Latar Belakang
aliran fluida. Tabung pitot ditemukan oleh insinyur berkebangsaan Prancis, yaitu
Hendry Pitot pada awal abad ke-18, dan dimodifikasi oleh ilmuan berkebangsaan
Prancis, Hendry Darcy dipertengahan abad ke-19. Tabung pitot telah digunakan
secara luas untuk menentukan kecepatan dari pesawat terbang dan mengukur
kecepatan udara dan gas pada aplikasi industri, serta digunakan untuk percobaan-
tabung pitot sederhana terdiri dari tabung yang mengarah secara langsung ke aliran
fluida.
Berbicara tentang fluida, perlu diketahui pengertian dari fluida itu sendiri.
Fluida adalah sub himpunan dari fase benda, termasuk cairab, gas, plasma, dan
padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan
kemampuan untuk mengalir. Sifat ini biasanya equilibrium statik. Konsekuensi dari
sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam
menggolongkan fluid-fluid. Oleh karena itu, fluida adalah zat atau entitas yang
Fluida yang ingin diukur tekanannya adalah fluida dalam fase cairan. Cairan
tekanan. Cairan terdiri dari partikel materi dengan vibrasi halus, seperti atom, yang
1|Tabung Pitot
disatukan oleh gaya antarmolekul. Air adalah cairan yang paling umum di Bumi
dan paling banyak digunakan. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi, rumus
kimianya H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom
hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air menjadi cairan yang paling
umum digunakan karena memiliki sifat-sifat yang unik dan jumlahnya banyak di
muka Bumi.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air
memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan
electron yang hampir tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial (σ+)
dekat atom hidrogen. Dalam air, hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih
atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat
alami kepolarannya.
Dalam mengukur kecepatan suatu aliran zat cair digunakan beberapa alat
ukur aliran yang berbeda tergantung dari alat ukut aliran yang ada atau yang
tersedia. Pada prinsipnya kerja tabung pitot ini mengubah energi kinetik
mengukur aliran fluida yang lambat. Ketika tabung dialirkan fluida berupa cairan,
maka akan terjadi perubahan tinggi fluida yang masuk ke dalam tabung dimana hal
ini dapat digunakan untuk menghitung tekanan stagnasi dari fluida, juga disebut
sebagai tekanan total atau tekanan pitot. Tekanan stagnasi yang terukur tidak bisa
2|Tabung Pitot
digunakan untuk menentukan kecepatan fluida. Namun, persamaan Bernoulli
menyatakan bahwa tekanan stagnasi sama dengan jumlah dari tekanan statis dan
tekanan dinamis. Tekanan inilah yang secara praktek akan diukur dan akan
Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per detik,
untuk memenuhi kebutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk
pitot, kita akan melihat tekanan aliran fluida berdasarkan debit air yang dihasilkan.
Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik
(m3/s). Debit air adalah ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu
tempat atau yang dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satuan waktu. Debit
aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.
melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan aliran
yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan tekanannya.
Tabung pitot memiliki luas penampang yang sama. Pada tabung pitot, ada bagian
dari pipa monometer yang menembus ke dalam tabung. Pipa monometer yang
3|Tabung Pitot
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui koefisien debit
dari pipa PVC, pipa alumunium, dan pipa besi yang diujikan.
4|Tabung Pitot
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep tekanan (P) adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh
suatu fluida per luas benda yang terkena gaya tersebut. Dalam suatu fluida yang
diam, tekanan di seluruh daerah fluida yang berhubungan akan berharga sama bagi
semua titik yang berada pada ketinggiannya yang sama. Tekanan dapat diukur
dengan berbagai alat seperti tera ukur dan manometer. Kebanyakan alat ukur-ukur
tekanan memberikan beda diantara tekanan yang diukur dengan tekanan atmosfer,
beda tekanan ini disebut gage (Pascal gage) atau psig (lbf/in2gage). Pada pengujian
ini, untuk mengukur tekanan kecepatan yang terjadi menggunakan manometer yang
dihubungkan dengan pipa pitot statik. Pipa pitot adalah sebuah pipa yang konstruksi
ruangannya terdiri atas dua bagian. Di B untuk mengukur tekanan stagnasi (P0),
Tabung pitot mengukur tekanan stagnasi, yang juga disebut tekanan total.
