Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bersadarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 suami istri di Indonesia
sekitar 12% atau sekitar 3 juta pasangan menghabiskan infertilitas.dan baru
sekitar dari 50 % dari pasangan ini berhasil di transfer untuk mengatasi
masalah infertilitas dan selebihnya harus di setujui atau hidup tanpa
anak.infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini
di sebabkan masalah untuk mendapatkan seorang anak masih kecil. Factor
kekurangan pengetahuan tentang kesubutran dan infertilitas juga menjadi
factor penyebab masih tingginya angka infertilitas. Selain itu factor- factor
penyebab lainnya yaitu seperti lingkungan kesehatan, gizi, dan status ekonomi
juga menjadi factor yang mempengaruhi.
Menurut catatan WHO, di ketahui penyebab infertilitas pada perempuan
adalah : factor tuba fallopi (saluran telur) 36% komplikasi ovulasi 33%,
endometriosis 30 % dan hal-hal yang lain yang tidak di ketahui sekitar 26%.
Ovulasi di Indonesia ada sekitar 3 juta pasangan suami istri tidak memiliki
anak dan di minta sebagai pasangan yang memperbaiki kemandulan atau
infertilitas.
Infertilitas bagi pasangan suami istri yang mendambakan anak
menimbulkan dampak kesedihan, bangkit dan kekecewaan dalam
keluarga.ilmu kedokteran masa kini berhasil menolong 50% pasangan suami
istri untuk dapat memperoleh anak (adopsi). Program bayi tabung sudah ada di
Indonesia sejak 1988 dan telah teruji keberhasilan serta keamanannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Apakah pengertian infertilitas ?
2. Apakah etiologi infertilitas ?

1
3. Bagaimana klasifikasi infertilitas ?
4. Apakah patofisiologi infertilitas ?
5. Bagaimana tanda dan gejala infertilitas ?
6. Bagaimana pemeriksaan diasnostik infertilitas?
7. Bagaimana penatalaksanaan infertilitas ?
8. Bagaimana pathways infertilitas ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan infertilitas ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari infertilitas
2. Pembaca dapat mengetahui etiologi dari infertilitas
3. Pembaca dapat mengetahui klasifikasi dari infertilitas
4. Pembaca dapat mengetahui patofisiologi dari infertilitas
5. Pembaca dapat mengetahui tanda dan gejala dari infertilitas
6. Pembaca dapat mengetahui diagnostik dari infertilitas
7. Pembaca dapat mengetahui penatalaksanaan pada infertilitas
8. Pembaca dapat mengetahui pathways dari infertilitas
9. Pembaca dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
infertilitas

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi institusi pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi
tentang asuhan keperawatan pada pasien interfilitas.

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Infertilitas


Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(Keperawatan Medikal Bedah). Infertilitas (pasangan mandul) adalah
pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis
serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu
tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas
sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi, 2006).
Infertilitas adalah suatu kondidi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telak melakukan hubungan seksual dalam
kurun waktu satu tahun.

2.2 Etiologi Infertilitas


Infertilitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu dari istri
(40% - 55%), dari suami (25% - 40%), maupun dari keduanya (10%), dan indiopatik
(10%).
1. Faktor dari laki-laki dapat berupa :
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa mengintai sistem reproduksi pria:
1) Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di
dalam skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta
menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis. Epididimitis dapat menyebabkan buah
zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan
ejakulasi, serta gangguan kesuburan.

3
2) Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup
sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya
sekaligus. Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak
dan nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebab kan kemandulan dan
penurunan produksi hormon testosteron.
3) Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih
atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan
dan melindungi sperma. Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat
(prostatitis), pembesaran prostat (BPH), atau kanker prostat.
4) Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron
yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido,
gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.
a. Kelainan pada alat kelamin
1) Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,
anatar lain pada permukaan testis.
2) Ejakulasi retrokgrad yaitu ejakulasi dimana air mani masuk
kedalam kandung kemih.
3) Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju
buah zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak
spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya
untuk menimbulkan kehamilan.
4) Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak
turun.
b. Kegagalan fungsional
1) Kemampuan ereksi kurang
2) Kelainan pembentukan spermatozoa
3) Gangguan pada sperma

