LAPORAN KASUS
Oleh :
Erlita Prestiandari
141611101016
Pembimbing :
drg. Dyah Indartin Setyowati, M.Kes
Praktikum Putaran II
Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018
Abstrak
Pendahuluan : Oral candidiasis merupakan infeksi oportunis di rongga mulut yang
disebabkan oleh Candida albicans (C. albicans). Jamur ini dapat menimbulkan suatu
kondisi patogen, dan merupakan infeksi jamur yang paling sering dijumpai pada
rongga mulut manusia. Faktor predisposisi terjadinya oral candidiasis seperti
penggunaan gigi tiruan, xerostomia, stres, dan kebiasaan merokok. Kasus: Pasien laki-
laki berumur 50 tahun dengan penampilan klinis terdapat plak pada dorsum lidah,
berwarna putih, batas tidak jelas, dapat dikerok dan tidak sakit. Kesimpulan: Diagnosa
terakhir pada pasien ini yaitu oral candidiasis pada lidah. Terapi yang diberikan pada
pasien yaitu Nystatin oral suspension berfungsi sebagai obat antijamur topikal,
multivitamin Becomzet (Vitamin B complex, A, C, E, dan Zinc) sebagai multivitamin
dan Tongue cleaner sebagai pembersih lidah.
PENDAHULUAN
Pasien laki-laki berumur 50 tahun, suku Madura dengan berat badan 55 kg dan
tinggi 170 cm, datang ke bagian Oral Medicine RSGM Universitas Jember pada
tanggal 2 Mei 2018 dengan keluhan lidah terasa tebal. Berdasarkan penjelasan pasien
lidahnya terasa tebal ± 3 tahun yang lalu sehingga rasa manis dan asin pada makanan
atau minuman yang dikonsumsi kurang terasa. Keluhan tersebut belum pernah diobati.
Pasien memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok 1 pack (16 batang) per hari dan tidak
pernah menyikat lidahnya. Kebiasaan merokok sudah dimulai dari usia SMP namun
jarang dan mulai sering merokok ketika usia sekitar 30 tahun.
Pemeriksaan klinis ekstraoral tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan
intraoral, pasien pernah membuat gigi tiruan lengkap lepasan di RSGM Universitas
Jember sekitar 4 tahun yang lalu. Pada dorsum lidah terdapat: terdapat plak, berwarna
putih, batas tidak jelas, dapat dikerok dan tidak sakit (Gambar 1). Pada mukosa pipi
kiri dan kanan terdapat: makula kehitaman, batas tidak jelas, permukaan rata, tidak
sakit; papula sejajar ridge setinggi 1-2 mm, tidak dapat dikerok, tidak sakit (Gambar
2). Pada bibir atas dan bawah terdapat: makula kehitaman, batas tidak jelas, permukaan
rata, tidak sakit (Gambar 3). Selain itu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan hasil oral swab pada dorsum lidah di Laboratorium Mikrobiologi untuk
menegakkan diagnosa dan hasilnya adalah terdapat bentukan spora +1 (positif 1) dan
bentukan hifa +2 (positif 2), sehingga dapat ditegakkan diagnosa berupa oral
candidiasis pada lidah.
KONDISI PASIEN SAAT PERTAMA KALI BERKUNJUNG KE RSGM UNEJ
TANGGAL 2 MEI 2018
Terapi yang diberikan pada pasien adalah berupa terapi kausatif menggunakan
anti jamur topikal nystatin oral suspension dan terapi suportif berupa pemberian
multivitamin becomzet dengan kandungan B complex, vitamin A, C, E, dan Zinc, serta
instruksi–instruksi untuk diterapkan di rumah. Adapun terapi yang dilakukan di RSGM
UNEJ saat kunjungan pertama adalah terapi oral candidiasis dengan cara sebagai
berikut:
1. Pasien diinstruksikan berkumur
2. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
3. Dilakukan oral swab
- Fiksasi obyek glass diatas api bunsen
- Bersihkan debris dengan spatula disposable, spatula disposable difiksasi
diatas api bunsen
- Sampel diletakkan pada obyek glass
- Preparat ditutup dengan cover glass
- Segera dikirim ke Lab. Mikrobiologi
4. Dilakukan pengobatan topikal menggunakan anti jamur (nystatin oral
suspension), diteteskan ke lidah 0,5 ml dan diratakan dengan cotton palate.
