Manjemen Energi (2 SKS) Kuliah 6 Pengenalan Layanan Audit Energi Semester Ganjil 2019/2020 (Pilihan V) Prodi Sarjana Teknik Kimia Universitas Riau Audit Energi Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi Energi (Pasal 1).
Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan
energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi Audit Energi • Cara mengetahui atau menghitung bahwa suatu industri sudah sama dengan atau melampaui angka 6.000 setara ton minyak per tahun dalam penggunaan sumber energi dan/atau energinya? Audit Energi • PP No. 70 Tahun 2009 di dalam penjelasannya menyertakan faktor konversi, sebagai berikut: • Setara 1 ton minyak = 41,9 Giga Joule (GJ) = 1,15 kilo-liter minyak bumi (kl minyak bumi) = 39,68 million British Thermal Unit (MMBTU) = 11,63 Megawatt-hour (MWh) Audit Energi • Setara 6.000 ton minyak • = 251.400 GJ • = 6.900 kl minyak bumi • = 238.080 MMBTU • = 69.780 MWh Audit Energi Penetapan batasan angka 6.000 setara ton minyak dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa pengguna energi dengan konsumsi lebih besar atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun tidak terlalu banyak, tetapi total konsumsi energinya mencapai sekitar 60% (enam puluh persen) dari penggunaan energi nasional. Dengan kata lain, apabila langkah-langkah konservasi energi berhasil dilakukan pada kelompok tersebut, maka dampak penghematan secara nasional akan signifikan. Audit Energi • Maksud Mendapatkan potret penggunaan energi Tujuan Audit Energi • Memahami masalah penggunaan energy
energi, manfaat dan langkah yang diperlukan. Audit Energi Adalah Wajib • Sesuai PP 70 tahun 2009 tentang konservasi energi, bagi industri tertentu audit energi adalah wajib.
• Di dalam PP tersebut terdapat 2 buah pasal yang
terkait dengan audit energi, yakni Pasal 12 dan 13. Pelaksana Audit Energi • Auditor Energi yang berkompeten
• Bisa dari internal maupun eksternal
Kategori Audit Energi Berdasarkan tingkat kedalaman yang dihasilkan, audit energi dibedakan menjadi: • Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat) • Preliminary Audit (Audit Awal) • Detailed Audit ( Audit Rinci). Walktrought Audit • Adalah audit energi dengan tingkat kegiatan paling rendah yaitu level 1 (pertama). • Aktifitasnya adalah: • Mengumpulkan data (bersifat umum), pengamatan singkat secara visual dan wawancara. • Analisis dan evaluasi data (sangat dasar)system pemanfaat energi, intensitas pemakaian energi dan kecendrungannya, serta benchmark intensitas energi rata-rata terhadap perusahaan sejenis dan menggunakan peralatan atau teknologi serupa. Walktrought Audit • Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum pengelolaan energi. Audit Awal (Preliminary Audit) • Audit awal merupakan level 2 (kedua) dari tingkat kegiatan audit energi. • Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya potensi penghematan energi. • Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level satu, data dan informasi yang digunakan sudah didasarkan dengan hasil pengukuran/sesaat. Audit Rinci • Audit rinci merupakan level 3 (ketiga) dan tertinggi dalam kegiatan audit energi. • Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih luas, rekomendasi didasarkan atas kajian engineering dengan urutan prioritas yang jelas. • Output audit rinci adalah uraianlengkaptentang jenis dan sumber energi, rugi-rugi energi, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi, karakteristik operasi peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi berdasarkan analisis data secara lengkap dan rekomendasi. Jenis Audit Energi Jenis audit energi ditentukan berdasarkan: • Target penghematan energi • Lingkup area • Kedalaman audit (analisis data) yang diperlukan • Sumber daya yang tersedia Target dan Sasaran Audit Energi • Target adalah besaran penghematan energi yang ingin dicapai(%).
• Sasaran adalah cakupan area kegiatan audit energi
yang dibatasi berdasarkan target penghematan dan kemampuan melakukannya. question