DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas makalah pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan yang berjudul
“Dampak Pembangunan Perumahan”. Penulisan makalah ini dimaksudkan dalam rangka untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Ir Syamsul Bahri,
M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan Lingkungan dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan arahan dan serta bimbingan.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat di kawasan perkotaan menyebabkan meningkatnya kebutuhan
prasarana dan sarana dasar perkotaan seperti perumahan, pendidikan, transportasi, pasar, air bersih,
drainase dan pengendalian banjir, sarana persampahan, pengolahan air limbah dan sebagainya.
Pertambahan penduduk kota yang tinggi, baik yang alami maupun migrasi harus dapat diimbangi
dengan perkembangan dan pertumbuhan kota yang dinamis, yang biasanya selalu diikuti dengan
perubahan lahan (Budihardjo, 1993).
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan sangat erat. Keduanya
saling memberi dan menerima pengaruh besar satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusia lebih
bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Manusia memiliki
kemampuan eksploatif terhadap alam sehingga mampu mengubahnya sesuai yang dikehendakinya.
Dan walaupun alam tidak memiliki keinginandan kemampuan aktif-eksploatif terhadap manusia,
namun pelan tapi pasti, apa yang terjadi pada alam, langsung atau tidak langsung, akan terasa
pengaruhnya terhadap bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia atau masyarakat Indonesia
pada khususnya mempunyai kewajiban untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup demi
kelangsungan hidup umat manusia.
Dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyebabkan Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam arti, Negara mempunya
wewenang dan kewajiban untuk memanfaatkan seluruh sumber daya alam akan hasil dari sumber
daya alam tersebut ditujukan untuk mensejahterakan rakyat. Melestarikan lingkungan hidup
merupakan kebutuhan yang seharusnya dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau
pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap orang. Setiap orang harus melakukan usaha
untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Sekecil apappun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya lingkungan yang
baik.
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup menyebutkan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Lingkungan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang tersebut merupakan suatu
sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan hidup,
lingkungan buatan, dan lingkungan sosial. Semua komponen tersebut disebut ruang.
Perumahan dan permukiman sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, memiliki fungsi strategis
sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan
datang. Seperti yang kita ketahui seiring dengan perkembangan jaman di era modernisasi ini,
kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat yang di ikuti dengan meningkatnya angka
kependudukan . Kebutuhan tempat tinggal tersebut terealisasikan dengan maraknya pembangunan
perumahan dan pemukiman di daerah suburban baik yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah
maupun swasta. Namun, pembangunan perumahan dan pemukiman tersebut kini juga menjadi
permasalahan bagi masyarakat suburban yang terkait dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan alih
fungsi lahan.
1.2 Rumusan Masalah
Dapat memberikan informasi mengenai dampak pembangunan perumahan bagi lingkungan hidup
serta kebijakan atau solusi yang dapat dilakukan untuk menangani masalah pembangunan perumahan
dalam kaitannya dengan lingkungan hidup
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, perumahan
diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana.
Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah
tinggal dimana dimungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya, serta dilengkapi
prasarana sosial, ekonomi, budaya, dan pelayanan yang merupakan subsistem dari kota secara
keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan serta sistem
nilai yang berlaku bagi warganya.
Pengertian perumahan sering dikaitkan dengan pembangunan sejumlah rumah oleh berbagai instansi
baik pemerintah atau swasta dengan disain unit-unit rumah yang sama atau hampir sama. Jumlah
rumah dan kelompok perumahan ini tidak tertentu, dapat terdiri dari dua atau tiga rumah atau dapat
juga sampai ratusan rumah. Bentuknya pun tidak terbatas hanya pada bangunan satu lantai saja, yang
berderet secara horizontal, melainkan dapat juga merupakan bangunan bertingkat yaitu merupakan
rumah susun.
Keberadaan kompleks perumahan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif. Dari sisi
positifnya, pembangunan kawasan perumaan oleh pihak swasta membawa manfaat yang tidak kecil
terhadap masyarakat, pemerintah, dan pengusaha. Manfaat bagi masyarakat selain tersedianya
perumahan yang layak huni bagi semua strata sosial ekonomi masyarakat juga dapat memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha, khususnya pengadaan sarana dan prasarana seperti jalan,
jembatan, listrik, air minum, telepon, dan lain-lain dapat dilaksanakan secara terpadu. Selain itu juga
pembangunan yang merata dari sarana termasuk jalan sistem drainase biasanya juga ikut terbangun,
penerangan jalan secara umum juga akan ditata, artinya secara umum dampak positifnya bagi
masyarakat adalah semakin baiknya insfrastruktur yang ada. Demikian pula dari segi keuangan
Negara dalam bentuk pajak dan retribusi. Manfaat yang diperoleh oleh pengembang selain laba
adalah adalah terjadinya efisiensi biaya pembangunan perumahan skala besar. Di samping itu nilai
tambah yang terjadi dari pengembangan kawasan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk membiayai
pembangunan misalnya melalui penjualan rumah, kontribusi dan lain-lain. Selain itu juga terjadi
keteraturan lokasi dan penempatan serta pengelompokan pemukiman penduduk.
