Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Dengan demikian, manusia tidak akan bisa hidup
menyendiri. Jika hidup secara menyendiri ini sengaja ditempuh oleh seseorang,akan sulit
baginya untuk memperoleh kebahagiaan karena telah menyalahi fitrah dalam kehidupannya.
Makhluk sosial harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi sehingga bisa menjalin
hubungan dengan orang lain. Namun, alangkah menyedihkannya, ternyata tidak semua orang
mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi secara baik. Tidak jarang terjadi percekcokan
antar individu, bahkan perkelahian antar warga masyarakat hanya gara-gara tidak adanya
kemampuan berkomunikasi secara baik. Komunikasi dapat memenuhi kebutuhan emosional
dan meningkatkan kesehatan mental. Belajar makna cinta, kasih sayang, simpati, rasa hormat,
rasa bangga, bahkan iri hati dan kebencian. Betapa pentingnya kemampuan dalam
berkomunikasi ini. Apa lagi, bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar, tentu akan
sulit meraih keberhasilan bila tidak biasa berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu,
hendaknya seorang guru mempunyai keterampilan dalam membangun kemampuan peserta
didiknya untuk berkomunikasi. Mengenai hal ini, seorang guru harus memperbaiki
kemampuannya dalam berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat
membangun kemampuan berkomunikasi peserta didiknya jika ia sendiri belum mempunyai
keterampilan dalam berkomunikasi.
Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan yang mempunyai peran untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Para penerus pemimpin bangsa ini mulai dilahirkan disini.
Melahirkan para calon-calon penerus pemimpin bangsa bukanlah sebuah pekerjaan yang
mudah, diperlukan suatu perjuangan dan kapasitas seorang pendidik yang mumpuni.
Kemampuan dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik sangat diperlukan agar
tercapainya keefektifan belajar. Guru dalam hal ini dituntut harus mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik. Kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian.
Guru dan peserta didik merupakan dua komponen yang dapat dianalogikan seperti teori
simbiosis mutualisme yaitu peran yang saling menguntungkan satu dengan yang lain. Jika
salah satu komponen saja yang aktif tentunya tidak akan menghasilkan dampak yang
maksimal. Sebagai timbal balik kemampuan komunikasi yang baik dari guru, sebagai peserta
didik hendaknya juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada guru. Interaksi
komunikatif seperti inilah yang akan mendatangkan kenyamanan peserta didik dalam belajar
dan guru dalam mengajar sehingga mendatangkan dampak positif salah satunya menambah
kemauan peserta didik untuk aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah
yaitu Apakah komunikasi antara Guru dengan peserta didik berpengaruh terhadap motivasi
belajar peserta didik
PEMBAHASAN
1 Hubungan
Hubungan adalah sesuatu yang terjadi apabila dua orang atau hal atau keadaan saling
memengaruhi dan saling bergantung satu sama lain. Menurut Tams Jayakusuma (2001:25),
hubungan adalah suatu kegiatan tertentu yang membawa akibat kepada kegiatan yang lain.
Selain itu arti kata hubungan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses, cara atau arahan
yang menentukan atau menggambarkan suatu objek tertentu yang membawa pengaruh
terhadap objek lainnya.
Dari definisi ini, dalam penelitian, kami mendefinisikan hubungan
sebagai suatu keadaan saling terkait dari guru dengan murid.
4 Karakter
Istilah karakter sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya kita
menyebut suatu hal yang berhubungan dengan watak,sikap, dan perbuatan manusia sebagai
karakter. Namun apa sebenarnya maksud kata “Karakter” tersebut??
Para ahli memiliki definisi berbeda-beda mengenai karakter. Menurut
Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak etis atau pun
moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter biasanya memiliki hubungan dengan
sifat – sifat yang relatif tetap. Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah
laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar – salah, baik – buruk) secara
implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak
menyangkut nilai – nilai. Berdasarkan definisi dari para ahli, karakter dapat digambarkan
sebagai segala hal yang berhubungan dengan nilai sosial manusia dalam menjalani
kehidupan.