4
c. Gangguan didaerah sebelum testis (pretesticulkar).
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis
yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormone
tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormone
testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta
mempengaruhi spermatogenesis dan keabnormalan semen terapi yang
bisa dilakukan untuk meningkatakan testosterone adalah terapi
hormon.
5) Faktor dari wanita dapat berupa :
Gangguan ovulasi, cedera tuba, hambatan atau perlengketan tuba,
endometriosis, gangguan interaksi sperma-sekret servix, kelainan yang
jarang seperti kelainan uterus, infeksi pelvic (infeksi pelvic dapat
menghambat atau menghalangi satu atau kedua tuba palopii
yangmencegah akses sperma menuju ovum). Dapat juga disebabkan
karena tumor, kista ataupun karena gangguan mens amenorhoe.
Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:
1.) Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar adalah
endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam
dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di
kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang
hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit
hamil.
2.) Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang
panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk
ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular
seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa

5
menyebab kan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan
kehamilan ektopik.
3) PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar
hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks
androgen dalam jumlah yang lebih banyak. Akibatnya, penderita akan mengalami
menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.
4) Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram
atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat
berhubungan seksual.
Faktor lainnya :
a. Faktor hormonal atau lokal dapat menggagalkan ovulsi atau
mencegah fertilisasi telur dari implantasi.
b. Terganggunya traktus reproduksi
c. Rentang hidup sperma dan ovum pendek
d. Ovum tetap hidup selama kurang lebih 24 jam. Tetapi waktu optimal
untuk fertilisasitidak lebih dari 1-2 jam.
(Djuwantono, 2008,2)
2.3 Patofisiologi infertilitas
1. Patofisiologi pada wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita
diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan
pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam
pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik
yang mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi
sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera

6
tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi
fertilisasi dari ovum dan sperma.
Kelainan pada uterus
a. Arcuate uterus
Sekilas rahim ini dengan arcuate uterus mirip seperti bentuk rahim
normal. Namun bentuk rahim ini memiliki sedikit lekukan di bagian
atasnya. Kelainan bentuk rahim ini pada sebagian besar kasus tidak
menurunkan peluang kehamilan.
b. Septate uterus
Pada kondisi septate uterus, bagian dalam rahim terbagi oleh dinding
otot atau jaringan ikat fibrosa (septum). Septum ini bisa memanjang
hingga ke dalam rahim atau bahkan meluas hingga ke serviks.
Sayangnya, septate uterus bisa menyulitkan proses kehamilan dan
meningkatkan risiko keguguran.
c. Bicornuate uterus
Jika biasanya bentuk rahim serupa buah pir, maka bentuk rahim
bicornuate uterus justru terbalik. Terdapat lekukan yang dalam di
bagian atas sehingga bentuknya menyerupai bentuk hati atau heart.
Dengan bentuk ini, rahim bicornuate uterus sering juga disebut sebagai
‘rahim dua tanduk’.
d. Uterus didelphys
Uterus didelphys merupakan kelainan di mana rahim wanita memiliki
dua rongga bagian dalam, yang mengarah pada serviks terpisah. Dalam
beberapa kasus, perempuan dengan uterus didelphys bahkan memiliki
dua vagina. Kondisi ini memengaruhi sekitar 1 dari 350 perempuan,
Ma.
e. Unicornuate uterus
Perempuan dengan unicornuate uterus memiliki rahimhanya setengah
dari ukuran normal. Selain itu, ia juga hanya memiliki satu tuba
falopii. Kelainan ini termasuk langka, karena memengaruhi hanya 1

7
dari 1.000 perempuan. Kehamilan masih mungkin terjadi, namun
risiko kegugurannya akan lebih besar.
Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik
mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik
yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia
tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas
dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi
sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan
inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan
implantasi zigot yang berujung pada abortus.
2. Patofisiologi pada pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi
hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional
testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi
infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif
yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido.
Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi
retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma
masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma
terganggu.

