Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 2


1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 8
3.1 Tempat, Hari dan Waktu Penelitian ......................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 8
3.3 Desain Percobaan ........................................................................................ 9
3.4 Skema Alur Percobaan ............................................................................. 11
BAB IV HASIL PENGAMATAN ..................................................................... 13
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 17
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 24
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 24
6.2 Saran ........................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling
berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti
kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu dilihat pada jarak
antar tumbuhan, di mana persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan
yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari spesies tunggal sangat jarang
di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis dapat
mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan. Jarak
kerapatan tanam mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi. Di alam bebas
tumbuhan tidak bersaing satu sama lain dengan cara fisik, tetapi menggunakan
pengaruh terhadap lingkungan tempat hidup.
Persaingan tumbuh ini merupakan suatu cara bagaimana tumbuhan
tersebut untuk memperoleh kebutuhannya untuk kelangsungan hidupnya dan
untuk bertahan hidup. Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar
spesies yang sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara
jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Interaksi yang terjadi
antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi terhadap kondisi populas,
keaktifan atau tindakan individu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
ataupun kehidupan populasi. Setiap anggota populasi dapat memakan anggota
populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang
merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah
ataupun dua arah (timbal balik).
Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi
antarspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positip maupun
negatif. BeberapaBeberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa
semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan akan
berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan
tanaman. Pengaturan populasi tanaman adalah pengaturan jarak tanam yang

2
nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan
cahaya matahari.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan
terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang.
Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada
waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh persaingan antar jenis
tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat terlihat
pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter batang), warna
daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud kompetisi intraspesifik ?
1.2.2 Bagaimana syarat terjadinya sebuah kompetisi ?
1.2.3 Apa fungsi dilakukannya pengulangan pada setiap perlakuan dalam
praktikum serta berapa pengulangan ideal yang digunakan pada suatu
penelitian ?
1.2.4 Apa saja variable-variable yang digunakan dalam penelitian ?
1.2.5 Mengapa digunakannya analisis anova ?
1.2.6 Bagaimana hasil analisis yang di dapatkan dari analisis anova dan grafik ?
1.2.7 Bagaimana hasil yang didapatkan dari pengukuran akhir berat tanaman ?
1.2.8 Apa saja faktor yang memperngaruhi intraspesifik ?
1.2.9 Bagaimana jika didapatkan terdapat hasil praktikum yang tidak sesuai
dengan teori ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian kompetisi intraspesifik
1.3.2 Mengetahui syarat terjadinya sebuah kompetisi
1.3.3 Mengetahui fungsi dilakukannya pengulangan pada setiap perlakuan
dalam praktikum serta berapa pengulangan ideal yang digunakan pada
suatu penelitian
1.3.4 Mengetahui variable-variable yang digunakan dalam penelitian

3
1.3.5 Mengetahui penggunaan analisis anova
1.3.6 Mengetahui hasil analisis yang di dapatkan dari analisis anova dan grafik
1.3.7 Mengetahui hasil yang didapatkan dari pengukuran akhir berat tanaman
1.3.8 Mengetahuu faktor-faktor yang mempengaruhi intraspesifik
1.3.9 Mengetahui kesesuaian data dengan teori dan penyelesaiannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kompetisi adalah suatu interaksi antar individu akibat kesamaan
kebutuhan akan sumber daya yang bersifat terbatas. Sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu, atau
dalam artian bahwa kompetisi merupakan interaksi antar individu yang berakibat
pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi terjadi pada lahan dan

4
waktu yang bersamaan hingga menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam
tersebut contohnya air, tanah, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh untuk menunjang
aktivitas hidupnya (Ora, 2019).
Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu
pada satu spesies yang sama (interspesifik). Kompetisi intraspesifik adalah
persaingan antara organisme satu species dalam tempat yang sama. Sedangkan
kompetisi interspesifik yaitu persaingan antara organisme yang beda spesies
dalam tempat yang sama (Burnie, 2005). Kompetisi tumbuhan dalam suatu
spesies dapat dilihat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan
yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga
tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan
antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada
umumnya bersifat merugikan (Tarjuelo et al., 2016).
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan
mempengaruhi teerhadap kondisi populasi. Hal ini karena keaktifan individu
mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Setiap
anggota populasi dapat memakan anggota populasi yang lainnya, bersaing
terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling
membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik).
Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi
antarspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positip, negatif,
atau nol (Adler et al., 2018).
Salah satu metode paling sederhana untuk mendeteksi persaingan intraspesifik
adalah dengan menguji hubungan negatif antara kinerja dan kepadatan populasi.
Kinerja atau performansi dapat diukur dengan banyak cara, tergantung pada
organisme dan tingkat ketahanan hidup. Contohnya adalah tingkat ketahanan
hidup dan reproduksi. Jika korelasinya negatif maka kepadatan lebih tinggi
mengarah ke kinerja yang lebih rendah. Hal tersebut adalah bukti adanya
kompetisi intraspesifik (Keddy, 2001).

5
Interaksi antara 2 spesies yang bergantung pada sumber tertentu dalam
lingkungan menyebabkan persaingan untuk mendapatkan sumber tersebut. Yang
paling sering terjadi sumber yang diperebutkan adalah makanan, tetapi dapat pula
hal-hal seperti tempat berlindung, sumber air dan tempat yang disinari matahari.
Semua persyaratan ekologis suatu spesies merupakan relung ekologi spesies
tersebut. Tumbuhan juga selalu bersaing dengan tumbuhan lain untuk
mendapatkan cahaya matahari, tanah, air dan mineral. Untuk mendapatkannya
terdapat banyak adaptasi khusus yang dipakai oleh tumbuhan untuk mengurangi
persaingan antarspesies (Syafi’i et al., 2017). Salah satu contoh kompetisi
intraspesies adalah kebutuhan nutrisi antara spesies tanaman yang sama. Akibat
dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan
diameter lateral akar. Akibat dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap
pembentukan karakter maupun dalam kemampuan untuk memproduksi buah atau
reproduksi tanaman (Simon dan Schmidt, 2017).
Mekanisme ekstrinsik dari interaksi kompetitif melibatkan aksi-aksi
individu yang meningkatkan kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan
reproduksi dengan mengurangi kesempatan saingannyauntuk memperoleh suatu
sumber makanan. Interaksi ini berlangsung untuk memperoleh sumber makanan
atau suatu penurunan umum kemampuan saingnya untuk menggunakan sumber
tersebut (Kusumawati, 2018). Setiap spesies tumbuhan memerlukan lingkungan
yang sesuai untuk hidup. Komponen suatu komonitas ditentukan oleh komponen
komponen tumbuhan yang mencapai klimaks dan mampu hidup dalam
lingkungan tersebut. Sehingga pada suatu komunitas, pengendali kehadiran
spesies dapat berupa satu atau beberapa spesies tertentu atau dapat juga sifat fisik
habitat.
Faktor yang menentukan tingkat kompetisi adalah kepadatan populasi,
pola distribusi dan keragaman spesies. Dengan meningkatnya kepadatan populasi,
maka gangguan yang ditimbulkan oleh tanaman yang satu terhadap tanaman yang
lainnya akan semakin jelas dan meningkat. Tanaman menunjukkan keunggulan
dalam berkompetisi jika kemampuan tumbuhnya meningkat, pertumbuhan setiap
individunya cepat dalam membentuk akumulasi biomassa, pembentukan kanopi

6
yang baik, mempunyai efisiensi dalam penggunaan air dan penyerapan unsur hara
(Ermawati et al., 2016).

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tempat, Hari dan Waktu Penelitian
Praktikum ini dilaksanakan di samping Gedung Green House FKIP-
Gedung 3 Universitas Jember , pada :
Hari : Kamis

Tanggal : 3 Oktober 2019 – 7 November 2019

Waktu : 14.20 – 17.00 WIB

7
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pot
2. Ember plastik
3. Pacul
4. Penggaris
5. Alat tulis
6. Gunting
3.2.2 Bahan
1. Biji jagung
2. Tanah
3. Air
4. Kertas label
3.3 Desain Percobaan

8
9
3.4 Skema Alur Percobaan

Mengisi pot yang akan digunakan dengan tanah secukupnya

10
Menyiapkan biji jagung yang sebelumnya telah direndam di air selama 1 jam
Menanam biji jagung di dalam pot dengan perlakuan yang sudah ditentukan sebelumnya

 Pot 1 ditanami 1 biji jagung


 Pot 2 ditanami 2 biji jagung
 Pot 3 ditanami 4 biji jagung
 Pot 4 ditanami 6 biji jagung
 Pot 5 ditanami 8 biji jagung
 Pot 6 ditanami 10 biji jagung

(Untuk setiap perlakuan masing-masing dua kali ulangan

Melakukan penyiraman secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan

Melakukan pengamatan selama 5 minggu serta mengukur tinggi tanaman, panjang daun,
dan lebar daun

