Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses
alam yang berbentuk padat.1 Meningkatnya nilai konsumsi masyarakat perkotaan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menjadi penyumbang dari semakin
banyaknya sampah yang harus dibuang. Sampah rumah tangga tidak dapat
dianggap kecil dalam kapasitas penyumbang sampah bagi lingkungan.
Pertumbuhan manusia yang setiap tahun meningkat, tidak luput dari
penyumbang sampah terbesar di berbagai daerah. Hal itu dipengaruhi oleh
lingkungan dan karakter masyarakat yang menjadi problem penting dalam
memahami dan mengimplementasikan penanganan sampah bagi suatu daerah.
Bertambahnya sampah sejalan dengan meningkatnya pembangunan
infrastruktur dan meningkatnya pertumbuhan manusia tanpa diimbangi dengan
pola penanganan dan pengelolaan sampah dengan sarana dan prasaran yang
memadai.2 Sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat
maupun pemerintah daerah belum optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan
baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat
sekitarnya.1
Fenomena sampah di Indonesia sangat sukar dihilangkan, tetapi hal ini
tidak akan menjadi lama jika setiap orang sadar dan mengerti akan dampak yang
ditimbulkan dari sampah.3 World Bank (2012) menyatakan bahwa pertambahan
jumlah timbulan sampah sangat cepat, pada tahun 2002 dengan 2,9 miliar
penduduk perkotaan menghasilkan sekitar 0,64 kg per orang per hari (0,68 miliar
ton per tahun) dan pada tahun 2012 jumlah ini telah meningkat menjadi sekitar 3
miliar penduduk yang menghasilkan 1,2 kg per orang per hari (1,3 miliar ton per
tahun). Diperkirakan sampah ini akan terus bertambah dan diprediksikan pada
tahun 2025 akan mencapai 4,3 miliar penduduk perkotaan yang menghasilkan
sekitar 1,42 kg per orang per hari sampah kota (2,2 miliar ton per tahun). Tahun
2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun
dengan penduduk sebanyak 261.115.456 orang. Proyeksi penduduk Indonesia
menunjukkan angka penduduk yang terus bertambah dan tentunya akan
meningkatkan jumlah timbulan sampah, sehingga masih diperlukannya
pengelolaan sampah yang baik dan efektif.4

1
Penyelenggaraan pengelolaan sampah merupakan domain pelayanan
publik dimana pemerintah bertanggung jawab dalam penyediaan prasarana dan
sarana pengelolaan sampah yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan
pihak ketiga dan partisipasi masyarakat.5 Pengelolaan sampah yang tidak baik
dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif di lingkungan masyarakat, seperti
pencemaran kualitas udara, penurunan kualitas air sungai, dan peningkatan
dampak efek gas rumah kaca yang dapat menyebabkan penurunan kualitas
kesehatan masyarakat.4 Sebagian besar masyarakat di Indonesia belum
memahami pengelolaan sampah yang baik, padahal peran serta masyarakat
dibutuhkan dalam sistem pengelolaan sampah.5
Hasil observasi yang dilakukan pada bulan November 2019 pada RT
001/RW 007 Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota
Pekanbaru, dari 11 rumah yang dilakukan wawancara dan survey penilaian risiko
kesehatan lingkungan didapatkan bahwa 11 rumah tersebut tidak ada yang
melakukan proses pemilahan sampah terlebih dahulu sebelum dibuang, bahkan
beberapa masih melakukan pembakaran pada sampah, dan membuang sampah
di sungai. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami tertarik untuk
melakukan edukasi mengenai pengolahan sampah rumah tangga sebagai salah
satu upaya optimalisasi kegiatan pengolahan sampah rumah tangga di RT
001/RW 007 Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.

1.2 Tujuan Umum


Mengetahui gambaran kondisi kesehatan lingkungan dan rumah di RT
001 RW 007 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru Provinsi Riau.
1.3 Tujuan Khusus
1. Mengetahui kondisi kesehatan lingkungan dan rumah di RT 001 RW
007 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru Provinsi Riau.
2. Mengidentifikasi masalah lingkungan dan rumah di RT 001 RW 007
Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru Provinsi Riau.
3. Menganalisis masalah lingkungan dan rumah di RT 001 RW 007
Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru Provinsi Riau.