8
Pathway Infertilitas

Pada Pada Pria


Wanita

Gg. Hipotalamus dan Hipofisis Disfungsi hipotalamus dan hipofisis


Terhadap radiasi, Gaya hidup Gaya hidup, Alkohol, Rokok,dll

Mempengaruhi hormon dalam


Ketidak seimbangan
tubuh
hormonal
(Produksi hormon tidak
seimbang)
Pembentukan FSH dan LH Abstruksi duktus Ketidak mampuan
yang tidak adekuat dan tubulus ejakulasi/koitus/ereksi

Mempengaruhi
Terjadi gangguan pada Inflamasi
faktor psikologis
pembentukan folikel diovarium

Reaksi Ansietas
Abnormal servik Gg.bentuk Abnormal infeksi
anatomi sistem servik
reproduksi
Menghalangi
jalannya sel telur Mempengaruhi proses
dari ovarium ke pemasukan sperma
Bentuk tuba tidak
rahim sesuai
Akibat cedera atau
infeksi Sperma tidak dapat lewat
dan tidak terjadi fertilisasi
dari ovum dan sperma

Hasil konsepsi tidak


berkembang normal

Tidak kunjung hamil Timbul rasa malu Gg.Harga diri


dan tidak berguna rendah
Ansietas

9
2.4 Manifestasi klinis
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Infertilitas Primer
Yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun berseggama
teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder
Disebut infertililtas sekunder jika perempuan pernah hamil, akan
tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun berseggama teratur
dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut.

2.5 Pemeriksaan penunjang


A. Pada wanita
1. Pemeriksaan fisik
a. Hirsutisme diukur dengan skala Ferriman dan Gallway
b. Pembesaran kelenjar tiroid
c. Galaktorea
d. Inspeksi lendir serviks ditunjukkan dengan kualitas mucus
e. PDV untuk menunjukkan adanya tumor uterus atau adneksa
2. Pemeriksaan penunjang
a. Deteksi ovulasi :
1) Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur :siklus
ovulatoar
2) Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1C setelah
ovulasi : Bifasik
3) Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi :
lendir serviks encer, daya membenang lebih panjang,
pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol
meningkat
b. Biopsi endometrium

10
Beberapa hari menjelang haid, Endometrium fase sekresi : siklus
ovulatoar, Endometrium fase proliferasi atau gambaran, Hiperplasia :
siklus Anovulatoar
c. USG transvaginal
Secara serial : adanya ovulasi dan perkiraan saat ovulasi
Ovulasi : ukuran folikel 18 - 24 m
d. Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi
kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi
kehamilan intra uterin.
e. Laparoskopi
Gambaran visualisasi genitalia interna secara internal menyuluruh.
Menilai faktor
1) Peritoneum atau endometriosis
2) Perlengketan genitalia Interna
3) Tuba : patensi, dinding, fimbria
4) Uterus : mioma
5) Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum

B. Pada laki-laki
a. Analisis Sperma :
1) Jumlah > 20 juta/ml
2) Morfologi > 40 %
3) Motilitas > 60 %
1. Morfologi Sperma
Pemeriksaan morfologi sperma menggunakan metode sediaan apus semen.
kemudian menggunakan pewarnaan papanicolaou, shorr atau diff-quik.
Bentuk morfologi sperma normal antara lain sebagai berikut:
a. kepala harus mulus, garis konturnya teratur dan berbentuk oval.
Terdapat bagian dinding akrosom menyelimuti 40-70% baigan kepala,

11
tidak mengandung vakuol besar, atau lebih dari 2 vakuol kecil. Bagian
di belakang akrosom tidak mengandung vakuol.
b. Leher berbentuk ramping, teratur dan panjangnya sama dengan
panjang kepala.
c. Ekor berbentuk seragam sepanjang panjangnya, makin keujung makin
menipis dibandingkan bagian leher, dan panjangnya kira-kira 45
mikron (lebih kurang 10 x panjang kepala), dan tidak bengkok.
2. Pemeriksaan awal mikroskopik
Pemeriksaan awal secara mikroskopis memakai mikroskop dengan
pembesaran total 100x. Yang dinilai dari pemeriksaan awal antara lain:
a. Aglutinasi, yakni terikatnya spermatozoa motil satu sama lain, baik
kepala dengan kepala, ekor dengan ekor atau lain sebagainya. Hal ini
akan menyebabkan gerakan spermatozoa yang kacau, tapi kadang-
kadang spermatozoa terlalu teraglutinasi sehingga gerakannya terbatas.
b. keberadaan sel-sel selain spermatozoa: seperti sel-sel epitel, leukosit,
immaturegermcell, dan potongan-potongan kepala atau ekor sperma
yang terpisah.WHO 2010: Normal –> aglutinasi (-), leukosit < 1
juta/ml, immaturegermcell (-)
3. Motilitas sperma
Setetes air mani ditempatkan pada gelas objek, kemudian ditutup dengan
gelas penutup. Presentase spermatozoa motil ditaksir setelah memeriksa 25
lapangan pandang besar.

