Anda di halaman 1dari 25

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tabung pitot adalah instrument untuk melakukan pengukuran tekanan pada

aliran fluida. Tabung pitot ditemukan oleh insinyur berkebangsaan Prancis, yaitu

Hendry Pitot pada awal abad ke-18, dan dimodifikasi oleh ilmuan berkebangsaan

Prancis, Hendry Darcy dipertengahan abad ke-19. Tabung pitot telah digunakan

secara luas untuk menentukan kecepatan dari pesawat terbang dan mengukur

kecepatan udara dan gas pada aplikasi industri, serta digunakan untuk percobaan-

percobaan sederhana di dalam praktikum tingkat Universitas. Di dalam praktikum,

tabung pitot sederhana terdiri dari tabung yang mengarah secara langsung ke aliran

fluida.

Berbicara tentang fluida, perlu diketahui pengertian dari fluida itu sendiri.

Fluida adalah sub himpunan dari fase benda, termasuk cairab, gas, plasma, dan

padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan

kemampuan untuk mengalir. Sifat ini biasanya equilibrium statik. Konsekuensi dari

sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam

menggolongkan fluid-fluid. Oleh karena itu, fluida adalah zat atau entitas yang

terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil

apapun tegangan geser itu.

Fluida yang ingin diukur tekanannya adalah fluida dalam fase cairan. Cairan

adalah fluida tak termampatkan yang menyesuaikan dengan bentuk wadahnya

tetapi mempertahankan volume yang hampir konstan tidak tergantung pada

tekanan. Cairan terdiri dari partikel materi dengan vibrasi halus, seperti atom, yang

1|Tabung Pitot
disatukan oleh gaya antarmolekul. Air adalah cairan yang paling umum di Bumi

dan paling banyak digunakan. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi, rumus

kimianya H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom

hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air menjadi cairan yang paling

umum digunakan karena memiliki sifat-sifat yang unik dan jumlahnya banyak di

muka Bumi.

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air

memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan

electron yang hampir tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial (σ+)

dekat atom hidrogen. Dalam air, hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih

elektronegatif disbanding atom hidrogen yang berarti, ia juga memiliki lebih

“Kekuatan Tarik” pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul

menarik elektron-elektron lebih dekat kearahnya dan membuat daerah di sekitar

atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua

atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat

alami kepolarannya.

Dalam mengukur kecepatan suatu aliran zat cair digunakan beberapa alat

ukur aliran yang berbeda tergantung dari alat ukut aliran yang ada atau yang

tersedia. Pada prinsipnya kerja tabung pitot ini mengubah energi kinetik

dikonversikan menjadi static pressure head dan biasanya digunakan untuk

mengukur aliran fluida yang lambat. Ketika tabung dialirkan fluida berupa cairan,

maka akan terjadi perubahan tinggi fluida yang masuk ke dalam tabung dimana hal

ini dapat digunakan untuk menghitung tekanan stagnasi dari fluida, juga disebut

sebagai tekanan total atau tekanan pitot. Tekanan stagnasi yang terukur tidak bisa

2|Tabung Pitot
digunakan untuk menentukan kecepatan fluida. Namun, persamaan Bernoulli

menyatakan bahwa tekanan stagnasi sama dengan jumlah dari tekanan statis dan

tekanan dinamis. Tekanan inilah yang secara praktek akan diukur dan akan

dibandingkan secara teori.

Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir

dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per detik,

untuk memenuhi kebutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk

disalurkan ke saluran yang telah disiapkan. Pada percobaan menggunakan tabung

pitot, kita akan melihat tekanan aliran fluida berdasarkan debit air yang dihasilkan.

Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik

(m3/s). Debit air adalah ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu

tempat atau yang dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satuan waktu. Debit

aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.

Persamaan dalam praktikum ini dinyatakan dalam hukum Bernoulli yang

melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan aliran

yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan tekanannya.