Tekanan total terdiri dari dua bagian yang dinyatakan dalam panjang kolom fluida
yang mengalir. Parameter aliran seperti laju atau kecepatan, tekanan, temperatur,
serta laju aliran volumetrik (debit) atau laju aliran massa, dalam suatu system fluida
adalah hal yang perlu diketahui. Pengukuran-pengukuran besaran ini diantara lain
aerofill; (3). Studi-studi hidrologi sehubungan dengan curah hujan, drainase, serta
pengendalian air dalam sistem-sistem irigasi; (4). Penentuan harga apabila suatu
5|Tabung Pitot
Di dunia industri, dalam pendistribusian fluida cair dalam proses produksi
minum. Dalam proses itu, pipa-pipa yang digunakan pasti dalam berbagai ukuran
penampang, dan kecepatan aliran fluida berlaku hukum aliran yaitu persamaan
Bernoulli, dan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir
Energi air merupakan salah satu energy yang termasuk ke sumber energi
dari alam dan termasuk ke sumber energy dari alam dan bersifat sebagai renewable
energy. Selama ini energy air yang digunakan adalah air dengan ketinggian dan
debit yang besar. Sementara energy air dengan ketinggian dan debit yang kecil,
fluida inlet menuju permukaan sudu pada rotor dan fluida outlet menuju saluran
2.𝑔.𝜌′ .ℎ
alat ukur, dan diperhitungkan dengan rumus : 𝑉 = √ (Padang., dkk. 2014).
𝜌𝑢
metode tabung pitot yang dikalikan luas penampang dari wadah yang akan
dilakukan pengukuran debit. Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk
mengetahui seberapa banyak air yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa
cepat air tersebut mengalir dalam waktu satu detik. Perhitungan kecepatan aliran
6|Tabung Pitot
menggunakan metode tabung pitot dihadapkan dengan suatu persamaan yang
diukur titik jatuh nya air dan gravitasi bumi, yaitu 𝑉 = √2𝑔ℎ (Setioputro, 2017).
suatu besaran yang dapat dihubungkan dengan kecepatan. Tabung pitot bekerja
berdasarkan asas yang dapat dihubungkan dengan kecepatan. Tabung pitot bekerja
kecepatan yang paling tepat. Harga yang relatif murah dan kesalahan pengukuran
tekanan dibandingkan teori tidak terlalu tinggi membuat tabung ini menjadi acuan
Akan tetapi, dalam penggunaan tabung pitot, hanya dapat digunakan pada pipa
ukuran kecil dan fluida yang keluar dari pipa harus dalam keadaan bersih (tidak ada
Kecepatan aliran air pada suatu daerah atau media tertentu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang
mengalir dalam suatu sumber per satuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter
per detik. Semakin besar diameter partikel aliran, maka fraksi akan semakin kecil.
Media yang digunakan juga menjadi faktor dari debit aliran yang berjalan. Apabila
bentuk media semakin mendekati bentuk bola maka friksi dan energi yang hilang
juga akan semakin besar dikarenakan gesekan aliran pada wadah akan lebih
stagnan. Begitu juga dengan permukaan partikel, semakin kasar permukaan partikel
maka friksi dan tenaga yang hilang akan semakin besar pula (Agustira., dkk. 2013).
Tekanan stagnasi adalah tekanan fluida yang diukur pada aliran fluida yang
7|Tabung Pitot
tekanan stagnasi pada tabung pitot diukur oleh lubang kecil dimulut tabung yang
akan tepat tegak lurus terhadap garis arus dan aliran. Untuk aliran tak mampat dapat
adalah tekanan statik pada penampang dengan kecepatan fluida adalah v dan P 0
adalah tekanan stagnasi dimana kecepatan stagnasi aliran fluida v0 adalah 0, maka
𝑉2
dapat dihitung P0 = P + ρ. 2 (Kuncoro., dkk. 2013).
