Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH KALKULUS

“Turunan Searah dan Gradien”

Disusun Oleh :

KELOMOK 3 :

ANDI ISMAIL ALFAJRI 18 611 074

BUDYONO MUABUAY 18 611 066

DEAR KHALIDAH FARWA ARFANI 18 611 062

DEVI MILANIA VENDARI 18 611 063

ERWIN PAUNDANAN 18 611 083

M. GHOZALI SAPUTRA 18 611 058

Program Studi Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

2019

Turunan Berarah dan Gradien


Perhatikan bahwa turunan parsial fungsi dua variabel fx (x, y ) dan fy (x, y)
mengukur laju perubahan dan kemiringan garis singgung pada arah-arah yang
sejajar sumbu x dan sumbu y.Sasaran kita selanjutnya adalah mempelajari laju
perubahan f pada sembarang arah, yang mengarahkan kita pada konsep Turunan
Berarah, yang kemudian dihubungkan dengan gradien.
Sebagai penunjang, penting bagi kita mengetahui cara penulisan vektor. Misalkan
p = (x, y ), kemudian misalkan i dan j adalah vektor-vektor satuan pada arah-arah x
dan y positif.
Maka dua turunan parsial dari p dapat ditulis
𝑓(𝑝 + ℎ𝑖) − 𝑓(𝑝)
𝑓𝑥 (𝑝) = lim
ℎ→0 ℎ

𝑓(𝑝 + ℎ𝑗) − 𝑓(𝑝)


𝑓𝑦 (𝑝) = lim
ℎ→0 ℎ

Yang kita lakukan selanjutnya hanya perlu mengganti i dan j dengan


suatu vektor sebarang u.
Definisi
Untuk tiap vektor satuan u, Turunan Berarah f di p pada arah u
dide.nisikan
𝑓(𝑝 + ℎ𝑢) − 𝑓(𝑝)
𝐷𝑢 𝑓(𝑝) lim
ℎ→0 ℎ

dengan catatan limitnya ada.

Hubungan Turunan Berarah dengan Gradien

𝛻𝑓(𝑝) = 𝑓𝑥 (𝑝)𝑖 + 𝑓𝑦 (𝑝)𝑗

Theorem A
Misalkan f terdiferensialkan di p, maka f mempunyai turunan berarah di p
dalam arah vektor satuan u = 𝑢1 𝑖 + 𝑢2 𝑗 dan
𝐷𝑢 𝑓(𝑝) = 𝑢 . 𝛻𝑓(𝑝)

Yakni,
𝐷𝑢 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑢1 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) + 𝑢2 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦)

Bukti
Karena 𝑓 dapat didiferensialkan di p’
𝑓(𝑝 + ℎ𝑢 ) − 𝑓(𝑝) = 𝛻𝑓(𝑝). (ℎ𝑢) + 𝜀(ℎ𝑢). (ℎ𝑢)
Di mana 𝜀(ℎ𝑢) → 0 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 ℎ → 0 sehingga,
𝑓(𝑝 + ℎ𝑢) − 𝑓(𝑝)
= 𝛻𝑓(𝑝) . 𝑢 + 𝜀(ℎ𝑢) . 𝑢

Kesimpulan di atas benar dengan mengambil limit ketika ℎ → 0.
Contoh :
1. Tentukan vektor berarah f di (2,-1) pada arah vektor a = 4i + 3j
jika f (x, y ) = 4𝑥 2 - xy + 3𝑦 2
Jawaban :
Diketahui p = (2,-1) dan u = (4,3). Akan ditentukan
𝑢
𝐷𝑢 𝑓 (𝑝) = . ∇𝑓 (𝑝)
||𝑢||
Dari fungsi 𝑓 diperoleh

∇𝑓 = (𝑓𝑥 , 𝑓𝑦 )

= (8𝑥 − 𝑦, 6𝑦 − 𝑥)
∇𝑓(2,1) = (16 + 1, −6 − 2)
= (17, −8)
Dengan demikian, diperoleh vektor berarah
(4,3)
𝐷𝑢 𝑓(2, −1) = . (17, −8)
√25
1
= (4,3) . (17, −8)
5
1
= (4 . 17 + 3 . −8)
5
44
=
5
2. Tentukan 𝐷𝑢 𝑓(𝑥, 𝑦) jika 𝑓(𝑥, 𝑦) = 3𝑥 2 − 𝑦 2 + 4𝑥 dan 𝑢̅ adalah vektor
1
satuan arah 6 𝜋.
𝑢̅ = 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑖 + 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑗
𝜋 𝜋
𝑢̅ = 𝑐𝑜𝑠 𝑖 + 𝑠𝑖𝑛 𝑗
6 6
𝑢̅ = 𝑐𝑜𝑠30° 𝑖 + 𝑠𝑖𝑛30° 𝑗
1 1
𝑢̅ = 2 √3𝑖 + 2 𝑗

