Rubella
Rubella
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Campak
2.1.1. Etiologi
4
berlangsung singkat dengan titer virus yang rendah.
2.1.2. Epidemiologi
4
bertanggun jawab untuk 1 juta kematian setiap tahunnya.
Masa inkubasi adalah sekitar 8-12 hari dari saat pajanan sampai
7
8
4
kemudian mengalami deskuamasi.
diare lebih sering terjadi pada bayi. Gangguan liver lebih sering
4
ditemukan pada pasien dewasa.
4
kovalesen.
4
mesenterika merupakan komplikasi yang jarang terjadi.
4
terapi yang efektif untuk penyakit ini.
4
20-30% dari yang hidup memiliki gejala sisa yang berat.
2.1.6. Pencegahan
bulan dan 4-6 tahun. Vaksin measles, mumps, rubella, and varicella
total), pasien kanker anak yang sedang dalam masa remisi yang tidak
4
waktu 6 hari setelah pajanan.
17
terakhir, 0.5 ml per dosis.
17
8 derajat celsius.
17
intramuskular (IM) sama efektifnya.
Peraturan ini tidak selalu benar, di negara seperti India, ibu hamil
tidak baik, dan janin yang lahir dari ibu ini dapat menderita
17
campak pada usia 6 bulan.
seumur hidup. Anak seperti ini tidak perlu mendapat vaksin campak.
13
campak. Apabila catatan medis pasien tidak jelas maka lebih baik
17
menyertai apabila telah menderita campak sebelumnya.
5,17
Campak, tergantung mana yang lebih terjangkau.
17
penyembuhannya sangat cepat dan tanpa komplikasi yang serius.
campak dengan batuk, pilek, mata merah dan ruam pada kulit
selama 2-5 hari dan self-limiting. Toxic shock syndrome (TSS) adalah
dari 2-3 jam dan tetap dalam suhu rendah. Apabila digunakan
setelah 2-3 jam dapat tumbuh patogen dan yang paling sering
multi dosis yang tidak disimpan dengan baik atau tidak digunakan
17
lebih dipilih dibanding multi dosis.
6
reaksi suntikan atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
18
pencegahan penyakit yang paling efektif.
15
Tidak semua kejadian KIPI yang diduga itu benar. Sebagian besar
ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Oleh karena itu untuk
kematian; apakah penyebab dapat dipastikan, diduga, atau tidak terbukti; dan
18
kesalahan produksi, atau kesalahan pemberian.
dalam:
timbul dapat terjadi kapan saja, saat ini terjadi oleh karena
18
sianosis setelah diimunisasi.
2.3.1. Demam
2.3.1.1. Pendahuluan
pada akhir sore hari. Temperatur rektum lebih tinggi dari 38 derajat
4
disertai gejala klinis.
AMP SIKLIK
kuran dari tiga tahun, pada keadaan ini riwayat penyakit ataupun
origin – FUO) adalah demam lebih dari 14 hari tanpa etiologi yang
kejang dicetuskan oleh demam yang sering didapatkan pada anak usia
6 bulan-6 tahun. Keadaan ini terjadi pada 2-4% anak, sebagian besar
antara usia 1-2 tahun (usia rerata 22 bulan). Kejang demam sederhana
menit dan hanya terjadi satu kali pada kurun waktu 24 jam pada anak
lebih dari satu kali dalam satu kejadian demam, maka kejang
4
disebut sebagai kejang demam kompleks atau atipik.
demam pertama dibawah usia 1 tahun, dan 28% pada anak dengan
4
kejang demam pertama diatas usia 1 tahun.
4
selama demam menunjukan efektivitas yang bervariasi.
berat lahir rendah, usia kehamilan, partus lama, cara lahir), dan
9
faktor paskanatal (kejang akibat toksik, trauma kepala)
20
yakni sebuah gejala klinis yang dapat timbul kapan saja akibat
8
provokasi vaksin. Demam ini termasuk self-limiting.
bahwa vaksin campak yang diberikan pada anak usia 12-23 bulan
periode ini, adalah puncak replikasi dari virus didalam vaksin dan
15
dapat menginduksi terjadinya kejang demam.
19,20
minggu pasca imunisasi.
sebagai berat badan bayi setelah lahir kurang dari 2,500 gram. Hal ini
21
dari 2,500 gram kurang lebih 20 kali lebih mungkin untuk meninggal
21
dunia dibandingkan dengan bayi yang lebih berat.
kognitif yang terhambat dan penyakit kronis yang akan datang pada
21
kehidupan mereka berikutnya.
kelahiran mereka, dan dinyatakan BBLR apabila berat badan kurang dari
21
2,500 gram.
22
5 menit dilahirkan, BBLR dapat menyebabkan kejang.
banyak berat badan atau pertumbuhan yang tidak adekuat pada masa
22
Secara tipikal growth faltering terjadi mulai usia 6 bulan keatas karena
pada usia ini terjadi perubahan konsumsi makanan anak yang biasanya
tidak adekuat baik secara kualitas maupun kuantitas. Sekitar 130 juta
infeksi berat dan mortalitas pada bayi. Terlebih lagi pada growth faltering
dan kesulitan belajar. Faktor risiko terjadinya growth faltering pada anak
23
defisiensi besi yang berat. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
defisiensi B12 dapat dijadikan tanda bahwa anak ini mengalami growth
24
faltering.
23
namun dalam banyak kejadian, ada cukup gejala dan tanda yang
25
yang harus dimasukkan dalam riwayat pemeriksaan :
25
penyakit keturunan, terlambat tumbuh.
24
anak usia 0-59 bulan pada tahun 2006. Kurva terbagi menjadi
Namun pada anak usia 3-12 bulan yang sering terjadi adalah weight
26
memotong garis pertumbuhan dibawahnya.
14,23,25
diupayakan kembali ke garis pertumbuhan normal.
24
menyebabkan demam tanpa sebab yang jelas. Sementara pada
13,23
vitamin B12 dapat menyebabkan growth faltering. Penelitian
27,28
usia 6 bulan – 3 tahun. Sementara penelitian yang lain
23
growth faltering. Penelitian ini memungkinkan adanya hubungan
Defisiensi Defisiensi Fe
Vitamin D
Imunisasi Infeksi
Campak
Demam
Usia
Growth faltering
BBLR
2.9. Hipotesis