Anda di halaman 1dari 24

BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. Deskripsi Umum

1. Deskripsi Wilayah/Gambaran Umum Instansi

RSUD Kolonodale terletak di Jalan Wolter Monginsidi No. 02

Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara, Kecamatam Petasia menempati

tanah dengan luas lokasi + 6.052 m2 dan luas bangunan efektif + 1.522,6

m2 dan sampai saat ini RSUD Kolonodale sementara dalam relokasi

pembanguan Rumah Sakit Baru bertempat di Jalan dr. Aziz Maralla No. 12,

Kelurahan Bahoue + 1km dari lokasi rumah sakit yang sekarang dengan

Luas Tanah + 6.500 m2 dan sebagian besar bangunan telah selesai di

kerjakan.

Rumah Sakit Umum Daerah Kolonodale secara resmi mulai

beroperasi pada tanggal 01 Januari 1930 dengan kapasitas 20 TT. Rumah

Sakit Umum Kolonodale adalah Rumah Sakit yang di bangun oleh

Pemerintah Kolonial Belanda dan sampai saat ini masih ada bangunan

aslinya yang masih berdiri kokoh yaitu Instalasi Gawat Darurat (IGD),

Sebagian Gedung Manajemen, Gedung Perawatan Kelas III (laki-laki,

perempuan), VIP A,B dan C. Rumah Sakit Umum Daerah Kolonodale

sampai saat ini semakin berkembang dan akhirnya menjadi Rumah Sakit

Umum Daerah dengan Kelas/Tipe C. RSUD Kolonodale ditetapkan

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemda Morowali sejak

7
Kabupaten Morowali dimekarkan sesuai amanat Undang-undang No. 51

Tahun 1999.

Sesuai Peraturan Pemerintah nomor: 41 Tahun 2007 dan Peraturan

Daerah Kabupaten morowali nomor 06 Tahun 2008 disebutkan bahwa

RSUD Kolonodale merupakan perangkat dan unsur pendukung

penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang setingkat dengan kantor.

RSUD Kolonodale dipimpin oleh seorang Direktur/setingkat pejabat esolon

III/a yang dalam melaksanakan tugasnya di bidang teknis operasional

bertanggung jawab langsung kepada Bupati. Sedangkan secara teknis

fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Morowali Utara.

Di Tahun 2008 RSUD Kolonodale mengajukan permohonan

peningkatan kelas/tipe dari kelas/tipe D menjadi kelas/tipe C dan pada

tanggal 17 Oktober 2008 Tim Visitasi Peningkatan Kelas Rumah Sakit dari

Departemen Kesehatan RI melakukan visitasi/penilaian dalam rangka

melihat dari dekat apakah RSUD Kolonodale layak untuk ditingkatkan

kelasnya, dan sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.339/Menkes/SK/V/2009, tanggal, 07 Mei 2009 RSUD Kolonodale

ditetapkan menjadi rumah sakit kelas/tipe C.

Sejak RSUD Kolonodale beroperasi sampai saat ini telah terjadi

pergantian kepemimpinan sampai yang ke-24, saat ini RSUD dipimpin oleh

dr. I Made Pujawan, M.Kes.

8
2. Sumber Daya

Fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab terhadap

pemenuhan kebutuhan kualifikasi fisioterapis yang sesuai, termasuk pada

kebutuhan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan

profesionalismeserta pelayanan. Pemenuhan sumber daya manusia

fisioterapis di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Rumah Sakit

dilakukan berdasarkan analisis beban kerja.

Dalam pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer), fisioterapis

dapat terlibat sebagai anggota utama dalam tim, berperan dalam pelayanan

kesehatan dengan pendekatan promotif dan preventif tanpa

mengesampingkan pemulihan dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif.

