Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK PROGRAM GERAKAN MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT LAMONGAN

BERBASIS PEDESAAN (GEMERLAP) DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI


KABUPATEN LAMONGAN
(Studi Pada Kelompok Ternak Sumber Rejeki)

Anita Rahayu
12040674014 (S1 Ilmu Administrasi Negara, FISH, UNESA) email: anitarahayu.899@yahoo.com
Tauran, S.Sos.,M.Soc., Sc.
0013047602 (Ilmu Administrasi Negara, FISH, UNESA) email: tauran_unesa@yahoo.com

Abstrak
Adanya Program Gerakan Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan
(Gemerlap) di Desa Tawangrejo dadasari oleh minimnya alat penunjang produksi pertanian yang
memadai, terbatasnya kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan produk nilai tambah (value added).
Bantuan dari Program Gemerlap diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang telah memiliki
usaha yang dapat dikembangkan untuk menjadi produk unggulan desa.Program ini sudah berlangsung
sejak tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis dampak Program
Gemerlap di Desa Tawangrejo.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan
menggunakan teknik wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Adapun analisa data dalam penelitian ini
diawali dengan reduksi data, setelah itu penyajuan data, dan terakhir concluclusion drawing.
Salah satu kelompok yang menerima bantuan dari Pemerintah Daerah melalui Program
Gemerlap adalah Kelompok Ternak Sumber Rejeki. Kelompok ini merupakan kelompok ternak yang
berada di Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Untuk mengetahui dampak dari
Program Gemerlap, peneliti menggunakan Unit-unit Pedampak (Wibawa) yang terdiri dari: Dampak
Individual, Dampak Organisasional, Dampak Terhadap Masyarakat, serta Dampak Terhadap Lembaga
dan Unit-unit Sosial.
Dampak individu yang dirasa oleh anggota kelompok ternak adalah adanya peningkatan
pendapatan, untuk dampak Organisasional berupa adanya peningkatan semangat kerja pengurus
kelompok dan pencapaian tujuan kelompok. Dampak terhadap masyarakat berupa terbantunya
perekonomian seluruh masyarakat walaupun mereka bukan termasuk dalam kelompok ternak. Sedangkan
dampak terhadap lembaga dan unit-unit sosial berupa terbentuknya lembaga ekonomi baru, yaitu
Koperasi Wanita Ternak Sumber Rejeki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan Program Gemerlap ini telah
memberikan dampak. Banyak manfaat yang diperoleh masyarakat dengan adanya program ini. Dalam
pelaksanaanya, Program Gemerlap di Desa Tawangrejo sudah memberikan dampak terhadap kelompok
sasaran maupun masyarakat yang bukan kelompok sasaran. Namun, Pemerintah Daerah harus tetap
melakukan pengawasan dan pendampingan, karenena dengan adanya pengawasan dan pendampingan
maka akan diketahui sejauh mana bantuan dapat dikembangkan serta apa saja kekurangan dari Program
tersebut.
Kata Kunci: Dampak, Program Gemerlap, Kelompok Sumber Rejeki

Abstract
The implementation of the movement build public economy Lamongan based (rural sparkling)
in the village Tawangrejo dadasari by lack of instrument supporting agricultural production adequate,
financial shortage of the to improve the quality of and products added value (value added). Assistance of
the program sparkling given to community groups who already had economic activities that may be
developed to be superior products desa.program has been going on since 2011. The purpose of this
research is mendiskripsikan and analyze the impact of the program sparkling in the village Tawangrejo.
Methods used is the method descriptive qualitative. Data collected by using a technique
interview, observation and documentation. As for data analysis in research started with reduction data,
after that penyajuan data, and last concluclusion drawing.
One of the groups benefit from the regional government through the sparkling are a livestock a
source of group is cattle sumber rejeki. This group is a group of cattle located in the village Tawangrejo

1
in turi district Lamongan. Aid granted through the sparkling is ducks and alat-alat production and extra
food ducks. To know the impact of the glitter, researchers used unit-unit pedampak (prestige) consisting
of: the impact of individual , the impact of viability, of community impact, and the effect on institutions
and unit-unit social. The impact of individuals are by members of the group cattle are the increase in
income, to the impact of viability of the working spirit group committee and reaching its objectives
group. Of community impact of economic, the whole community although they are not included in a
group of cattle. While the impact on institutions and social units of the establishment of the new
economic institutions, this is Koperasi Wanita Ternak Sumber Rejeki.
The research results show that overall program sparkling this has brought the impact of. Many
benefit gained the community with this program. In the implementation, sparkling program in the village
Tawangrejo has given impact on the target group and the community who is not the target group. But,
local government should stick to supervision and assistance, because with the supervision and assistance
so it can be determined the extent to which assistance could developed and all deprived of the program.