2
4. Mengidentifikasi solusi terhadap masalah lingkungan dan rumah di RT
001 RW 007 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir
Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Defnisi sampah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang pengelolaan sampah yang dimaksud dengan sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat.6
Sampah dapat didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri dari zat
organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.7
1.2 Klasifikasi Sampah
Berdasarkan pengelolaan sampah, dibagi menjadi:8
a) Sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b) Sampah sejenis sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kawasan komersil, kawasan industri,
kawasan khusus,fasilitas sosial, fasilitas umu, , dan fasilitas lainnya.
c) Sampah spesifik
Sampah spesifik terdiri dari :
 Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
 Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun
 Sampah yang timbul akibat bencana

Karakteristik sampah dalam pengelolaan sampah berbasis 3 dibedakan


atas:8
a. Sampah Organik
Sampah organik atau sampah basah atau sampah hayati
adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga
mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya
adalah sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-
buahan, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput/daun/ranting
dari kebun.
b. Sampah An-Organik
Sampah An-organik atau sampah kering atau sampah
non-hayati adalah sampah yang sukar atau tidak dapat

4
membusuk, merupakan sampah yang tersusun dari senyawa non-
organik yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui
seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Contohnya adalah botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng dan
logam. Sebagian sampah An-organik tidak dapat diuraikan oleh
alam sama sekali dan sebagian lain dapat diuraikan dalam waktu
yang sangat lama. Jenis sampah An-organik antara lain adalah
Styrofoam dan kertas.
c. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) rumah tangga
Sampah ini tergolong dalam sampah spesifik. Sampah
spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sampah B3 rumah
tangga adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun. Sampah B3 yang sering terdapat di rumah tangga,
misalnya batu baterai, kaleng pestisida(obat serangga), botol
aerosol, cairan pembersih(karbol), CD/DVD, Accu, dan lampu
neon.8

2.3 Manfaat sampah

2.3.1 Bahan Dasar pembuat Pupuk Organik9,10

Sampah organik ialah bahan dasar utama pemb uatan pupuk organik,
jadi sampah-sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga seperti sampah
dapur tidak ada salahnya dikumpulkan di suatu tempat, kemudian diolah menjadi
pupuk organik.

Sampah dapur dapat diolah menjadi pupuk organik pada “misalnya


kompos” atau pun pupuk organik cair. Namun, untuk sampah rumah tangga lebih
disarankan untuk diolah menjadi pupuk organik cair. Hal ini mengapa, karena
sampah rumah tangga kuantitasnya sedikit, namun selalu kontinyu atau terus
menerus dihasilkan.

2.3.2 Untuk Pakan Ternak11

Selain sampah organik seperti dedaunan yang masih hijau, sisa sayur
dan buah dapat digunakan sebagai pakan ternak. Namun demikian pasti kan
terlebih dahulu apakah dedaunan atau sisa sayur dan buah tersebut aman dan

5
disukai oleh ternak anda. Karena tidak mungkin kan memberi sisa dedaunan
pada ayam, tentunya harus sesuai juga dengan kebutuhan dan keinginan ternak.

2.3.3 Sumber Humus12


Sampah organik yang telah membusuk seperti dapat menjadi humus
yang dibutuhkan untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi
sumber makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas
kandungan air tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah,
menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik
racun.

2.3.4 Untuk Bahan Dasar Kerajinan Kreatif13

Sampah dan barang-barang bekas juga masih dapat dimanfaatkan


sebagai bahan dasar berbagai kerajinan tangan kreatif. Misalanya kertas plastik
pembungkus sampo, deterjen, pewangi pakaian bisa dibuat menjadi tas atau
dompet cantik. Plastik bekas pembungkus permen dapat disulap menjadi dompet
unik dan lain-lain.

2.3.5 Dijadikan Bahan Bakar Alternatif14


Pembusukan sampah dapat menghasilkan gas yang bernama gas
metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan
rumah tangga atau industri kecil.
2.3.6 Menjadi sumber listrik16
Secara tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik alternatif
dengan cara merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas ini
dapat dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.
2.4 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah upaya untuk mengurangi volume sampah atau


merubah menjadi lebih bermanfaat, yaitu dengan cara :16
1. pengomposan ( Composting)
suatu cara pengelohan sampah organik dengan memanfaatkan aktifitas
bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses pematangan).

2. pembakaran sampah

6
pembakaran yang dilakukan disuatu tempat, contohnya dilapangan yang
jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. pembakaran yang
paling baik dilakukan disuatu instalasi pembakaran yaitu dengan
menggunakan insenerator, tetapi memerlukan biaya yang tinggi.