Debit air dipengaruhi oleh kecepatan air dan berpengaruh terhadap massa
aliran, putaran turbin, torsi turbin, dan daya turbin. Semakin besar debit air maka
aliran dan massa aliran yang menumbuk sudu turbin sehingga gaya tangensial yang
dihasilkan meningkat dan gaya tangensial tersebut mempengaruhi torsi turbin, dan
daya turbin kinetik. Persamaan energi yang digunakan dalam turbin kinetik adalah
energi kinetik. Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik. Di
dalam turbin, energi kinetik air dirubah menjadi energi mekanik, dimana air
beberapa unit-unit konsep fisika seperti tekanan, massa jenis, laju zat alir,
kekentalan zat alir, dan ketinggian potensial gravitasi. Kapasitas konsep ini mampu
mendiskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif perilaku dinamis zat alir (cair dan
gas) dalam ruang ataupun saluran berdinding padatan seperti pipa. Banyak cara
lain seperti sayap pesawat terbang, cerobong asap, penyemprot racun seranggga,
8|Tabung Pitot
tabung pitot, tanbung venturi, radiator, kapal layar, tangki bocor, dan lain
9|Tabung Pitot
METODOLOGI PRAKTIKUM
pada pukul 14.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Biosistem, Program Studi
Adapun alat yang kami gunakan pada praktikum ini yaitu pipa (PVC, besi,
dan alumunium) yang berfungsi sebagai media air yang mengalir, tabung pitot yang
berfungsi untuk mengukur tekanan pada fluida dari cairan yang mengalir pada
mengukur volume air yang mengalir dalam 60 detik aliran, selang alir yang
berfungsi menghubungkan pipa dengan keran, ember cat yang berfungsi sebagai
wadah air ditampung, keran yang berfungsi sebagai pengatur jumlah keluar air dari
ember, stopwatch yang berfungsi untuk mengukur waktu aliran air sesuai dengan
yang telah ditentukan, penggaris yang berfungsi untuk mengukur tinggi air yang
mengalir pada tabung pitot, buku dan pulpen yang berfungsi untuk mencatat data
tinggi aliran pada tabung pitot, ember sebagai wadah untuk mengambil air yang
akan diisikan ke ember cat, buku penuntun yang berfungsi sebagai penuntun dalam
10 | T a b u n g Pitot
Adapun bahan yang kami gunakan pada praktikum ini yaitu air sebagai
sampel jenis cairan yang akan digunakan, plastisin/isolatip yang berfungsi untuk
menutupi kebocoran pada keran ataupun pipa, dan kertas data untuk menulis data
Prosedur Percobaan
Membuat pipa-pipa (pipa PVC, piap alumunium, dan pipa besi) dengan
diisolasi.
Menyiapkan stopwatch
Membuka kran air sehingga air mengalir pada pipa dan mencatat ketinggian
air pada tabung pitot yang terletak pada bagian tengah pipa
tiap pipa, debit teori, dan koefisien debit, masing-masing dengan rumus :
1
A = 4 𝜋𝐷2 ……... (m2)
11 | T a b u n g Pitot
𝑉
Qa = 𝑡 …………. (m3/s)
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ … (m3/s)
𝑄𝑎
Cd =
𝑄𝑡
Keterangan :
t = waktu (s)
Cd = koefisien debit
12 | T a b u n g Pitot
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Pipa Alumunium;
Ulangan t h D A V Qa Qt Cd
I 60 6.5 x 10-3 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.185 x 10-3 1.975 x 10-5 1.017 x 10-4 0.19
II 60 7.8 x 10-3 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.18 x 10-3 1.97 x 10-5 1.114 x 10-4 0.18
III 60 1.27 x 10-3 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.2 x 10-3 2 x 10-5 1.421 x 10-4 0.14
Total 0.17
2. Pipa PVC
Ulangan t h D A V Qa Qt Cd
I 60 1.01 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.32 x 10-3 2.2 x 10-5 1.268 x 10-4 0.17
II 60 1.09 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.35 x 10-3 2.25 x 10-5 1.317 x 10-4 0.17
III 60 2.67 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.4 x 10-3 2.33 x 10-5 2.062 x 10-4 0.11
Total 0.15
13 | T a b u n g Pitot
3. Pipa Besi
Ulangan t h D A V Qa Qt Cd
I 60 1.9 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.14 x 10-3 1.9 x 10-5 1.739 x 10-4 0.11
II 60 1.88 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.145 x 10-3 1.908 x 10-5 1.73 x 10-4 0.11
III 60 1.68 x 10-2 1.905 x 10-2 2.85 x 10-4 1.15 x 10-3 1.916 x 10-5 1..635 x 10-4 0.12
Total 0.11
Perhitungan
3 3
D = 𝑖𝑛𝑐ℎ = 𝑥 2.54 𝑐𝑚 = 1.905 𝑐𝑚 = 1.905 𝑥 10−2
4 4
1 1
A = . 𝜋. 𝐷2 = 𝑥 3.14 𝑥 (1.905 𝑐𝑚)2 = 2.848 𝑐𝑚2 = 2.85 𝑥 10−4 𝑚2
4 4
1. Pipa Alumunium
𝑉1 1.185 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa1 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.01975 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.975 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑉2 1.18 𝑥 10−3𝑚3 3 3
Qa2 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.0197 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.97 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑉3 1.2 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa3 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.02 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Qt1 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
14 | T a b u n g Pitot
= 2.85 𝑥 10−4 𝑚2 √2 𝑥 9.8 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 65 𝑥 10−4 𝑚
3
= 1.017 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
Qt2 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 1.114 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