Pada pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fisioterapis berperan

dalam perawatan pasien dengan berbagai gangguan neuromuskuler,

musculoskeletal, kardiovaskuler, paru, serta gangguan gerak dan fungsi

tubuh lainnya. Fisioterapis juga berperan dalam pelayanan khusus dan

kompleks, serta tidak terbatas pada area rawat inap, rawat jalan, rawat

intensif, klinik tumbuh kembang anak, klinik geriatrik, unit stroke, klinik

olahraga, dan/atau rehabilitasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 65

Tahun 2015 tentang standar pelayanan fisioterapi menyatakan bahwa

Pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit sesuai dengan klasifikasinya

memberikan pelayanan kesehatan kepada individu untuk semua jenis

gangguan gerak dan fungsi tubuh secara paripurna melalui pendekatan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

9
Instalasi Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Kolonodale

mempunyai 5 orang fisioterapis, sebagai berikut :

Table 2.1 Tenaga Fisioterapis di Instalasi Fisioterapi RSUD


Kolonodale
No. Nama Jabatan
1. Destince Lumbalipu, A.Md.Ft Kepala Instalasi
2. Helista Pede, A.Md.Ft. Fisioterapis Terampil
3. Nur Awaluddin Syam, S.Tr.Ft. Fisioterapis Ahli Pertama
4. Mohamad Fahri Line, S.Ft. Fisioterapis Ahli Pertama
5. Kristyani Tamu’u, A.Md.Ft. Fisioterapis Pelaksana

3. Visi dan Misi Daerah

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana

suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

antisipatif, inovatif, dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk

mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu

mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.

Sesuai Peraturan Daerah Morowali Utara Nomor 4 Tahun 2016, Visi

Kabupaten Morowali Utara “Mewujudkan Masyarakat Kabupaten

Morowali Utara Yang Sejahtera dan Berdaya Saing Melalui

Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Bersih dan Profesional”, sesuai

visi tersebut ditetapkanlah misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan birokrasi yang bersih dan pelayanan publik yang

professional

2. Meningkatkan infrastruktur daerah dan daya dukung lingkungan secara

berkelanjutan

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi melalui penciptaan

iklim usaha yang kondusif

10
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan

kesehatan

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang

inklusif

6. Mewujudkan kerukunan dan harmonisasi keagamaan

7. Mengentaskan Kemiskinan dari pinggiran

4. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

Mengacu pada permasalahan rumah sakit dalam isu strategis yang

perlu diselesaikan dalam jangka menengah dan berpijak pada perioritas

pembangunan dalam rencana strategis rumah sakit dan mengacu pada RPJMD

Kabupaten Morowali Utara, RPJMD Propinsi Sulawesi Tengah, RPJMNas

dan perioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam nawacita dan

trisakti dimana didalam semua yang tertuang diatas pembangunan dibidang

kesehatan salah satu perioritas, maka visi rumah sakit dalam rencana strategis

adalah :

“Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dengan

Pelayanan Kesehatan yang Optimal, Profesional, Bermutu sesuai

Standar Akreditasi Rumah Sakit “

Visi diatas mengandung beberapa kata kunci (keywords) yang perlu

dijabarkan kedalam misi dan diterjemahkan kedalam tujuan dan sasaran

pembangunan di rumah sakit. Selanjunya, tujuan dan sasaran tersebut harus

diikuti dengan strategi kebijakan, program dan kegiatan yang jelas, terarah

dan terukur guna mewujudkan visi tersebut. Kata kunci atau pokok-pokok

visi yang dimaksud adalah optimal, profesional dan bermutu.

11
Tabel 2.2
Target Pencapaian Visi Renstra RSUD Kolonodale
Tahun 2016 s.d 2021

Base Line TARGET


INDIKATOR
Date RENSTRA 2021

Optimal, Profesional dan Bermutu

Lama rata-rata seorang 6 hari 4 hari


penderita dirawat (Average
Length of Stay = Av-Los)

Angka Kematian < 48 Jam


setelah dirawat untuk tiap- 25/oo 8/oo
tiap 1.000 penderita keluar
(Net Death Rate = NDR)

Angka kematian umum setiap


1000 penderita keluar = GDR 45/oo 11/oo

Persentase penggunaan
tempat tidur pada satu tahun 60 % 75 %
tertentu (Bed Occupation
Rate = BOR)

Rata-rata hari tempat tidur


dari tidak ditempati sampai
saat terisi berikutnya (Turn 3 hari 2 hari
Over Internal = TOI)

Berapa Kali sebuah tempat


tidur di RS dipakai dalam 40 kali 50 kali
setahun ( Bed Turn Over =
BTO)

Persentase SDM yang 30 % 75 %


terlatih

Persentase Ketersediaan
gedung sesuai dengan tingkat 45 % 100 %
RS kelas B

Persentase Ketersediaan
sarana pemeriksaan medik 40 % 100 %
dan pemeriksaan kesehatan
lainnya sesuai RS tipe B

12
Motto dari RSUD Kolonodale

“ Berbudaya, Santun, Humanis”

Adapun Misi dari RSUD Kolonodale yakni sebagai berikut :

1. Menjadi Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah.

2. Rumah Sakit dengan Terakreditasi 15 Pelayanan.

3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, profesionalisme petugas dan

melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai keahlian dan profesi masing-

masing.

5. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas.

6. Meningkatkan pengelolaan manajemen admistrasi rumah sakit dan

pengelolaan keuangan rumah sakit yang transparan dan akuntabel.

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Peserta ditempatkan pada unit kerja Instalasi Fisioterapi di Rumah

Sakit Umum Daerah Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara. Berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2015

tentang Standar Pelayanan Fisioterapi menjelaskan bahwa Fisioterapi adalah

bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau

kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan

fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan

penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (physics,

elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi.

Fisioterapi didasari pada teori ilmiah dan dinamis yang

diaplikasikan secara luas yang kemudian menjadi fungsi fisioterapi dalam

13
hal penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan, dan promosi fungsi gerak tubuh

yang optimal, meliputi; mengelola gangguan gerak dan fungsi,

meningkatkan kemampuan fisik dan fungsional tubuh, mengembalikan,

memelihara, dan mempromosikan fungsi fisik yang optimal, kebugaran dan

kesehatan jasmani, kualitas hidup yang berhubungan dengan gerakan dan

kesehatan, mencegah terjadinya gangguan, gejala, dan perkembangan,

keterbatasan kemampuan fungsi, serta kecacatan yang mungkin dihasilkan

oleh penyakit, gangguan, kondisi, ataupun cedera.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka fisioterapis memiliki

kegunaan yang sangat luas yaitu :

a. Ikhtisar Jabatan

Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan pengobatan

fisioterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Kolonodale yang mengalami

gangguan fisik dengan memulihkan gerak dan fungsi gerak tubuh guna

meningkatkan kemandirian individu/kelompok melalui penanganan

secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan

mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi sesuai dengan peraturan yang

berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancer dalam rangka pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Umum daerah Kolonodale.

b. Uraian Tugas

1. Mempersiapkan peralatan fisioterapi

2. Melaksanakan assesmen fisoterapi

3. Melaksanakan pemeriksaan fisioterapi

4. Merumuskan diagnosis fisioterapi

14
5. Melakukan perencanaan program fisioterapi

6. Melakukan intervensi fisioterapi meliputi elektroterapeutik, stretching

exercise, strengthening exercise, terapi latihan/manual terapi

7. Melaksanakan edukasi dan home program fisioterapi

8. Menyimpan/merapikan alat setelah selesai melakukan intervensi

fisioterapi

9. Mencatat hasil pemeriksaan pada status pasien

10. Mencatat data, diagnosis dan intervensi fisioterapi di buku register pasien

11. Merekapitulasi jumlah pasien, diagnosis dan intervensi fisioterapi

12. Mencatat evaluasi dan perkembangan pasien

13. Membuat laporan jumlah kunjungan pasien fisioterapi

14. Melakukan pemeliharaan peralatan fisioterapi secara berkala

c. Tanggung Jawab

1. Terciptanya kelancaran pelayanan kesehatan pada masyarakat

2. Mengoptimalkan fungsi gerak pasien

3. Memberikan informasi terkait kasus fisioterapi

4. Meningkatkan keterampilan dan perilaku yang baik

5. Terpeliharanya sarana dan prasarana untuk melaksanakan tugas pelayanan

pada masyarakat

6. Terselenggarakannya keselamatan dan kerahasiaan dokumen penting

7. Terciptanya hubungan kerja yang harmonis dan saling membantu

8. Menjaga kebersihan, ketertiban dan kedisiplinan kerja

9. Kelengkapan dan kerahasiaan data dan rekam medis pasien

10. Kebersihan peralatan dan perlengkapan kerja

15
11. Kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap penugasan pimpinan

d. Wewenang

1. Menilai kelengkapan data/informasi/bahan kerja yang diterima

2. Menggunakan perangkat kerja yang tersedia

3. Mengetahui perkembangan pasien fisioterapi

e. Fungsi Jabatan

1. Menganalisis Data

Mempelajari, mengurai, merinci dan menilai data untuk mendapatkan

kejelasan, atau menyajikan tindakan alternative.