Tabung pitot memiliki luas penampang yang sama. Pada tabung pitot, ada bagian

dari pipa monometer yang menembus ke dalam tabung. Pipa monometer yang

menembus tabung pitot tersebut dihadapkan ke arah datangnya fluida, dengan

demikian fluida yang mengalir akan menghasilkan tekanan dan menekan

permukaan raksa yang menempati pipa monometer. Dengan mengukur perbedaan

tinggi permukaan raksa di dalam monometer, dapat ditentukan kelanjutan fluida di

dalam tabung pitot.

3|Tabung Pitot
Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui koefisien debit

dari pipa PVC, pipa alumunium, dan pipa besi yang diujikan.

4|Tabung Pitot
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep tekanan (P) adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh

suatu fluida per luas benda yang terkena gaya tersebut. Dalam suatu fluida yang

diam, tekanan di seluruh daerah fluida yang berhubungan akan berharga sama bagi

semua titik yang berada pada ketinggiannya yang sama. Tekanan dapat diukur

dengan berbagai alat seperti tera ukur dan manometer. Kebanyakan alat ukur-ukur

tekanan memberikan beda diantara tekanan yang diukur dengan tekanan atmosfer,

beda tekanan ini disebut gage (Pascal gage) atau psig (lbf/in2gage). Pada pengujian

ini, untuk mengukur tekanan kecepatan yang terjadi menggunakan manometer yang

dihubungkan dengan pipa pitot statik. Pipa pitot adalah sebuah pipa yang konstruksi

ruangannya terdiri atas dua bagian. Di B untuk mengukur tekanan stagnasi (P0),

dimana alirannya diturunkan hingga mempunyai kecepatan 0, dan A digunakan

untuk mengukur tekanan statik (Ps) (Walujodjati, 2005).

Tabung pitot mengukur tekanan stagnasi, yang juga disebut tekanan total.

Tekanan total terdiri dari dua bagian yang dinyatakan dalam panjang kolom fluida

yang mengalir. Parameter aliran seperti laju atau kecepatan, tekanan, temperatur,

serta laju aliran volumetrik (debit) atau laju aliran massa, dalam suatu system fluida

adalah hal yang perlu diketahui. Pengukuran-pengukuran besaran ini diantara lain

diperlukan dalam : (1). Pengendalian proses manufacturing; (2). Pengujian untuk

kerja peralatan-peralatan seperti pompa, turbin, kipas, blower, baling-baling, dan

aerofill; (3). Studi-studi hidrologi sehubungan dengan curah hujan, drainase, serta

pengendalian air dalam sistem-sistem irigasi; (4). Penentuan harga apabila suatu

fluida diperjualbelikan; (5). Kegiatan-kegiatan eksperimen dalam program-

program riset serta pengembangan (Iqbal dan Faisal, 2018).

5|Tabung Pitot
Di dunia industri, dalam pendistribusian fluida cair dalam proses produksi

banyak menggunakan pipa. Misalnya perusahaan minyak dan perusahaan air

minum. Dalam proses itu, pipa-pipa yang digunakan pasti dalam berbagai ukuran

diameter. Dalam ilmu hidrodinamika, hubungan-hubungan antara debit, luas

penampang, dan kecepatan aliran fluida berlaku hukum aliran yaitu persamaan

Bernoulli, dan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir

melalui suatu penampang pipa, dapat digunakan hukum Bernoulli. Persamaan


1 1
Bernoulli : P1 + 𝜌.V12 + h1.ρ.g = P2 + 2 𝜌.V22 + h2. ρ.g. Dan Persamaan tersebut
2

dapat ditentukan kecepatan aliran : 𝑉 = √2𝑔(𝐻 − ℎ) (Aufa., dkk. 2016).