Keywords: impact, sparkling, Sumber Rejeki

Pendahuluan
Sesuai dengan peraturan perundang- Tebel 1.1 Persentase Produk Domestik
undangan (Wijaya, 2004:76) otonomi daerah Regional BrutoKabupaten Lamongan Atas
diartikan sebagai kewenangan daerah otonom Dasar Harga Berlaku(%)
untuk mengatur dan mengurus kepentingan Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri *
berdasarkan aspirasi masyarakat. Pendapat senada Pertanian 45,8 44,95 42,57 41,7 40,5
juga diungkapkan oleh Jimung (2005;38) yang 5 1 1
mengemukakan bahwa: Pertambang
“otonomi daerah adalah kekuasaan 0,21 0,20 0,21 0,21 0,21
an &
dalam bentuk hak dan wewenang Penggalian
serta kewajiban dan tanggungjawab Industri 4,97 5,04 5,20 5,13 5,18
badan Pemerintah untuk mengatur Pengelolaan
dan mengurus rumahtangganya Listrik, Gas 0,78 0,80 0,78 0,73 0,70
sesuai keadaan dan kemampuan & Air
daerahnya sebagai wujud manifestasi Bersih
dari desentralisasi atau revolusi.” Bangunan 2,88 2,73 2,73 2,81 2,96
Dalam otonomi daerah, tujuan Perdagangan
dilaksanakannya desentralisasi adalah 1) efisiensi 30,6 31,34 33,48 34,6 36,1
, Hotel &
alokasi arus barang public di daerahnya, 2) 1 4 3
Restoran
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat lokal
Pengangkuta 2,10 2,11 2,06 2,01 2,01
guna mendorong demokratisasi, 3)
n&
mengakomodasi aspirasi daerah dan partisipasi
Komunikasi
masyarakat sekaligus, 4) menjadi perekat NKRI
Keuangan,
(Affifudin, 2012:124). Dengan adanya penerapan 3,30 3,48 3,57 3,48 3,49
Persewaaan
asas desentralisasi menuntut pemerintah daerah
& Jasa
harus lebih inovatif dan kreatif untuk
Perusahaan
meningkatkan perekonomian masyarakatnya
Jasa-Jasa 9,31 9,35 9,39 9,27 9,17
melalui kebijakan/program daerah.Salah satu
Total 100 100 100 100 100
langkah inovatif Pemerintah untuk meningkatkan
perkonomian masyarakat telah dilakukan oleh Sumber:BPS Kabupaten Lamongan, 2014.
Kabupaten Lamongan melalui Program Gerakan Berdasarkan data tersebut dapat
Membangun Ekonomi Rakyat Berbasis Pedesaan diketahui bahwa sektor pertanian mendominasi
(Gemerlap). perekonomian masyarakat Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan data PDRB Kabupaten Namun mulai pada tahun 2010 persentase pada
Lamongan pada sektor perekonomian didominasi sektor pertanian mengalami penurunan yang
dari sektor pertanian. Hal tersebut dapat diketahui signifikan dari tahun ketahun. Sektor pertanian
dari data PDRB Kabupaten Lamongan sebagai merupakan mayoritas sumber matapencaharian
berikut: masyarakat Kabupaten Lamongan. Apabila sektor
ini mengalami penurunan terus menerus maka
dapat berpengaruh pada tingkat pendapatan