2. Melayani Orang

Memenuhi kebutuhan atau permintaan orang lain, baik yang dinyatakan

atau yang tidak langsung dinyatakan tetap harus dilaksanakan menurut

ketentuan. Fungsi ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus

untuk melaksanakannya.

3. Memegang

Menggunakan anggota badan, perkakas tangan atau alat khusus lain

dalam mengerjakan, memindahkan atau membawa benda.

6. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. RSUD Kolonodale

perlu di dukung oleh sumber daya manusia yang bertanggung jawab, dalam

jabatan struktur organisasi sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah No.

41 Tahun 2007 adapun struktur RSUD Kolonodale sebagai berikut :

16
Bagan 2.1
STRUKTUR ORGANISASI RSUD KOLONODALE

Direktur

Sekretaris
Kelompok
Jabatan
Fungsional

Sub Bag Sub Bag Sub Bag


Perencanaan Keuangan dan Kepegawaian
Program Aset dan Umum

Bidang Bidang Penunjang Bidang


Pelayanan Medik Medik Keperawatan

Seksi
Pengembangan Seksi Pengendalian Seksi Asuhan
dan Mutu Penunjang Keperawatan
Pengendalian Medik
Mutu

Seksi Seksi Klinik


Seksi
Pengembangan dan Keperawatan
Pengembangan
Pemeliharaan
Fasilitas &
Fasilitas Medik
Rujukan

Instalasi

B. Deskripsi Khusus

1. Program dan Kegiatan Saat Ini

Pelayanan fisioterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Kolonodale

meliputi: (1) Upaya kesehatan perseorangan, artinya pelayanan fisioterapi

yang bersifat pribadi dengan tujuan memperbaiki, mengobati serta

memulihkan gerak dan fungsi tubuh seseorang akibat

penyakit/gangguan/kelainan. Pelayanan fisioterapi ini dilakukan di dalam

17
gedung khususnya di gedung instalasi fisioterapi dan ditujukan untuk

pasien rawat jalan dan rawat inap. Upaya ini dilaksanakan sesuai dengan

standar prosedur operasional dan kompetensi fisioterapi. (2) Upaya

kesehatan kelompok/masyarakat, yaitu pelayanan yang bersifat public

dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan

kelompok/masyarakat, mencegah gangguan gerak dan keterbatasan fungsi

tubuh akibat gaya hidup. Upaya promotif dan preventif fisioterapi ini

dilakuka di luar gedung fisioterapi.

Penyelenggaraan kegiatan pelayanan fisioterapi di Rumah Sakit

Umum Daerah Kolonodale dilakukan secara terpadu dengan azas

keterpaduan dengan lintas program dan lintas sectoral. Kerjasama lintas

program baik program-program dari upaya kesehatan esensial yaitu

pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan

kesehatan ibu anak, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan

pengendalian penyakit serta upaya kesehatan pengembangan yaitu

kesehatan lanjut usia, keseatan olahraga, dan lain-lain. Kerjasama lintas

sector dengan dinas kesehatan, dinas social, dinas pendidikan muda dan

olahraga, pihak pemerintah kelurahan, kecamatan, kader kesehatan, tokoh

agama dan masyarakat, sekolah, pusat kebugaran, spa, panti, tempat

kerja/industry.

Tabel 2.3 Jadwal Dinas Instalasi Fisioterapi


Jadwal Dinas Instalasi Fisioterapi
Rawat Jalan Senin-Sabtu 07.30-14.00 WITA
Rawat Inap Senin-Sabtu 07.30-14.00 WITA

18
BAB III

NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Nilai Dasar Profesi ASN

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)

No.15 Tahun 2015 (LAN,2015) Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan

III, peserta Latihan Dasar diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-

nilai dasar ASN dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan

aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta diklat dapat merasakan

manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai dasar ASN yang merupakan

seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi ASN

adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau

institusi untuk memenuhi tanggung jawab dan amanahnya. Amanah

seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik,

indikatornya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Nilai-nilai akuntabilitas dan indikatornya