Energi air merupakan salah satu energy yang termasuk ke sumber energi

dari alam dan termasuk ke sumber energy dari alam dan bersifat sebagai renewable

energy. Selama ini energy air yang digunakan adalah air dengan ketinggian dan

debit yang besar. Sementara energy air dengan ketinggian dan debit yang kecil,

belum banyak dimanfaatkan. Untuk mengukur ketingggian relatif terhadap aliran

fluida inlet menuju permukaan sudu pada rotor dan fluida outlet menuju saluran

pembuangan. Kecepatan dapat diukur dengan menggunakan tabung pitot sebagai

2.𝑔.𝜌′ .ℎ
alat ukur, dan diperhitungkan dengan rumus : 𝑉 = √ (Padang., dkk. 2014).
𝜌𝑢

Pengukuran debit dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran dengan

metode tabung pitot yang dikalikan luas penampang dari wadah yang akan

dilakukan pengukuran debit. Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk

mengetahui seberapa banyak air yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa

cepat air tersebut mengalir dalam waktu satu detik. Perhitungan kecepatan aliran

6|Tabung Pitot
menggunakan metode tabung pitot dihadapkan dengan suatu persamaan yang

diukur titik jatuh nya air dan gravitasi bumi, yaitu 𝑉 = √2𝑔ℎ (Setioputro, 2017).

Tabung pitot tidak mengukur tekanan secara langsung tetapi menghasilkan

suatu besaran yang dapat dihubungkan dengan kecepatan. Tabung pitot bekerja

berdasarkan asas yang dapat dihubungkan dengan kecepatan. Tabung pitot bekerja

berdasarkan asas demikian dan merupakan salah satu metode pengukuran

kecepatan yang paling tepat. Harga yang relatif murah dan kesalahan pengukuran

tekanan dibandingkan teori tidak terlalu tinggi membuat tabung ini menjadi acuan

penggunaan perhitungan tekanan yang dilihat atas kelebihan yang dimilikinya.

Akan tetapi, dalam penggunaan tabung pitot, hanya dapat digunakan pada pipa

ukuran kecil dan fluida yang keluar dari pipa harus dalam keadaan bersih (tidak ada

zat lain selain fluida itu sendiri) (Nuramal., dkk. 2012).

Kecepatan aliran air pada suatu daerah atau media tertentu dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang

mengalir dalam suatu sumber per satuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter

per detik. Semakin besar diameter partikel aliran, maka fraksi akan semakin kecil.

Media yang digunakan juga menjadi faktor dari debit aliran yang berjalan. Apabila

bentuk media semakin mendekati bentuk bola maka friksi dan energi yang hilang

juga akan semakin besar dikarenakan gesekan aliran pada wadah akan lebih

stagnan. Begitu juga dengan permukaan partikel, semakin kasar permukaan partikel

maka friksi dan tenaga yang hilang akan semakin besar pula (Agustira., dkk. 2013).

Tekanan stagnasi adalah tekanan fluida yang diukur pada aliran fluida yang

diperlambat sampai diam, v = 0 dengan kondisi aliran tanpa gesekan. Pengukuran

7|Tabung Pitot
tekanan stagnasi pada tabung pitot diukur oleh lubang kecil dimulut tabung yang

akan tepat tegak lurus terhadap garis arus dan aliran. Untuk aliran tak mampat dapat

diterapkan persamaan Bernoulli pada kondisi tanpa perubahan ketinggian. Jika P

adalah tekanan statik pada penampang dengan kecepatan fluida adalah v dan P 0

adalah tekanan stagnasi dimana kecepatan stagnasi aliran fluida v0 adalah 0, maka

𝑉2
dapat dihitung P0 = P + ρ. 2 (Kuncoro., dkk. 2013).

Debit air dipengaruhi oleh kecepatan air dan berpengaruh terhadap massa

aliran, putaran turbin, torsi turbin, dan daya turbin. Semakin besar debit air maka

daya turbin kinetik semakin meningkat dikarenakan adanya penambahan kecepatan

aliran dan massa aliran yang menumbuk sudu turbin sehingga gaya tangensial yang

dihasilkan meningkat dan gaya tangensial tersebut mempengaruhi torsi turbin, dan

daya turbin kinetik. Persamaan energi yang digunakan dalam turbin kinetik adalah

energi kinetik. Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik. Di

dalam turbin, energi kinetik air dirubah menjadi energi mekanik, dimana air

memutar roda turbin (Muliawan dan Yani, 2016).