3. recycling
pengolahan sampah dengan teknik pemisahan benda benda yang
bernilai ekonomi contohnya kertas, plastik, karet dll. teknik ini dapat
digunakan kebali baik dalam bentuk sama atau berbeda.

4. reuse
teknik pengolahan sampah yang hampir mirip dengan recycling, bedanya
reuse itu langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.

5. reduce
usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, contohnya tidak
menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.17

7
BAB III

HASIL IDENTIFIKASI HAZARDS DI LINGKUNGAN

Metode yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini adalah Plan,
Do, Check, dan Action (PDCA) cycle didasari atas masalah yang akan dihadapi
ke arah penyelesaian masalah.
3.1 Plan
Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2019 – 10
November 2019 dalam kegiatan sebagai berikut:
3.1.1 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah diperoleh melalui:
a. Wawancara dengan warga yang bertempat tinggal di Kelurahan Meranti
Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.
b. Observasi lapangan terhadap wilayah RT 001/RW 007 Kelurahan Meranti
Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil
wawancara dan observasi antara lain :

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah

Aspek yang Masalah Evidence Based


dinilai
Hubungan 1. Sampah rumah a. Observasi
antara tangga Ditemukan sampah
kesehatan dan rumah tangga yang
lingkungan ditumpuk di area
pekarangan rumah.
b. Wawancara
Warga tidak memilah
sampah dan ditumpuk
di pekarangan rumah.
Untuk proses
pembuangan sampah,
beberapa warga
memilih untuk

8
membakar sampah di
pekarangan rumah dan
maupun langsung ke
sungai.

2. Drainase a. Observasi
Lingkungan Dibeberapa rumah
ditemukan selokan
yang masih mengalir
namun tertutupi
sampah. Ada rumah
dengan selokan yang
tidak mengalir dan
tertutupi sampah, juga
ada yang sudah
tertimbun tanah.
b. Wawancara
Warga mengaku
bahwa selokan sudah
lama tidak berfungsi
dengan baik.

3. Kejadian Diare a. Observasi: –


b. Wawancara: Cara warga
mengolah makanan serta
mengolah air untuk makan
dan minum masih kurang
bersih

9
3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan system seleksi yang
menggunakan dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan,
solusi, kemampuan warga untuk berubah, dan biaya) dan skor (nilai
1,2 dan 3) yaitu:
1. Urgensi atau kepentingan
- Nilai 1 tidak penting
- Nilai 2 penting
- Nilai 3 sangat penting
2. Solusi
- Nilai 1 tidak mudah
- Nilai 2 mudah
- Nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan masyarakat untuk berubah
- Nilai 1 tidah mudah
- Nilai 2 mudah
- Nilai 3 sangat mudah
4. Biaya
- Nilai 1 tinggi
- Nilai 2 sedang
- Nilai 3 rendah

Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan kelompok.


Total skor dari masing-masing kriteria merupakan penentu prioritas
masalah yaitu masalah dengan total skor paling tinggi sebagai peringkat
pertama dan prioritas masalah untuk dicari penyelesaian masalahnya.
Penentuan prioritas masalah dibuat ke dalam Tabel 3.2 penentuan
prioritas masalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah


No Masalah Kriteria Tota Peringka
. Urgens Solus Kemampua Biay l t
i i n Berubah a
1. Belum 3 3 2 2 36 1
optimalnya

10
pengetahuan
masyarakat
mengenai
pemilahan
dan
pengelolaan
sampah
rumah
tangga
2. Belum 3 1 1 1 3 3
optimalnya
saluran
drainase di
lingkungan
3. Kejadian 3 2 1 1 6 2
Diare
Dimasyaraka
t

Berdasarkan perhitungan total skor masing-masing kriteria untuk setiap


masalah didapatkan prioritas masalah yang menduduki peringkat pertama
adalah belum optimalnya pengetahuan masyarakan mengenai pemilahan dan
pengelolaan sampah rumah tangga di RT 001/ RW 007 Kelurahan Meranti
Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.
3.1.3 Analisis Penyebab Masalah
Setelah dilakukan identifikasi masalah, analisis penyebab masalah dari
berbagai aspek yaitu Mane, Material, dan Money yang diperoleh melalui
wawancara dengan warga desa kelurahan meranti pandak kecamatan Rumbai
pesisir, adapun analisis Penyebab masalah dijelaskan pada tabel 3.3 berikut
Tabel 3.3 Analisis Penyebab Masalah
Masalah Penyebab Masalah Evidence Based
Man Dari hasil wawancara dengan warga RT
Kurang optimalnya 001/RW 007 desa kel. meranti pandak kec.
pengetahuan warga Rumbai pesisir pekanbaru, diketahui bahwa