𝑓(𝑥 + ℎ𝑐𝑜𝑠𝜃, 𝑦 + ℎ𝑠𝑖𝑛𝜃) − 𝑓(𝑥, 𝑦)


𝐷𝑢 𝑓(𝑥, 𝑦) = lim
ℎ→0 ℎ
1
𝑓 (𝑥 + √3ℎ, 𝑦 + ℎ𝑠𝑖𝑛𝜃) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
lim 2
ℎ→0 ℎ

1 1
 𝑓 (𝑥 + √3ℎ, 𝑦 + ℎ) → 𝑓(𝑥, 𝑦) = 3𝑥 2 − 𝑦 2 + 4𝑥
2 2
2
1 1 2 1
= 3 (𝑥 + √3ℎ) − (𝑦 + ℎ) + 4 (𝑥 + √3ℎ)
2 2 2
3 1
= 3(𝑥 2 + √3𝑥ℎ + 4 ℎ2 ) − (𝑦 2 + 𝑦ℎ + 4 ℎ2 ) + (4𝑥 + 2√3ℎ)

= 3𝑥 2 + 3√3𝑥ℎ + 2ℎ2 − 𝑦 2 − 𝑦ℎ + 4𝑥 + 2√3ℎ


1 1
 𝑓 (𝑥 + 2 √3ℎ, 𝑦 + 2 ℎ) → 𝑓(𝑥, 𝑦)
= 3𝑥 2 + 3√3𝑥ℎ + 2ℎ2 − 𝑦 2 − 𝑦ℎ + 4𝑥 + 2√3ℎ − 3𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥
= 3√3𝑥ℎ + 2ℎ2 − 𝑦ℎ + 2√3ℎ
= ℎ(3√3𝑥 + 2ℎ − 𝑦 + 2√3)
1 1
𝑓(𝑥+ √3ℎ,𝑦+ ℎ)−𝑓(𝑥,𝑦) ℎ(3√3𝑥+2ℎ−𝑦+2√3)
 limℎ→0 2 2
= limℎ→0
ℎ ℎ
= 3√3𝑥 + 2.0 − 𝑦 + 2√3
= 3√3𝑥 − 𝑦 + 2√3

Laju Perubahan Maksimum


𝐷𝑢 𝑓(𝑝) = 𝑢 . ∇𝑓(𝑝) = |𝑢||∇𝑓(𝑝)|𝑐𝑜𝑠𝜃 = |∇𝑓(𝑝)|𝑐𝑜𝑠𝜃
Di mana 𝜃 adalah sudut antara u dan ∇𝑓(𝑝). Sehingga, 𝐷𝑢 𝑓(𝑝) dapat di
maksimumkan ketika 𝜃 = 0 dan diminimumkan ketika 𝜃 = 𝜋.
Teorema B

Suatu fungsi bertambah paling cepat di p pada arah gradien, dengan laju ||∇𝑓(𝑝)||,
dan berkurang paling cepat ke arah berlawanan, dengan laju −||∇𝑓(𝑝)||.

Contoh :
Andaikan seekor semut berada pada paraboloida hiperbolik z = 𝑦 2 − 𝑥 2 di titik (1,
1, 0), pada arah mana ia harusnya bergerak untuk panjatan yang paling curam?
Berapa kemiringan pada saat ia memulai?

Jawaban :

Misalkan 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑦 2 − 𝑥 2 , maka

∇𝑓 (𝑥, 𝑦) = (𝑓𝑥 , 𝑓𝑦 )

= (−2𝑥, 2𝑦)
∇𝑓 (1,1) = (−2,2)
Dengan demikian, semut harus bergerak dari (1, 1, 0) ke arah vektor -2i + 2j, dengan
kemiringan sebesar
||-2i + 2j|| = √(−2)2 + 22 = √8
= 2√2