2.6 Penatalaksanaan
1. Wanita
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak
dan waktu yang tepat untuk coital
b. Pemberian terapi obat, seperti;
1) Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh
supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian
2) Terapi penggantian hormon

12
3) Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4) Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
a) GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
b) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang
rusak secara luas
c) Bedah plastik misalnya penyatuan uterus bikonuate,
d) Pengangkatan tumor atau fibroid
e) Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau
kemoterapi
2. Pria
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
b. Agen antimikroba
c. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi
kejantanan
d. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
f. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
g. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
h. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas
dan ketat
j. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang
mengandung spermatisida.
1) Inseminasi buatan
Inseminasi buatan atau artificialinsemination (sering disingkat sebagai AI)
dilakukan dengan memasukkan cairan semen yang mengandung sperma dari
priake dalam organ reproduksi wanita tanpa melalui hubungan seks atau

13
bukan secara alami. Cairan semen yang mengandung sperma diambil dengan
alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri
sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Biasanya dokter akan
menganjurkan inseminasi buatan sebagai langkah pertama sebelum
menerapkan terapi atau perawatan jenis lainnya.

2) GIFT (GameteIntrafallopian Transfer)


GIFT yang merupakan singkatan dari GameteIntrafallopian Transfer
merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1984. Tujuannya
untuk menciptakan kehamilan. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sel
telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu dipertemukan dengan sel
sperma pria yang sudah dibersihkan. Dengan menggunakan alat yang bernama
laparoscope, sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan tersebut
dimasukkan ke dalam tuba falopi atau tabung falopi wanita melalui irisan kecil
di bagian perut melalui operasilaparoskopik. Sehingga diharapkan langsung
terjadi pembuahan dan kehamilan.

3) IVF (In VitroFertilization)

IVF atau In VitroFertilization dikenal juga sebagai prosedur bayi tabung.


Mula-mula sel telur wanita dan sel sperma dibuahi di media pembuahan di
luar tubuh wanita. Lalu setelah terjadi pembuahan, hasilnya yang sudah
berupa embrio dimasukkan kedalam rahim melalui serviks

4) ZIFT (ZygoteIntrafallopian Transfer)

ZIFT atau ZygoteIntrafallopian Transfer merupakan teknik pemindahan


zigot atau sel telur yang telah dibuahi. Proses ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan seltelur dari indung telur seorang wanita lalu dibuahi di luar
tubuhnya. Kemudian setelah sel telur dibuahi, dimasukkan kembali ke tuba
falopi atau tabung falopi melalui pembedahan di bagian perut dengan operasi
laparoskopik. Teknik ini merupakan kombinasi antara teknik IVF dan GIFT.

14
5) ICSI (IntracytoplasmicSpermInjection)

ICSI atau IntracytoplasmicSpermInjection dilakukan dengan memasukkan


sebuah sel sperma langsung ke sel telur. Dengan teknik ini, sel sperma yang
kurang aktif maupun tidak matang dapat digunakan untuk membuahi sel telur.