11
tentang cara pemilahan dan kurangnya pengetahuan tentang membuang
Sampah pengelolaan sampah yang dan pengelolaan sampah.
yang benar dan baik masih
bertumpuk rendah

Material Dari hasil wawancara dengan warga RT


Tidak semua tersedianya 001/RW 007 dan observasi di Kel. Meranti
tempat sampah disetiap Pandak Kec. Rumbai Pesisir Pekanbaru,
perkarangan rumah warga tidak ditemukan tempat sampah di tiap
rumah
Money Dari hasil wawancara dengan warga RT
Warga menolak membayar 001/RW 007 warga tidak tahun untuk
iuaran untuk petugas membayar iuaran karena tidak adanya
pengangkut sampah petugas sampah yang memungut iuran dan
tidak ada sosialisasi terkait program.

3.1.4 Plan Of Action (POA)


Selanjutnya setelah didapatkan analisis penyebab masalah direncanakan
beberapa alternative pemecahan masalah untuk mendapatkan solusi terbaik.
Berikut adalah tabel alternative pemecahan masalah :

12
Tabel 3.4 POA
No Penyebab Alternatif pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksanaan Waktu Kriteria
Masalah masalah kegiatan Keberhasilan

1 Man Memberikan Agar Warga RT Rumah Sosialisasi Jangka pendek :


Kurang edukasi/penyuluhan terciptanya 001/RW masyarakat upaya Penyuluhan
optimalnya tentang pemilahan dan lingkungan 007 pengelolaan sudah terlaksana
pengetahuan pengelolaan sampah yang sehat Kelurahan sampah di RT
masyarakat dan bersih Meranti 001/RW 007 Jangka panjang :
mengenai cara Pandak Kelurahan Warga mengerti
pemilahan dan Kecamatan Meranti Pandak dan membuang
pengelolaan Rumbai Kecamatan sampah pada
sampah yang Pesisir Rumbai Pesisir tempanya
benar dan baik
masih rendah
2 Material  Rekomendasi Mengurangi Warga RT Rumah Memberikan Adanya tempat
Tidak semua membeli tempat sampah yang 001/RW masyarakat surat sampah di rumah
tersedianya sampah/memiliki bertumpuk 007 rekomendasi masyarakat dan
tempat sampah tempat sampah serta Kelurahan membeli tempat kuesioner sudah
disetiap di rumah berserakan Meranti sampah dan terlaksana
perkarangan masyarakat Pandak mengisi
rumah  Kuesioner Kecamatan kuesioner di RT

13
masyarakat tentang Rumbai 001/RW 007
pengelolaan Pesisir Kelurahan
sampah Meranti Pandak
Kecamatan
Rumbai Pesisir
3 Money Adanya himbauan Agar RT dan Rumah Adanya Adanya petugas
Warga tertulis dan lisan untuk tergeraknya RW masyarakat himbauan RT pengangkut
menolak membayar iuran kembali dan RW agar sampah yang
membayar petugas masyarakat rutin
iuran perbulan pembuang dapat kembali
untuk petugas sampah tiap membayar
pengangkut minggunya petugas
sampah di atau per-tiga kebersihan
tempat hari dengan rutin
pembuangan
sampah

14
3.1.5 Analisis Tulang Ikan (Fishbone Analysis Ishikawa)

MATERIAL MAN

Tidak semua tersedianya tempat


sampah disetiap perkarangan Kurang optimalnya pengetahuan masyarakat
rumah masyarakat mengenai cara pemilahan dan pengelolaan Belum adanya
sampah yang benar dan baik masih rendah sosialisasi
mengenai
pengelolaan
sampah di RT
001/RW 007
Kelurahan
MARKET Meranti Pandak
Kecamatan
Rumbai Pesisir
Warga menolak membayar iuran perbulan untuk petugas
pengangkut sampah di tempat pembuangan sampah

