Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Belajar Lapangan 4)

Disusun Oleh :
Desy Septia Sandi
( 16142011005 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
Jalan Gerakan Koperasi No. 003 Majalengka 45411
2019/2020
1. DEFINISI
Gastroentritis merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan
peningkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah,
seperti lebih dari 3 kali/ hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/ hari. (A. Aziz
Hidayat, 2008).
Selain itu menurut Sudoyo Aru Gastroenteritis atau diare adalah buang air
besar (defikasi) dengan tinja berbentuk cair/setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau
200 ml/24 jam. Penularan diare karena infeksi melalui makan/minum yang
terkontaminasi pathogen yang berasal/hewan atau muntahan penderita dan juga
melalui udara atau melalui aktivitas seksual kontak oral/general atau melalui
aktivitas seksual kontak oral/genetal atau aral-anal.(Sudoyo Aru,dll 2009).
Dapat disimpulkan Gastroentritis merupakan inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh bakteri, usus, dan pathogen, yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/sehari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair).
2. ETIOLOGI/ PENYEBAB
Menurut Ngastiyah (2009) penyebab terjadinya gastroenteritis ada 5 faktor,
yaitu :
a. Faktor Infeksi adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama gastroentritis pada infeksi internal, meliputi :
1) Infeksi bakteri
Vibrio, E Coli, Samonela, Shigella, Campylobachter, yersinia,
aeromonas dan sebagainya.
2) Infeksi virus
Ento (virus echo), coxsackie, poliomytis, adenovirus, rotavirus,
astovirus, dan lain-lain.
3) Infeksi parasit
Cacing, protozoo, dan jamur
b. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat meliputi air di sakarida (intoleransi lactora,
maltose, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, friktosa, dan
gluktosa), pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi
laktosa. Laktosa merupakan karbohidrat utama dari susu (susu sapi
mengandung 50 mg laktosa perliter). Maka pada bayi dam balita diare
intoleransi laktosa mendaat perhatian khusus. Penyababnya karena pada
bayi pembentukan enzim lipase yang berfungsi memecah laktosa belum
sempurna, sehingga menyababkan bayi diare, dan lipase akan berfungsi
optimal saat berusia 4-6 bulan. Kondisi ini biasanya terjadi pada usia bayi
1-2 bulan dan tidak menyababkan berat badannya turun. Selain itu
malabsorbsi lemak dan protein.
c. Faktor Makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
d. Faktor Kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum mengkonsumsi makanan.
e. Faktor Psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan gastoentritis karena dapat
merangsang peningkatan peristaltic usus.
3. PATHWAY
4. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan
akibat dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan
keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke
lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan
maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang
adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Penyebab
gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris,
Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia
coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau
melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis
bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus
ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan
osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan
sirkulasi darah.(Sudoyo Aru,2009).
5. TANDA DAN GEJALA
Menurut Kliegman tanda gejala gastroenteritis, yaitu : (Kliegman,2010)
a. Secara umun :
1) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2) Terdapat tanda gejala dehidrasi : turgor kuit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering.
3) Demam
4) Nafsu makan berkurang
5) Mual dan muntah
6) Anoreksia
7) Lemah
8) Pucat
9) Nyeri abdomen
10) Perih di ulu hati
11) Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat Menurun atau
tidak adanya pengeluaran urine.
Bila penderita telah banyak kehilangan banyak cairan elektrolit, maka gejala
dehidrasi tampak. Menurut Nelson (2009), ada 3 tingkatan dehidrasi, yaitu:
1) Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada
keadaan syok, ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing
normal.
2) Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan
dalam. gelisah, sangat haus, pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan
mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.
3) Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis, denyut
jantung cepat, nadi lemah, tekanan darah turun, warna urine pucat,
pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata
cekung sekali, dan tidak mau minum. Atau yang dikatakan dehidrasi
bila:
a) Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
b) Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata
75ml/kgBB.
c) Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata
125ml/kgBB

6. KLASIFIKASI
Menurut Sunato gastroentritis dapat diklasifikasikan mejadi tiga, yaitu :
(Sunato,2009)
a. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan :
1) Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus basiler, dan
enterotolitis nektrotikans
2) Diare non spesifik : diare dietetis.
b. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
1) Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya : diare yang
ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.
2) Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus,
misalnya: diare karena bronkhitis.
c. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1) Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5
hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1
minggu dan hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
2) Diare kronik, dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi
Gastroenterologi Anak Indonesia (PIB – BK GAI) ke 1× di Palembang,
disetujui bahwa definisi diare kronik ádalah diare yang berlangsung 2
minggu atau lebih. (sunato,2009).
7. KOMPLIKASI
Menurut Kliegman ada 8 komplikasi gastroenteritis, yaitu : (kliegman,2010)
a. Demam
b. Dehidrasi
c. Hipokalemia
d. Hipokalsemia
e. Ilues peristaltic
f. Hiponatremi
g. Syok hipovalemik
h. Asidosis