Qt3 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 1.421 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎1 1.975 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd1 = = 3 = 0.1941 = 0.19
𝑄𝑡1 1.017 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
15 | T a b u n g Pitot
3
𝑄𝑎2 1.97 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd2 = = 3 = 0.1767 = 0.18
𝑄𝑡2 1.114 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎3 2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd3 = = 3 = 0.1408 = 0.14
𝑄𝑡3 1.421 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2. Pipa PVC
𝑉1 1.32 𝑥 10−3𝑚3 3 3
Qa1 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.022 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2.2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑉2 1.35 𝑥 10−3𝑚3 3 3
Qa2 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.0225 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2.25 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑉3 1.4 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa3 = 𝑡
= 60 𝑠
= 0.023 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 2.33 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Qt1 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 1.268 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
16 | T a b u n g Pitot
Qt2 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 1.317 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
Qt3 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 2.062 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎1 2.2 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd1 = = 3 = 0.1735 = 0.17
𝑄𝑡1 1.268 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎2 2.25 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd2 = = 3 = 0.1708 = 0.17
𝑄𝑡2 1.317 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎3 2.33 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd3 = = 3 = 0.1130 = 0.11
𝑄𝑡3 2.062 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
17 | T a b u n g Pitot
3. Pipa Besi
𝑉1 1.14 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa1 = = = 0.019 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.9 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑡 60 𝑠
𝑉2 1.145 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa2 = = = 0.01908 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.908 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑡 60 𝑠
𝑉3 1.5 𝑥 10−3 𝑚3 3 3
Qa3 = = = 0.01916 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 = 1.916 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
𝑡 60 𝑠
Qt1 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 1.739 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
Qt2 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 1.73 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
18 | T a b u n g Pitot
Qt3 = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
3
= 1.635 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎1 1.9 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd1 = = 3 = 0.1092 = 0.11
𝑄𝑡1 1.739 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎2 1.908 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd2 = = 3 = 0.1102 = 0.11
𝑄𝑡2 1.73 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑎3 1.916 𝑥 10−5 𝑚 ⁄𝑠
Cd3 = = 3 = 0.1171 = 0.12
𝑄𝑡3 1.635 𝑥 10−4 𝑚 ⁄𝑠
Pembahasan
pada pipa alumunium sebesar 0.171, koefisien debit pipa PVC sebesar 0.1524, dan
koefisien debit pipa besi sebesar 0.1121. Dari data ini dapat diamati bahwa
koefisien debit pipa PVC lebih besar dari pada jenis pipa yang lainnya. Artinya,
kecepatan aliran di pipa PVC lebih cepat dimana hal ini disebabkan karena
permukaan aliran pipa PVC lebih halus/datar daripada jenis pipa yang lainnya.
19 | T a b u n g Pitot
Nuramal, dkk (2012) menyatakan bahwa tabung pitot tidak mengukur tekanan
dengan kecepatan. Pipa pitot adalah sebuah pipa konstruksi ruangannya terdiri atas
aliran yang terjadi, yang dipengaruhi banyak faktor. Konsep tekanan adalah gaya
normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida per luas benda yang terkena
gaya tersebut. Kuncoro, dkk (2013) menyatakan bahwa tabung pitot mengukur
tekanan stagnasi, yang disebut tekanan total. Tekanan stagnasi adalah tekanan
fluida yang diukur pada aliran fluida yang diperlambat sampai diam, V = 0 dengan
kondisi aliran tanpa gesekan. Pengukuran tekanan stagnasi pada tabung pitot diukur
oleh lubang kecil di mulut tabung yang akan dapat tegak lurus terhadap garis arus
dan aliran. Tabung pitot diletak tidak boleh menyentuh dasar dari media alir. Air
yang masuk pada bagian bawah tabung pitot ketika naik dan mencapai kecepatan
nol digunakan untuk mengukur tekanan stagnasi pada fluida yang mengalir.
kecepatan aliran dengan metode tabung pitot dan dikalikan luas penampang dari
wadah yang akan dilakukan pengukuran debit. Agustira, dkk (2013) menyatakan
bahwa kecepatan aliran pada suatu daerah atau media tertentu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Semakin besar diameter partikel aliran, maka friksi akan semakin
kecil, media yang digunakan juga menjadi faktor dan debit aliran yang berjalan.
20 | T a b u n g Pitot
Apabila media yang digunakan mendekati bentuk bola maka friksi dan energi yang
hilang juga akan semakin besar. Begitu juga dengan permukaan partikel, semakin
kasar permukaan partikel maka friksi dan tenaga yang hilang akan semakin besar.
fluida yang lambat dan untuk aliran fluida pada media yang berdiameter kecil. Oleh
karena itu, pada media yang berdiameter besar, tabung pitot tidak dapat digunakan.
Selain itu, harga tabung pitot relatif murah dan kesalahan pengukuran tekanan
dibandingkan teori tidak terlalu tinggi. Kelebihannya untuk mengukur aliran fluida
yang lambat membuat banyak peneliti ingin menggunakan aliran debit yang kecil
untuk menghasilkan suatu energi yang baru. Padang, dkk (2016) menyatakan bahwa
untuk mengukur ketinggian relatif terhadap aliran fluida inlet menuju permukaan
sudu pada rotor dan fluida outlet menuju saluran pembuangan, kecepatan dapat
diukur dengan menggunakan tabung pitot sebagai alat ukur. Fluida yang keluar dari
media harus dalam keadaan bersih agar tidak menggangggu hasil akhir dari tekanan
hidrologi sehubungan dengan curah hujan, drainase serta pengendalian air dalam
pertanian, pengukuran debit dan tekanan diperlukan dalam pengendalian air sistem
21 | T a b u n g Pitot
irigasi dan DAS. Iqbal dan Faisal (2018) menyatakan bahwa parameter aliran
seperti laju atau kecepatan, tekanan, temperatur, serta laju aliran volumetrik (debit)
atau laju aliran massa, dalam suatu sistem fluida adalah hal yang perlu diketahui di
berulang-ulang. Begitu juga terhadap sumber air yang cukup jauh membuat
praktikum ini berjalan agak lambat. Walaupun begitu, ketika satu kelompok bekerja
sama dalam menyelesaikan praktikum ini, semuanya menjadi lebih ringan. Hal ini
22 | T a b u n g Pitot
KESIMPULAN
alumunium pada ulangan pertama sebesar 0.19, ulangan kedua sebesar 0.18, dan
ulangan ketiga sebesar 0.14 dengan rata-rata koefisien debit sebesar 0,17. Koefisien
debit pipa PVC pada ulangan pertama sebesar 0.17, pada ulangan kedua sebesar
0.17, dan ulangan ketiga sebesar 0.11 dengan rata-rata koefisien debit sebesar 0.15.
Koefisien debit pipa besi pada ulangan pertama sebesar 0.11, ulangan kedua sebesar
0.11, dan ulangan ketiga sebesar 0.12 dengan rata-rata koefisien debit sebesar 0.11.
23 | T a b u n g Pitot
DAFTAR PUSTAKA
Agustira, R., Lubis, K.,S., dan Jamilah. 2013. Kajian Karakteristik Kimia Air,
Fisika Air, dan Debit Sungai Pada Kawasan DAS Padang Akibat
Aufa, A., Rubiono. G., dan Mujilonto, H. 2016. Pengaruh Rasio Diameter Pipa
Iqbal, MT., dan Faisal, Z. 2018. Studi Kecepatan Aliran Air dengan Menggunakan
Tabung Pitot. Jurnal Saintek. 5(1) : 14-21. Politeknik Negeri Ujung Padang.
Makassar.
Kuncoro, YT., Sisinggih, D., dan Priyantoro, D. 2013. Uji Model Fisik Kapasitas
Muliawan, A., dan Yani, A. 2016. Analisis Daya dan Efisiensi Turbin Air Kinetis
Batusangkar.
Nuramal, A., Puspawan, A., dan Sinambela. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh
Posisi Blade Terhadap Efek Vortex Von Karman Pada Aliran Yang
24 | T a b u n g Pitot
Padang, YA., Okariawan, DK., dan Wati, M. 2014. Analisis Variasi Jumlah Sudu
Berengsel Terhadap Unjuk Kerja Turbin Cross Flow Zero Head. Jurnal
Bernoulli dan Desain Eksperimen dalam Fisika. Jurnal Dinamika. 5(1) : 20-
25 | T a b u n g Pitot