Kurva Ketinggian dan Gradien


Kurva Ketinggian ( level curve ) dari permukaan z = f ( x, y ) adalah proyeksi
pada bidang xy dari kurva – kurva perpotongan permukaan tersebut denan bidang
z = k yang sejajar dengan bidang xy. Nilai fungsi di seluruh titk pada kurva
ketinggian yang sama adala konstan ( Gambar 3 ).
Kurva ketinggian dari f ( x, y ) yang melalui titik yang dipilih secara
sembarang P (𝑃 ( 𝑥0 , 𝑦0 ) pada daerah asal dari f dinotasikan dengan L; dan
misalkan vektor satuan u adalah persinggungan dengan L di titik P. Karena nilai
fdinotasikan dengan L; dan misalkan vektor satuan u adalah persinggungan
dengan L di titik P. Karena nilai f adalah sama di seluruh titik pada kurva
ketinggian L, maka turunan berarah 𝐷𝑈 𝑓 ( 𝑥0 , 𝑦0 ), yang merupakan laju
perubahan f( x, y ) pada arah u, adalah nol ketika u adalah persinggungan dengsn
L. ( Pernyataan ini – yang tampak sangat jelas secara intuitif – memerlukan
penjelasan, yang untuk sementara hasilnya akan kita abaikan. Karena
0 = 𝐷𝑈 𝑓 ( 𝑥0 , 𝑦0 ) = ∇𝑓 ( 𝑥0 , 𝑦0 ) . 𝒖
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa ∇𝑓 dan u saling tegak lurus , suatu
hasil yang layak dari status teroma.

Gambar 3

CONTOH
𝑥²
Untuk paraboloid z = + 𝑦 2 , tentukan persamaan kurva ketinggian yang
4
melalui titik p ( 2, 1 ) dan sketsalah grafiknya. Tentukan vektor gradien dari
paraboloid tersebut di P, dan gambarlah gradiennya dengan titik awal di P.

𝑥²
Kurva ketinggian dari z = + y² yang melalui P ( 2, 1 )
4

ketin

Penyelesaiann Kurva ketinggian dari paraboloid tersebut yang berhubungan


𝑥2
dengan bidang z = k mempunyai persamaan + 𝑦 2 = 𝑘. Untuk menenetukan
4
nilai k yang terdapat di kurva ketinggian yang melalui P, kita dapat
mensubsitusikan ( 2, 1) ke dala ( x, y ) dan memperoleh k = 2. Jadi, persamaan
kurva ketinggian yang melalui P adalah elips.

𝑥2 𝑦2
+ =1
8 2
𝑥2 𝑥
Kemudian misalkan f ( x, y ) = + 𝑦 2 . Karena 𝑓𝑥 ( 𝑥, 𝑦 ) = dan
4 2
𝑓𝑦 ( 𝑥, 𝑦 ) = 2𝑦, maka gradien paraboloid tersebut di P ( 2, 1 ) adalah

∇𝑓 ( 2, 1 ) = 𝑓𝑥 ( 2, 1 )𝑖 + 𝑓𝑦 ( 2, 1 )𝑗 = 𝑖 + 2𝑗

Kurva ketinggian dan gradien di P ditnjukkan pada Gambar 4.


Untuk memberikan ilustrasi tambahan mengenai Teorema B dan C, Kita akan
memanfaatkan komputer untuk menggambarkan permukaan z = │𝑥𝑦 │, berikut
peta kontur dan medan gradiennya. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 5.
Perhatikan bahwa vektor – vektor gradien tegak lurus terhadap kurva – kurva
ketinggian dan berada dalam arah kenaikan nilai z yang terbesar.

Dimensi yang Lebih Tinggi

Konsep tentang kurva ketinggian untuk fungsi dua peubah dapat diterapkan
pada permukaan ketinggian untuk fungsi tiga peubaubah, maka permukaan f( x, y,
z ) = k, dimana k adalah konstanta, disebut permukaan ketinggian ( level source )
untuk f. Di seluruh titik pada sebuah permukaan ketinggian, nilai dari suatu fungsi
akan sama, dan vektor gradien dari f(x, y, z ) di titik P ( x, y, z ) pada daerah
asalnya adalah vektor normal terhadap permukaan ketinggian dari f yang melalui
P.

Masalah – masalah yang terkait dengan konduksi panas pada sebuah benda
homogen, di mana w = f ( x, y, z )menyatakan suhu di titk ( x, y, z ) menyatakan
suhu di titik (x, y, z ) maka permukaan ketinggian f ( x, y, z ) = k disebut
permukaan isotermal ( ishotermal surface ) kaena seluruh titik disana mempunyai
suhu yang sama k. Di titik tertentu pada bnda tersebut, panas mengalir pada arah
yang berlawanan dengan gradien ( yaitu dalam arah penurunan suhu terbesar ),
sehingga panas tersebut tegak lurus terhadap permukaan isotermal melalui titik
tadi. Jika w = f ( x, y, z ) menyatakan potensial elektrostatik ( voltase atau
tegangan ) di titik tertentu pada sebuah medan potensial listrik, maka permukaan
ketinggian dari fungsi tersebut disebut permukaan ekuipotensial ( equipotential
surface ). Seluruh titik pada sebuah permukaan ekuipotensial mempunyai
potensial elektrosttatik yang sama, dan arah arus listrik adalah sepanjang gradien
negatif, yaitu, dalam rah penurunan potensial yang terbesar.

Anda mungkin juga menyukai