A. PENDAHULUAN
Geologi Regional
Cekungan Sengkang yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan
(Gambar 1) terbentukoleh suatu sistem sesar berarah utara barat laut -
selatan tenggara di Zona Sesar Walanae, yang diikutioleh pembentukan
cekungan busur muka dan pengendapan sin-orogenik pada Neogen Akhir.
Sesar utamaini memisahkan bagian barat dan timur Sulawesi Selatan, dan
berpengaruh terhadap pengendapan selamaMiosen Akhir sampai Kuarter.
Unit D
Sebagian besar terdiri dari argillaceous sandstone dengan
perselingan mudstone di subcekungan Sengkang Timur. Unit ini melapisi
langsung batugamping Unit C. Porositas dan permeabilitasnya umumnya
buruk dan tidak ada karakteristik reservoir.
Subcekungan Sengkang Barat di isi oleh endapan Miosen yang
sangat tebal dan juga Pliosen hingga sedimen yang lebih muda, yang
mana berhubungan dengan Unit D dari subcekungan Sengkang Timur.
Reservoir potential pada subcekungan ini benar-benar tidak diketahui,
tidak ada sumur yang di bor di daerah ini. Pasir reservoir tidak mungkin
terbentuk selama pengendapan di subcekungan Sengkang barat.
3. Migrasi Hidrokarbon
Setelah tergenerasikan dari batuan induk, hidrokarbon mengalami
migrasi primer dari batuan induk ke reservoir dan migrasi primer dari
reservoir kedalam sistem pemerangkapan.
Hidrokarbon dari batuan induk di subcekungan Sengkang Barat
bermigrasi ke arah timur melewati Zone Sesar Walanae. Bukti yang
mendukung migrasi lateral ini adalah komposisi gas yang menuju
subcekungan Sengkang Timur sedikit berbeda dengan gas kering yang
ditemukan di timur, ini mungkin terjadi karena adanya rekahan selama
bermigrasi. Adanya dry holes di subcekungan Sengkang Timur yang
mengindikasikan kekurangmatangan dari batuan induknya.
Migrasi diperkirakan terjadi selama Pliosen Akhir.
4. Seal Rocks
Merupakan batuan yang memiliki pori yang sangat kecil dan antar
pori tidak saling berhubungan sehingga menghambat migrasi minyak dan
gas (Downey, 1994), atau berfungsi menghambat terjadinya migrasi
sekunder (Allen and Allen, 1990).
Formasi yang menjadi seal rock di Cekungan Sengkang adalah
claystone Formasi Walanae yang sangat tebal, dan berada pada bagian
paling atas cekungan. Formasi yang membujur dari timur hingga barat
cekungan ini di dominasi oleh mudstone dengan perselingan siltstone,
lithic sandstone dan sedikit sisipan limestone dan tuff.
5. Perangkap Hidrokarbon (trap)
Jenis mekanisme pemerangkapan hydrocarbon yang utama, yang
berperan pada batugamping Tacipi ini adalah perangkap stratigrafi
disekitar pinnacle reefs, dimana hydrocarbon yang bermigrasi dari batuan
induk terkumpul dan terjebak. Struktur recentyang berada di lapangan
Kampung Baru juga mempengaruhi pemerangkapan. Keanekaragaman
perangkap struktur seperti fault block anticlines, dan faulted monoclines,
menjadi penciri dari formasi Walanae.
E. EXPLORATION PLAY CONCEPTS
Konsep eksplorasi atau dalam geologi minyak dan gas sering disebut
sebagai Exploration Play Concept, merupakan kondisi stratigrafi dan
struktur geologi tertentu yang berhubungan dengan akumulasi migas
(multiple traps) (Magoon dan Dow, 1994). Konsep eksplorasi menyatakan
bahwa minyak dan gas terperangkap dalam suatu wilayah. Dimana
terperangkapnya minyak dan gas tersebut berada dalam suatu trapping
mechanism yang berupa suatu keteraturan geometri batuan yang
menyebabkan akumulasi minyak dan gas dalam jumlah yang signifikan
(North, 1985; Biddle & Wielchowsky, 1994). Eksplorasi minyak dan gas di
industri terutama mengarahkan kegiatannya pada pencarian dan pengenalan
sistem pemerangkapan. Minyak dan gas tersebut berasal dari batuan induk
dan terakumulasi dalam reservoir rock sebelum akhirnya terperangkap
dalam suatu trap.
Batuan induk Cekungan Sengkang berada di bagian barat
(subcekungan Sengkang Barat). Di subcekungan Sengkang bagian barat,
total ketebalan sediment lebih dari 6000 meter. Batuan induk di cekungan
ini termasuk kedalam Unit A yaitu Formasi Camba, yang terdiri atas
mudstones dengan perselingan sandstone dan sejumlah karbonat.
Pengendapannya berlangsung pada awal Miosen Tengah, dalam lingkungan
yang tertutup. Hidrokarbon dari batuan induk ini bermigrasi kearah timur
melewati Zona Sesar Walanae.
Exploration play concept di Cekungan Sengkang di titik beratkan
pada reefal buildup limestone Unit C yang dikenal sangat berprospek
sebagai reservoir utama di Cekungan Sengkang yang adalah merupakan
Formasi Tacipi. Batugamping yang didominasi coral dan alga tersebut
muncul sebagai sejumlah fasies di keseluruhan wilayah Sengkang. Disinilah
tempat hydrocarbon banyak terakumulasi dan terperangkap secara stratigrafi
oleh seal rock Formasi Walanae (Unit D) yang melapisi di atasnya. Total
ketebalan sedimen (overburden) yang melapisi batuan induk di perkirakan
mencapai sekitar 6600 meter, untuk subcekungan Sengkang Barat, dan
menipis pada subcekungan Sengkang Timur.
F. POTENSI PETROLEUM
Sekuen yang berada di bawah karbonat tidak memenuhi syarat untuk
di eksplorasi. Meskipun Kampung Baru-1 menembus argillaceous
sandstones, sebaran fasies dari unit ini belum diketahui. Di bawah
batugamping Unit C diperkirakan ada perangkap stratigrafi, namun karena
Unit C bersifat porous sehingga perangkap (trap) tersebut tidak akan
mampu menahan hilangnya hidrokarbon. Trap akan prospektif jika fasies
batugamping tersebut kedap (non-porous) dan non-permeable.
Tak diragukan lagi bahwa reservoir yang paling baik di cekungan
Sengkang adalah karbonat. Potensi reservoir karbonat dari batugamping
Unit C tersebut telah di buktikan pada dengan penemuan gas pada tahun
1975 di sumur Walanga-1.
Kemudian diikuti oleh gas yang sama di sumur Kampung Baru,
Bonge, Sampi-sampi dan Tironge. Gas tersebut juga didapat dari
pengeboran Sallo Bulo-1S. Coralgal reef limestone merupakan reservoir
yang paling baik untuk akumulasi gas di daerah ini. Sejumlah reefal yang
berprospek lainnya tersebar secara luas di seluruh subcekungan Sengkang
timur. Data singkapan di Gunung Latimojong (bagian paling utara cekungan
Sengkang) juga mendukung kemungkinan lain dari gundukan reef di
subsurface area tersebut. Oleh karena itu usaha explorasi tambahan harus
dipusatkan pada:
a. Reef yang ditampilkan oleh seismik di bagian selatan subcekungan
Sengkang Timur.
b. Reef build-ups yang mana telah terdeteksi oleh seismik di offshore
Pantai Bone dan sisi barat subcekungan Sengkang Barat. Data yang
cocok di dua area ini sangat terbatas, Oleh karena itu harus diadakan
survei seismik detail.
c. Reef-mound di bagian paling utara cekungan. Meskipun karakteristik
reservoir pada singkapan tidak menguntungkan, kondisi
subsurfacenya diharapkan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suyono dan Kusnama, 2010. Stratigraphy and Tectonics of the Sengkang Basin,
South Sulawesi. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 1-11.
Geological Survey Institute, Geological Agency, Bandung.
Petroleum Geology Of Indonesia Basins. Principles, methods, and application.
Volume VI-IX. Pertamina BPPKA. 1996.
Petroleum Potensial Of Eastern Indonesia. Pertamina-Beicip. 1982.