Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia memiliki kedudukan yang tinggi di muka bumi ini karena manusia
diberi akal pikiran. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menjumpai
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan bidang kimia. Baik dalam bidang
kesehatan, industri, pangan, teknologi, dan lainnya.
Dengan kemampuan berpikirnya, manusia dapat peka dan kritis terhadap
fenomena yang terjadi di sekitarnya, baik yang kecil maupun yang besar. Seperti
pada fenomena terdapatnya uap air pada tutup gelas yang berisi kopi panas dan
fenomena terjadinya yang hujan diawali dengan panas matahari yang
menyebabkan air laut menguap kemudian terbentuklah awan dan dengan bantuan
angin terjadilah hujan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Apakah terdapat perbedaan tekanan uap jenuh antara pelarut murni dan
larutan?
b. Apa hal yang dapat menyebabkan adanya perbedaan tekanan uap jenuh
pelarut murni dan larutan?
c. Bagaimana pengaruh konsentrasi zat terlarut dalam larutan terhadap tekanan
uap jenuh?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui terdapat perbedaan tekanan uap jenuh antara pelarut murni dan
larutan
b. Mengetahui hal yang menyebabkan perbedaan tekanan uap jenuh pelarut
murni dan larutan
c. Mengetahui pengaruh konsentrasi zat terlarut dalam larutan terhadap tekanan
uap jenuh.

1.4 Manfaat

Mudahnya suatu larutan berubah menjadi uap tergantung banyaknya zat


terlarut didalamnya. Manfaat dari penurunan tekanan uap ditunjukkan pada
fnomena laut mati. Adanya kadar garam yang tinggi membuat tekanan uap jenuh
di laut mati rendah walaupun lokasinya berada di gurun. Sehingga laut mati
memerlukan laut yang lama untuk menguap, jika menguap sekalipun yang
menguap hanya komponen air saja sedangkan kadar garam dan mineral lainnya
tidak. Karena kadar garam yang tinggi, akan menambah massa jenis air sehingga
gaya apung keatas bertambah dan kita dapat mengapung di laut mati meskipun
tidak dapat berenang sekalipun.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Larutan
2.1.1 Komponen Larutan
Penggolongan materi secara kimia dilihat dari komposisi dan strukturnya
yang dibagi menjadi zat tunggal dan zat campuran. Zat tunggal merupakan materi
yang tersusun oleh satu macam zat. Zat tunggal terbagi menjadi dua macam yaitu
unsur dan senyawa. Sedangkan zat campuran tersusun oleh dua atau lebih zat
dengan komposisi tidak tetap. Zat campuran terdiri dari campuran homogen dan
heterogen.”Suatu materi dikatakan campuran heterogen jika materi tersebut
memiliki komponen penyusun yang dapat dibedakan, dan sifat masing-masing
komponennya masih tampak, sedangkan suatu campuran dikatakan homogen
apabila keseluruhan materi penyusun campuran itu tidak dapat dibedakan satu
dengan yang lainnya tetapi sifat masing masing komponen penyusunnya masih
tampak” (Sunarya, 2010:15). Contoh dari campuran heterogen yaitu larutan kopi,
sedangkan campuran homogen seperti larutan teh manis.
“Larutan didefinisikan sebagai zat homogen yang merupakan campuran dari
dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas, cairan atau padatan”
(Sastrohamidjojo, 2005:227). Dari pengertian ini dapat dinyatakan bahwa larutan
terdiri dari dua komponen atau lebih yang berperan sebagai pelarut dan zat
terlarut. Pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan
zat terlarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih kecil. “Larutan
(solution) terdiri atas zat terlarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut (solute).
Pelarut adalah medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut dikenal juga sebagai
zat pendispersi, yaitu tempat menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat
terlarut adalah zat yang terdispersi didalam pelarut” (Sumardjo, 2009:489).
Berdasarkan kelarutannya larutan dibagi menjadi tiga yaitu larutan jenuh, tak
jenuh, dan larutan lewat jenuh. “Larutan jenuh (saturated solution) adalah larutan
yang mengandung zat terlarut dengan jumlah maksimum. Pada larutan jenuh
terdapat kesetimbangan antara partikel yang melarut dan partikel yang tidak
melarut. Larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih sedikit
dibandingkan dengan kemampuan pelarutnya disebut larutan tak jenuh
(unsaturated solution), sedangkan larutan yang megandung zat terlarut dengan
jumlah lebih banyak dari kemampuan pelarutnya disebut larutan lewat jenuh
(super saturated solution)” (Sumardjo, 2009:489). Dengan kata lain larutan tak
jenuh merupakan larutan yang partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan
pereaksi (masih bisa melarutkan zat), larutan jenuh merupakan larutan partikelnya
tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal), dan
larutan lewat jenuh merupakan larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi endapan.
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut larutan dapat dibedakan menjadi
yaitu larutan pekat dan larutan encer. Larutan pekat yaitu larutan yang
mengandung relatif banyak zat terlarut dibandingkan dengan zat pelarut
sedangkan larutan encer merupakan larutan yang mengandung relatif sedikit zat
terlarut.

2.1.2 Konsentrasi Larutan

“Konsentrasi larutan adalah banyaknya zat terlarut yang ada dalam sejumlah
tertentu larutan” (Chang, 2004:6). Konsentrasi larutan akan tinggi bila zat
terlarutnya lebih banyak dari zat pelarutnya sedikit dan konsentrasi larutan akan
rendah bila zat terlarutnya lebih sedikit dari zat pelarutnya. Konsentrasi bisa
dinyatakan dengan molaritas, molalitas, dan fraksi mol. Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsentrasi larutan yaitu suhu dan tekanan.
2.2 Penurunan Tekanan Uap
Suatu larutan dikatakan menguap jika terjadi perubahan fase cair menjadi gas.
Hal itu disebabkan karena adanya gaya tarik-menarik antarpartikel. Gaya
antarparikel ini dipengaruhi oleh perbedaan suhu, semakin tinggi suhu maka gaya
tarik-menarik antarpartikel akan semakin kecil dan tenaga kinetik rata-rata dari
molekul cairan meningkat sehingga menyebabkan tekanan uap yang dihasilkan
akan semakin besar. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya penguapan.

“Tekanan uap adalah tekanan yang ditimbulkan oleh fasa uap suatu zat cair
yang membentuk keadaan kesetimbangan dengan cairannya” (Sunarya dan
Setiabudi, 2009: 22).

Tekanan uap larutan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uap pelarut
murni karena pada larutan terdapat zat terlarut yang menghalangi pelarut untuk
menguap, sehingga molekul pelarut lebih kecil kecenderungan untuk
meninggalkan larutan dibandingkan pelarut murni untuk menjadi uap. “Penguapan
meningkatkan ketidakteraturan suatu sistem sebab molekul dalam fasa uap kurang
teratur dibandingkan dalam fasa cairan. Karena larutan lebih tidak teratur
dibandingkan palarut murni, maka hasil selisih ketidakteraturan antara larutan dan
uap lebih kecil dibandingkan antara pelarut murni dan uap. Dengan demikian,
molekul pelarut lebih kecil kecenderungannya untuk meninggalkan larutan
dibandingkan meninggalkan pelarut murni untuk menjadi uap dan tekanan uap
larutan lebih kecil dibandingkan tekanan uap pelarut.” (Chang, 2004: 13)

Dengan demikian, penurunan tekanan uap pada pelarut murni dapat


disebabkan oleh penambahan zat terlarut kedalam pelarut murni. Hubungan antara
tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap pelarutnya dijabarkan oleh hukum
Rault yang menyatakan bahwa tekanan uap larutan sama dengan fraksi mol
pelarut dikalikan dengan tekanan uap pelarut murni.

dengan rumus sebagai berikut :


P = XP . Po

Keterangan:

P = Tekanan uap larutan

Po = Tekanan uap pelarut murni

Xp = Fraksi mol zat pelarut

Dimana fraksi mol merupakan perbandingan mol pelarut dengan mol pelarut
ditambah mol terlarut . Dengan rumus :

np
Xp =
np + nt

Keterangan :