2
masyarakat, khususnya masyarakat desa. Selain sosialisasi pada tingkat kabupaten yang
itu juga akan menambah permasalahan- dilaksanakan di kantor bupati. Pada tahap kedua
permasalan yang dihadapi oleh Pemerintah sosialisasi dilaksanakan pada tingkat kecamatan
Kabupaten Lamongan. (seluruh kecamatan yang berada di wilayah
Permasalahan umum yang dihadapi oleh Kabupaten Lamongan) (Petunjuk Pelaksanaan
Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam Program Gemerlap 2011). Setelah
pembangunan ekonomi pedesaan antara lain dilaksanakannya sosialisasi pada tingkat
seperti minimnya alat penunjang produksi kecamatan akan dilakukan seleksi pada beberapa
pertanian yang memadai, infrastruktur pedesaan kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok yang
yang relatif tidak memadai sehingga masyarakat sudah lolos pada tahap seleksi akan dilakukan
desa kesulitan dalam mengakses layanan, verifikasi oleh Tim Verifikasi yang terdiri dari
terbatasnya kemampuan untuk meningkatkan SKPD-SKPD pelaksana program. Salah satu
kualitas dan produk nilai tambah (value added) kelompok yang berada di Desa Tawangrejo adalah
lemah karena dijual dalam bentuk bahan belum Kelompok Ternak Sumber Rejeki yang
olahan, kelembagaan kelompok dan memotivasi mendapatkan bantuan Program Gemerlap.
wirausaha lemah (Pedoman Umum Berdasarkan data Lamongan Dalam
Gemerlap,2011). Angka (LDA) pada tahun 2011 Kecamatan Turi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, merupakan kecamatan yang mempunyai populasi
Pemerintah Kabupaten Lamongan mencanangkan Itik terbanyak dengan jumlah 32.014 ekor.
Program pemberdayaan masyarakat desa. Dengan Selanjutnya di Kecamatan Pucuk jumlah populasi
adanya pendekatakatan pemberdayaan maka Itik 28.363 ekor, di Kecamatan Brondong
memberikan kekuatan kepada masyarakat, sejumlah 14.201 ekor, dan di Kecamatan
sehingga masyarakat termotivasi dan sadar pada Kedungpring sejumlah 12.407 ekor
potensi yang dimiliki. Dengan adanya program (www.kompas.com). Desa Tawangrejo
yang diimbangi dengan pendekatan merupakan salah satu desa yang terletak di
pemberdayaan, maka dapat mempercepat Kecamatan Turi, yang mana Desa Tawangrejo
pembangunan desa serta meningkatkan adalah desa yang memiliki jumlah ternak Itik
kesejahteraan masyarakatnya. terbanyak di Kecamatan Turi. Karena mayoritas
Program yang dilaksanakan dengan masyarakat Tawangrejo berprofesi sebagai petani,
pendekatan pemberdayaan yang dicanangkan oleh yang mana para wanita (ibu rumah tangga)
pemerintah kabupaten Lamongan yaitu Program membantu pemenuhan kebutuhan kelurga mereka
Gerakan Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan melakukan ternak Itik. Ternak Itik ini merupakan
Berbasis Pedesaan (Gemerlap) yang secara resmi sambilan bagi sebagian besar masyarakat Desa
disahkan pada tanggal 14 Juni 2011. Program ini Tawangrejo yang sudah dilakukan secara turun
berlandaskan pada Peraturan Bupati Nomor 13 menurun, walaupun jumlah Itik yang dimilik
Tahun 2011 tentang Gerakan Membangun setiap peternak relatif sedikit (±50ekor). Adapun
Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan proses ternak Itik yang dilakukan masih
(Gemerlap) di Kabupaten Lamongan. Program menggunakan peralatan tradisional dan seadanya,
Gemerlap merupakan salah satu upaya untuk untuk pemenuhan makanan (pakan) tambahan
mengatasi permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat memanfaatkan potensi sumber daya
lamongan. Tujuan dari adanya Program Gemerlap alam di sekitarnya.
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan Pada tanggal 21 Maret 2006
meningkatkan kesempatan kerja masyarakat ditetapkannya Surat Keputusan Kepala Desa
pedesaan. Tawangrejo dalam pembentukan Kelompok
Sasaran penerima Program Gemerlap Ternak Sumber Rejeki. Kelompok Ternak Sumber
adalah masyarakat pedesaan yang telah Rejeki pada awal pembentukannya beranggotakan
mempunyai usaha mandiri, yang dimungkinkan hanya 18 orang mendapat pengukuhan sebagai
untuk dikembangkan menjadi usaha masyarakat kelompok kelas “PEMULA”. Pada tanggal 25
desa yang kemudian akan menjadi produk Agustus 2009 Kelompok Ternak Sumber Rejeki
unggulan desa tersebut. Pelaksanaan Program anggotanya bertambah menjadi 25 orang
Gemerlap dilaksanakan oleh multi SKPD di mendapat pengukuhan sebagai kelompok kelas
Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lamongan “LANJUT”. Seiring dengan berjalannya waktu,
meliputi: a) Pertanian dan Kehutanan, b) anggota Kelompok Ternak Sumber Rejeki terus
Peternakan, c. Perikanan, d. Koperasi, menerus bertambah.Pada tanggal 07 November
Perdagangan dan Industri. (Pedoman Umum 2011 Kelompok Ternak Sumber Rejeki
Gemerlap,2011). Implementasi Program anggotanya bertambah menjadi 40 orang
Gemerap, diawali dengan sosialisasi yang mendapatkan pengukuhan sebagai kelompok kelas
dilasanakan pada dua tahap. Tahap pertama “MADYA”.

