Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum
nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan
buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah.
Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah dan madrasah,
terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Saat ini dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan
masyarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian
masalah pendidikan yang tidak sampai tuntas, atau cenderung tambal sulam,
bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan
mengecewakan masyarakat. Bahkan SDM yang disiapkan melalui pendidikan
sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi
akhlak, moral, dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa.
Akibat dari kontradiksi tersebut menyebabkan sebagian masyarakat
menjadi pesimis terhadap sekolah maupun madrasah. Ada anggapan bahwa
pendidikan tidak lagi mampu menciptakan mobilitas sosial mereka secara
vertikal, karena sekolah atau madrasah tidak menjanjikan pekerjaan yang
layak. Sekolah kurang menjamin masa depan anak yang lebih baik.
Sebagaimana diungkapkan di muka, perubahan paradigma baru pendidikan
kepada mutu (quality oriented) merupakan salah satu strategi untuk mencapai
pembinaan keunggulan pribadi anak.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan mutu pendidikan Islam?
3. Apa pentingnya manajemen peningkatan mutu pendidikan Islam?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat mutu pendidikan Islam?
5. Bagaimana strategi peningkatan mutu pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen
2. Untuk mengetahui pengertian mutu pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui pentingnya manajemen peningkatan mutu pendidikan
Islam
4. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat mutu pendidikan
Islam
5. Untuk mengetahui strategi peningkatan mutu pendidikan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Menurut kamus ilmiah populer manajemen mempunyai arti pengelolaan
usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran yang diinginkan.1 Secara etimologis, kata manajemen
berasal dari kata managio yang berarti pengurusan atau managiare yaitu
melatih dalam mengatur langkah-langkah, atau dapat juga berarti getting done
through other people.
Ada juga yang berpandangan lain bahwa dari sudut istilah, manajemen
berasal dari manage. Kata ini, berasal dari Italia; managgiare yang secara
harfiah berarti menangani atau melatih kuda, secara maknawi berarti
memimpin, membimbing, atau mengatur. Sehingga dari asal kata ini,
manajemen dapat diartikan sebagai pengurusan, pengendalian, memimpin atau
membimbing.2
Menurut para ahli manajemen adalah proses mendayagunakan orang atau
sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.3
Sementara itu menurut Malayu Hasibuan memberikan definisi bahwa
manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.4
Oemar Hamalik memberikan batasan definisi manajemen sebagai suatu
proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan
bantuan manusia lainnya serta sumber-sumber lain, menggunakan metode yang
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.5
Dari berbagai definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen adalah ilmu atau seni yang mengatur tentang proses

1
Pius Partono & Dahlan Albari, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 2001), hlm. 440
2
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), hlm. 33
3
Muhammad Eliyasin & Nanik Nurhayati, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Aditya
Media Publishing, 2012), hlm. 60
4
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 1-
2
5
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 16.

3
pendayagunaan sumber daya manusia maupun sumbersumber lainnya yang
mendukung pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Dalam Islam, hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini
merupakan deviasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam
Alquran seperti firman Allah swt :

“Dia mengatur urusan langit ke bumi. Kemudian (urusan) itu naik kepadaya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitungannya”
(QS. As-Sajdah : 5)
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah
pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti
kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang
diciptakan Allah SWT telah dijadaikan sebagai khalifah di bumi, maka dia
harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana
Allah mengatur alam raya ini.
Dari pengertian ini dapat diangkat suatu bentuk pemahaman bahwa dalam
manajemen ada sebuah proses yang merupakan bentuk kemampuan atau
keterampilan memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui
kegiatan-kegiatan organisasi. Proses ini meliputi tahapan awal berupa
perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (guiding)
dan mengendalikan (controlling) sampai pada pencapaian tujuan.

B. Pengertian Mutu Pendidikan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran baik buruk
suatu benda, keadaan, taraf atau derajad (kepandaian, kecerdasan, dan

4
sebagainya).6 Menurut Oemar Hamalik, Pengertian mutu dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif.
Dalam artian normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan
(kriteria) intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kritria intrisik, mutu pendidikan
merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan
standar ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen
untuk mendidik, tenaga kerja yang terlatih.
Dalam artian deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan hasil tes
prestasi belajar.7 Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam
pengelolaan secara operasional an efisien tehadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.8
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup inputs, proses dan
outputs pendidikan. Inputs pendidikan adalah segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Proses pendidikan
merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Outputs pendidikan
adalah kinerja sekolah.9
Mutu pendidikan merupakan sesuatu persoalan yang menjadi target pada
setiap program pendidikan. Mutu pendidikan umumnya diartikan sebagai
gambaran seberapa jauh lembaga pendidikan berhasil mengubah tingkah laku
peserta didik, dan bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan mutu pendidikan
juga disebut kualitas yang artinya gambaran sifat suatu hal yakni tingkat baik
buruknya suatu hal.
Untuk itu perlu adanya suatu inovasi dalam pengembangan manajemen
yang harus menuntut adanya perubahan paradigma, orientasi, pendekatan cara
berfikir, serta bersikap kreatif terhadap permasalahan pendidikan yang di
hadapi, agar upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan
penuh tanggung jawab.