Hukum Bernoulli merupakan sebuah konsep dasar dari hasil penggabungan

beberapa unit-unit konsep fisika seperti tekanan, massa jenis, laju zat alir,

kekentalan zat alir, dan ketinggian potensial gravitasi. Kapasitas konsep ini mampu

mendiskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif perilaku dinamis zat alir (cair dan

gas) dalam ruang ataupun saluran berdinding padatan seperti pipa. Banyak cara

kerja peralatan teknik di dunia industri dilandasi oleh penerapan-penerapan konsep

lain seperti sayap pesawat terbang, cerobong asap, penyemprot racun seranggga,

8|Tabung Pitot
tabung pitot, tanbung venturi, radiator, kapal layar, tangki bocor, dan lain

sebagainya (Rasagama., dkk. 2016).

9|Tabung Pitot
METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 September 2019

pada pukul 14.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Biosistem, Program Studi

Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara pada

ketinggian ± 32 meter diatas permukaan laut.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang kami gunakan pada praktikum ini yaitu pipa (PVC, besi,

dan alumunium) yang berfungsi sebagai media air yang mengalir, tabung pitot yang

berfungsi untuk mengukur tekanan pada fluida dari cairan yang mengalir pada

media yang berbeda-beda karakteristiknya, gelas ukur yang berfungsi untuk

mengukur volume air yang mengalir dalam 60 detik aliran, selang alir yang

berfungsi menghubungkan pipa dengan keran, ember cat yang berfungsi sebagai

wadah air ditampung, keran yang berfungsi sebagai pengatur jumlah keluar air dari

ember, stopwatch yang berfungsi untuk mengukur waktu aliran air sesuai dengan

yang telah ditentukan, penggaris yang berfungsi untuk mengukur tinggi air yang

mengalir pada tabung pitot, buku dan pulpen yang berfungsi untuk mencatat data

tinggi aliran pada tabung pitot, ember sebagai wadah untuk mengambil air yang

akan diisikan ke ember cat, buku penuntun yang berfungsi sebagai penuntun dalam

praktikum berlangsung, dan kamera untuk mendokumentasikan hasil praktikum,

serta bor untuk melubangi ember cat.

10 | T a b u n g Pitot
Adapun bahan yang kami gunakan pada praktikum ini yaitu air sebagai

sampel jenis cairan yang akan digunakan, plastisin/isolatip yang berfungsi untuk

menutupi kebocoran pada keran ataupun pipa, dan kertas data untuk menulis data

selama praktikum berlangsung.

Prosedur Percobaan

Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu :

 Membuat pipa-pipa (pipa PVC, piap alumunium, dan pipa besi) dengan

diameter ¾ inch dengan panjang 30 cm

 Melubangi bagian tengah dari masing-masing pipa tersebut dengan bor.

 Memasukkan dan menyumbat tabung pitot pada bagian tengah pipa

percobaan dengan lubang pitot menghadap air yang mengalir.

 Menghubungkan selang dengan pipa percobaan dan pada sambungan

diisolasi.

 Menghubungkan selang ke kran air

 Menyiapkan stopwatch

 Membuka kran air sehingga air mengalir pada pipa dan mencatat ketinggian

air pada tabung pitot yang terletak pada bagian tengah pipa

 Mencatat waktu untuk mengalirkan air selama satu menit

 Menampung air yang mengalir dan mengukur volumenya

 Menghitung luas penampang pipa-pipa percobaan, debit actual (Qa) pada

tiap pipa, debit teori, dan koefisien debit, masing-masing dengan rumus :

1
A = 4 𝜋𝐷2 ……... (m2)

11 | T a b u n g Pitot
𝑉
Qa = 𝑡 …………. (m3/s)

Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ … (m3/s)

𝑄𝑎
Cd =
𝑄𝑡

Keterangan :

A = luas penampang pipa (m3)

D = diameter pipa (m)

Qa = debit aktual (m3/s)