15
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau
proses alam yang berbentuk padat.18 Jenis-jenis sampah dapat diklasifikasikan menjadi : (1)
Berdasarkan sumber meliputi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan
sampah industry, (2) Berdasarkan sifatnya meliputi sampah organik dan anorganik, (3)
Berdasarkan bentuknya meliputi sampah padat dan sampah cair.19
Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pada
Bab 1 pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan pengurangan dan
penanganan.20 Selain itu juga disebutkan bahwa sampah yang dikelola tersebut terdiri dari
sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik.18
Sedangkan karakteristik sampah dalam pengelolaan sampah berbasis K3 dibedakan
menjadi sampah organik seperti dan sampah anorganik. Jenis sampah anorganik yang
dimaksud meliputi sampah Styrofoam, sampah kertas, dan sampah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).20
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012, tahap
pengelolaan sampah modern yang berbasis masyarakat menganut pola 3R, yaitu Reduce,
Reuse, dan Recycle sebelum akhirnya dimusnahkan dan dihancurkan. Kegiatan 3R
bertujuan untuk mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan
penggunaan kembali sampah yang layak pakai dan mengolah sampah untuk dijadikan
produk baru.21,22
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan yang didapat oleh kelompok
1, sampah merupakan masalah yang banyak terjadi di lingkungan RT 001/RW 007
Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Berdasarkan
hasil wawancara dan hasil observasi lingkungan sekitar rumah, sebagian besar warga tidak
melakukan pemilahan sampah-sampah organik, anorganik dan B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Beberapa masyarakat mengumpulkan sampah tanpa dipisahkan dan
ditumpukkan di halaman rumah mereka yang selanjutnya dibakar. Beberapa masyarakat
lainnya mengumpulkan sampah tanpa dipisahkan dan diletakkan di depan rumah sebelum
selanjutnya dijemput oleh petugas pemungut sampah yang sudah dibayar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok 1, ditemukan bahwa
informasi tentang ketersediaan jasa pemungutan sampah oleh pihak pengangkut sampah
tidak merata di lingkungan RT 001/RW 007. Hanya beberapa warga saja yang mengetahui
tentang informasi tersebut dan melakukan pembayaran bulanan, sebagian lainnya tidak.

16
Biaya pemungutan sampah tersebut sebesar Rp 10.000/bulan. Jasa pemungutan sampah
ini hanya mengangkut sampah ke rumah-rumah warga yang membayar saja, namun
terkadang jasa ini sering terlambat dalam melakukan pengangkutan sampah di lingkungan
RT 001/RW 007. Faktor tersebut juga yang menyebabkan banyak warga yang tidak
membayar iuran sampah dan juga beberapa warga yang tinggal didalam gang lebih memilih
untuk mengumpulkan sampah untuk kemudian dibuang ke sungai ataupun dibakar.
Menurut penelitian tentang pengelolaan sampah di kota Pekanbaru yang dilakukan
oleh Jery Nov Pratama pada tahun 2016 disimpulkan bahwa program 3R (Reuse, Reduce,
dan Recycle) di wilayah Pekanbaru masih belum berjalan secara optimal.5 Sedangkan,
manfaat pengelolaan sampah yang baik dan benar dapat mengurangi jumlah sampah yang
berserakan di lingkungan sekitar. Selain itu faktor pengetahuan tentang kurangnya
pemahaman informasi pengelolaan sampah dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh
sampah yang berserakan, serta rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk
melakukan pengelolaan sampah, juga menjadi penyebab banyaknya sampah yang masih
berserakan di lingkungan RT 001/ RW 007.
Program sosialisasi dan pemberian edukasi kepada masyarakat juga memegang
peran yang penting untuk pengendalian sampah di lingkungan. Maka dari itu, sangat
diperlukan pengaplikasian program-program pemerintah tentang pengelolaan sampah
khususnya untuk masyarakat di lingkungan RT 001/RW 007 Kelurahan Meranti Pandak
Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Selain itu, keterlibatan masyarakat
dalam pengaplikasian program tentang pengelolaan sampah sangatlah penting agar dapat
terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil kegiatan wawancara dan observasi di sekitar area rumah
tangga masyarakat RT 01/ RW 07 Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir,
Kota Pekanbaru, Provinsi Riau adalah sebagai berikut:
1) Terdapat 3 prioritas masalah terbanyak pada area rumah tangga yaitu:
pengelolaan sampah rumah tangga, drainage lingkungan dan kejadian diare.
2) Masalah utama pengelolaan sampah terjadi akibat pengetahuan dan perilaku
masyarakat yang kurang terhadap pengelolaan ataupun pemilahan jenis
sampah dan tidak semua masyarakat mengikuti program pengangkutan sampah
oleh pihak kolektor sampah.
3) Tidak tersedia tempat pembuangan sampah umum dan TPS di lingkungan
masyarakat, sehingga masyarakat banyak beralih membuang sampah di
lapangan sekitar turap dan sungai.
4) Ada selokan/parit yang dipenuhi sampah dan alirannya terputus atau tersumbat.
5) Masyarakat masih kurang peduli terhadap dampak sampah bagi kesehatan dan
lingkungan.