6
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Cet. 10 (Jakarta : Balai Pustaka,1999), hlm. 677.
7
Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, Cet. 1 (Bandung: Remaja Rosda Karya,1990), hlm. 33.
8
Dzaujak Ahmad, Penunjuk Peningkatan Mutu pendidikan di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Depdikbud, 1996), hlm. 8.
9
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2001), hlm. 24-25.

5
C. Pentingnya Manajemen Mutu Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi
peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai nilai Islam yang diselaraskan
dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di
akhirat. Adapun pengertian manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses
penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber
daya manusia muslim dan non muslim dalam menggerakkannya untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.10
Manajemen pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber
daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik
perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui
kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk
11
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah suatu metode
peningkatan mutu yang bertumpu pada pendidikan di sekolah itu sendiri,
mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data
kuantitatif dan kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen sekolah untuk
secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi
sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
disingkat Dalam Peningkatan Mutu yang selanjutnya “DPM”, terkandung
upaya a) mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler
maupun administrasi, b) melibatkan proses diagnose dan proses tindakan untuk
menindak lanjuti diagnose, c) memerlukan partisipasi semua fihak: Kepala
sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang tua dan pakar.
Arti mutu dalam pendidikan agama Islam, hanya saja ada sedikit tambahan
yaitu bagaimana sekolah atau madrasah bisa menyeimbangkan antara proses
dan hasil pendidikan yang pada akhirnya peserta didik (lulusannya) menjadi
manusia muslim yang berkualitas.
Dalam arti, peserta didik mampu mengembangkan pandangan hidup, sikap
hidup dan ketrampilan hidup yang berperspektif Islam. Pehaman manusia
berkualitas dalam khasanah pemikiran Islam sering disebut sebagai insan kamil
10
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 14.
11
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 260.

6
yang mempunyai sifat-sifat antara lain manusia yang selaras (jasmani dan
rohani, duniawi dan ukhrawi), manusia moralis (sebagai individu dan sosial),
manusia nazhar dan i’tibar (kritis, berijtihad, dinamis, bersikap ilmiah dan
berwawasan ke depan), serta menjadi manusia yang memakmurkan bumi.12
Manajemen pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu
mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
Manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.13
Maka dari itu pentingnya manajemen peningkatan mutu pendidikan Islam agar
suatu lembaga pendidikan lebih baik lagi.

12
Prof. Dr. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 201.
13
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan, (Bumi Aksara: Jakarta,
2006), hlm: 7

7
BAB III
KESIMPULAN

1. Dalam manajemen ada sebuah proses yang merupakan bentuk kemampuan


atau keterampilan memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui
kegiatan-kegiatan organisasi. Proses ini meliputi tahapan awal berupa
perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (guiding)
dan mengendalikan (controlling) sampai pada pencapaian tujuan.
2. Pengertian mutu mencakup inputs, proses dan outputs pendidikan. Inputs
pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Proses pendidikan merupakan berubahnya
sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Outputs pendidikan adalah kinerja
sekolah.
3. Dalam Peningkatan Mutu yang selanjutnya “DPM”, terkandung upaya a)
mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler maupun
administrasi, b) melibatkan proses diagnose dan proses tindakan untuk
menindak lanjuti diagnose, c) memerlukan partisipasi semua fihak: Kepala
sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang tua dan pakar.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Dzaujak Ahmad, 1996, Penunjuk Peningkatan Mutu pendidikan di Sekolah


Dasar, (Jakarta: Depdikbud)
2. Depdiknas, 2001, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah)
3. Husaini Usman, 2006 Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara)
4. Mulyono, 2008, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media),
5. Muhammad Eliyasin & Nanik Nurhayati,2012, Manajemen Pendidikan
Islam, (Yogyakarta: Aditya Media Publishing)
6. Malayu Hasibuan, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi
Aksara,)
7. Oemar Hamalik, 2010, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
Remaja Rosdakarya)
8. Pius Partono & Dahlan Albari, 2001, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:
Arloka)
9. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Cet. 10 (Jakarta : Balai Pustaka).
10. Prof. Dr. Muhaimin, 2005, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)
11. Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia)
12. Sulistyorini,2009, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: TERAS)

Anda mungkin juga menyukai