Nilai Indikator
1) Tanggung Jawab Menyelesaikan pekerjaan dan tugas secara tuntas dan
dengan hasil terbaik serta mampu mempertanggung
jawabkan
2) Jujur Memberikan laporan kinerja dengan memberikan
bukti nyata dari hasil dan proses yang dilakukan

19
Melakukan perencanaan atas apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan melalui
3) Kejelasan Target identifikasi program atas kebijakan yang perlu
dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan
akan dilaksanakan, dan biaya yang di butuhkan
Menunjukkan sikap netralitas PNS dan kepentingan
4) Netral tertentu

5) Orientasi Publik Mengutamakan kepentingan Masyarakat diatas


kepentingan pribadi dan golongan
6) Adil Melayani masyarakat tanpa diskriminasi dan
ketidakjujuran
7) Transparan Keterbukaan dalam melakukan kegiatan organisasi

8) Konsisten Melakukan Tindakan yang telah disepakati dan


sesuai peraturan perundangan yang berlaku dari
waktu ke waktu

9) Partisipatif Terlibat secara mental dan emosi kepada pencapaian


tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya

2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk

mengaktualisasikan nilai dasar nasionalisme. Adapun nilai nilai indikatornya

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Nilai-Nilai Nasionalisme dan indikatornya

Nilai – nilai Indikator


1. Ketuhanan 1) Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas
2) Menghormati kemerdekaan beragama
3) Membina kerukunan hidup antar umat
beragama
2. Kemanusiaan 1) Mencintai sesama manusia

20
2) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
3) Mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai harkat martabat
4) Membela kebenaran dan keadilan
3. Persatuan 1) Mengutamakan keutuhan bangsa
2) Rela Berkorban
3) Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan
bernegara tanah air Indonesia baik dalam
pikiran, ucapan dan perbuatan
4) Memajukan pergaulan antar sesama manusia
5) Menjaga persatuan dalam keberagaman
4. Kerakyatan 1) Menghormati kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama
2) Mendahulukan kepentingan bersama
3) Tidak memaksakan kehendak
4) Melaksakan hasil musyawarah mufakat
5) Bertanggungjawab atas keputusan bersama
6) Membangun rasa persaudaraan dengan
berbagai suku dan budaya
5. Keadilan Sosial 1) Membangun semangat kekeluargaan dan
kegotong-royongan.
2) Mendahulukan kewajiban daripada hak
3) Gemar menolong orang lain
4) Menghormati hak orang lain dalam
pelayanan publik
5) Mengembangkan pola hidup sederhana
6) Mengakui dan menghargai kesempatan
berkarya

21
3. Etika Publik

Etika merupakan refleksi atas standar norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku

untuk menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.Adapun nilai

nilai indikatornya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Nilai-nilai etika publik dan indikatornya


1. Jujur 1) Tidak berbohong, dapat dipercaya
dalam memberikan pelayanan
2) Tidak membebani masyarakat
3) Menjalankan tugas sesuai hati nurani
yang bersih
2. Terbuka 1) Menyampaikan sesuatu sesuai
peraturan yang berlaku
2) Siap menerima masukan dari pihak lain
3) Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya
3. Tulus 1) Ikhlas dalam memberikan pelayanan
2) Memberikan pelayanan tanpa pamrih
4. Sopan 1) Membiasakan atau membudayakan
senyum, sapa, santun dan ramah dalam
memberikan pelayanan
2) Saling menghargai dan berkomunikasi
baik
3) Menempatkan diri sebagai pelayan
masyarakat
5. Transparansi 1) Memberikan Informasi secara benar
dan tidak menyesatkan
2) Tidak menyalahgunakan informasi
untuk mencari keuntungan pribadi atau
golongan