Xp = Fraksi mol pelarut

𝑛𝑝 = mol pelarut

𝑛𝑡 = mol terlarut

Seperti yang kita ketahui bahwa mol merupakan perbandingan antara massa
dengan massa relatif dari sebuah unsur atau senyawa. Maka dapat disimpulkan
bahwa massa dari zat terlarut berbanding terbalik dengan tekanan uap larutan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

- 5 gelas

- tutup gelas

- sendok

- stopwatch

- timbangan

- air panas

- 150 gram kopi

3.2 Langkah Kerja

Percobaan ke-1

1. Menyiapkan 2 buah gelas yang salah satunya diberi kopi 15 gram.


2. Gelas pertama yang berisi kopi dituangkan air panas sebanyak 240 ml,
aduk sebentar.
3. Kemudian gelas kedua dituangkan air panas sebanyak 240 ml.
4. Selanjutnya tutup kedua gelas tersebut dengan penutup gelas secara
bersamaan.
5. Menggunakan stopwatch, hitung hingga kedua gelas tersebut telah tertutup
selama 3 menit.
6. Setelah 3 menit buka tutup gelas secara bersamaan dan perhatikan apa yang
terjadi pada bagian bawah kedua tutup gelas.
Percobaan ke-2

1. Menyiapkan 3 gelas, gelas pertama diberi 15 gram kopi bubuk, gelas kedua
diberi 45 gram kopi bubuk dan gelas ketiga diberi 75 gram kopi bubuk.
2. Ketiga gelas dituangkan air panas masing masing sebanyak 240 ml. Aduk
sebentar masing-masing gelas.
3. Tutup ketiga gelas tersebut dengan penutup gelas secara bersamaan.
4. Menggunakan stopwatch, hitung hingga ketiga gelas tersebut telah tertutup
selama 3 menit.
5. Setelah 3 menit, buka tutup gelas secara bersamaan dan perhatikan apa
yang terjadi pada bagian bawah ketiga tutup gelas.

3.3 Hasil Pengamatan

Dari kedua percobaan diatas, didapatkan:

Percobaan ke-1

a. gelas pertama yang berisi air kopi, pada tutupnya terdapat uap air namun tidak
terlalu banyak

b. gelas kedua yang hanya berisi air panas, terdapat uap air lebih banyak daripada
gelas yang berisi air kopi.

Percobaan ke-2

a. gelas pertama yang berisi 15 gram kopi dan 240 ml air panas, pada tutupnya
terdapat uap air yang sangat banyak

b. gelas kedua yang berisi 45 gram kopi dan 240 ml air panas, pada tutupnya
terdapat uap air yang lumayan banyak

c. gelas ketiga yang berisi 75 gram kopi dan 240 ml air panas, pada tutupnya
terdapat uap air namun tidak terlalu banyak.
Berdasarkan hasil pengamatan dari kedua percobaan yang telah dilakukan,
diketahui bahwa terdapat perbedaan uap air yang dihasilkan dari kedua gelas
yang berisi air kopi dan air panas. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan
tekanan uap antara air panas dan air kopi. Semakin besar harga tekanan uap suatu
cairan, maka semakin mudah molekul-molekul cairan tersebut berubah menjadi
uap. Harga tekanan uap salah satunya dipengaruhi oleh jenis zat. Zat yang mudah
menguap akan memiliki harga tekanan uap yang lebih besar dibandingkan zat
yang sulit menguap.

Hal yang menyebabkan tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarut murninya adalah karena partikel-partikel zat terlarut yang terdapat dalam
larutan akan menghalangi partikel pelarut untuk menguap.

Konsentrasi zat terlarut dalam larutan merupakan salah satu faktor terpenting
yang mempengaruhi terdapatnya perbedaan tekanan uap larutan dengan tekanan
uap pelarut murninya. Hal itu dijelaskan dalam hukum Rault yang menyatakan
bahwa tekanan uap larutan sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan
tekanan uap pelarut murni.

P = Xp . Po

Keterangan:

P = Tekanan uap larutan

Po = Tekanan uap pelarut murni

Xp = Fraksi mol zat pelarut

Anda mungkin juga menyukai