Kemudian tunggu 2-3 menit, setelah itu boleh ditelan.
5. Tunggu 20-30 menit pasien tidak diperkenankan makan, minum, atau
berkumur.
Setelah dilakukan terapi di atas, pasien diinstruksikan untuk menggunakan obat
anti jamur nystatin dan multivitamin becomzet sesuai anjuran, mengurangi merokok,
menjaga kebersihan rongga mulut, membersihkan lidah dengan tongue cleaner, makan
makanan bergizi, dan istirahat yang cukup serta kontrol 1 minggu kemudian.
Pada tanggal 9 Mei 2018, pasien datang kembali ke RSGM UNEJ untuk kontrol
(Gambar 4). Pasien mengatakan bahwa lidahnya sudah tidak terasa tebal. Pada
pemeriksaan ekstraoral tidak ditemukan adanya abnormalitas dan pada pemeriksaan
intraoral masih ditemukan sedikit plak pada dorsum lidah bagian belakang, berwarna
putih, batas tidak jelas, dapat dikerok dan tidak sakit.
Gambar 4. Pada tanggal 9 Mei 2018, pasien datang kembali ke RSGM UNEJ untuk kontrol
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, diduga faktor penyebab terjadinya oral candidiasis pada pasien
ini dikarenakan kurangnya menjaga kebersihan rongga mulut serta pasien mempunyai
kebiasaan merokok selama puluhan tahun. Perubahan lidah pada perokok berasal dari
iritasi, racun dan bahan karsinogenik yang dihasilkan pembakaran tembakau,
temperatur yang tinggi, perubahan pH rongga mulut, penurunan sistem imun tubuh dan
infeksi jamur dan bakteri pada rongga mulut. Asap panas yang berhembus terus
menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan
perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran saliva. Akibatnya rongga mulut
menjadi kering dan lebih anaerob sehingga memberikan lingkungan yang sesuai bagi
tumbuhnya bakteri. Pada perokok terjadi penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi Ig
A) yang terdapat di dalam saliva sehingga keseimbangan rongga mulut terganggu
(Gurvits dkk, 2014).
Perawatan yang diberikan kepada pasien adalah nystatin oral suspension
sebagai terapi kausatif. Nystatin dengan dosis 100 000 IU/ml telah digunakan selama
bertahun-tahun karena sangat sedikit terasorbsi oleh tractus intestinal sehingga sangat
rendah hepatotoksisitasnya. Walaupun demikian, rasa dan penggunaan yang lama biasa
menjadi komplain dari banyak pasien (Nunez dkk, 2002). Nystatin adalah macrolide
polyene yang toksisitasnya rendah jika digunakan sebagai obat topikal, efektif terhadap
sebagian besar spesies Candida, dan paling sering digunakan untuk menekan infeksi
Candida lokal. Antifungi polyene berikatan dengan elgosterol pada membran sel fungi,
sehingga terjadi gangguan pada struktur membran sel yang menyebabkan kebocoran
kandungan intrasel yang berakhir dengan kematian sel. Nystatin dapat diberikan dalam
sediaan cair atau melalui tablet yang dapat diisap pasien. Selain nystatin, juga
digunakan pembersih lidah (tongue cleaner) sebagai terapi kausatif secara mekanis
untuk pembersihan jamur Candida albicans pada lidah (Departemen Farmakologi dan
Terapeutik FK UI, 2007).
Pada pasien juga diberikan multivitamin sebagai terapi suportif agar proses
perbaikan sel-sel yang rusak akibat infeksi Candida albicans ini dapat berlangsung
lebih cepat serta untuk mengembalikan sistem imun agar dapat mencegah infeksi
berulang. Pada pasien juga diinstruksikan untuk menjaga kebersihan rongga mulut
terutama lidah menggunakan tongue cleaner, tidak merokok, makan makanan bergizi,
dan istirahat yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA