Anda di halaman 1dari 27

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DAN KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT

Keperawatan Dasar 1

Dosen Pengampu : Desti Dwi Ariani, MMR

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Deo Kusuma Panamuan (SR19213056)


2. Mayang (SR19213070)
3. Safrina (SR19213052)
4. Rafiq Sultonik (SR19213105
5. Restu Vidiananda (SR19213039)
6. Ummiyarsih Ahda (SR19213077)

KELAS A 1
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pontianak, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................2

D. Manfaat penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Cairan Elektrolit...................................................................3


B. Organ yang berperan dalam pengaturan cairan dan elektrolit................5
C. faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit.....................5
D. Mengatasi kekurangan cairan elektrolit..................................................7
E. Asuhan Keperawatan..............................................................................7
F. Contoh Asuhan Keperawatan...............................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................22
B. Saran.....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan Elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau


homeostatis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang
mengandung partikel – partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk
hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen – komponen kimiawi. Elektrolit
tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion).
Elektrolit sanga penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular
dan keseimbangan asam – basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang
peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.

Cairan tubuh di bagi dalam kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan extraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada didalam sel
diseluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar
sel dan terdiri dari 3 kelompok yaitu : cairan intraveskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intraveskuler (plasma) adlaah cairan
didalam system vaskuler, cairan interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari cairan dan elektrolit ?


2. Apa saja organ yang berperan dalam pengaturan cairan dan elektrolit?
3. Apa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan cairan dan elektrolit ?

1
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan makalah ini agar mahasiswa lebih mengenal dan memahami
tentang apa itu cairan elektrolit, sistem tubuh apa yang berperan dalam kebutuhan
cairan elektrolit, faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan elektrolit, dan cara
mengatasi kekurangan cairan elektrolit.

D. Manfaat Penulisan

1. untuk mengetahui pengertian cairan dan elektrolit.


2. untuk mengetahui system tubuh yang berperan pada kebutuhan cairan dan
elektrolit.
3. untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap cairan dan elektrolit.
4. untuk mengetahui ganggua keseimbangan cairan dan elektrolit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cairan dan Elektrolit


Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (price, 2006).
Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel –
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (price, silvia,
2006). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Kesimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi hemeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh memalui
makanan, minuman, dan cairan intravena dan di distribusi keseluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

a) Anatomi cairan tubuh


Total body water (TBW)
Air merupakan komponen utam dalam tubuh yakni sekitar 60% dari berat
badan pada laki laki dewasa. Presentase tersebut bervariasi bergantung
beberapa faktor diantaranya :
 TBW pada orang dewasa berkisar antara 45 – 75% dari berat badan.
Kisaran ini tergantung pada tiap individu yang memiliki jumlah
jaringan adipose yang berbeda, yang mana jaringan ini hanya
mengandung sedikit air.
 TBW pada wanita lebih kecil di banding dengan laki – laki dewasa
pada umur yang sama, karena struktur tubuh wanita dewasa yang
umumnya lebih banyak mengandung jaringan lemak.

3
 TBW pada neonatus lebih tinggi yaitu sekitar 70 – 80% berat badan.
 Untuk beberapa alasan, obesitas serta peingkatan usia akan
menunjukkan jumlah kandungan total air tubuh.

b) Kebutuhan Air dan Elektrolit


 Bayi dan anak
Pada bayi dan anak sesuai dengan perhitungan dibawah ini :
Berat Badan Kebutuhan Air Perhari
Sampai 10 kg 100 ml/kgBB
11 – 20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB
(untuk tiap kg diatas 10 kg)
>20 kg 1500 ml + 20 ml/kgBB
(untuk tiap kg diatas 20 kg)
Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan natrium 2 – 4 mEq/kgBB/hari
 Orang Dewasa
Pada orang dewasa kebutuhan yaitu :
1. Kebutuhan air sebanyak 30 – 50 ml/kgBB/hari
2. Kebutuhan kalium 1 – 2 mEq/kgBB/hari
3. Kebutuhan natrium 2 – 3 mEq/kgBB/hari

c) Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia


 Bayi baru lahir 75% dari total BB
 Pria dewasa 57% dari total BB
 Wanita dewasa 55% dari total BB
 Dewasa tua 45 % dari total BB

4
B. Organ yang berperan dalam pengaturan cairan dan elektrolit
1). Ginjal
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan caioan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal yaitu, sebagai
pengatur air,pemngatur konsentrasi garam dalam darah, pengaturan
keseimbangan asam basa darah dan ekresi bahan pembuangan atau
kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini di
awali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring
cairan.

2). Kulit
Merupakan bagian penting bagian cairan yang terkait dengan proses
pengaturan Panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disaarafi
oleh vasomotorik dengan kemnampuan mengendalikan arteriol
kutandengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas
;lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar,
kontruksi ( pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konfreksi (
pengaliran panas ke udara yang lebih dingin).

3). Paru –paru


Organ paru-paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensible waterloss kurang lebih 400ml/hr. proses pengeluaran cairan
terklait dengan respon akibat peruibahan upaya kemampuan bernafas.

C. faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit


1. usia
Berpengaruh terhadap proporsi tubuh,luas permukaan tubuh, kebutuhan
metabolic, serta berat badan. Bayi dana anak dimasa pertumbuhan memiliki
proporsi cairan tubuh yang lebih bsar dibandingkan orang dewasa.

5
2. aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh pada kebutuhan cairan dan
elektrolit.aktivitsas menyebabkan peningkatan proses metabolism dalam
tubuh.
Hal ini Mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui keringat.
Dengan demikian jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain
itu, kehilangan cairan cairan yang tidak disadari juga mengalami
peningkatan akibat, peningkatan laju pernapasan dan aktivitas kelenjar
keringat.

3. iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrim
melaluin kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar
umumnya tidak dapat diobservasi sehingga disebut sebagai kehilangan
cairan yang tidak disadari. Individu yang tinggal dilingkungan yang bersuhu
tinggi atau didaerah dengan tingkat kelembabpan yang rendah akan sering
mengalami kehilangan cairan dan elektrolit.

4. stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini
mengakibatkan retensi air dan natrium. Disamping itu, stress juga dapat
menyebabkan peningkat produksi hormone antidiuretik yang dapat
mengurangi produksi urin.

6
D. Mengatasi kekurangan cairan elektrolit
1. perhatikan asupan elektrolit sebelum dan sesudah olahraga
Perhatikan kondisi tubuh selama latihan. Ditandai tubuh kekurangan
elektrolit dengan merasa lemas, kram, atau pusing.

2. mengubah diet dengan makanan kaya mineral


Makan-makanan yang kaya mineral seperti pisang, kentang, kismis,
kurma, alpukat, kacang-kacangan, bayam.

3. diuretik untuk kelebihan cairan mineral dalam tubuh


Kondisi kelebihan mineral, garam dan air dalam tubuh mengambil
diuretic sebagai pertolongan medis. Cara ini dapat menghilangkan
kelebihan elektroit.

4. mengobati akar atau sumber penyakit


Ketidakseimbangan elektrolit banyak terjadi disebabkan oleh infeksi dan
kondisi medis yang dialami seseorang. Memperbaiki sumber penyakit ini
menjadi langkah pertama untuk menyelesaikan gangguan elektrolit.

E. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
di analisis.
A. Data objek dan data subjek.
 Data objektif adalah yang di peroleh melalui pemeriksaan dan
pengamatan. Contohnya suhu tubuh dan tekanan darah.
 Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
pasien atau dari keluarga pasien atau saksi lain. Misalnya kepala
pusing, nyeri, dan mual

7
B. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan
C. Rumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan dapat dirumuskan beberapa masalah.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan/resiko perubahan pola).
Perumusan diagnosa keperawatan :
 Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
 Resiko : menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak dilakukan intervensi.
 Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
 Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga
atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu
ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
 Syndrome : diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tingi yang diperkirakan muncul
atau timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
3. Rencana Keperawatan
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengna cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan
keperawatan yang dirumuskan dengan tetap memfasilitasi konyinuitas.
Asuhan perawatan dari 1 perawat keperawat lainnya. Sebagai hasil, semua
perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten.

8
4. Implementasi keperawatan.

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mcapai tujuan yang


spesifik.

Adapun tahap tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :

 Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang di identifikasi pada tahap perencanaan.
 Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan Dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan:
Independen, dan interpenden.
 Tahap 3: dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam keperawatan.
5.Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan


keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dan pedoman/rencana proses
tersebut.

Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:

 Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria / rencana yang telah


disusun.
 Hasil tindakan keperawatan,berdasarkan kriteria keberhasilan yang
telah dirumuskan Dalam rencana evaluasi.
Hasil evaluasi.

9
Terdapat 3 kemyungkinan hasil evaluasi yaitu:

1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunujukan perbaikan


/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan tidak tercapai secara
maksimal.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan / kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.

Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari


pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh tindakan harus
didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.

F. Contoh Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan pada hari rabu, tanggal 15 juli
2009, tepatnya pada pukul 08.30 diRSUD DR. RADEN
SOEDJATI dengan Auto dan Allo anamnesa di ruang
IGD sebagai berikut:
1. Identitas pasien
Nama : An. N
Umur : 1 tahun 7 bulan
Alamat : Grobogan 1/1
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Tanggal masuk : 15 Juli 2009
No. DM :185667
Dx masuk : Gangguan elektrolit
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S

10
Umur : 56 tahun
Alamat : Grobogan 1/1
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Hub dengan pasien : Ayah
B. Keluhan Utama
Orang tua pasien mengatakan bahwa BAB anaknya cair.
C. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah 4 hari BAB
cair dengan lender 8-9x/hari yang disertai mual
muntah 2x.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya tidak
pernah mengalami penyakit seperti yang diderita
oleh anaknya sekarang dan anaknya belum pernah di
opname.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua pasien dan keluarga pasien mengatakan
bahwa tidak ada satupun dari keluarga mereka yang
mengalami penyakit seperti yang diderita oleh pasien
sekarang.
D. Pengkajian Pola Fungsional
a. Pola bernafas
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami
gangguan pernafasan gangguan pernafasan
30x/menit.
b. Pola kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit : pasien disuapin ibunya dengan
makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk
dan makan habis 1 porsi dan minum 5-6 gelas/hari.

11
Selama sakit : pasien makan dengan disuapi
oleh ibunya dengan makan 3x sehari dengan
komposisi bubur hanya habis ½ porsi dan minum 2-3
gelas/hari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAB 1-2x sehari dengan
kondisi konsisten lunak, warna kuning serta berbau
khas dan BAK 4-6/hari.
Selama sakit : sudah 4 hari pasien BAB 8-9x
sehari dengan konsosten cair, berlendir dan BAK 4-
6x/hari.
d. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien tidur 11-12jam/hari, tidur
malam dari jam 21.00 s/d 05.00 wib.
Setelah sakit : pasien selalu menangis jika mau
tidur, pasien hanya dapat tidur 7-8jam/hari.
e. Pola personal hygiene
Pasien baru berunur 1 tahun 7 bulan masalah
kebersihan dibantu oleh orang tuanya.
f. Pola temperature
Sebelum sakit : pasien dipakaikan kaos dalam dan
celana dalam jika anaknya merasa kepanasan dan di
pakaikan jaket /pakaian tebal disaat anaknya
kedinginan.
g. Gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : pasien bisa bermain
dengan keluarganya maupun tetangganya
Selama sakit : pasien hanya
berbaring ditempat tidur
h. Pola berpakaian

12
Dalam berpakaian pasien ganti pakaian 1-2x/hari oleh orang tuanya, dan
dalam keadaan sakitpun keluarga membantu dalam berpakaian.

i. Pola rasa aman dan nyaman


Bila pasien tidak merasa aman dan nyaman pasien hanya bisa menangis
dan lebih sering ditemani oleh orang tuanya
j. Pola kebutuhan spiritual
Kedua orang tuanya menginginkan anaknya menganut agama yang
sesuai agama yang dianut oleh kedua orang tuanya yaitu islam.

k. Kebutuhan komunikasi
Pasien berkomunikasi jika menginginkan sesuatu dengan menunjuk
atau menangis saja.
l. Pola kebersihan
Jika ada kotoran yang melengket ditubuh pasien, pasien berusaha
mebersihkan/ dibersihkan oleh orang tuanya.
m. Pola bermain dan rekreasi
Sebelum sakit : pasien bermain dengan keluarganya dan
diajak orang tuanya jalan-jalan
Setelah sakit : pasien kebanyakan ditempat tidur saja.
n. Pola kebutuhan belajar
Sebelum sakit pasien diajari berhitung.

E. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaaan umum
1. Penampilan : Lemas
2. Kesadaran : Compos mentis

b. Tanta-tanda vital
Suhu : 38,5 0C
Nadi : 100x/menit
RR : 24x/menit

13
Tinggi badan : - Berat badan : 8,2 Kg
c. Kepala
1. Bentuk kepala : musochepal, kulit kepala bersih, ubun-ubun
cekung
2. Rambut : warna hitam, lurus, lubrikasi batang rambut
halus, tidak rontok
d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil isokor, mata cowong dan tidak ada kelainan pada mata.
Hidung : tidak terdapat polip dan tidak adanya sekret dan
tidak terpasang O2, fungsi penciuman masih bagus.
e. Mulut : tidak berbau serta tidak stomatitis, bibir
pecah- pecah.
f. Telinga : tidak adnya serumen, simetris dan
fungsi pendengaran baik.
g. Leher : tidak ada pembesarn kelenjar tiroid.
h. Dada
1. Paru-paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : taktil fremitus teraba kanan dan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
2. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada iga ke 4 dan 5
Perkusi : redup
Auskultasi : reguler
j. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : jumlah peristaltik usus 14x/menit
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan
Perkusi : tympani

14
k. Ekstermitas
Superior : masih dapat digerakkan dan tidak terdapat
oedema
Inferior : masih dapat digerakkan dan tidak terdapat
oedema, tidak ada lesi.

l. Genetalia : bersih
m. Kulit : turgor kulit jelek, warna kulit kuning
langsat.
n. Anus : bersih, tidak ada pembesaran vena
hemoroid.

F. Data Penunjang
a. Feses : cair
b. Pemeriksaan lab: tanggal 15 juli 2009

G. Theraphy
a. Infus RL pediatrik 10 ttpm
b. Kalmoxylin 3x250 Mg

H. Riwayat Tumbuh Kembang Anak


1. Umur 0-3 bulan
Bayi bisa nyusu susu ibunya
Bayi tidur terlentang
Imunisasi campak dan folio
2. Umur 3-6 bulan
Bayi bisa tengkurap
Bayi bisa miring kekiri dan kanan
3. Umur 6-10 bulan
Bayi bisa merangkak
Bayi sudah mulai mengikuti bahasa orang tuanya

15
4. Umur 10-12 bulan
Bayi sudah bisa duduk
Bayi sudah bisa bicara
Bayi sudah bisa

16
I. Analisa Data
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM :
NO. HARI/TGL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM TTD
I Rabu, DS: Output yang Gangguan
15-07-2009 orang tua pasien berlebihan. keseimbangan
mengatakan cairan dan
bahwa BAB elektrolit.
anaknya cair dan
berlendir 8-
9x/hari, disertai
mual muntah 2x.
DO:
-pasien tampak
lemas
-turgor kulit jelek

17
II. Diagnosa Keperawatan
Nama :Sdri.N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM :
NO. HARI/TGL DIAGNOSA TGL TERATASI TTD
KEPERAWATAN
I Rabu, Gangguan keseimbangan
15-07-2009 cairan dan elektrolit b/d
output yang berlebihan

18
III. Rencana Keperawatan
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM :
NO. HARI/TGL TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
I Rabu, Setelah dilakukan1. Kaji output dan 1. Menentukan
15-07-2009 tindakan input pasien kehilangan dan
keperawatan 2. Motivasi pasien kebutuhan cairan
diruang IGD untuk makan 2. Memenuhi
diharapkan 3. Kaji KU pasien kebutuhan makan
masalah pasien4. Monitor pola dan minum pasien
dapat teratasi cairan 3. Mengetahui
dengan KH: 5. Kolaborasi perubahan
Pasien BAB 1- dengan tim medis keadaan dari
2x/hari dengan dalam pemberian pasien
konsisten lunak, obat 4. Menentukan
tidak cair dan banyaknya cairan
tidak berlendir. yang
Keadaan pasien hilang/dikeluarkan
tidak lemas lagi. 5. Mengetahui obat
Turgor kulit dan mempercepat
membaik proses
penyembuhan

19
IV. Catatan Keperawatan
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM :
NO. HARI/TGL TINDAKAN RESPON HASIL TTD
I Rabu, 1. Menimbang pasien BB= 9 Kg
15-07-20092. Mangkaji output dan Output dan input baik
output pasien Makan habis 1 porsi
3. Memotivasi pasien Tidak lemas
untuk makan Nadi : 120x/menit
4. Mengkaji KU pasien Suhu : 360C
5. Memasang Infus RL RR : 28x/menit
pediatrik

20
V. Catatan Perkembangan
Nama : Sdri.N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM :
NO.DP HARI/TGL EVALUASI TTD
I Kamis, S: subyek
16-07-2009 Ibu pasien mengatakan BAB cair dan lendir
pada anaknya sudah berkurang
O: obyek
Pasien tidak lemas lagi
Pasien tidak meringis/menangis lagi
Turgor kulit membaik
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari udara (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu, cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total
jumlah volume cairan tubuh (total tubuh air-TBW) kira-kira 60% dari berat badan
pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada isi gemuk
badan manuisa.
Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan cairan
ekstraseluler 20% dari BB. Pengeluaran cairan terjadi dimelalui organ tubuh yaitu
ginjal, kulit, paru-paru dan pencernaan.
Keseimbangan tubuh dan elektrolit normal adalah oleh dari keseimbangan
dinamisantara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbangan yang
melibatkan jumlah besar sistem organ. Cairan tubuh dan elektrolit yang dikonsumsi
lebih banyak maka cairan yang dikeluarkan juga lebih banyak.
Faktor yang berpengaruh kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ada
sembilan faktor yaitu usia, aktivitas, iklim, dan diet.

B. Saran
Demikian makalah ini yang telah kami susun. Semoga dapat menambah
pengetahuan kita tentang cairan dan elektrolit didalam tubuh. Kami sadar makalah
ini masih banyak kekurangan. Kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun pada pembaca agar dapat membuat yang lebih baik lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Muklis, Rasalinda. 2016. Pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit.


http://myblogrosalindamuklis.blogspot.com/2016/02/pemenuhan-kebutuhan-
cairan-dan.html?m=1. ( akses 3 okotober 2019)
Kholis, Khairul. . Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
https://www.academia.edu/31810912/KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTR
OLIT. ( akses 3 oktober 2019)
Alviandim. .Tahapan pembuatan askep.
https://alviandimm.wordpress.com/pms-penyakit-menular-seksual/. (4 oktober
2019)
Rahman, arif. 2011. Contoh Askep cairan dan elektrolit.
http://wwwariefheart.blogspot.com/2011/02/askep-cairan-dan-
elektrolit.html?m=1. (akses 4 oktober 2019)

23
24

Anda mungkin juga menyukai