22
6. Bersikap hormat 1) Toleransi dan tenggang rasa terhadap
orang lain
2) Mengindahkan nasehat orang lain
3) Membantu / meringankan setiap urusan
orang lain
4) Menjunjung tinggi harga diri dan
martabat sesama manusia
7. Bertanggung 1) Menggunakan barang milik negara
jawab terhadap sesuai peruntukannya
barang milik 2) Tidak menjual barang milik negara
negara 3) Memelihara dan tidak merusak barang
milik negara
8. Tidak 1) Tidak pilih kasih dalam memberikan
diskriminatif dan pelayanan
adil 2) Tidak membeda-bedakan ras dan suku
dan agama dalam membrikan
pelayanan.
3) Berperilaku adil/ proporsional dalam
menjalankan tugas
4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan

publik dengan berorientasi pada kualitas hasil.Adapun nilai nilai

indikator nya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Nilai-nilai komitmen mutu dan indikatornya


1. Efektif 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat
2) Mencapai target
3) Berhasil guna
2. Efisien 1) Menjalankan tugas dengan tepat dan
cermat
2) Bekerja berdaya guna dan bertepat guna

23
3) Bekerja tanpa kesalahan dan tanpa
pemborosan
3. Inovatif 1) Berpikir kreatif dan inovatif

4.Orientasi Mutu 1) Bekerja dengan komitmen bagi kepuasan


masyarakat
2) Bekerja cepat, tepat ramah
3) Melayani dengan hati
4) Melindungi dan mengayomi
5) Melakukan perbaikan kelanjutan

5. Anti Korupsi

Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang

dilakukan untuk memberantas segala tingkah atau tindakan yang

melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan

pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung

maupun tidak langsung. Adapun nilai nilai indikator nya adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.5 Nilai-nilai anti korupsi dan indikatornya


1. Jujur 1) Tidak melakukan perbuatan curang pada saat
melakukan pengadaan
2) Tidka melakukan perbuatan curang pada saat
pengawasan proyek
3) Tidak melakukan perbuatan curang pada saat
melakukan inventarisasi aset milik negara
2.Peduli 1) Tidak membiarkan orang lain merusak atau
menghilangkan barang inventaris dan
kekayaan instansi

24
2) Bersedia memberi keterangan atas kasus
penyalahgunaan wewenang dan kerugian
negara yang sednga dilakukan penanganan
berwajib
3. Mandiri 1) Tidak melakukan penyuapan untuk
melancarkan urusannya
2) Tidak memberikan hadiah atau imbalan berupa
apaun pada petugas/ pejabat yang telah
melaksanakan tuga dan tanggung jawabnya
3) Tidak tergantung dengan orang lain dalam
melaksanakan tugas pokoknya
4. Disiplin 1) Tidak melakukan tindakan melawan hukum
2) Taat menjalankan tugas yang diberikan ole
atasan sesuai dengan peraturan yang berlaku
5. Tanggung 1) Tidak menyalahgunakan wewenang untuk
Jawab menguntungkan diri sendiri/ orang lain dan
korporasi dan dapat merugikan keuangan
negara
2) Tidak menerima imbalan apapun atas
pelaksaan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya
6. Kerja keras 1) Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak
meminta imbalan apapun atas pelaksanaan
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya
2) Memilik kemampuan dan kemauan bekerja
sesuai aturan
3) Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk
mendapatkan hasil terbaik
7. Sederhana 1) Efisien dalam menggunakan sumber daya
untuk mendapatkan hasil terbaik

25
2) Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya
setelah melakukan upaya maksimal.
3) Memiliki gaya hidup sederhana yang akan
mempengaruhi pelaksaan tugas pokoknya
4) Menggunakan dan memelihara aset negara
8 Berani 1) Berani menlak perintah yang berlawanan
dengan hukum dana dapat merugikan negara
2) Berani memberikan informasi sesuai dengan
fakta
9. Adil 1) Memberikan layanan sesuai dengan aturan
yang berlaku secara konsisten pada semua
orang
2) Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi
haknya

B. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI

1. Pelayanan Publik

Pelayanan public menurut Lembaga Administrasi Negara; 1998

adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh

instansi pemerintah pusat dan daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD

dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan

masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka tiga unsur pelayanan publik

meliputi:

a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik.

b. Penerima layanan yaitu orang/masyarakat/organisasi yang

berkepetingan

c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

26
Adapun nilai-nilai dasar pelayanan publik antara lain

Transparansi, Akuntabilitas, Kondisional, Partisipatif, dan Keamanan

hak.

