319

menurunkan ketergantungan manusia eksipien dalam bidang farmasi. Sebagai

terhadap pembuatan produk yang bahan aktif, kitosan dapat dimanfaatkan

bersumber dari bahan bakar fosil, sehingga dalam pembuatan sediaan farmasi yang

dapat meningkatkan dampak yang positif bertujuan untuk mencegah atau mengobati

terhadap lingkungan (1). suatu penyakit, karena diketahui kitosan

memiliki sifat antibakteri (5). Selain itu,


Kitosan merupakan hasil derivat
kitosan dapat dimanfaatkan untuk
dari kitin, yang didapatkan dalam
membantu dalam sistem penghantaran obat
invertebrata seperti Crustacea sp dan
dan dapat mengendalikan laju pelepasan
kutikula serangga, beberapa jamur, alga
obat, sehingga kerja obat dapat lebih
hijau dan ragi (2). Kitosan merupakan
maksimal (6).
biopolimer yang unik dan memiliki sifat

yang luar biasa, baik dalam hal Tujuan dari penulisan artikel

biodegradasi dan biokompabilitas. Sifat review ini yaitu untuk memberikan

yang luar biasa dalam kitosan dapat beberapa informasi penggunaan kitosan

dikarenakan adanya amina primer yang dalam bidang farmasetik yang

cukup panjang (3). Selain itu, kitosan diformulasikan dalam sediaan tablet,

memiliki fungsi hidrofobik nonionik hidrogel, mikropartikel ataupun

maupun kationik hidrofilik. Kitosan nanopartikel yang sudah diteliti.

didegradasi dalam tubuh dengan reaksi


METODE
antara kitonase dan lisozim. Keunggulan
Metode yang dilakukan dalam me-
yang dimiliki kitosan ini menjadi salah
review artikel yang dibuat yaitu dengan
satu faktor yang menarik untuk
mengambil beberapa referensi berupa
diaplikasikan dalam bidang biomedis dan
buku, jurnal ilmiah dan artikel ilmiah yang
farmasi (4).
berkaitan dengan aplikasi kitosan dalam
Kitosan memiliki potensi untuk
bidang farmasetik. Pengumpulan data dari
dikembangkan sebagai bahan aktif atau
berbagai jurnal di unduh melalui Journal
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 320

of of Microencapsulation, Nanomedicine: Kriteria inklusi untuk me-review

Nanotechnology, Biology, and Medicine, artikel ini yaitu buku, artikel dan jurnal

International Journal of Pharmaceutics ilmiah yang dipublikasikan maksimal 10

ataupun situs web lain yang tahun terakhir (tahun 2006 – 2016) dan

mempublikasikan secara internasional memuat tema aplikasi kitosan di bidang

artikel atau jurnal ilmiah dengan kata kunci farmasetik. Sedangkan untuk kriteria

“tablet of chitosan / hydrogel of chitosan/ ekslusi dalam me-review artikel ini yatu

nano-microparticle chitosan”. Selain dari buku, artikel, jurnal yang membahas

jurnal/ rtikel ilmiah internasional, aplikasi kitosan bukan di bidang kesehatan.

pengambilan data juga diambil dari


HASIL
jurnal/artikel ilmiah berbahasa Indonesia
Berbagai formulasi kitosan dalam
dengan kata kunci “aplikasi kitosan di
beberapa tipe sediaan farmasi dengan
bidang farmasi”.
berbagai metode dan obat dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Sediaan farmasi yang mengandung kitosan dengan berbagai metode untuk

berbagai obat

Tipe sediaan Metode preparasi Obat

Propanolol hidroklorida (7),


Tablet Pengeringan semprot
Famotidine (8), Quercetin (9)

Hidrogel Komplekasi elektron Teofilin (10)

Emulsifikasi spontan Tacrine (11)

Pengeringan semprot Cyclosporine A (12)


Nanopartikel
Isoniazid (INH) (13),
Gelasi ionik
Rifampicin(RIF) (13)
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 321

Kompleksasi polielektrolit Insulin (14)

Mikropartikel Cross-linking 5-Flurouracil (5-FU) (15)

Pengeringan semprot Minoksidil sulfat (16)

PEMBAHASAN Sedangkan, zat penghancur ditambahkan

agar tablet cepat hancur, biasanya dengan


SEDIAAN TABLET
mekanisme penyerapan cairan sehingga
Tablet merupakan salah satu jenis
tablet menggembung dan hancur (17) .
sediaan farmasi yang banyak beredar di
Kitosan sebagai zat eksipien
pasaran. Tablet yang baik harus memenuhi

persyaratan seperti secara fisik stabil, Pembuatan tablet menggunakan metode

menjamin kehomogenan zat aktif dan kempa langsung lebih disukai

eksipien, mudah dibuat, mudah digunakan dibandingkan dengan pembuatan tablet

dan reprodusibel. Dalam pembuatan dengan metode granulasi, karena tidak

sediaan tablet diperlukan bahan tambahan memerlukan pembentukan granul terlebih

guna mempertinggi kualitas tablet. Bahan dahulu. Namun, dalam kempa langsung

tambahan (eksipien) yang berpengaruh dibutuhkan zat aktif beserta ekspien yang

pada pelepasan zat aktif antara lain memiliki laju alir yang baik, sehingga

pengikat, pelincir dan penghancur. Zat mudah untuk di kempa. Dalam penelitian

pengikat ditambahkan agar tablet Chinta et al, 2009, dibuat ekspien dari

memenuhi friabilitas yang baik sehingga campuran kitosan dan gelatin terhidrolisis.

tablet tidak mudah hancur ketika Zat aktif yang digunakan dalam penelitian

diditribusikan. Zat pelincir ditambahkan yaitu propanalol hidroklorida. Formulasi

dengan konsentrasi tidak yang teralu besar, yang dibuat menggunakan variasi

karena akan membuat tablet bersifat konsentrasi kitosan dan laktosa. Setelah

hidrofobik dan tablet sulit dihancurkan larutan kitosan-laktosa terbentuk,

sehingga pelepasan zat aktif terhambat. selanjutnya larutan ini disemprotkan ke


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 322

dalam racikan obat dengan metode terganggu (18). Maka dari itu, dilakukan

penyemprotan kering pada kecepatan 1.4 penenlitian dengan pembuatan

mL/menit. Hasil granul dievaluasi, mikropartikel kitosan/xanthan gum untuk

hasilnya menunjukkan bahwa eksipien meningkatkan bioavailabilitas dan

semprot-kering kitosan-laktosa dapat mengoptimalkan kerja obat dalam usus.

meningkatkan laju alir, tingkat


Mikropartikel kitosan/xanthan gum
kompresibilitas yang baik bagi tablet (7).
yang terbentuk dimampatkan menjadi

Terdapat juga penelitian yang dilakukan tablet kemudian disalut menggunakan

oleh Anraku et al, 2015, yang Eudragit agar tidak mudah terdegradasi

membuktikan bahwa tablet famotidine dalam pH asam. Hasilnya menunjukkan

yang mengandung kitosan-sulfobutil eter β terdapat mikropartikel halus dalam usus

–cyclodextrin mampu mengontrol sekitar 5mm yang mengandung quercetin,

pelepasan obat, pelepasan obat pada pH dan tablet mikropartikel ini memiliki

asam dan basa dilakukan secara perlahan kestabilan yang baik pada pH asam

dibandingkan dengan tablet famotidine ataupun pH basa, pelepasan obatnya pun

biasa (8). terkontrol dengan baik sehingga obat

bekerja pada target yang semestinya


Mikropartikel kitosan yang
(usus). Pelepasan obat dari tablet polimer
dimampatkan menjadi tablet
ini mengikuti prinsip difusi non-Fickian
Penelitian yang dilakukan oleh Caddeo
(9).
et al, 2014, menunjukkan bahwa kitosan
HIDROGEL KOMPLEKS XANTHAN-
dalam sediaan mikropartikel dapat
KITOSAN DENGAN TEOFILIN
meningkatkan efektivitas kerja tablet. Zat

aktif yang digunakan dalam penelitian Teofilin merupakan obat bronkidilator

adalah quercetin (Que). Obat ini memiliki untuk penyakit paru-paru kronik. Teofilin

efektivitas yang kurang baik bila diberikan akan membantu untuk merelaksasikan

secara oral karena stabilitasnya mudah bronkioulus dan otot paru-paru. Namun,
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 323

terkadang jumlah teofilin yang dilepaskan tingkat bioavailabilitas yang rendah karena

ke paru-paru tidak sesuai dengan dosis, stabilitas obat yang mudah sekali

karena memiliki bioavaibilitas yang rendah terpengaruh oleh keadaan pH, enzim dan

sehingga efek farmakokinetiknya lambat degradasi mikroba. Oleh karena itu,

untuk dicapai (19) . Maka dalam penelitian pembentukan polimer nanopartikel

Popa et al, 2009, dibuatlah hidrogel dibutuhkan untuk meningkatkan

teofilin yang dikemas bersama kompleks bioavaibilitas obat, terutama dalam

xanthan-kitosan. Kompleks xanthan- melindungi obat dari degradasi dalam

kitosan dibentuk melaui kompleksasi ionik saluran pencernaan (6). Selain itu, sediaan

antara 2 polisakarida yang memiliki nanopartikel dapat mengontrol pelepasan

muatan berbeda. Hasil studi in vivo obat dan dapat bekerja spesifik terhadap

menunjukkan bahwa kompleks xanthan- target obat (20).

kitosan mampu meningkatkan


Penghantar obat Anti-Alzheimer
bioavaibilitas teofilin dibandingkan dengan
Alzheimer merupakan penyakit
teofilin tanpa kompleks xanthan-kitosan.
yang berdasarkan adanya gangguan pada
Selain itu, kompleks xanthan-kitosan
fungsi syaraf. Tacrine merupakan obat
mampu mengontrol pelepasan obat melalui
dalam membantu penyakit Alzheimer
rute oral pada penyakit paru-paru kronik
dengan menghambat asetilkolinesterase.
(10).
Tacrine juga mampu menghambat kanal
SEDIAAN NANOPARTIKEL
ion kalium, sehingga dapat

Sediaan nanopartikel merupakan memperpanjang durasi aksi yang kemudian

hasil dari pembaharuan dalam bidang meningkatkan pelepasan astilkolin dari

bioteknologi. Sediaan nanopartikel akan saraf kolinergik (11). Sediaan nanopartikel

membantu meningkatkan efektivitas kerja tacrine-kitosan dibuat dengan cara

obat, terutama yang diberikan secara oral. emulsifikasi spontan. Emulsifikasi spontan

Pemberian obat secara oral memiliki merupakan proses pembuatan emulsi tanpa
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 324

adanya suplai energi dari luar ketika dua diterima oleh mata tidak sesuai dosis

cairan saling bercampur dengan tegangan karena adanya drainase dan omset air mata

permukaan yang rendah (21). yang tinggi (23).

Menurut penelitian yang dilakukan Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Wilson et al, 2010, dibuktikan bahwa oleh Basaran, 2013, CsA dapat

pelepasan obat dengan pemberian diformulasikan ke dalam nanopartikel

nanopartikel tacrine-kitosan lebih lambat kitosan kationik dengan metode

dibandingkan dengan pemberian takrine pengeringan semprot. Metode ini

saja. Selain itu, penambahan polysorbate berdasarkan prinsip pengeringan partikel

80 pada nanopartikel tacrine-kitosan dapat dengan menggunakan uap panas (24).

juga mengurangi pelepasan obat. Sehingga, Dalam pembuatan nanopartikel ini,

nanopartikel tacrine-kitosan yang dilakukan variasi kitosan berdasarkan berat

ditambahkan polysorbate 80 memiliki molekul. Pengujian ini dilakukan terhadap

potensi dalam pengobatan Alzheimer domba secara in vivo. Setelah diberi

dengan memperpanjang durasi kerja obat perlakuan selama 72 jam, maka dilakukan

tacrine dan meningkatkan biavaibilitas uji profil CsA dalam sampel. Hasil akhir

obat di otak (11). menunjukkan bahwa perlakuan sampel

dengan nanopartikel kitosan-CsA masih


Penghantar obat mata
mengandung obat CsA dalam kornea dan
Cyclosporine A (CsA) merupakan
permukaan konjungtiva sampel, hal ini
obat tetes mata yang cukup banyak
mengindikasikan adanya peningkatan
digunakan. CsA tidak dapat diformulasikan
penetrasi dan durasi kerja CsA yang lebih
bersama dengan air karena bersifat
panjang (12).
hidrofobik sehingga memiliki kelarutan

yang kurang dalam air (22). Kelemahan

utama dari sediaan tetes mata yaitu

pelepasan obat yang cepat dan jumlah yang


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 325

Penghantar obat Anti-Tuberkulosis menggunakan teknik gelasi ionik. Prinsip

(TB) dari teknik ini berdasarkan adanya

interaksi elektrostatik antara grup amina


Tuberkulosis merupakan penyakit
kitosan dan grup muatan negatif
dimana terdapat bakteri basil yaitu
tripolifosfat (TPP) (24). Larutan TPP
Mycobacterium tuberculosis di dalam paru.
ditambahkan ke dalam larutan kitosan yang
Penyebaran penyakit ini biasanya melalui
mengandung isoniazid dan rifampisin
udara. Obat anti-tuberkulosis yang sudah
dengan konsentrasi yang berbeda. Setelah
beredar saat ini memiliki kelemahan,
nanopatikel obat anti-tuberkulosis dengan
seperti harga yang mahal, durasi
kitosan terbentuk, dibuat sediaan
pengobatan yang lama dan efek samping
inhalasinya dengan metode pengeringan
yang menyertainya (25). Beberapa tahun
semprot dengan menambahkan mannitol
terakhir ini telah diupayakan pembuatan
(1% m/v) dan leucin (0.25% m/v).
obat anti-tuberkulosis berupa sediaan
Pengujian dilakuakn secara in vivo
nanopartikel sehingga obat akan langsung
terhadap mencit betina. Hasil dari
menuju paru-paru melalui rute pulmonary
penelitian ini menunjukkan bahwa
(26). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
formulasi nanopatikel obat anti-
Garg, 2015, kitosan digunakan sebgai
tuberkulosis dengan kitosan tidak toksik
pembawa obat anti-tuberkulosis
dan aktivitasnya lebih tinggi dalam
(rifampisin dan isoniazid). Pemilihan
mereduksi Mycobacterium tuberculosis
kitosan dikarenakan, kitosan memilki
dibandingkan obat anti-tuberkulosis tanpa
biodegradasi dan biocompatible yang baik,
kitosan. Sehingga dipastikan bahwa
juga merupakan polimer kationik yang
nanopartikel kitosan merupakan
tidak toksik dimana mukoadesifnya serta
penghantar obat anti-tuberkulosis yang
permeabilitas membrannya pun baik (13).
baik untuk pengobatan tuberkulosis karena
Proses formulasi nanopatikel obat
membuat obat kerjanya spesifik pada
anti-tuberkulosis dengan kitosan dibuat
jarigan paru-paru (13).
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 326

Penghantar Insulin menunjukkan nilai Z-average 142 ± 10

nm, zeta potensial 29 ± 1mV, efikasi


Penelitian yang dilakukan oleh Hecq,
enkapsulasi 52 ± 3% dan pelepasan insulin
2015, membandingkan antara nanopartikel
terjadi selama 210 menit (14).
kitosan-insulin dengan nanopartikel derivat