5.2 Saran
1). Melakukan penyuluhan tentang pengolahan atau pemilahan sampah kepada
masyarakat.
2). Sosialisasi tentang program pengangkutan sampah dari pihak kolektor sampah
kepada masyarakat.
3). Penyediaan sarana tempat pembuangan sampah umum disekitar masyarakat.
4). Menggiatkan program gotong royong di sekitar area rumah masyarakat dan di
area turap sepanjang pinggir sungai.
5). Meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memberdayakan sistem daur ulang
menjadi usaha bernilai jual, seperti pembuatan pupuk kompos.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Riswan, Sunoko HR, Hadiyarto A. Pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan


Daha Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan. 2011; 9 (1): 31
2. Hayat, Zayadi A. Model inovasi pengelolaan sampah rumah tangga. Jurnal
Ketahanan Pangan. 2018; 2 (2): 131-41
3. Ramon A, Afryanto. Karakteristik penanganan sampah rumah tangga di Kota
Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2016; 10 (1): 24-31
4. Badan Pusat Statistik. Pengelolaan sampah di Indonesia. Statistik Lingkungan Hidup
Indonesia. Jakarta; 2018.
5. Pratama JN. Tata kelola sampah di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Universitas Riau. 2018; 5 (1): 4
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Pengelolaan Sampah.
7. Fadhilah A, Sugianto H, Hadi K, et al. Kajian pengelolaan sampah kampus jurusan
arsitektur fakultas teknik. Jurnal Universitas Diponegoro. 2011; 11(2):63.
8. Firmanti A. Modul pengolahan ampah berbasis 3R. Bandung: kementerian pekerjaan
umum badan penelitian dan pengembangan; 2010.
9. Rahmawanti N, Dony N. Pembuatan Pupuk Organik Berbahan Sampah Organik
Rumah Tangga Dengan Penambahan Aktivator EM 4 Di Daerah Kayu Tangi.
Ziraa’ah Maj Ilm Pertan. 2014;39(1):1-7.
10. Komarayati S, Pasaribu R. Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Padat Industri
Kertas. For Prod Res J. 2005;23(1):35-41.
11. Maruka SS, Ibrahim Y. Pkm aplikasi Pengolahan Sampah Untuk Mensejahtrakan
Masyarakat Ramah Lingkungan Berbasis Inkubator Pakan Ternak di Kota Palu
Provinsi Sulawesi Tengah. Abditani J Pengabdi Masy. 2018;1(1):20-27.
12. Sahwan F. Analisis Proses Komposting Pada Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat. 2012:253-260.
13. Rohana S, Rahmalina D, Sulaksono B, Olyvia C. IbM: PEMANFAATAN LIMBAH
PLASTIK SEBAGAI KERAJINAN TANGAN DI KELURAHAN SRENGSENG SAWAH
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN. J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689-1699.
14. Hamzah M. Sampah Plastik Menjadi Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dengan
Penambahan Paper Waste. ALKIMIA J Ilmu Kim dan Terap. 2019;3(1):20-25.
doi:10.19109/alkimia.v3i1.3139
15. Suhada RT, Al-mahdy I. ANALISIS POTENSI SAMPAH SEBAGAI SUMBER
ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH DAN PRODUK KREATIF
UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA (STUDI KASUS DI KEPULAUAN SERIBU). J
PASTI. XI(3):245-255.

19
16. Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, mengolah dan menyingkirkan
sampah. Cet. 1. PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta.
17. Undang-undang NO 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Pengelolaan Sampah.
19. Nugroho P. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. 2013.
20. Kementrian Pekerjaan Umum Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman.
21. Hayat, Zayadi H. Model Inovasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Malang :
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Islam Malang. 2018.
22. Pratama JN. Tata Kelola Sampah Di Kota Pekanbaru. Pekanbaru: Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau. 2016

20
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

Lampiran 1. DOKUMENTASI KEGIATAN

Kondisi kebersihan di lingkungan RT 001/RW 007 Kelurahan Meranti Pandak


Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Provinsi Riau

21
Lampiran 2. KUISIONER EHRA

22
Lampiran 3. KUISIONER PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

23
24
25
Lampiran 4. BAHAN EDUKASI

1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

26
27
2. Penanggulangan Diare

28

Anda mungkin juga menyukai