2. Manajemen ASN

Manajemen ASN merupakan upaya pengelolaam ASN untuk

menghasilkan pegawwai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,

etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,

kolusi, dan nepotisme. Adapun nilai-nilai dasar manajemen ASN, antara

lain Kepastian hokum, Profesionalitas, Proporsionalitas, Keterpaduan,

Delegasif, Netralitas, Akuntabilitas, Efektif dan Efisiensi, Keterbukaan,

Non Diskriminatifk dan Persatuan.

3. Whole of Government

Whole of Government (WoG) merupakan cara pendekatan

penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif

pemerintah dari seluruh sektod dalam ruang lingkup koordinasi yang

lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen

program, dan pelayanan public. Adapun nilai-nilai dasar Whole of

Government yaitu Intergrasi, Koordinasi, dan Kapasitas.

C. Perumusan dan Penetapan Isu

Berdasarkan isu-isu yang telah diidentifikasi maka dilakukan

penilaian kualitas masing-masing isu dengan menggunakan metode APKL

yang bertujuan sebagai berikut:

a. Aktual (A)

Isu benar-benar sedang terjadi dan sedang hangat dibicarakan.

27
b. Problematik (P)

Mengandung suatu permasalahan yang perlu dicari penyebab dan

pemecahannya.

c. Kekhalayakan (K)

Menyangkut kepentingan orang banyak.

d. Kelayakan (L)

Bersifat logis, pantas, realistis, dan pembahasannya sesuai dengan

tugas, wewenang, dan tangggung jawab.

Tabel 3.6
IDENTIFIKASI ISU MENGGUNAKAN TABEL APKL

No. ISU A P K L TOTAL


1 Kurang Optimalnya Pelayanan
Kesehatan Promotif-Preventif di
4 4 4 4 16
Instalasi Fisioterapi RSUD
kolonodale
2 Form Assessment Fisioterapi Belum
Memenuhi Standar ICF
3 2 3 3 11
(International Classification of
Functional)
3 Kurang Optimalnya Waktu Tunggu
Pasien di Ruang Tunggu Pasien
3 2 2 2 9
Karena Keterbatasan Peralatan
Intervensi

Keterangan nilai:
1 = sangat kecil
2 = kecil
3 = sedang
4 = besar
5 = sangat besar
Isu yang telah di pilih melalui metode APKL selanjutnya akan

dianalisismenggunakan teknik USG (urgency, seriousnes, growth) :

a. Urgency

Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.

28
b. Seriousness

Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat

yang ditimbulkan.

c. Growth

Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak

ditangani sebagaimana mestinya.

Tabel 3.7
IDENTIFIKASI ISU MENGGUNAKAN METODE USG

No. ISU U S G TOTAL


1 Kurang Optimalnya Pelayanan
Kesehatan Promotif-Preventif di
3 4 4 11
Instalasi Fisioterapi RSUD
kolonodale
2 Kurang Optimalnya Waktu Tunggu
Pasien di Ruang Tunggu Pasien
2 3 2 11
Karena Keterbatasan Peralatan
Intervensi
3 Form Assessment Fisioterapi Belum
Memenuhi Standar ICF
2 3 3 9
(International Classification of
Functional)

Keterangan nilai:

1 = sangat kecil

2 = kecil

3 = sedang

4 = besar

5 = sangat besar

Dari tahapan identifikasi isu yang telah dilakukan, maka isu yang akan

diangkat dan dicarikan gagasan pemecahannya adalah “Kurang Optimalnya

Pelayanan Kesehatan Promotif-Preventif di Instalasi Fisioterapi RSUD

29
Kolonodale”. Untuk menemukan gagasan pemecahan isu tersebut maka

dilakukan tahapan pemecahan menggunakan alat atau metode “fishbone”.

Bagan 3.1 Metode Fishbone

LINGKUNGAN MANUSIA

Pasien kurang
tidak ada pengawas paham terhadap
atau pendamping penjelasan
dari tenaga Fisioterapis
kesehatan dan
keluarga
Kurang Optimalnya
Instalasi Fisioterapi Pelayanan Kesehatan
RSUD Kolonodale Promotif-Preventif
Metode
penyuluhan
Tidak adanya
edukasi secara
media promosi
langsung ke
dan edukasi saat
pasien kurang
ini
efektif

MEDIA METODE

30

Anda mungkin juga menyukai