Infeksi Virus Pada Kulit
Infeksi Virus Pada Kulit
Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
POLA INFEKSI VIRUS
Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
PATOGENESIS
Inokulasi langsung
Infeksi sistemik
Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
MEASLES
Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
SIFAT PENTING
Masuk ke aliran
Masuk ke system darah dan Menyebar melalui
retikuloendotelial menginfeksi kelenjar limfe
monosit
Masuk kedalam
Replikasi lagi Kulit (timbul rash)
darah
PATOGENESIS DAN KEKEBALAN
1. Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
2. Longo DL, et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015.
KOMPLIKASI
Tidak ada terapi antivirus yang spesifik, terapi measles berupa suportif
(cairan, antipiretik)
Pemberian vitamin A infeksi virus measles dapat menurunkan kadar
serum vitamin A yang terkait dengan peningkatan mortalitas
Imunisasi pasif
Dengan pemberian immunoglobulin dalam 6 hari setelah terpapar
Dapat digunakan pada semua individu yang beresiko, termasuk
imunokompromais, wanita hamil
Imunisasi aktif
Vaksin hidup yang dilemahkan, diberikan setelah usia > 12 bulan
Antibodi akan muncul setelah 12-15 hari dan mencapai puncak dalam 1-
3 bulan
1. Longo DL, et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015.
2. Murray PR, et al. Medical Microbiology. 8th ed. 2016.
RUBELLA (GERMAN MEASLES)
1. Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
2. Longo DL, et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015.
RUBELLA (GERMAN MEASLES)
1. Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
2. Longo DL, et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015.
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasinya rata-rata 14 hari (12-23 hari)
Infeksi primer rubella umumnya ringan dan bersifat
subklinis
Gejala yang sering muncul berupa rash maculopapular
generalisata yang berlangsung sampai 3 hari, biasanya
bersifat ringan terutama pada anak-anak
Pada dewasa sering didahului oleh gejala prodromal
berupa
Demam ringan
Malaise
Gejala saluran nafas atas
Minggu ke2 setelah paparan dapat timbul
limfadenopati (terutama oksipital dan postauricular)
1. Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
2. Longo DL, et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015.
PEMERIKSAAN LAB
1. Longo DL, et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015.
2. Murray PR, et al. Medical Microbiology. 8th ed. 2016.
PENATALAKSANAAN
1. Longo DL, et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015.
2. Murray PR, et al. Medical Microbiology. 8th ed. 2016.
PARVOVIRUS B19
Early
Akhir minggu pertama
Flu-like symptom
Kematian erythroid precursor cells →produksi eritrosit↓
Virus dalam jumlah besar ada didalam sekret oral dan pernapasan →
infeksius
IgM
Late
Mulai hari ke-17
Terbentuk kompleks imun → rash, athralgia
IgG
1. Murray PR et al. Medical Microbiology, 8th ed., 2016
2. Brooks FG et al (eds). Jawetz, Melnick & Adelberg's Medical Microbiology. 26th ed., 2013
MANIFESTASI KLINIS
Polyarthritis
Bisa disertai/ tanpa rash
Terutama tangan, siku, lutut, dan ankle
Minggu, bulan, atau lebih lama
Pasien imunokompromais → kronis
Pengobatan.
Tidak ada therapi khusus untuk infeksi B19.
Immune globulin mungkin berguna untuk infeksi kronik.
Vaksin tidak ada.
COXSACKIEVIRUS
- Grup B (6 serotype).
Menyebabkan pleurodynia, myocarditis dan pericarditis.
Grup A dan B dapat menyebabkan infeksi saluran nafas
atas nonspesifik dan aseptic meningitis.
Struktur dan genom mirip poliovirus, hanya
coxsackievirus dapat menginfeksi mamalia lain selain
primata.
Replikasi = poliovirus.