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis.
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest,
bila diduga terdapat intoleransi gula.
3) Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
b. Pemeriksaan Darah
1) pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium,
Kalsium, dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan
asama basa.
2) Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
c. Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
Intubasi Duodenum (Doudenal Intubation).
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
9. PENGKAJIAN SYSTEM YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENYAKIT
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data, dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,
observasi, pemeriksaan fisik.
a. Indentitas Klien
b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan / penyakit sekarang
3) Riwayat kesehatan / penyakit dahulu
4) Riwayat kesehatan / penyakit keluarga
5) Riwayat tumbuh kembang ( usia 2 tahun )
c. Pemeriksaan Fisik
d. Pemeriksaan tumbuh kembang
e. Pemeriksaan penunjang
10. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
d. Gangguan keseimbangan cairan dan eletrolit berhubungan dengan
kehilangan natrium dan klorida
e. Anoreksia berhubungan dengan metabolism oleh bakteri.(Nanda,2011)
11. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Dx . Tujuan/Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan

1 Defisit NOC : NIC :


volume cairan Fluid Monitoring
1. Fluid balance
berhubungan 1. Pertahankan catatan
2. Hydration
dengan output intake dan output yang
3. Nutritional Status : Food
cairan yang akurat
and Fluid Intake
berlebihan. 2. Monitor status hidrasi (
kriteria hasil:
kelembaban membran
1. Mempertahankan urine
mukosa, nadi adekuat,
output sesuai dengan
tekanan darah ortostatik
usia dan BB, BJ urine
), jika diperlukan
normal,
3. Monitor hasil lab yang
2. Tekanan darah, nadi,
sesuai dengan retensi
suhu tubuh dalam batas
cairan (BUN , Hmt ,
normal
osmolalitas urin,
3. Tidak ada tanda tanda
albumin, total protein )
dehidrasi, Elastisitas
4. Monitor vital sign setiap
turgor kulit baik,
15menit – 1 jam
membran mukosa
5. Kolaborasi pemberian
lembab, tidak ada rasa
cairan IV
haus yang berlebihan
6. Monitor status nutrisi
4. Orientasi terhadap
7. Berikan cairan ora
waktu dan tempat baik.
8. Berikan penggantian
5. Jumlah dan irama
nasogatrik sesuai output
pernapasan dalam batas
(50 – 100cc/jam)
normal
9. Dorong keluarga untuk
6. Elektrolit, Hb, Hmt
membantu pasien makan
dalam batas normal
7. pH urin dalam batas 10. Kolaborasi dokter jika
normal tanda cairan berlebih
8. Intake oral dan intravena muncul meburuk
adekuat 11. Atur kemungkinan
tranfusi
12. Persiapan untuk tranfusi
13. Pasang kateter jika perlu
14. Monitor intake dan urin
output setiap 8 jam

2 Gangguan NOC : NIC :


kebutuhan 1. Nutritional status: Adequacy of
Nutrition Management
nutrisi kurang nutrient.
dari 2. Nutritional Status : food and 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan Fluid Intake. makanan
tubuh 3. Weight Control 2. Kolaborasi dengan ahli
berhubungan Kreteria hasil : gizi untuk menentukan
dengan mual 1. Mual, muntah berkurang/tidak jumlah kalori dan nutrisi
dan muntah ada yang dibutuhkan pasien
2. Nafsu makan meningkat 3. Yakinkan diet yang
3. Diet dihabiskan dimakan mengandung
4. Turgor kulit elastis tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
5. Monitor adanya
penurunan BB dan gula
darah
6. Monitor lingkungan
selama makan
7. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
12. Monitor intake nuntrisi
13. Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
14. Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga
intake cairan yang adekuat
dapat dipertahankan.
15. Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
16. Anjurkan banyak minum
17. Pertahankan terapi IV line
3 Gangguan NOC : NIC :
rasa nyaman Pain Management
1. Pain Level
nyeri 1. Lakukan pengkajian
2. pain control
berhubungan nyeri secara
dengan 3. comfort level komprehensif termasuk
distensi lokasi, karakteristik,
abdomen. durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
Kriteria hasil: presipitasi
2. Observasi reaksi
1. Mampu mengontrol nyeri
nonverbal dari
(tahu penyebab nyeri,
ketidaknyamanan
mampu menggunakan
3. Bantu pasien dan
tehnik nonfarmakologi
keluarga untuk mencari
untuk mengurangi nyeri,
dan menemukan
mencari bantuan)
dukungan
2. Melaporkan bahwa nyeri
4. Kontrol lingkungan yang
berkurang dengan
dapat mempengaruhi
menggunakan manajemen
nyeri seperti suhu
nyeri
ruangan, pencahayaan
2. Mampu mengenali nyeri
dan kebisingan
(skala, intensitas, frekuensi
5. Kurangi faktor
dan tanda nyeri)
presipitasi nyeri
3. Menyatakan rasa nyaman
6. Kaji tipe dan sumber
setelah nyeri berkurang
nyeri untuk menentukan
4. Tanda vital dalam rentang
intervensi
normal
7. Ajarkan tentang teknik
5. Tidak mengalami
non farmakologi: napas
gangguan tidur
dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
9. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
10. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/339395945/Laporan-Pendahuluan-GEA
(Diakses pada tanggal 26 November 2019, pukul 20.00)
https://bangsalsehat.blogspot.com/2018/01/laporan-pendahuluan-
gastroentritis-akut-GEA.html
(Diakses pada tanggal 26 November 2019, pukul 20.10)
https://www.academia.edu/13296060/LP_GEA
(Diakses pada tanggal 26 November 2019, pukul 20.20)

Anda mungkin juga menyukai