3
Bantuan Program Gemerlap telah Berdasarkan latar belakang di atas
membantu Kelompok Ternak Sumber Rejeki Desa peneliti tertarik untuk mengetahui “Dampak
Tewangrejo. Pada tahun 2011 diberikan itik Program Gerakan Membangun Ekonomi
sebanyak 4.000 ekor dan makanan tambahan Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan
(dedak) sebesar 18.000 kg. Kemudian pada tahun (Gemerlap) Di Desa Tawangrejo, Kecamatan
2012 diberikan tambahan Itik lagi sebanyak Turi, Kabupaten Lamongan) (Studi Pada
10.000 ekor dan dibangunkan tempat pemasaran Kelompok Ternak Sumber Rejeki)”.
Itik dan kantor koperasi. Selain itu, Kelompok
Ternak Sumber Rejeki juga mendapatkan bebrapa Rumusan Masalah
tambahan sarana prasana untuk menunjang proses 1. Bagaimana Dampak Program Gerakan
ternak. Oleh pengurus kelompok, semua Itik Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan
beserta sarana prasarana dibagikan kepada seluruh Berbasis Pedesaan (Gemerlap) Di Desa
anggota, dengan jumlah yang berbeda disesuaikan Tawangrejo Kecamatan Turi Kabupaten
dengan kemapuan masing-masing anggota. Lamongan (Studi Pada Kelompok Ternak
Implementasi Program Gemerlap di Desa Sumber Rejeki)?
Tawangrejo telah diteliti oleh Kurnia (2014). Dari
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa Tujuan Penelitian
Program Gemerlap dapat mengembangkan produk 1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis
unggulan desa yaitu telur Itik. Namun masih Dampak Program Gerakan Membangun
terdapat beberapa hambatan, seperti kurangnya Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis
penguasaan teknologi, dan terbatasnya sarana Pedesaan (Gemerlap) Di Desa Tawangrejo
prasarana yang ada. Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan (Studi
Seperti yang telah dinyatakan oleh Pada Kelompok Ternak Sumber Rejeki).
Wibawa (1994), bahwa setiap kebijakan yang
telah diimplementasikan dapat menghasilkan Manfaat Penelitian
dampak, baik dampak yang diharapkan maupun 1. Manfaat teoritis
dampak yang tidak diharapkan. Lebih dari itu, Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pada akhir implementasi kebijakan muncul pula referensi ilmu administrasi Negara, khusunya
dampak-dampak yang tidak terduga, yang dalam penelitian tentang dampak kebijakan.
diantaranya ada yang diharapkan dan ada yang 2. Manfaat praktis
tidak diharapkan, yang dimaui atau yang tidak a. Bagi Instansi
dimaui (Wibawa 1994, 29-30). Penelitian ini diharapkan dapat
Penelitian ini bermaksud mengkaji memberikan masukan bagi Pemerintah
dampak dari Program Gemerlap. Peneliti Kabupaten Lamongan dan Dinas
menggunakan teori Wibawa (1994) unit-unit Peternakan dan Kesehatan Hewan
pedampak karena penelitian yang dilakukan untuk Kabupaten Lamongan dalam
mengetahui apakah dampak dari Program memaksimalkan Program Gemerlap.
Gemerlap terhadap individu, kelompok maupun b. Bagi Mahasiswa,
masyarakat. Unit-unit pedampak terbagi menjadi Penelitian ini bermanfaat untuk
empat, yaitu: Pertama Dampak Individual, yang meningkatkan pengetahuan, wawasan,
menyentuh pada aspek-aspek biologis/psikis, dan referensi tentang teori dampak dalam
lingkungan hidup, ekonomi dan sosial serta bentuk penelitian secara ilmiah.
personal. Kedua Dampak Organisasional, suatu c. Bagi Masyarakat
kebijakan dapat menimbulkan dampak langsung d. Adanya penelitian ini diharapkan dapat
terhadap organisasi maupun kelompok, baik menambah wawasan masayarakat,
secara langsung atau tidak langsung yang dapat khususnya masyarakat Desa Tawangrejo
mempengaruhi pencapaian tujuan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
kelompok/organisasi. Ketiga Dampak Terhadap sehingga mengetahui tentang kekurangan
Masyarakat, dampak tersebut dapat menunjuk dan kelebihan dari adanya Program
pada sejauh mana suatu kebijakan mempengaruhi Gerakan Membangun Ekonomi Rakyat
kapasitas masyarakat dalam melayani anggotanya. Berbasis Pedesaan (Gemerlap).
Keempat Dampak Terhadap Lembaga dan Sistem .
Sosial, dengan adanya sebuah kebijakan atau
program yang dimaksud tidak hanya akan KAJIAN PUSTAKA
mengubah atau mempengaruhi lembaga-lembaga, A. Kebijakan Publik
melainkan kebijakan tersebut juga kan Kebijakan publik menurut Easton
mempengaruhi berbagai dimensi sosial yang lain. (Wahab, 2012:13) merumuskan kebijakan
publik secara singkat yaitu kebijakan publik

4
ialah “the relationship of governmental unit mengatur proses
to its enviroments (antar hubungan yang implementasinya.”
berlangsung diantara unit/satuan Suatu kebijakan atau program pada
pemerintahan dengan lingkungannya). akhirnya akan dilihat seberapa jauh
Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh kebijakan atau program tersebut
Wilson (Wahab, 2012:13) yang merumuskan memberikan dampak pada kelompok yang
kebijakan publik sebagai : berupak dampak segera maupun jangka
“tindakan-tindakan, tujuan- pangjang, dampak yang tidak diharapkan
tujuan, pernyataan-pernyataan maupun akibat yang diharapkan. Hal ini
pemerintah mengenai masalah- sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
masalah tertentu, langkah- oleh Wibawa (1994:29-30):
langkah yang telah atau sedang “Evaluasi dampak
diambil (atau gagal diambil) memberikan perhatian yang
untuk diimplementasikan, dan lebih besar pada oputput dan
penjelasan-penjelasan yang dampak kebijakan
diberikan oleh mereka mengenai dibandingkan kepada proses
apa yang telah terjadi (atau tidak pelaksanaanya, sekalipun
terjadi)”. yang terakhir ini tidak
Adanya sebuah kebijakan karena terjadi dikesampingkan dari
suatu permasalah pada lingkungan tertentu. penelitian evaluatif. Dalam
Yang mana kebijakan tersebut mepunyai kaitannya dengan dampak,
tujuan tertentu guna untuk mengatasi yang mana ada dampak yang
permasalahan yang terjadi.Menurut Riant diharapkan dan dampak yang
Nugroho (2008) tujuan kebijakan publik tidak diharapkan. Dampak
dapat dibedakan sebagai berikut: yang diharapkan mengandung
a. Mendistribusi sumber daya pengertian bahwa ketika
negara kepada masyarakat, kebijakan dibuat, pemerintah
termasuk alokatif, realokatif, telah menentukan atau
dan redistribusi,vesus memetakan dampak apa saja
mengabsorbsi atau menyerap yang akan terjadi. Diantara
sumber daya ke dalam negara. dampak-dampak yang diduga
b. Regulative versus deregulatif. akan terjadi itu ada dampak
c. Dinamisasi versus stabilisasi. yang diharapkan dan ada
d. Memperkuat Negara versus yang tidak diharapkan. Lebih
memperkuat masyarakat/pasar. dari itu, pada akhir
Dalam praktiknya implementasi implementasi kebijakan
kebijakan merupakan suatu proses yang muncul pula dampak-dampak
begitu kompleks bahkan tidak jarang yang tak terduga, yang
bermuatan politis dengan adanya intervensi diantaranya ada yang
berbagai kepentingan. Pendapat lain diharapkan atau dampak yang
dikemukakan oleh Daniel Mazmanian dan tidak dimaui.”
Paul Sabtier (Agustino, 2012:139) Untuk mengetahui dampak dari
menjelaskan bahwa implementasi kebijakan sebuah kebijakan atau program, peneliti
adalah : menggunakan Unit-unit Sosial
“pelaksanaan keputusan Pedampak (Wibawa, 1994). Wibawa
kebijaksanaan dasar, biasanya (1994:54) menjelaskan bahwa Unit-unit
dalam bentuk undang-undang, sosial pedampak terdiri dari:
namun dapat pula berbentuk a) Dampak individual
perintah-perintah atau b) Dampak Organisasional
keputusan-keputusan eksekutif c) Dampak Terhadap Masyarakat
yang penting atau keputusan d) Dampak Terhadap Lembaga
badan peradilan. Lazimnya, Dan Sistem Sosial.
keputusan tersebut
mengidentifikasikan masalah B. Program Gemerlap
yang ingin diatasi, menyebutkan Program Gemerlapadalah program
secara tegas tujuan atau sasaran Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam
yang ingin dicapai, dan berbagai rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat
cara untuk menstrikturkan atau pedesaan untuk meningkatkan kemandirian

5
dan kesejahteraan masyarakat desa, sekaligus Lamongan bekerjasama dengan multi Satuan
penanggulangan kemiskinan dengan ditandai Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan
berkembangannya sentra-sentra industri masing-masing bidang. Desa Tawangrejo sendiri
ekonomi pedesaan sebagai wujud inovasi mempunyai potensi pada sekor peternakan, oleh
masyarakat pedesaan yang berkelanjutan. sebab itu Pemerintah Daerah dalam penyaluran
bantuan dari Program Gemerlap kepada
Sasaran dari Program Gemerlap adalah
Kelompok Ternak Sumber Rejeki melakukan
masyarakat pedesaan yang telah mempunyai
kerja sama dengan Dinas Peternakan dan
usaha mandiri, yang dimungkinkan untuk
Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan. Dinas
dikembangkan menjadi usaha masyarakat
Peternakan dan Kesehatan Hewan bertindak
desa yang kemudian akan menjadi produk
sebagai pelaksana Program Gemerlap.
unggulan desa tersebut. Tujuan dari
Pengawasan dilakukan oleh pendamping dari
Program Gemerlap adalah untuk
UPT Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
menggerakkan perekonomian masyarakat
Kabupaten Lamongan, pengawasan tersebut
pedesaan melalui pengembangan produk
dilakukan sejak awal penyaluran bantuan sampai
unggulan desa (Pedum Gemerlap).
dengan selesai. Pendampingan terhadap kelompok
Metode Penelitian masih dilakukan hingga sekarang, tetapi
pendamping hanya melakukan pengawasan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
terhadap hewan ternak ketika anggota ternak
pendekatan dekriptif kualitatif yang bertujuan memiliki keluhan terhadap ternak mereka.
untuk mendeskripsikan serta menganalisis Apabila tidak ada keluhan, pendamping tidak
dampak Proggram Gemerlap dengan mengambil
melakukan pengawasan terhadap hewan ternak.
studi kasus di Desa Tawangrejo Kecamatan Turi
Bantuan dari Program Gemerlap disalurkan
Kabupaten Lamongan. Analisis data
melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
menggunakan Unit-unit sosial pedampak dari
Kabupaten Lamongan. Pada tahun
Wibawa (1994). Subjek penelitian ini terdiri dari 2011diberikannnya bantuan yaitu berupa Itik dan
aparatur Desa Tawangrejo, pengurus Kelompok bahan makan tambahan (dedak). Pada tahun
Ternak Sumber Rejeki, anggota kelompok Ternak
2012, Kelompok Sumber Rejeki mendapatkan
Sumber Rejeki, dan masyarakat Desa Dusun
bantuan kembali dari Program Gemerlap berupa
Getung.
uang tunai sebesar Rp. 745.000.000,- . bantuan
Teknik pengumpulan data yang digunakan
tersebut dibelikan Itik dan untuk membangun
berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. kantor koperasi dan pemasaran.
Analisis data dilakukan dengan pengumpulan Itik dibagikan kepada seluruh anggota
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kelompok, dengan jumlah Iyang berbeda,
kesimpulan.
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
anggota. Anggota yang sudah berusia lanjut tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN diberikan Itik dengan jumlah yang besar, sekitar
A. Program Gerakan Membangun Ekonomi 50-100 ekor. Sedangkan anggota lainnya
Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan diberikan pilihan untuk mengambil jumlah Itik
(Gemerlap) antara 100-300 ekor. Untuk keputusan mengambil
Implementasi Program Gemerlap (Gerakan jumlah Itik diserahkan kepada masing-masing
Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis anggota, didasarkan pada kemampuan masing-
Pedesaan) di Kabupaten Lamongan dilaksanakan masing. Karena setelah menerima bantuan Itik,
dengan mengacu pada Pedoman Umum berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat,
Pelaksanaan Gemerlap (Pedum) dan Petunjuk mereka diwajibkan untuk mengembalikan bantuan
Pelaksanaan (Juklak). Berdasarkan Pedoman tersebut dalam bentuk uang dengan cara diangsur
Umum Pelaksanaan Gemerlap dan Petunjuk pada setiap bulannya.
Pelaksanaan Gemerlap tujuan utama program Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
yaitu menggerakkan ekonomi masyarakat dalam implementasi Program Gemerlap
pedesaan melalui pemberian bantuan bergulir, memberikan dampak pada seluruh unit-unit sosial
dengan mengefektifkan kelompok-kelompok pedampak:
usaha pedesaan yang sudah ada sebagai basis 1. Dampak Individual
inovasi. Sasaran dari Program Gemerlap adalah Dampak pada individu menyentuh pada
masyarakat desa yang sudah mempunyai usaha aspek-aspek psikologi, ekonomi, dan
mandiri dan memungkinkan untuk dikembangkan lingkungan hidup.Pada aspek psikologi,
menjadi usaha masyarakat desa yang nantinya Program Gemerlap telah direspon positif
bisa menjadi produk unggulan desa. Dalam proses yang ditunjukkan oleh tiap individu-indu
Implementasinya, Pemerintah Daerah Kabupaten anggota Kelompok Ternak Sumber

6
Rejeki.Pada aspek ekonomi, dampak yang KESIMPULAN
dapat dirasakan dengan adanya bantuan dari Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Program Gemerlap adalah adanya dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian
peningkatan pendapatan oleh individu- mengenai Dampak Program Gerakan Membangun
individu anggota Kelompok Ternak Sumber Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasi Pedesaan
Rejeki.Sedangkan pada aspek lingkungan (Gemerlap di Desa Tawngerejo Kacamatan Turi
hidup, individu-individu anggota kelompok Kabupaten Lamongan yang dikaji berdasarkan
tidak merasakan adanya dampak lingkungan teori Unit-Unit Sosial Pedampak dari Wibawa
yang ditimbulkan oleh Itik.Meskipun pada (1994).
saat jumlah populasi Itik meningkat, mereka Dampak individu yang dirasa oleh
tidak merasa terganggu karena sudah terbiasa. anggota kelompok ternak adalah adanya
2. Dampak Organisasial peningkatan pendapatan, untuk dampak
Program Gemerlap dapat menimbulkan Organisasional berupa adanya peningkatan
dampak langsung maupun dampak tidak semangat kerja pengurus kelompok dan
langsung pada Kelompok Ternak Sumber pencapaian tujuan kelompok. Dampak
Rejeki. Adanya dampak langsung yang dapat terhadap masyarakat berupa terbantunya
dirasakan adalah terbantunya kelompok perekonomian seluruh masyarakat walaupun
dalam pencapaian tujuannya, yaitu mereka bukan termasuk dalam kelompok
mensejahterakan anggota kelompok. ternak. Sedangkan dampak terhadap
Sementara itu, Program Gemerlap dapat lembaga dan unit-unit sosial berupa
memimbulkan dampak tidak langsung pada terbentuknya lembaga ekonomi baru, yaitu
kelompok Ternak Sumber Rejeki berupa
Koperasi Wanita Ternak Sumber Rejeki.
adanya peningkatan semangat kerja dalam
kelompok tersebut.
SARAN
3. Dampak Terhadap Masyarakat Sesuai hasil penelitian di lapangan
Masyarakat Desa Tawangrejo baik anggota mengenai Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Kelompok Ternak Sumber Rejeki maupun melalui Program Pemberdayaan Masyarakat
yang bukan merupakan anggota dapat Pesisir dan Pantai (P2MPP) di Kabupaten Tuban
merasakan dampak dari Program Gemerlap, tepatnya di Desa Gadon Kecamatan Tambakboyo,
yaitu terbantunya mereka dalam aspek penulis memberikan beberapa rekomendasi dari
ekonomi.Hal tersebut dapat diketahui dari hasil identifikasi permasalahan pemberdayaan
masyarakat yang bukan merupakan kelompok masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi
ternak dapat melakukan pinjaman pada alternatif dalam membantu memecahkan masalah
Koperasi Wanita Ternak. Menurut tersebut, yaitu:
masyarakat sekitar, pinjaman dari Koperasi 1. Bantuan yang diberikan dari Program
Wanita ternak sangat membantu, karena Gemerlap di Desa Tawangrejo memang
sebagian besar pinjaman tersebut digunakan sudah dikembangkan dengan baik,
untuk pemenuhan kebutuhan sehar-hari dan sehingga dapat meningkatakan
membantu dalam pembiayaan anak-anak kesejahteraan masyarakat. Namun
mereka sekolah. seharusnya setelah pemberian bantuan
kepada kelompok sasaran, Pemerintah
4. Dampak Terhadap Lembaga dan Sitem Sosial
Daerah harus melakukan pengawasan
Program Gemerlap di Desa Tawangrejo telah
dan pendampingan. Dengan adanya
mendorong Kelompok ternak untuk
pengawasan, maka akan diketahui sejauh
mengembangkan bantuan (Itik) menjadi
mana program tersebut dapat
modal awal pembentukan koperasi wanita,
dikembangkan serta apa saja yang
yaitu Koperasi Wanita Ternak Sumber
menjadi kekurangan pada program
Rejeki. Koperasi Wanita Ternak Sumber
tersebut.
Rejeki merupakan lembaga ekonomi baru di
2. Dibentuknya sentra-sentra
Desa Tawangrejo.
pengembangan hasil dari Itik, seperti
Berdasarkan tujuan Program Gemerlap, toko jamu, pembuatan kemoceng,
masyarakat Desa Tawangrejo telah merasakan menjual martabak dll.
dampak pemberian bantuan dari program tersebut.
Bantuan yang dirasa tidak hanya oleh sasaran dari
Program Gemerlap saja, namun seluruh DAFTAR PUSTAKA
masyarakat desa Tawangrejo. Affifudin. 2012. Pengantar Administrasi
Pembangunan (Konsep, Teori, dan

7
Iplikasinya di Era Reformasi. Bandung: Wahab. Solichin Abdul. 2012. Analisis
ALFABETA. Kebijakan: dari Formulasi ke
Agustino, Leo.2012. Dasar-Dasar Kebijakan Penyususnan Model-Model Implementasi
Publik. Bandung:Alfabetha. Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Bumi
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Aksara.
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Wibawa, Samodra. Dkk. 1994.Evaluasi kebijakan
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: publik. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Kencana Prenada Media Grup. Prasada.
Elok Widyasari, Niken. 2015. Pelaksanaan Widodo. Joko. 2012. Analisis Kbijakan Publik:
Desentralisasi Pendidikan Melalui MBS Konsep dan Analisis Proses Kebijakan
di Sidoarjo. Universitas Negeri Publik. Malang: Bayu Media Publishing.
Surabaya. William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis
Mardikanto, Totok. 2012. Pemberdayaan Kebijakan Publik, Edisi Kedua.
Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Yogyakarta; Gadjah Mada University
Publik. Bandung: ALFABETA. Press
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy: Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori
TeoriKebijakan –AnalisisKebijakan – dan Proses. Yogyakarta: Media
Proses. Jakarta: Elex Media Pressindo.Zubaedi. 2007. Wacana
Komputindo. Pembangunan Alternatif: Ragam
Rahayu, Ana Budi. 2006. Pembangunan Perspektif Pembangunan dan
Perekonomian Nasional Melalui Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Pemberdayaan Masyarakat Ar-Ruzz Media.
Desa.Diakses online pada tanggal 05
November 2013 melalui Rujukan dari Peraturan:
http://www.binaswadaya.org/files/Pembe Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
rdayaan-masyarakat-desa.pdf Pemerintahan Daearah.
Retno W, Kurnia Tri. 2014. Implementasi Peraturan Bupati Lamongan Nomor 13 tahun
Kebijakan Program Gemerlap Sebagai 2011.
Inovasi Dalam Rangka Memeberdayakan Keputusan Bupati Lamongan Nomor:
Masyarakat Pedesaan.Universitas 188/76/Kep/413.013/2011.
Brawijaya Malang.
Soekanto. Soerjono.2008. Sosiologi Suatu Rujukan online:
Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo http://regionalinvestment.bkpm.go.id (diakses
Persada. pada tanggal 16 September 2015. Pukul
Subarsono, AG. 2012. Analisis Kebijakan Publik: 15.00 WIB).
Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/20/pdrb-
Pustaka Pelajar. lamongan-lampaui-nasional (diakses
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. pada tanggal 16 September 2015. Pukul
Bandung: CV. ALFABETA. 15.20 WIB).
Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kualitatif. http://lamongankab.go.id (diakses pada tanggal 17
Bandung :CV. ALFABETA. September 2015. Pukul 21.00 WIB).
Puspitasari, Tri. 2012. Dampak Program Nasional http://lamongankab.bps.go.id (diakses pada
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri tanggal 17 September 2015. Pukul 21.35
Pedesaan Di Desa Sidokumpul WIB).
Kecamatan Bangilan Kabupaten http://kompas.com (diakses pada tanggal 13
Tuban.Universitas Negeri Surabaya. Februari 2016. Pukul 10.21 WIB).
Suhendra, K. 2006. Peranan Birokrasi dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
ALFABETA.

Anda mungkin juga menyukai