Tetapi di sisi negatifnya banyak daerah-daerah yang tidak saharusnya dibangun, ternyata telah berdiri
beragam perumahan-perumahan mulai dari kelas menengah hingga kelas elit, di samping itu
keberadaan kompleks tersebut ternyata menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar. Terjadinya
masalah banjir, pengelolaan sampah, dan masalah lingkungan lainnya ternyata memerlukan perhatian
khusus, karena tidak sedikit biaya yang harus disediakan untuk merehabilitasinya.
Selain itu, tumbuh dan berkembangnya perumahan tidak diimbangi dengan keinginan developer
untuk memperhatikan masalah lingkungan yang diakibatkannya, konsentrasi developer atau
pengembang pada umumnya hanya sebatas membuat perumahan yang laku, model rumah yang unik,
dan menyediakan fasilitas cukup lengkap dengan garansi harga relatif diterima di masyarakat.
Beberapa masalah pokok permasalah lingkungan dalam pembangunan perumahan antara lain:
1. Berkurangnya Resapan Air dan Meningkatnya Run Off Air.
Sebagai akibat pembangunan terjadi perubahan terhadap lingkungan awal. Daerah yang tadinya
terbuka dan ditumbuhi pepohonan sehinga dapat menyerap air, kerana adanya pembangunan tersebut
akan ditutupi oleh bangunan, jalan dan perkerasan lain. Sehingga mengurangi daerah resapan air yang
dapat mempengaruhi ketersediaan air tanah. Selain itu, run off akan terjadi dan aliran air akan masuk
ke badan sungai. Hal ini menyebabkan volune air sungai akan meningkat yang dapat menyebabkan
banjir di wilayah yang lebih rendah.
2. Limbah Cair.
Pembuangan limbah cair khususnya limbah domestic (Individual Septic Tank) pada setiap rumah
akan menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah. Semakin padat satuan hunian dalam kawasan
tersebut, semakin tinggi pula pencemaran yang terjadi. Bahkan akan mempengaruhi air bersih yang
berasal dari air tanah.
3. Limbah Padat
Seringkali perumahan elit memberikan limbah rumah tangga dalam jumlah yang tidak sedikit.
Limbah padat atau sampah ini memerlukan penanganan khusus. Sampah dan limbah padat akan
merugikan lingkungan baik berupa pencemaran tanah, pencemaran udara (bau), dampak visual,
sensori, dan sebagainya.
Dampak lain dari pembangunan perumahan terutama bila kondisi tapak sebelumnya merupakan
kawasan yang ditumbuhi pepohonan adalah pengaruhnya terhadap iklim mikro yaitu meningkatnya
suhu udara di kawasan tersebut.
Sebagai akibat dari rencana pembangunan perumahan adalah masalah pelaksanaan pembebasan
tanah. Tanah yang sebelumnya dimiliki oleh masyarakat setempat berganti kepemilikan melalui
proses ganti rugi. Masalah yang muncul adalah belum siapnya masyarakat untuk melepaskan
kepemilikan tanah sebagai tempat sumber penghidupannya untuk berganti/alih pekerjaan.
Berubahnya pola hidup sosial masyarakat setempat dari masyarakat petani menjadi masyarakat
industri/jasa, dan sebagainya.
1. Menjaga kelestarian lingkungan yang masih tersisa agar tetap terpelihara dan menghasilkan
manfaat bagi manusia
2. Menghemat sumber daya alam agar tidak cepat habis melalui penciptaaan teknologi yang canggih
dan hemat energi
3. Perencanaaan pembangunan yang berwawasan lingkungan
Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai
pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu. Dengan pembangunan
berwawasan lingkungan, pembangunan dapat berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dapat
didefinisikan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhannya sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Pembangunan
berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan terus menerus
karena tidak habisya sumber daya yang menjadi modal pembangunan. Modal itu sebagian berupa
modal buatan manusia, seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasarana pembangunan. Lingkungan
sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan pembangunan berkelanjutan,
salah satunya ialah kesenjangan.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa pertambahan
jumlah penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembangunan perumahan.
Permasalahan yang timbul dalam lingkungan perumahan terjadi akibat kurangnya perencanaan
pembangunan perumahan yang berwawasan lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan dari hal
ini seperti terjadinya masalah banjir karena kurangnya daerah resapan air. Selain dampak negatif, ada
pula dampak positif pembangunan perumahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasaran
yang semakin lengkap jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan bentuknya, pipa baja karbon terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Seamless Pipe
Yaitu pipa yang dibentuk tanpa adanya sambungan di sepanjang pipa tersebut. Karenanya, kualitas
pipa jenis ini lebih baik serta merata (sama) di setiap jengkal permukaannya. Selain itu, pipa jenis ini
juga tidak rentan terhadap perubahan bentuk yang biasa terjadi akibat efek pemanasan. Tak heran jika
pipa baja karbon jenis ini sering digunakan di dunia industri, utamanya di perminyakan dan gas.
Referensi :
Budiarjo, Eko., dan Sudanti Hardjohubojo. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung:Penerbit
Alumni (hal: 209).
Wonorahardjo, Surjamanto. 2009. Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan.
www.slideshare.net/alih-fungsi-lahan-terbuka-hijau-menjadi-perumahan
Sumber Berita: http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-1048-pengertian-perumahan-permukiman-
menurut-defenisi-para-ahli-dan-aspek-program-penyediaan-pembanguan-p.html#ixzz5SZq226vB
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives