Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT


Ditujukan untuk memenuhui salah satu tugas matakuliah Keselamatan Publik
Dosen Machfudz Eko Arianto, S.KM.,MPH

Disusun Oleh:
Anggraeni Eka Pratura 1903329011
Laely Ufiz Tsani Sugiyana 1903329012
Anis Nureni 1903329013
Hilya Mahzura 1903329016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................3

A. Latar belakang .......................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................................5

A. Pengertian Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit ..............................................................5

B. Tujuan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit ....................................................................5

C. Bahaya Potensial di Rumah Sakit .........................................................................................6

D. Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit ....................................................................................7

E. Perencanaan ..........................................................................................................................8

F. Pengorganisasian...................................................................................................................8

G. Pemantauan dan Evaluasi .....................................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN .............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................................13

A. Kesimpulan .........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika
kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai
ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para
pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber
cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan
psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa
dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada
di lingkungan RS.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Manejemen K3 di Rumah Sakit?
2. Tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit ?
3. Gambaran umum potensi bahaya di rumah sakit?
4. Bagaimana sistem manajemen K3 rumah sakit?
5. Perencanaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja?
6. Pengorganisasian Sistem manajemen K3 di Rumah Sakit ?
7. Pelaksanaan SMK3 di rumah sakit?
8. Pemantauan dan evaluasi SMK3?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit


Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Managemen K3 di Rumah Sakit adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dengan
tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk
membudayakan K3 di rumah sakit.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
B. TUJUAN
Melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja

C. Manfaat Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit


1. Bagi Rumah Sakit :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Mempertahankan kelangsungan operasional Rumah Sakit
c. Menigkatkan citra Rumah Sakit
2. Bagi Karyawan Rumah Sakit :
a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3. Bagi Pasien dan Pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung

D. DASAR HUKUM K3RS YANG WAJIB DILAKSANAKAN


1) UU Nomor 36 Tahun 2009
(a) BAB XII Pasal 164 – 166 Kesehatan Kerja mengatur tentang tujuan, ruang lingkup,
tugas dan tanggung jawab pemerintah, pengusaha dan pekerja
(b) BAB XVIII Pasal 178 – 188 Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan
yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan dibidang kesehatan dan upaya
kesehatan
2) UU Nomor 44 Tahun 2009
(a) Pasal 3.b memberikan perlindungan terhadap keselamatan, pasien, masyarakat
lingkungan rumah sakit dan SDM di rumah sakit
(b) Pasal 11 ( 2 ) Prasarana rumah sakit harus memenuhi standar pelayanan keamanan
serta keselamatan dan kesehatan kerja
(c) Pasal 40 dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali
3) UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(a) Pasal 86 (1 ) Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kesehatan kerja
E. Bahaya Potensial di Rumah Sakit

Bahaya potensial di Rumah Sakit dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja. Yaitu disebabkan faktor biologi (virus, bakteri dan jamur); faktor kimia (antiseptik,
gas anestasi); faktor ergonomi (cara kerja yang salah); faktor fisika (suhu, cahaya bising,
listrik,getaran dan radiasi) faktor psikososial (kerja bergilir, hubungan sesama karyawan/
atasan). Bahaya potensial yang dimungkinkan ada di RS, diantaranya adalah :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak
(obat– obatan).
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik .
3. Bahaya radiasi .
4. Luka bakar .
5. Syok akibat aliran listrik .
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam .
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit
F. INDIKATOR RUMAH SAKIT YANG MELAKSANAKAN K3RS
1. Adanya managemen tanggap darurat
2. Terkelolanya bahan beracun dan berbahaya ( B3 )
3. Trsedianya dan berjalannya system RR Kegiatan K3
4. Tersedianya SDM K3 sesuai dengan unit kerja
5. Membudayakan perilaku K3
6. Setiap unit kerja menerapkan K3
7. Adanya kebijakan tertulis dari pimpinan rumah sakit
8. Semua karyawan K3 mendapat pelayanan K3
9. Tersedianya wadah organisasi kesehatan dan keselamatan kerja
G. Manajemen K3 Rumah Sakit
1. Komitmen dan kebijakan
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan RS. Manajemen RS mengidentifikasi
dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana
untuk terlaksannya program K3 di RS. Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk
wadah K3 RS dalam struktur organisasi RS. Untuk melaksanakan komitmen dan
kebijakan K3 RS perlu disusun strategi antara lain :
a) Advokasi sosialisasi program K3 RS
b) Menetapkan tujuan yang jelas
c) Organisasi dan penugasan yang jelas
d) Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 RS pada setiap unit kerja di lingkungan
RS
e) Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
f) Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
g) Membuat program kerja K3 RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan
pencegahan
h) Monitoring dan evaluasi secara berkala
2. Perencanaan
RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan penerapan
sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3 di RS
dapat mengacu pada standar sistem manajemen K3 RS diantaranya self assesment
akreditasi K3RS dan SMK3. Perencanaan meliputi :
a) Identifikasi sumber bahaya penilaian dan pengendalian faktor risiko
b) Membuat peraturan
c) Tujuan dan sasaran
d) Indikator kerja
e) Program kerja
3. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di RS sangat bergantung dari rasa tanggung jawab manajemen
dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja dalam pelaksanaan
K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola
pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan
serta penegakkan disiplin. Ketua organisasi pelaksana K3 RS secara spesifik harus
mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja, merumuskan
permasalahan serta menganalisi penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja,
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan program, untuk menilai sejauh mana prorgam yang dilaksanakan telah
berhasil. Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya
serta dicari pemecahannya. Pelaksanaan SMK3 di Rumah Sakit
a) Penyuluhan K3 ke semua Petugas Rumah Sakit
b) Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi rumah sakit
c) Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku
(1) Pemeriksaan keselamatan petugas
(2) Penyediaan Alat Pelindung Diri dan Keselamatan Kerja
(3) Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
(4) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
(5) Pengobatan pekerja yang menderita sakit
(6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur
(7) Melaksakan biologikal monitoring
(8) Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja
4. Pemantauan dan Evaluasi
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah salah fungsi
manajemen K3 di rumah sakit yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui
dan menilai samapai sejauh mana proses kegiatan k3 itu berjalan dan mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 RS dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi melalui :
a) Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi kedalam sistem pelaporan Rumah Sakit
b) Insfeksi dan Pengujian merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3
secara umum dan tidak terlalu mendalam
c) Melaksanakan Audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3 :
(1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
(2) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
H. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta pengembangan
mutu Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit

Job safety analysis (JSA),biasa disebut juga dengan job hazard analysis (JHA) atau job task
analisis (JTA) adalah teknink managemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi
bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas
yang hendak dilakukan di area kerja. JSA umumnya melibatkan empat unsur penting
sebagai berikut:
1. langkah-langkah pekerjaan secara spesifik
2. identifikasi bahaya yang terdapat pada setiap langkah pekerjaan
3. menentukan skala bahaya atau urutan bahaya yang harus di tangani terlebih dahulu
4. merancang dan menerapkan pengendalian bahaya
BAB III
PEMBAHASAN
Masalah kesehatan dan keselamatan di RS sudah hampir berjalan sesuai dengan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO :
432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
di Rumah Sakit, seperti : Pemeliharaan Kesehatan Petugas IGD , Pemakaian Alat Pelindung Diri,
Pencegahan Bahaya atau Kecelakaan Kerja , Pemeriksaan Kesehatan Berkala telah ada di
beberapa RS yang ada di Indonesia. Selain itu fasilitas sarana dan prasarana yang ada telah jauh
lebih baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan di RS.
Kesegaran jasmani dan rohani merupakan faktor penunjang untuk meningkatkan
produktifitas seseorang dalm bekerja. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan
terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja. Kesegaran jasmani dan
rohani bukan saja pencerminan kesehatan fisik dan mental, tetapi merupakan gambaran adanya
keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya, yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuan, pengalaman, pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki. mengenai program
pemeliharaan kesehatan petugas Instalasi Gawat Darurat sejauh ini sudah dilaksanakan dengan
baik oleh para petugas seperti halnya telah diuraikan bahwa sudah ada jaminan kesehatan
terhadap para petugas dari rumah sakit tersebut, dan sudah dilakukan screening kesehatan tiap
tahun untuk seluruh petugas Instalasi Gawat Darurat tersebut secara baik.
Adapun penggunaan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat sudah dilaksanakan
tetapi belum maksimal atau kurang disiplin digunakan pada waktu melakukan pekerjaan.
Ketidakdisiplinan petugas Instalasi Gawat Darurat terhadap penggunaan alat pelindung diri
disebabkan karena faktor kebiasaan petugasnya masing-masing. Di Instalasi Gawat Darurat
sendiri penggunaan alat pelindung diri seharusnya digunakan pada waktu melakukan tindakan
atau pada pemeriksaan darurat tetapi hal ini selalu diabaikan oleh para petugas (faktor
kebiasaan). Hal ini nantinya akan menyebabkan kemungkinan terjadinya bahaya penyakit akibat
kerja atau kecelakaan kerja.
Jadi sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia telah mengaplikasikan SMK3 RS, tapi ada
pula sebagian RS yang masih kurang dalam mengaplikasikan SMK3 di RS. Tapi meskipun telah
diterapkan dengan baik seringkali selalu ada kecelakan dan bahaya yang masih terdapat di dalam
RS. Hal tersebut terjadi karena sebagian karyawan RS tersebut tidak menuruti peraturan yang
telah ada, sehingga sampai saat ini masih banyak karyawan RS yang menderita penyakit akibat
kerja.
Karena meskipun pihak rumah sakit telah membuat peraturan– peraturan tentang
kesehatan keselamatan kerja di RS jika karyawan atau orang-orang yang ada di dalam
lingkungan RS tersebut tidak menyadari bahwa bahkan di rumah sakit pun terdapat bahaya yang
bisa terjadi peraturan-peraturan tersebut hanya akan menjadi wacana saja tanpa ada dukungan
dari seluruh komponen dari RS tersebut. Kesadaran dari semua pihak yang terkait dalam
membuat peraturan – peraturan tersebut terwujud dengan baik sehingga bahaya atau penyakit
akibat kerja di rumah sakit dapat berkurang. Sehingga pegawai RS seperti dokter, perawat,
bahkan pasien pun dapat nyaman dan merasa terlindungi saat berada di RS, sehingga akan
meningkatkan kesehatan yang jauh lebih baik lagi. Peraturan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja di RS akan berjalan lancar jika didukung oleh pihak pihak terkait karena penerapan SMK3
RS di Indonesia belum diaplikasikan dengan baik, karena masih ada beberapa RS bahkan belum
membentuk komite dan pelaksanan tentang K3, mengingat keselamatan kerja merupakan usaha
untuk menciptakan suasana rasa aman kerja, bebas dari segala ancaman bahaya, seperti;
kebakaran, penyakit akibat kerja, cacat akibat kerja, dan kematian akibat kerja, sehingga jika K3
tidak ada, para pegawai tidak akan merasa terlindungi di tempat kerjanya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aplikasi penerapan Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit adalah Suatu proses
kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di rumah sakit. Peraturan SMK3 RS
sudah merupakan pedoman di setiap rumah sakit di Indonesia. Tetapi dalam pelaksanaanya
belum dilakukan dengan semestinya, dikarenakan dengan berbagai faktor yang ada di
lapangan menunjukkan masih banyak kecelakaan yang terjadi di Rumah sakit. hal tersebut
dikarenakan banyaknya pegawai yang masih lalai untuk mematuhi peraturan yang telah
dibuat. Meskipun pihak rumah sakit telah membuat peraturan yang sesuai dengan acuan
peraturan menteri kesehatan aplikasi SMK3 tidak akan terwujud dengan baik karena
rendahnya kesadaran dari pihak terkaitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayuningsih winanrni P,Haryono widodo.2011. Penerapan Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (Mk3) Di Instalasi Gawat Darurat RSU Pku Muhammadiyah Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(1).
Mauliku Novie E. Kajian Analisis Penerapan Sistem Manajemen K3RS di Rumah Sakit
Immanuel Bandung. Stikes A. Yani Cimahi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432/Menkes/SK/IV/2007. Tentang


Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010. Tentang


Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

Ivana, azza, Baju widjasena, Siswi Jayanti. 2014. Analisa Komitmen Management RS Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada RS Prima Medika Pemalang. 2(1):35-41

Anda mungkin juga menyukai