PENULARAN DAN EPIDEMIOLOGI
Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
MANIFESTASI KLINIS
Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
PEMERIKSAAN LAB
PENATALAKSANAAN
Biasanya sembuh sendiri
Tidak ada terapi spesifik, hanya terapi suportif
Pencegahannya dengan universal precaution/kewaspadaan standar
1. Wolff K, et al (eds). Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. Vol. 2. 2008.
2. Murray PR, et al. Medical Microbiology. 8th ed. 2016.
HERPESVIRUS
Sifat penting.
• HSV-1 dan 2 struktur dan morfologis tidak dapat dibedakan.
• Dibedakan dengan: Pola restriksi endonuclease genom DNA
atau antibodi monoklonal type specific.
RINGKASAN REPLIKASI
Faktor pemicu :
Penyakit demam tertentu (misal common cold, pneumonia)
Stress
Trauma
Menstruasi
Imunokompromais
Sifat penting
Struktur dan morfologi = HSV, tetapi sifat antigen berbeda.
Hanya 1 serotype.
Tes serologi lain mendeteksi IgM dan IgG menggunakan ELISA (IgM bisa
ditemukan negatif pada awal timbulnya rash)
Isolasi VZV dari kultur sel (menggunakan sel Human Embryonic Lung,
diinkubasi selama 10 – 14 hari) + identifikasi virus dengan antiserum
spesifik
Sifat penting.
Merupakan virus paling besar, bentuk brick shaped.
DNA double stranded, linear.
Envelop lipopotein.
Virion mempunyai DNA dependent RNA polymerase , enzim
ini perlu karena replikasi virus dalam sitoplasma sedangkan
RNA polymerase sel dalam inti.
Hanya ada 1 serotype yang stabil.
Penularan Respiratory aerosol dan kontak langsung
dengan lesi
RINGKASAN REPLIKASI
Gejala klinik.
Masa inkubasi 7-14 hari, timbul gejala prodromal akut: demam dan
lesu timbul rash paling banyak di muka dan ekstremitas
menyebar ke tubuh (sentrifugal).
Rash mulai dengan macula papula vesicula pustula krusta
(2-3 minggu).
Perbedaan dengan chickenpox
Distribusi lesi chickenpox terutama pada batang tubuh,
namun smallpox pada ekstremitas
Perkembangan lesi chikenpox tidak terjadi dalam waktu
yang sama, sedangkan pada smallpox gambaran lesi
seragam pada waktu yang sama
Vesikel pada chickenpox terletak di epidermal dan mudah
pecah, sedangkan pada smallpox letaknya lebih dalam
(dermal) sehingga tidak mudah pecah
DIAGNOSIS LAB
Pencegahan.
Vaksin cacar (live attenuated vaccinia virus), diberikan
intradermal sangat efektif, satu-satunya penyakit
didunia yang diberantas dengan vaksinasi.
MOLLUSCUM CONTAGIOSUM VIRUS
• Famili yang besar > 100 type human papilloma virus (HPV)
terbagi 16 genera 5 genera menginfeksi manusia: alpha, beta,
gamma, mupa dan nupapapillomavirus.
• Sifat penting.
- Genom DNA, double stranded, circular.
- Kapsid icosahedral.
- Envelop (-).
- Replikasi dalam nukleus.
PAPILLOMAVIRUS
• Menyebabkan:
- warts (kutil) pada kulit dan telapak kaki.
- condyloma acuminata pada genitalia.
- laryngeal papilloma.
- keganasan pada cervix uteri.
PATOGENESIS
Gambar skematik
virus HIV
Gen Protein Fungsi
1. Gen struktural
gag p24, p7 Nucleocapsid
p17 Matrix
pol Reverse transcriptase Transkripsi genom RNA ke
DNA
Protease Memotong polipeptida
precursor
Integrase Integrasi DNA virus ke DNA
sel hospes
env gp120 Melekat ke protein CD4
gp41 Fusi dengan sel hospes
2. Gen regulator untuk
replikasi
tat Tat Aktivasi transkripsi gen virus
rev Rev Transport mRNA akhir dari
nucleus ke sitoplasma
Gen Protein Fungsi
3. Accessory gene
nef Nef Mengurangi protein CD4 dan
MHC class I sel yang
terinfeksi