15
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. Pengkajian
Data Demografis meliputi : identitas klien termasuk data etnis, budaya dan
agama.
1. Pengkajian Anamnesa
a. Pengkajian Anamnesa pada Wanita
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Riwayat infeksi genitorurinaria
b) Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
c) Infeksi bakteri dan virus, contoh: toksoplasama
d) Tumor hipofisis atau prolaktinoma
e) Riwayat penyakit menular seksual
f) Riwayat kista
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Endometriosis dan endometrits
b) Vaginismus (kejang pada otot vagina)
c) Gangguan ovulasi
d) Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
e) Autoimun
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi riwayat saudara atau keluarga dengan aberasi genetik
4) Riwayat Obstetri
a) Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi
b) Mengalami aborsi berulang
c) Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu
tahun tanpa alat kontrasepsi
b. Pengkajian pada Pria
1) Riwayat Kesehatan Dahulu meliputi : riwayat terpajan benda -
benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi,
rokok, narkotik, alkohol, infeksi)

16
2) Riwayat infeksi genitorurinaria, Hipertiroidisme dan
hipotiroid, Tumor hipofisis atau Prolactinoma
3) Riwayat trauma, kecelakan sehinga testis rusak
4) Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
5) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ
reproduksi contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran
kemih
6) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Disfungsi ereksi berat
b) Ejakulasi retrograt
c) Hypo atau epispadia
d) Mikropenis
e) Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat
paha)
f) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan
motilitas sperma)
g) Saluran sperma yang tersumbat
h) Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
i) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
j) Abnormalitas cairan semen
7) Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara atau keluarga dengan aberasi
genetic
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
2. Gangguan identitas diri berhubungan dengan gangguan psikososial
3. Resiko infeksi berhubungan dengan supresi respon inflamasi
C. Intervensi
a. Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri
1. terapi Relaksasi
b. Gangguan identitas diri berhubungan dengan gangguan psikososial

17
1. Promosi koping
c. Resiko infeksi berhubungan dengan supresi respon inflamasi
1. Pencegahan infeksi

D. Implementasi
Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri
1. terapi Relaksasi
Definisi : Menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda
dan gejala ketidaknyamanan seperti nyeri,ketegangan otot
atau kecemasan.
Tindakan :
Observasi
b. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
c. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
a. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman,jika memungkinkan.
b. Gunakan pakaian longgar
Edukasi
a. Jelaskan tujuan,manfaat,batasan,dan jenis relaksasi yang
tersedia (mis,musik,meditasi,napas dalam,relaksasi otot
progresif)
b. Anjurkan mengambil posisi nyaman.

18
Gangguan identitas diri berhubungan dengan gangguan psikososia
1. Promosi koping
Defenisi : Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan
merespon stressor dan/atau kemampuan menggunakan
sumber-sumber yang ada.
Tindakan :
Observasi
a. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan.
b. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial.
Terapeutik
a. Diskusikan konsekuensi tidak mengunakan rasa bersalah dan
rasa malu
b. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis.
Edukasi
a. Latih menggunakan teknik relaksasi
c. Anjurkan penggunaan sumber spiritual,jika perlu

Resiko infeksi berhubungan dengan supresi respon inflamasi


1. Pencegahan infeksi
Defenisi : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organism
patogenik
Tindakan :
Observasi
a. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik
a. Batasi jumlah pengunjung
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien.
Edukasi
a. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
b. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah satu tahun hubungan seksual tanpa
pelindungatau suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak
menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. Dan klasifikasi dari
infertilitas ada dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab dari infertilitas ini
bisa dipandang dari pihak perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita
bisa dilihat dari faktor penyakit dan fungsional.
Sedangkan dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan alat kelamin
dan kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa dilihat juga penyebabnya dari
pasangan suami istri tersebut misalnya gangguan pada hubungan seksual
dan psikologisnya.
3.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yang
lebih mengenai konsep dasar penyakit hemophilia.
2. Bagi Mahasiswa
Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun
ketidak lengkapan materi mengenai asuhan keperawatan pada pasien
infertilitas. Kami mohon maaf, kamipun sadar bahwa makalah yang
kami buat tidaklah sempurna. Oleh karena itu kami mengharap kritik
dan saran yang membangun.

20
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia.Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Djiwantoro,Tono.DKK.2008. Hanya 7 hari Memahami
Infertilitas.Bandung:Refika Aditama.
Wiknjosastro, Hanifa.2008.Ilmu Kandungan.Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

21

Anda mungkin juga menyukai