kitosan-insulin. Formulasi pembuatan SEDIAAN MIKROPARTIKEL

nanopartikel ini menggunakan prinsip


Sediaan mikropartikel umumya
interaksi elektrostatik antara TPP yang
dapat meningkatkan stabilitas obat, mudah
bermuatan negatif dengan kitosan yang
digunakan dan dapat mengantarkan obat
merupakan polimer bermuatan positif.
sesuai target kerja obat (27). Pemilihan
Dengan adanya penambahan kitosan pada
kitosan sebagai bahan utama dalam
insulin, sediaan nanopartikel memiliki
pembuatan mikropartikel, karena kitosan
stabilitas yang tinggi dalam sistem
tidak toksik, memiliki biodegradasi dan
penghantaran obat karena, insulin menjadi
mukoadesif yang baik (28).
lebih stabil dalam menghadapi perubahan
Penghantar obat kanker kolon
pH yang terjadi pada saluran pencernaan

dan meningkatkan mukoadesif. Setelah Mikrokapsul Kitosan/Natrium

dibandingkan antara nanopartikel kitosan- Alginat dengan 5-Fluorourasil (5-FU)

insulin dengan nanopartikel derivat dibuat untuk mengobati penyakit kanker

kitosan-insulin, nanopartikel derivat kolon. Penghantar obat kolon diperlukan

kitosan-insulin memiliki efektivitas yang untuk menghindari degradasi obat karena

lebih tinggi. Hal ini bisa dikarenakan adanya aktivitas enzim epitel, durasi kerja

kelarutan derivat kitosan lebih tinggi lebih lama di dalam lumen serta

karena adanya gugus amonium kuartener. meningkatkan absorbsi obat dalam

Formulasi yang paling baik, ditunjukkan jaringan target. Selain itu, ketika 5-

dari formulasi dengaan konsentrasi derivat fluorouracil langsung bekerja pada target

kitosan sebesar 33%. Formulasi ini (usus) maka toksisitas sistemik dan dosis
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 327

yang diberikan pada pasien pun dapat (Rogaine ®). Namun, sediaan ini memilki

direduksi (15). kelemahan diantaranya zat aktif

(minoksidil sufat) tidak dapat masuk ke


Mikrokapsul Kitosan/Natrium
dalam folikel rambut dan pelepasan obat
Alginat dengan 5-Fluorourasil (5-FU)
yang tidak terkontrol sehingga pemakaian
dibuat dengan teknik cross-linking dengan
hidrogel ini dilakukan sebanyak dua kali
penambahan kasium klorida (4%).
sehari oleh pasien untuk memastikan efek
Beberapa uji dilakukan untuk melihat
farmakologi (16).
stabilitas dari mikrokapsul yang dibuat,

seperti uji dengan mikroskop dan fotografi Pada penelitian yang dilakukan

untuk melihat bentuk dan sifat permukaan oleh Gelfuso et al, 2011, pembuatan

dari partikel, uji untuk melihat pelepasan mikropartikel kitosan-minoksidil sulfat

5-fluororacil dari obat dengan dibuat menggunakan metode pengeringan

menggunakan spektrofotometri UV-Vis semprot. Mikropartikel dapat berpenetrasi

pada panjang gelombang 266nm. ke dalam lapisan kulit melalui rute

Pengujian dilakukan secara in vitro transfolikular. Obat yang berbentuk

terhadap kolon domba. Hasil penelitian mikropartikel dengan ukuran sekitar 1μm –

secara in vitro menunjukkan bahwa 5- 5μm dapat menyebrangi kulit dengan

fluorouracil tetap utuh dan mengalami melalui folikel kulit dan mengantarkan

pelepasan obat yang minimal di usus kecil obat sesuai dengan target. Tujuan dari

dan lambung, sehingga efek samping dari pembuatan mikropartikel kitosan-

obat dapat dikurangi (15). minoksidil sulfat ini untuk mengetahui

kemampuan pelepasan obat dan


Penghantar obat topikal
mengaplikasikannya terhadap salah satu
Minoksidil sulfat merupakan obat
penyakit kulit yaitu kebotakan. Ukuran
yang ditujukan untuk mengatasi kebotakan.
mikropartkel kitosan-minoksidil sulfat
Obat jenis ini telah beredar di pasaran
yang terbentuk sebesar 3 μm berbentuk
dalam bentuk hidrogel atau larutan etanol
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 328

bulat, dengan ukuran sebesar ini maka kesehatan dan kekuatan kepada penulis,

pengantaran minoksidil sulfat ke dalam sehingga penulis dapat menyelesaikan

folikel rambut dapat tercapai. review artikel ini.

Mikropartikel yang dibuat menunjukkan


Kemudian, ucapan terimakasih juga
adanya pertahanan pelepasan obat hingga
penulis sampaikan kepada Bapak
tiga kali lipat dibandingkan dengan
Sriwidodo,M.Si.,Apt selaku Dosen
pemberian obat biasa (bukan dalam bentuk
Pembimbing, karena telah memberikan
mikropartikel). Sehingga dapat dikatakan
arahan dan dorongan kepada penulis
mikropartikel ini berpotensi untuk
hingga review artikel ini selesai.
meningkatkan terapi obat minoksidil sulfat
Ucapan terima kasih juga penulis
secara topikal (16).
ucapkan kepada keluarga dan kerabat
SIMPULAN
karena telah memberi motivasi kepada

Kitosan memiliki potensi yang penulis utuk menyelesaikan review artikel

baik dalam mendukung pembuatan sediaan ini.

obat, baik dalam bentuk tablet, hidrogel,


Konflik Kepentingan
mikropartikel maupun nanaopartikel. Hal
Penulis menyatakan tidak terdapat
ini dikarenakan kitosan tidak toksik serta
potensi konflik kepentingan dengan
memiliki biodegradasi, bioavaibilitas,
penelitian, kepenulisan (authorship), dan
biokompabilitas yang baik. Sehingga obat
atau publikasi artikel ini.
dapat bekerja lebih efektif dan maksimal
DAFTAR PUSTAKA
sesuai indikasinya.
1. Liu X, Ma L, Mao Z, Gao C. Chitosan-
Ucapan Terima Kasih based biomaterials for tissue repair and
regeneration, Chitosan for biomaterials
II. Heidelberg: Springer Berlin; 2011.
Penulis mengucapkan terima kasih 2. Aranaz I, Harris R, Heras A. Chitosan
amphiphilic derivatives. Chemistry and
yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT applications. Current Chemical Biology.
2010;14(3):08-30.
karena telah memberikan nikmat iman,
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 329

3. Croisie F, Christine J. Chitosan-based 12. Basaran E, Evrim Y, Murat SB, Gulay


biomaterials for tissue engineering. B, Yasemin Y. Chitosan nanoparticles
European Polymer Journal. 2012. for ocular delivery of cyclosporine A.
4. Cattaneo MV. Topical delivery systems Journal of Microencapsulation.
based on polysaccharide microspheres. 2013:1-9.
In: Delivery System Handbook for 13. Garg T, Goutam R, Amit KG.
Personal Care and Cosmetic Products. Inhalable chitosan nanoparticles as
New York2005. antitubercular drug carriers for an eff
5. Shrestha A, Michael R, Hamblin, Anil ective treatment of tuberculosis.
K. Photoactivated rose bengal Artificial Cells, Nanomedicine, and
functionalized chitosan nanoparticles Biotechnology. 2015:1-5.
produce antibacterial/biofilm activity 14. Hecq J, Siepmann F, Siepmann J,
and stabilize dentin-collagen. Amighi K, Goole J. Development and
Nanomedicine: Nanotechnology, evaluation of chitosan and chitosan
Biology, and Medicine. 2014;10:491- derivative nanoparticles containing
501. insulin for oral administration. Drug
6. Mundargi R, Babu VR, Rangaswamy V. Development and Industrial
Nano/micro technologies for delivering Pharmacy. 2015:1-8.
macromolecular therapeutics using poly 15. Shabbeer S, Shaheeda, KV
(D,L-lactide-co-glycolide) and its Ramanamurthy. Formulation and
derivatives. Journal of Controlled evaluation of chitosan sodium alginate
Release. 2008;125:193-209. microcapsules of 5-fluorouracil for
7. Chinta D, Richard AG, Sarala P, Natalie colorectal cancer. International Journal
P, Levon AB , Tarun KM. Spray-Dried Of Research In Pharmacy And
Chitosan as a Direct Compression Chemistry. 2012;2(1):7-19.
Tableting Excipient. Drug Development 16. Gelfuso G, Taı´s G, Patrı´cia SS, Luı´s
and Industrial Pharmacy. 2009;35:43-8. AP, Renata VL. Chitosan
8. Anraku M, Ayumu H, Daisuke I, James microparticles for sustaining the
DP, Kanet U, Fumitoshi H. Slow- topical delivery of minoxidil sulphate.
release of famotidine from tablets Journal of Microencapsulation.
consisting of chitosan/ sulfobutyl ether 2011;28(7):650-8.
b-cyclodextrin composites. International 17. Aini R, Ratih DS, Intan SO. Profil
Journal of Pharmaceutics. Disolusi Terbanding, Penetapan
2015;487:142-7. Kadar, dan Kualitas Fisik Tablet
9. Caddeo C, Amparo N, Octavio DS, Atorvastatin Inovator, Generik
Matilde MS, Anna MF, Maria M. Bernama Dagang, dan Generik. Jurnal
Chitosan–xanthan gum microparticle- Kefarmasian Indonesia. 2015;5(2):90-
based oral tablet for colon-targeted and 7.
sustained delivery of quercetin. Journal 18. Xu Q, Tanaka Y, Czernuszka JT.
of Microencapsulation. 2014:1-6. Encapsulation and release of a
10. Popa N, Ovidlu N, Lenuta P, Catalina hydrophobic drug from hydroxyapatite
EL, Marcel IP. Hydrogels based on coated liposomes. Biomaterials.
chitosan–xanthan for controlled 2007;28:2687-94.
release of theophylline. Journal of 19. Bauer L. Applied clinical
Materials Science: Materials in pharmacokinetics. 2nd, editor. New
Medicine. 2010;21:1241-8. York: Mc Graw-Hill Medical; 2008.
11. Wilson B, Malay KS, Kumaraswamy 20. Jain SK GY, Jain A, Saxena AR,
S, Sampath K, Muthu R, Bhojraj S. Khare P, Jain A. Mannosylated gelatin
Chitosan nanoparticles as a new nanoparticles bearing an anti-HIV
delivery system for the anti-Alzheimer drug didanosine for sitespecific
drug tacrine. Nanomedicine: delivery. Nanomedicine. 2008;4:41-8.
Nanotechnology, Biology, and 21. Fernando L, Véronique S, Jerôme B.
Medicine. 2010;6:144-52. Emulsion Science: Basic Principles.
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 330

New York: Springer Science & Nanomed Biotechnol. 2014;44(2):478-


Business Media; 2007. 84.
22. Shen J, Deng Y, Jin X, Ping Q, Su Z, 26. Saraogi G, Sharma B , Joshi B , Gupta
Li L. Thiolated nanostructured lipid P , Gupta UD , Jain NK , Agrawal GP
carriers as a potential ocular drug Mannosylated gelatin nanoparticles
delivery system for cyclosporine A: bearing isoniazid for effective
Improving in vivo ocular distribution. management of tuberculosis. Journal
International Journal of of Drug Targeting. 2011;19:219-27.
Pharmaceutics. 2010;402:248-53. 27. Intra J, Salem K. Rational design,
23. Basaran E, Demirel M, Sirmagül B, fabrication, characterization and in
Yazan Y. Polymeric cyclosporine-A vitro testing of biodegradable
nanoparticles for ocular application. microparticles that generate targeted
Journal Biomed Nanotechnol. and sustained transgene expression in
2011;5:714-23. HepG2 liver cells. Journal of Drug
24. Jayakumar R, Prabaharan M, Targeting. 2010.
Muzzarelli RAA. Chitosan for 28. Li X, XiangYe K, Shuai S, XiuLing Z,
Biomaterials I. New York: Springer; Gang G, YuQuan W, et al. Preparation
2011. of alginate coated chitosan
25. Kaur M, Garg T, Narang RK. A microparticles for vaccine delivery.
review of emerging trends in the BMC Biotechnol. 2008.
treatment of tuberculosis Artif Cells

Anda mungkin juga menyukai