5 Konflik
Konflik didefinisikan oleh KBBI sebagai “percekcokan; perselisihan;pertentangan”.
Definisi dari konflik menurut Lacey (2003) adalah “a fight, a collision; a struggle, a contest;
opposition of interest, opinion or purposes; mental strife, agony”. Definisi ini menjelaskan
bahwa konflik adalah pertarungan atau perbedaan pendapat maupun tujuan.
Dalam karya tulis ini, penulis mendefinisikan konflik sebagai
perselisihan yang terjadi di dalam murid dan guru. Konflik ini dapat berbentuk konflik dalam
individu (murid atau guru) dan konflik antar individu (murid
dengan guru).
C. Manfaat Hubungan yang Harmonis
Ego guru dan murid : Sifat egois antara murid dan guru, dan
sifat guru yang cenderung membuat jurang antara guru dan murid agar
dihormati.
Adanya konflik antara guru dan murid yang belum selesai
Murid kurang berkomunikasi pada guru : Murid kurang
mengenal guru, murid malu menjalin hubungan dengan guru, sifat
introvert murid yang mengakibatkan murid tidak suka bersosialisasi,
sibuknya murid yang mengakibatkan guru susah mendekati murid,
ketidakpercayaan murid pada kemampuan guru, murid membentengi
diri dari guru, murid kurang terbuka kepada guru, individu siswa yang
beragam sehingga guru kesulitan dalam mendekati semua murid, dan
guru tidak bisa melakukan tindakan yang sama pada semua murid
karena tiap individu berbeda sehingga perlakuan terhadap murid satu
dengan yang lain harus berbeda.
Ketidaksadaran murid : Murid kurang menghargai guru, murid
tidak berterimakasih, mindset siswa tentang guru yang kurang baik,
murid yang tidak jujur kepada guru, sifat murid yang kurang dewasa.
Guru yang kurang berkomunikasi : sibuknya guru sehingga tidak
bisa berkomunikasi dengan murid, guru yang kurang mengenal murid,
guru yang lupa mendekati murid.
Sifat guru yang tidak disukai oleh murid : Guru yang terlalu
membedakan murid, guru yang menggunakan kekerasan, guru yang
pemarah, guru yang terlalu tegas, guru yang cuek, guru yang suka
badmood.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Saat ini, hubungan antara guru dengan murid di lingkungan sekolah ada
di keadaan yang baik. Dengan tingkat konflik yang rendah dan penyelesaian yang baik,
hubungan antara guru dengan murid terjaga dengan baik.
Guru dan murid sama-sama mengetahui tempat dan peran masing-masing
dalam kegiatan di lingkungan sekolah. Konsep ideal mengenai satu sama lain dapat diterima
dan disetujui, terlihat dari persetujuan peran guru dari posisi guru dan murid. Adapun sifat-
sifat yang dinginkan oleh satu pihak untuk pihak yang lain.Pendapat guru mengenai murid
yang ideal yaitu baik, sopan, bersemangat dan disiplin. Pendapat murid mengenai guru yang
ideal yaitu baik. professional, dekat dengan murid, bijaksana, dan berpenampilan
menarik.Keduanya, baik guru maupun murid mengetahui keuntungan bila
hubungan baik antara guru-murid tercapai. Namun, untuk mencapai hal ini
tidaklah mudah. Adanya halangan seperti konflik di kelas, sifat-sifat kurang
menyenangkan yang dimiliki oleh setiap individu terbukti menjadi halangan.
B. Saran
Kekurangan-kekurangan dan tantangan ini tidaklah dapat dihilangkan
sepenuhnya. Dari penelitian ini, penulis menawarkan saran berdasarkan pendapat dari pihak
guru dan pihak siswa yaitu tahap perundingan, perbaikan diri, dan penyelesaian. Perlu diingat
untuk para guru agar tidak memberi suatu keputusan yang terlalu memihak. Guru dan murid
harus mengurangi ego dan memberi kebesaran hati untuk dapat memilih jalan tengah sebagai
solusi pada setiap permasalahan yang terjadi sehingga hubungan guru dan murid yang terjalin
mendekati konsep ideal yang diinginkan oleh masing-masing pihak.