Test
Test
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses
alam yang berbentuk padat.1 Meningkatnya nilai konsumsi masyarakat perkotaan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, menjadi penyumbang dari semakin
banyaknya sampah yang harus dibuang. Sampah rumah tangga tidak dapat
dianggap kecil dalam kapasitas penyumbang sampah bagi lingkungan.
Pertumbuhan manusia yang setiap tahun meningkat, tidak luput dari
penyumbang sampah terbesar di berbagai daerah. Hal itu dipengaruhi oleh
lingkungan dan karakter masyarakat yang menjadi problem penting dalam
memahami dan mengimplementasikan penanganan sampah bagi suatu daerah.
Bertambahnya sampah sejalan dengan meningkatnya pembangunan
infrastruktur dan meningkatnya pertumbuhan manusia tanpa diimbangi dengan
pola penanganan dan pengelolaan sampah dengan sarana dan prasaran yang
memadai.2 Sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat
maupun pemerintah daerah belum optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan
baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat
sekitarnya.1
Fenomena sampah di Indonesia sangat sukar dihilangkan, tetapi hal ini
tidak akan menjadi lama jika setiap orang sadar dan mengerti akan dampak yang
ditimbulkan dari sampah.3 World Bank (2012) menyatakan bahwa pertambahan
jumlah timbulan sampah sangat cepat, pada tahun 2002 dengan 2,9 miliar
penduduk perkotaan menghasilkan sekitar 0,64 kg per orang per hari (0,68 miliar
ton per tahun) dan pada tahun 2012 jumlah ini telah meningkat menjadi sekitar 3
miliar penduduk yang menghasilkan 1,2 kg per orang per hari (1,3 miliar ton per
tahun). Diperkirakan sampah ini akan terus bertambah dan diprediksikan pada
tahun 2025 akan mencapai 4,3 miliar penduduk perkotaan yang menghasilkan
sekitar 1,42 kg per orang per hari sampah kota (2,2 miliar ton per tahun). Tahun
2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun
dengan penduduk sebanyak 261.115.456 orang. Proyeksi penduduk Indonesia
menunjukkan angka penduduk yang terus bertambah dan tentunya akan
meningkatkan jumlah timbulan sampah, sehingga masih diperlukannya
pengelolaan sampah yang baik dan efektif.4
1
Penyelenggaraan pengelolaan sampah merupakan domain pelayanan
publik dimana pemerintah bertanggung jawab dalam penyediaan prasarana dan
sarana pengelolaan sampah yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan
pihak ketiga dan partisipasi masyarakat.5 Pengelolaan sampah yang tidak baik
dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif di lingkungan masyarakat, seperti
pencemaran kualitas udara, penurunan kualitas air sungai, dan peningkatan
dampak efek gas rumah kaca yang dapat menyebabkan penurunan kualitas
kesehatan masyarakat.4 Sebagian besar masyarakat di Indonesia belum
memahami pengelolaan sampah yang baik, padahal peran serta masyarakat
dibutuhkan dalam sistem pengelolaan sampah.5
Hasil observasi yang dilakukan pada bulan November 2019 pada RT
001/RW 007 Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota
Pekanbaru, dari 11 rumah yang dilakukan wawancara dan survey penilaian risiko
kesehatan lingkungan didapatkan bahwa 11 rumah tersebut tidak ada yang
melakukan proses pemilahan sampah terlebih dahulu sebelum dibuang, bahkan
beberapa masih melakukan pembakaran pada sampah, dan membuang sampah
di sungai. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami tertarik untuk
melakukan edukasi mengenai pengolahan sampah rumah tangga sebagai salah
satu upaya optimalisasi kegiatan pengolahan sampah rumah tangga di RT
001/RW 007 Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.
2
4. Mengidentifikasi solusi terhadap masalah lingkungan dan rumah di RT
001 RW 007 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir
Kota Pekanbaru Provinsi Riau.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Defnisi sampah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang pengelolaan sampah yang dimaksud dengan sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat.6
Sampah dapat didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri dari zat
organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.7
1.2 Klasifikasi Sampah
Berdasarkan pengelolaan sampah, dibagi menjadi:8
a) Sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b) Sampah sejenis sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kawasan komersil, kawasan industri,
kawasan khusus,fasilitas sosial, fasilitas umu, , dan fasilitas lainnya.
c) Sampah spesifik
Sampah spesifik terdiri dari :
Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun
Sampah yang timbul akibat bencana
4
membusuk, merupakan sampah yang tersusun dari senyawa non-
organik yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui
seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Contohnya adalah botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng dan
logam. Sebagian sampah An-organik tidak dapat diuraikan oleh
alam sama sekali dan sebagian lain dapat diuraikan dalam waktu
yang sangat lama. Jenis sampah An-organik antara lain adalah
Styrofoam dan kertas.
c. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) rumah tangga
Sampah ini tergolong dalam sampah spesifik. Sampah
spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sampah B3 rumah
tangga adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun. Sampah B3 yang sering terdapat di rumah tangga,
misalnya batu baterai, kaleng pestisida(obat serangga), botol
aerosol, cairan pembersih(karbol), CD/DVD, Accu, dan lampu
neon.8
Sampah organik ialah bahan dasar utama pemb uatan pupuk organik,
jadi sampah-sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga seperti sampah
dapur tidak ada salahnya dikumpulkan di suatu tempat, kemudian diolah menjadi
pupuk organik.
Selain sampah organik seperti dedaunan yang masih hijau, sisa sayur
dan buah dapat digunakan sebagai pakan ternak. Namun demikian pasti kan
terlebih dahulu apakah dedaunan atau sisa sayur dan buah tersebut aman dan
5
disukai oleh ternak anda. Karena tidak mungkin kan memberi sisa dedaunan
pada ayam, tentunya harus sesuai juga dengan kebutuhan dan keinginan ternak.
2. pembakaran sampah
6
pembakaran yang dilakukan disuatu tempat, contohnya dilapangan yang
jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. pembakaran yang
paling baik dilakukan disuatu instalasi pembakaran yaitu dengan
menggunakan insenerator, tetapi memerlukan biaya yang tinggi.
3. recycling
pengolahan sampah dengan teknik pemisahan benda benda yang
bernilai ekonomi contohnya kertas, plastik, karet dll. teknik ini dapat
digunakan kebali baik dalam bentuk sama atau berbeda.
4. reuse
teknik pengolahan sampah yang hampir mirip dengan recycling, bedanya
reuse itu langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.
5. reduce
usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, contohnya tidak
menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.17
7
BAB III
Metode yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini adalah Plan,
Do, Check, dan Action (PDCA) cycle didasari atas masalah yang akan dihadapi
ke arah penyelesaian masalah.
3.1 Plan
Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2019 – 10
November 2019 dalam kegiatan sebagai berikut:
3.1.1 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah diperoleh melalui:
a. Wawancara dengan warga yang bertempat tinggal di Kelurahan Meranti
Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.
b. Observasi lapangan terhadap wilayah RT 001/RW 007 Kelurahan Meranti
Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil
wawancara dan observasi antara lain :
8
membakar sampah di
pekarangan rumah dan
maupun langsung ke
sungai.
2. Drainase a. Observasi
Lingkungan Dibeberapa rumah
ditemukan selokan
yang masih mengalir
namun tertutupi
sampah. Ada rumah
dengan selokan yang
tidak mengalir dan
tertutupi sampah, juga
ada yang sudah
tertimbun tanah.
b. Wawancara
Warga mengaku
bahwa selokan sudah
lama tidak berfungsi
dengan baik.
9
3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan system seleksi yang
menggunakan dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan,
solusi, kemampuan warga untuk berubah, dan biaya) dan skor (nilai
1,2 dan 3) yaitu:
1. Urgensi atau kepentingan
- Nilai 1 tidak penting
- Nilai 2 penting
- Nilai 3 sangat penting
2. Solusi
- Nilai 1 tidak mudah
- Nilai 2 mudah
- Nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan masyarakat untuk berubah
- Nilai 1 tidah mudah
- Nilai 2 mudah
- Nilai 3 sangat mudah
4. Biaya
- Nilai 1 tinggi
- Nilai 2 sedang
- Nilai 3 rendah
10
pengetahuan
masyarakat
mengenai
pemilahan
dan
pengelolaan
sampah
rumah
tangga
2. Belum 3 1 1 1 3 3
optimalnya
saluran
drainase di
lingkungan
3. Kejadian 3 2 1 1 6 2
Diare
Dimasyaraka
t
11
tentang cara pemilahan dan kurangnya pengetahuan tentang membuang
Sampah pengelolaan sampah yang dan pengelolaan sampah.
yang benar dan baik masih
bertumpuk rendah
12
Tabel 3.4 POA
No Penyebab Alternatif pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksanaan Waktu Kriteria
Masalah masalah kegiatan Keberhasilan
13
masyarakat tentang Rumbai 001/RW 007
pengelolaan Pesisir Kelurahan
sampah Meranti Pandak
Kecamatan
Rumbai Pesisir
3 Money Adanya himbauan Agar RT dan Rumah Adanya Adanya petugas
Warga tertulis dan lisan untuk tergeraknya RW masyarakat himbauan RT pengangkut
menolak membayar iuran kembali dan RW agar sampah yang
membayar petugas masyarakat rutin
iuran perbulan pembuang dapat kembali
untuk petugas sampah tiap membayar
pengangkut minggunya petugas
sampah di atau per-tiga kebersihan
tempat hari dengan rutin
pembuangan
sampah
14
3.1.5 Analisis Tulang Ikan (Fishbone Analysis Ishikawa)
MATERIAL MAN
15
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau
proses alam yang berbentuk padat.18 Jenis-jenis sampah dapat diklasifikasikan menjadi : (1)
Berdasarkan sumber meliputi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan
sampah industry, (2) Berdasarkan sifatnya meliputi sampah organik dan anorganik, (3)
Berdasarkan bentuknya meliputi sampah padat dan sampah cair.19
Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pada
Bab 1 pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan pengurangan dan
penanganan.20 Selain itu juga disebutkan bahwa sampah yang dikelola tersebut terdiri dari
sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik.18
Sedangkan karakteristik sampah dalam pengelolaan sampah berbasis K3 dibedakan
menjadi sampah organik seperti dan sampah anorganik. Jenis sampah anorganik yang
dimaksud meliputi sampah Styrofoam, sampah kertas, dan sampah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).20
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012, tahap
pengelolaan sampah modern yang berbasis masyarakat menganut pola 3R, yaitu Reduce,
Reuse, dan Recycle sebelum akhirnya dimusnahkan dan dihancurkan. Kegiatan 3R
bertujuan untuk mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan
penggunaan kembali sampah yang layak pakai dan mengolah sampah untuk dijadikan
produk baru.21,22
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan yang didapat oleh kelompok
1, sampah merupakan masalah yang banyak terjadi di lingkungan RT 001/RW 007
Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Berdasarkan
hasil wawancara dan hasil observasi lingkungan sekitar rumah, sebagian besar warga tidak
melakukan pemilahan sampah-sampah organik, anorganik dan B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Beberapa masyarakat mengumpulkan sampah tanpa dipisahkan dan
ditumpukkan di halaman rumah mereka yang selanjutnya dibakar. Beberapa masyarakat
lainnya mengumpulkan sampah tanpa dipisahkan dan diletakkan di depan rumah sebelum
selanjutnya dijemput oleh petugas pemungut sampah yang sudah dibayar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok 1, ditemukan bahwa
informasi tentang ketersediaan jasa pemungutan sampah oleh pihak pengangkut sampah
tidak merata di lingkungan RT 001/RW 007. Hanya beberapa warga saja yang mengetahui
tentang informasi tersebut dan melakukan pembayaran bulanan, sebagian lainnya tidak.
16
Biaya pemungutan sampah tersebut sebesar Rp 10.000/bulan. Jasa pemungutan sampah
ini hanya mengangkut sampah ke rumah-rumah warga yang membayar saja, namun
terkadang jasa ini sering terlambat dalam melakukan pengangkutan sampah di lingkungan
RT 001/RW 007. Faktor tersebut juga yang menyebabkan banyak warga yang tidak
membayar iuran sampah dan juga beberapa warga yang tinggal didalam gang lebih memilih
untuk mengumpulkan sampah untuk kemudian dibuang ke sungai ataupun dibakar.
Menurut penelitian tentang pengelolaan sampah di kota Pekanbaru yang dilakukan
oleh Jery Nov Pratama pada tahun 2016 disimpulkan bahwa program 3R (Reuse, Reduce,
dan Recycle) di wilayah Pekanbaru masih belum berjalan secara optimal.5 Sedangkan,
manfaat pengelolaan sampah yang baik dan benar dapat mengurangi jumlah sampah yang
berserakan di lingkungan sekitar. Selain itu faktor pengetahuan tentang kurangnya
pemahaman informasi pengelolaan sampah dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh
sampah yang berserakan, serta rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk
melakukan pengelolaan sampah, juga menjadi penyebab banyaknya sampah yang masih
berserakan di lingkungan RT 001/ RW 007.
Program sosialisasi dan pemberian edukasi kepada masyarakat juga memegang
peran yang penting untuk pengendalian sampah di lingkungan. Maka dari itu, sangat
diperlukan pengaplikasian program-program pemerintah tentang pengelolaan sampah
khususnya untuk masyarakat di lingkungan RT 001/RW 007 Kelurahan Meranti Pandak
Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Selain itu, keterlibatan masyarakat
dalam pengaplikasian program tentang pengelolaan sampah sangatlah penting agar dapat
terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil kegiatan wawancara dan observasi di sekitar area rumah
tangga masyarakat RT 01/ RW 07 Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir,
Kota Pekanbaru, Provinsi Riau adalah sebagai berikut:
1) Terdapat 3 prioritas masalah terbanyak pada area rumah tangga yaitu:
pengelolaan sampah rumah tangga, drainage lingkungan dan kejadian diare.
2) Masalah utama pengelolaan sampah terjadi akibat pengetahuan dan perilaku
masyarakat yang kurang terhadap pengelolaan ataupun pemilahan jenis
sampah dan tidak semua masyarakat mengikuti program pengangkutan sampah
oleh pihak kolektor sampah.
3) Tidak tersedia tempat pembuangan sampah umum dan TPS di lingkungan
masyarakat, sehingga masyarakat banyak beralih membuang sampah di
lapangan sekitar turap dan sungai.
4) Ada selokan/parit yang dipenuhi sampah dan alirannya terputus atau tersumbat.
5) Masyarakat masih kurang peduli terhadap dampak sampah bagi kesehatan dan
lingkungan.
5.2 Saran
1). Melakukan penyuluhan tentang pengolahan atau pemilahan sampah kepada
masyarakat.
2). Sosialisasi tentang program pengangkutan sampah dari pihak kolektor sampah
kepada masyarakat.
3). Penyediaan sarana tempat pembuangan sampah umum disekitar masyarakat.
4). Menggiatkan program gotong royong di sekitar area rumah masyarakat dan di
area turap sepanjang pinggir sungai.
5). Meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memberdayakan sistem daur ulang
menjadi usaha bernilai jual, seperti pembuatan pupuk kompos.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
16. Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, mengolah dan menyingkirkan
sampah. Cet. 1. PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta.
17. Undang-undang NO 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Pengelolaan Sampah.
19. Nugroho P. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. 2013.
20. Kementrian Pekerjaan Umum Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman.
21. Hayat, Zayadi H. Model Inovasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Malang :
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Islam Malang. 2018.
22. Pratama JN. Tata Kelola Sampah Di Kota Pekanbaru. Pekanbaru: Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau. 2016
20
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
21
Lampiran 2. KUISIONER EHRA
22
Lampiran 3. KUISIONER PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
23
24
25
Lampiran 4. BAHAN EDUKASI
26
27
2. Penanggulangan Diare
28