Qt = debit teori (m3/s)

V = volume air (m3)

t = waktu (s)

Cd = koefisien debit

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = tinggi muka air pada tabung pitot (m)

 Mengulangi percobaan sebanyak tiga kali pada setiap percobaan

12 | T a b u n g Pitot
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Pipa Alumunium;

Ulangan t h D A V Qa Qt Cd

(s) (m) (m) (m2) (m3) (m3/s) (m3/s)

I 60 6.5 x 10-3 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.185 x 10-3 1.975 x 10-5 1.017 x 10-4 0.19

II 60 7.8 x 10-3 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.18 x 10-3 1.97 x 10-5 1.114 x 10-4 0.18

III 60 1.27 x 10-3 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.2 x 10-3 2 x 10-5 1.421 x 10-4 0.14

Total 0.17

2. Pipa PVC
Ulangan t h D A V Qa Qt Cd

(s) (m) (m) (m2) (m3) (m3/s) (m3/s)

I 60 1.01 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.32 x 10-3 2.2 x 10-5 1.268 x 10-4 0.17

II 60 1.09 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.35 x 10-3 2.25 x 10-5 1.317 x 10-4 0.17

III 60 2.67 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.4 x 10-3 2.33 x 10-5 2.062 x 10-4 0.11

Total 0.15

13 | T a b u n g Pitot
3. Pipa Besi

Ulangan t h D A V Qa Qt Cd

(s) (m) (m) (m2) (m3) (m3/s) (m3/s)

I 60 1.9 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.14 x 10-3 1.9 x 10-5 1.739 x 10-4 0.11

II 60 1.88 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.145 x 10-3 1.908 x 10-5 1.73 x 10-4 0.11

III 60 1.68 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.15 x 10-3 1.916 x 10-5 1..635 x 10-4 0.12

Total 0.11

Perhitungan

3 3
D = 𝑖𝑛𝑐ℎ = 𝑥 2.54 𝑐𝑚 = 1.905 𝑐𝑚 = 1.905 𝑥 10−2
4 4

1 1
A = . 𝜋. 𝐷2 = 𝑥 3.14 𝑥 (1.905 𝑐𝑚)2 = 2.848 𝑐𝑚2 = 2.85 𝑥 10−4 𝑚2
4 4

1. Pipa Alumunium

𝑉1 1.185 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa1 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.01975 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.975 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠

𝑉2 1.18 𝑥 10−3𝑚3 3 3
Qa2 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.0197 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.97 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠

𝑉3 1.2 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa3 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.02 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠

Qt1 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

14 | T a b u n g Pitot
= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 65 𝑥 10−4 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 35.69 𝑥 10−2 𝑚⁄𝑠

3
= 1.017 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

Qt2 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 78 𝑥 10−4 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 39.1 𝑥 10−2 𝑚⁄𝑠

3
= 1.114 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

Qt3 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 127 𝑥 10−4 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 49.89 𝑥 10−2 𝑚⁄𝑠

3
= 1.421 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎1 1.975 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd1 = = 3 = 0.1941 = 0.19
𝑄𝑡1 1.017 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

15 | T a b u n g Pitot
3
𝑄𝑎2 1.97 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd2 = = 3 = 0.1767 = 0.18
𝑄𝑡2 1.114 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎3 2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd3 = = 3 = 0.1408 = 0.14
𝑄𝑡3 1.421 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

𝑪𝒅𝟏 +𝑪𝒅𝟐 +𝑪𝒅𝟑 𝟎.𝟏𝟗+𝟎.𝟏𝟖+𝟎.𝟏𝟒


Cdrata-rata = = = 𝟎. 𝟏𝟕
𝟑 𝟑

2. Pipa PVC

𝑉1 1.32 𝑥 10−3𝑚3 3 3
Qa1 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.022 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2.2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠

𝑉2 1.35 𝑥 10−3𝑚3 3 3
Qa2 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.0225 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2.25 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠

𝑉3 1.4 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa3 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.023 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2.33 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠

Qt1 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 1.01 𝑥 10−2 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 4.449 𝑥 10−1 𝑚⁄𝑠

3
= 1.268 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

16 | T a b u n g Pitot
Qt2 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 1.09 𝑥 10−2 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 4.622 𝑥 10−1 𝑚⁄𝑠

3
= 1.317 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

Qt3 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 2.67 𝑥 10−4 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 7.234 𝑥 10−1 𝑚⁄𝑠

3
= 2.062 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎1 2.2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd1 = = 3 = 0.1735 = 0.17
𝑄𝑡1 1.268 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎2 2.25 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd2 = = 3 = 0.1708 = 0.17
𝑄𝑡2 1.317 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎3 2.33 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd3 = = 3 = 0.1130 = 0.11
𝑄𝑡3 2.062 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

𝑪𝒅𝟏 +𝑪𝒅𝟐 +𝑪𝒅𝟑 𝟎.𝟏𝟕+𝟎.𝟏𝟕+𝟎.𝟏𝟏


Cdrata-rata = = = 𝟎. 𝟏𝟕
𝟑 𝟑

17 | T a b u n g Pitot
3. Pipa Besi

𝑉1 1.14 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa1 = = = 0.019 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.9 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑡 60 𝑠

𝑉2 1.145 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa2 = = = 0.01908 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.908 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑡 60 𝑠

𝑉3 1.5 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa3 = = = 0.01916 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.916 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑡 60 𝑠

Qt1 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 1.9 𝑥 10−2 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 6.102 𝑥 10−1 𝑚⁄𝑠

3
= 1.739 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

Qt2 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 1.88 𝑥 10−2 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 6.07 𝑥 10−1 𝑚⁄𝑠

3
= 1.73 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

18 | T a b u n g Pitot
Qt3 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 1.68 𝑥 10−4 𝑚

= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 𝑥 5.738 𝑥 10−1 𝑚⁄𝑠

3
= 1.635 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎1 1.9 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd1 = = 3 = 0.1092 = 0.11
𝑄𝑡1 1.739 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎2 1.908 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd2 = = 3 = 0.1102 = 0.11
𝑄𝑡2 1.73 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

3
𝑄𝑎3 1.916 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd3 = = 3 = 0.1171 = 0.12
𝑄𝑡3 1.635 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠

𝑪𝒅𝟏 +𝑪𝒅𝟐 +𝑪𝒅𝟑 𝟎.𝟏𝟏+𝟎.𝟏𝟏+𝟎.𝟏𝟐


Cdrata-rata = = = 𝟎. 𝟏𝟏
𝟑 𝟑

Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil koefisien debit

pada pipa alumunium sebesar 0.171, koefisien debit pipa PVC sebesar 0.1524, dan

koefisien debit pipa besi sebesar 0.1121. Dari data ini dapat diamati bahwa

koefisien debit pipa PVC lebih besar dari pada jenis pipa yang lainnya. Artinya,

kecepatan aliran di pipa PVC lebih cepat dimana hal ini disebabkan karena

permukaan aliran pipa PVC lebih halus/datar daripada jenis pipa yang lainnya.

19 | T a b u n g Pitot
Nuramal, dkk (2012) menyatakan bahwa tabung pitot tidak mengukur tekanan

secara langsung, tetapi menghasilkan suatu besaran yang dapat dihubungkan

dengan kecepatan. Pipa pitot adalah sebuah pipa konstruksi ruangannya terdiri atas

dua bagian. Di B untuk mengukur tekanan stagnasi (Po), dimana alirannya

diturunkan hingga mempunyai kecepatan nol, dan A digunakan untuk mengukur

tekanan statik (Ps).

Tabung pitot memiliki konsep menghitung tekanan fluida melalui kecepatan

aliran yang terjadi, yang dipengaruhi banyak faktor. Konsep tekanan adalah gaya

normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida per luas benda yang terkena

gaya tersebut. Kuncoro, dkk (2013) menyatakan bahwa tabung pitot mengukur

tekanan stagnasi, yang disebut tekanan total. Tekanan stagnasi adalah tekanan

fluida yang diukur pada aliran fluida yang diperlambat sampai diam, V = 0 dengan

kondisi aliran tanpa gesekan. Pengukuran tekanan stagnasi pada tabung pitot diukur

oleh lubang kecil di mulut tabung yang akan dapat tegak lurus terhadap garis arus

dan aliran. Tabung pitot diletak tidak boleh menyentuh dasar dari media alir. Air

yang masuk pada bagian bawah tabung pitot ketika naik dan mencapai kecepatan

nol digunakan untuk mengukur tekanan stagnasi pada fluida yang mengalir.

Kecepatan suatu aliran sangat perlu diketahui dalam bidang-bidang tertentu

yang dinyatakan dengan debit. Pengukuran debit dilakukan dengan mengukur

kecepatan aliran dengan metode tabung pitot dan dikalikan luas penampang dari

wadah yang akan dilakukan pengukuran debit. Agustira, dkk (2013) menyatakan

bahwa kecepatan aliran pada suatu daerah atau media tertentu dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Semakin besar diameter partikel aliran, maka friksi akan semakin

kecil, media yang digunakan juga menjadi faktor dan debit aliran yang berjalan.

20 | T a b u n g Pitot
Apabila media yang digunakan mendekati bentuk bola maka friksi dan energi yang

hilang juga akan semakin besar. Begitu juga dengan permukaan partikel, semakin

kasar permukaan partikel maka friksi dan tenaga yang hilang akan semakin besar.

Penggunaan tabung pitot sudah sering digunakan bahkan juga dalam

penelitian-penelitian. Biasanya, tabung pitot digunakan untuk mengukur aliran

fluida yang lambat dan untuk aliran fluida pada media yang berdiameter kecil. Oleh

karena itu, pada media yang berdiameter besar, tabung pitot tidak dapat digunakan.

Selain itu, harga tabung pitot relatif murah dan kesalahan pengukuran tekanan

dibandingkan teori tidak terlalu tinggi. Kelebihannya untuk mengukur aliran fluida

yang lambat membuat banyak peneliti ingin menggunakan aliran debit yang kecil

untuk menghasilkan suatu energi yang baru. Padang, dkk (2016) menyatakan bahwa

untuk mengukur ketinggian relatif terhadap aliran fluida inlet menuju permukaan

sudu pada rotor dan fluida outlet menuju saluran pembuangan, kecepatan dapat

diukur dengan menggunakan tabung pitot sebagai alat ukur. Fluida yang keluar dari

media harus dalam keadaan bersih agar tidak menggangggu hasil akhir dari tekanan

dan debit aliran.

Aplikasi penggunaan tabung pitot dalam mengukur tekanan banyak

dimanfaatkan di berbagai faktor. Pengukuran tekanan ini diperlukan dalam

pengendalian proses manufakturing, pengujian untuk kerja peralatan-peralatan

seperti pompa, turbin, kipas, blower, baling-baling, dan aerofil, studi-studi

hidrologi sehubungan dengan curah hujan, drainase serta pengendalian air dalam

sistem-sistem irigasi, penentuan harga apabila suatu fluida diperjualbelikan, dan

kegiatan-kegiatan eksperimen dalam program-program riset serta pembangunan. Di

pertanian, pengukuran debit dan tekanan diperlukan dalam pengendalian air sistem

21 | T a b u n g Pitot
irigasi dan DAS. Iqbal dan Faisal (2018) menyatakan bahwa parameter aliran

seperti laju atau kecepatan, tekanan, temperatur, serta laju aliran volumetrik (debit)

atau laju aliran massa, dalam suatu sistem fluida adalah hal yang perlu diketahui di

dalam menentukan hal itu di setiap bidangnya.

Di dalam berjalannya praktikum ini, ada kelemahan dan kelebihan yang

terjadi selama praktikum berlangsung di lapangan. Lubang keran yang kecil

membuat aliran air terhambat sehingga menyebabkan percobaan harus dilakukan

berulang-ulang. Begitu juga terhadap sumber air yang cukup jauh membuat

praktikum ini berjalan agak lambat. Walaupun begitu, ketika satu kelompok bekerja

sama dalam menyelesaikan praktikum ini, semuanya menjadi lebih ringan. Hal ini

menjadi kelebihan di dalam berjalannya proses praktikum ini.

22 | T a b u n g Pitot
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapati koefisien debit pipa

alumunium pada ulangan pertama sebesar 0.19, ulangan kedua sebesar 0.18, dan

ulangan ketiga sebesar 0.14 dengan rata-rata koefisien debit sebesar 0,17. Koefisien

debit pipa PVC pada ulangan pertama sebesar 0.17, pada ulangan kedua sebesar

0.17, dan ulangan ketiga sebesar 0.11 dengan rata-rata koefisien debit sebesar 0.15.

Koefisien debit pipa besi pada ulangan pertama sebesar 0.11, ulangan kedua sebesar

0.11, dan ulangan ketiga sebesar 0.12 dengan rata-rata koefisien debit sebesar 0.11.

23 | T a b u n g Pitot
DAFTAR PUSTAKA

Agustira, R., Lubis, K.,S., dan Jamilah. 2013. Kajian Karakteristik Kimia Air,

Fisika Air, dan Debit Sungai Pada Kawasan DAS Padang Akibat

Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal Agroekoteknologi. 1(3) : 615-625.

Universitas Sumatera Utara. Medan. ISSN No. 2337-6597.

Aufa, A., Rubiono. G., dan Mujilonto, H. 2016. Pengaruh Rasio Diameter Pipa

Terhadap Perubahan Tekanan Pada Bernoulli Theorem Apparatus. Jurnal v-

max. 1(1) : 7-11. Universitas PGRJ. Banyuwangi.

Iqbal, MT., dan Faisal, Z. 2018. Studi Kecepatan Aliran Air dengan Menggunakan

Tabung Pitot. Jurnal Saintek. 5(1) : 14-21. Politeknik Negeri Ujung Padang.

Makassar.

Kuncoro, YT., Sisinggih, D., dan Priyantoro, D. 2013. Uji Model Fisik Kapasitas

Aliran Pada Lubang Pengisian Tampung di Bawah Saluran Drainasi

(Underdrain Box Storage). Jurnal Teknik Pengairan. 4(1) : 73-80.

Universitas Brawijaya. Malang.

Muliawan, A., dan Yani, A. 2016. Analisis Daya dan Efisiensi Turbin Air Kinetis

Akibat Perubahan Putaran Runner. Jurnal Saintek. 8(1) :1-9. AMSET-IAIN.

Batusangkar.

Nuramal, A., Puspawan, A., dan Sinambela. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh

Posisi Blade Terhadap Efek Vortex Von Karman Pada Aliran Yang

Melintasi Silinder. Jurnal Telematik. 4(4) : 1097-1103. Universitas

Muhammadiyah Bengkulu. Bengkulu.

24 | T a b u n g Pitot
Padang, YA., Okariawan, DK., dan Wati, M. 2014. Analisis Variasi Jumlah Sudu

Berengsel Terhadap Unjuk Kerja Turbin Cross Flow Zero Head. Jurnal

Dinamika Teknik Mesin. 4(1) : 44-54. Universitas Mataram. Mataram.

Rasagama, I.G., Muldiani, R.F., dan Hadiningrum, K. 2016. Konsep Hukum

Bernoulli dan Desain Eksperimen dalam Fisika. Jurnal Dinamika. 5(1) : 20-

29. Universitas Subong. Subong.

Waludjodjati. 2005. Pengaruh Kecepatam Udara Terhadap Terhadap Temperatur

Bola Basah, Temperatur Bola Kering Pada Menara Pendingin. Jurnal

Momentum. 1(2) : 5-9. Universitas Wahid Hasyim. Semarang.

25 | T a b u n g Pitot

Anda mungkin juga menyukai