Membuat grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot. Besaran sumbu X dinyatakan


dalam minggu sedangan pada sumbu dinyatakan dengan laju pertumbuhan tanaman

Melakukan uji statistik dengan SPSS untuk mengetahui pengaruh nyata dari tiap perlakuan

11
BAB IV HASIL PENGAMATAN
4.1 Analisis SPSS Tinggi Tanaman
a. Between-Subjects Factors

N
MINGGU 0 200
1 300
2 384
3 458
4 508
5 540
PERLAKUAN 1 36
2 137
3 285
4 466
5 680
6 786

b. Tests of Between-Subjects Effects


Dependent variable: Tinggi

Type III
df Mean
Source Sum of F Sig.
Square
Squares
511379,03 ,00
Corrected Model 35 14610,830 22,131
9a 0
1385354,3 1385354,3 2098,42 ,00
Intercept 1
33 33 1 0
123102,34 ,00
MINGGU 5 24620,470 37,293
9 0
,00
PERLAKUAN 36605,415 5 7321,083 11,089
0
MINGGU * ,00
38673,454 25 1546,938 2,343
PERLAKUAN 0
1554084,4
Error 2354 660,189
67
9703667,1
Total 2390
00

12
2065463,5
Corrected Total 2389
06
a. R Squared = ,248 (Adjusted R Squared = ,236)

4.2 Analisis SPSS Panjang Daun


a. Between-Subjects Factors

N
MINGGU 0 200
1 300
2 384
3 458
4 508
5 540
PERLAKUAN 1 36
2 137
3 285
4 466
5 680
6 786

b. Tests of Between-Subjects Effects


Dependent variabel: Panjang daun

Type III
Mean
Source Sum of df F Sig.
Square
Squares
,00
Corrected Model 43825,972a 35 1252,171 3,375
0
187352,48 187352,4 504,93 ,00
Intercept 1
8 88 4 0
,00
MINGGU 6548,069 5 1309,614 3,530
4
,00
PERLAKUAN 8656,191 5 1731,238 4,666
0
MINGGU * ,01
16130,907 25 645,236 1,739
PERLAKUAN 3

13
873435,65 235
Error 371,043
9 4
1873693,6 239
Total
80 0
917261,63 238
Corrected Total
1 9
a. R Squared = ,048 (Adjusted R Squared = ,034)

4.3 Analisis SPSS Tinggi Daun


a. Between-Subjects Factors

N
MINGGU 0 200
1 300
2 384
3 458
4 508
5 540
PERLAKUAN 1 36
2 137
3 285
4 466
5 680
6 786

b. Tests of Between-Subjects Effects


Dependent variabel: Tinggi daun

Type III
Mean
Source Sum of df F Sig.
Square
Squares
,00
Corrected Model 121,076a 35 3,459 3,579
0
734,30 759,6 ,00
Intercept 734,309 1
9 45 0
,47
MINGGU 4,364 5 ,873 ,903
8

14
,00
PERLAKUAN 22,574 5 4,515 4,671
0
MINGGU * ,04
37,221 25 1,489 1,540
PERLAKUAN 2
Error 2275,491 2354 ,967
Total 5294,410 2390
Corrected Total 2396,567 2389
a. R Squared = ,051 (Adjusted R Squared = ,036)

15
BAB V PEMBAHASAN
Kompetisi intraspesifik adalah persaingan antara organisme satu species
dalam tempat yang sama. Sedangkan kompetisi interspesifik yaitu persaingan
antara organisme yang beda spesies dalam tempat yang sama. Kompetisi
tumbuhan dalam suatu spesies dapat dilihat pada jarak antar tumbuhan, di mana
sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama
spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan
di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi
pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Kompetisi intraspesifik menghasilkan hubungan timbal balik yang linear
antara hasil tanaman dan kepadatan tanaman. Sedangkan pada kompetisi
interspesifik hasil rata-rata setiap spesies adalah merupakan fungsi dari masing-
masing komponen dari spesies yang ditanam. Faktor yang menentukan tingkat
kompetisi adalah kepadatan populasi, pola distribusi dan keragaman spesies.
Dengan meningkatnya kepadatan populasi, maka gangguan yang ditimbulkan oleh
tanaman yang satu terhadap tanaman yang lainnya akan semakin jelas dan
meningkat. Tanaman menunjukkan keunggulan dalam berkompetisi jika
kemampuan tumbuhnya meningkat, pertumbuhan setiap individunya cepat (baik
pertumbuhan keatas maupun ke bawah).
Syarat terjadinya kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak
individu apabila; suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya
dengan permintaan organisme atau kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.Sumber yang dipersaingkan
oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen,
dan cahaya. Praktikum yang dilakukan sudah memenuhi syarat. Kompetisi dalam
suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu kompetisi sumber daya, yaitu
kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas
Inferensi, yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada
individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas.
Untuk menentukan persaingan anatara tumbuhan sejenis (kompetisi
intraspesifik) ini digunakan analisis anova. Anova merupakan metode analisis

16
untuk mengukur perbedaan antar perlakuan melalui uji F. Jenis data yang tepat
untuk anova adalah nominal dan ordinal pada variable bebasnya, jika data pada
variabel bebasnya dalam bentuk interval atau ratio maka harus diubah dulu dalam
bentuk ordinal atau nominal. Sedangkan variabel terikatnya adalah data interval
atau rasio. Variabel penelitian pada praktikum ini, yang menjadi variabel kontrol
adalah tanaman jagung (Zea mays) yang berada pada pot 1. Variabel bebasnya
berupa minggu, pengulangan dan perlakuan. Sedangkan variabel terikatnya
berupa tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun.
Pada praktikum ini pada setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak
6 kali. Pengulangan yang ideal digunakan pada suatu penelitian umumnya 3 kali
pengulangan. Adanya pengulangan untuk melihat persaingan antara tumbuhan
yang sejenis. Perlakuan dan pengulangan berbanding lurus, dan merupakan
komponen variabel bebas. Sehingga, dari perlakuan dapat ketahui melalui adanya
pengulangan ini. Pengamatan yang telah dilakukan selama 5 minggu, maka telah
dapat dilihat persaingan/ kompetisi intraspesifik dari jagung (Zea mays) tersebut.
Berikut ini merupakan hasil analisis yang didapatkan dari praktikum yang telah
dilakukan selama 5 minggu, yang pertamana;
Perlakuan terhadap tinggi tanaman
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: TINGGI
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 511379,039 35 14610,830 22,131 ,000
Intercept 1385354,333 1 1385354,333 2098,421 ,000
MINGGU 123102,349 5 24620,470 37,293 ,000
PERLAKUAN 36605,415 5 7321,083 11,089 ,000
MINGGU *
38673,454 25 1546,938 2,343 ,000
PERLAKUAN
Error 1554084,467 2354 660,189
Total 9703667,100 2390
Corrected Total 2065463,506 2389
a. R Squared = ,248 (Adjusted R Squared = ,236)
Dari tabel anova menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jumlah individu
tanaman jagung per pot berpengaruh sangat signifikan (F=11,089; df= 5;

17
P=0,000) terhadap tinggi tanaman jagung dan perlakuan dengan perbedaan jumlah
individu per pot dengan jumlah minggu sebanyak 5 minggu berpengaruh sangat
signifikan (F=2,343; df=25; P=0,000) terhadap tinggi tanaman jagung.
Grafik tinggi tanaman dibawah ini, menunjukkan kompetisi terjadi
minggu ke-1 karena kompetisi paling terlihat pada perlakuan p6.
90.0000

80.0000

70.0000

60.0000 p1
p2
50.0000
p3
40.0000
p4
30.0000
p5
20.0000
p6
10.0000

0.0000
0 2 4 6 8

Perlakuan terhadap panjang daun


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: PANJANG_DAUN
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 43825,972 35 1252,171 3,375 ,000
Intercept 187352,488 1 187352,488 504,934 ,000
MINGGU 6548,069 5 1309,614 3,530 ,004
PERLAKUAN 8656,191 5 1731,238 4,666 ,000
MINGGU *
16130,907 25 645,236 1,739 ,013
PERLAKUAN
Error 873435,659 2354 371,043
Total 1873693,680 2390
Corrected Total 917261,631 2389
a. R Squared = ,048 (Adjusted R Squared = ,034)
Dari tabel anova menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jumlah individu
tanaman jagung per pot berpengaruh sangat signifikan (F=4,666; df= 5; P=0,000)
terhadap panjang daun tanaman jagung dan perlakuan dengan perbedaan jumlah

18
individu per pot dengan jumlah minggu sebanyak 5 minggu berpengaruh
signifikan (F=1,739; df=25; P=0,013) terhadap panjang daun tanaman jagung.
Grafik panjang daun dibawah ini, menunjukkan kompetisi terjadi minggu
ke-1 karena kompetisi paling terlihat pada perlakuan p6.
35.0000

30.0000

25.0000 p1
p2
20.0000
p3
15.0000 p4

10.0000 p5
p6
5.0000

0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7

Perlakuan terhadap lebar daun


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: LEBAR_DAUN
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 121,076 35 3,459 3,579 ,000
Intercept 734,309 1 734,309 759,645 ,000
MINGGU 4,364 5 ,873 ,903 ,478
PERLAKUAN 22,574 5 4,515 4,671 ,000
MINGGU *
37,221 25 1,489 1,540 ,042
PERLAKUAN
Error 2275,491 2354 ,967
Total 5294,410 2390
Corrected Total 2396,567 2389
a. R Squared = ,051 (Adjusted R Squared = ,036)
Dari tabel anova menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jumlah individu
tanaman jagung per pot berpengaruh sangat signifikan (F=4,671; df= 5; P=0,000)
terhadap lebar daun tanaman jagung dan perlakuan dengan perbedaan jumlah

19
individu per pot dengan jumlah minggu sebanyak 5 minggu berpengaruh
signifikan (F=1,540; df=25; P=0,042) terhadap lebar daun tanaman jagung.
Grafik lebar daun dibawah ini, menunjukkan kompetisi terjadi minggu ke-
1 karena kompetisi paling terlihat pada perlakuan p6.
1.8000

1.6000

1.4000
p1
1.2000
p2
1.0000
p3
0.8000
p4
0.6000 p5
0.4000 p6
0.2000

0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7

Dari ketiga grafik diatas, dapat diamati perbedaan tinggi rata-rata untuk
tanaman, lebar daun dan panjang daun. Karena umumnya, tinggi, panjang dan
lebar suatu tanaman bertambah dan sejalan dengan bertambahnya usia tanaman
maka tanamanan akan mengalami pertambahan pertumbuhan. Semakin banyak
tanaman dalam satu pot, maka tinggi tanaman akan rendah Karen aterjadi
persaingan memperebutkan sumberdaya yang terbattas di dalam pot.
Tanaman jagung yang tumbuh, hasil yang didapatkan dari pengukuran
akhir berat tanaman yaitu pada perlakuan pertama, pot 1 berat tanamannya 4 gr,
pot 2 berat tanamannya 27,5 gr, pot 3 berat tanamannya 50 gr, pot 4 berat
tanamannya 58,5 gr, pot 5 berat tanamannya 35,5 gr dan pot 6 berat tanamannya
65 gr. Sedangkan perlakuan kedua, pot 1 berat tanamannya nihil, karena
tanamannya mati, pot 2 berat tanamannya 16 gr, pot 3 berat tanamannya 58 gr, pot
4 berat tanamannya 61,5 gr, pot 5 berat tanamannya 73 gr dan pot 6 berat
tanamannya 61 gr.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau

20
tumbuhan tersebut untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain.
Faktor eksternal yang menjadi perebutan antar tanaman diantaranya intensitas
cahaya, unsur hara, suhu, air, oksigen, dan karbondioksida. Selain faktor yang
menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan fisiologis
pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah, udara,angin,
dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga
dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan interspesifik
pada tumbuhan, yaitu pertama, jenis tanaman; faktor ini meliputi sifat biologi
tumbuhan, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya
adalah pada tanaman yang memiliki sistem perakaran yang menyebar luas
sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk
daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi
sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air. Kedua, kepadatan
tumbuhan, jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan
persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak
mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
Ketiga, penyebaran tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji,
tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang
lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan
yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor
lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air. Keempat, waktu lamanya
periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan tanggapan tertentu,
mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30% pertama dari daur
tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan
oleh kompetisi.
Dan apabila terdapat hasil praktikum tidak sesuai dengan teori maka sudah
jelas bahwa terdapat kesalahan praktikan dalam praktikum. Mulai dari segi
prosedur kerja, pengamatan, perhitungan ataupun akibat kekurangan nutrisi.
Dalam percobaan kali ini, pada perlakuan kedua pola persaingan dengan satu
tanaman dalam satu pot tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini mungkin

21
disebabkan karena kurang baiknya bibit atau biji jaung yang ditanam sehingga biji
tersebut tidak mengalami pertumbuhan.

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Kompetisi intraspesifik adalah persaingan antara organisme satu species
dalam tempat yang sama.

6.1.2 Syarat terjadinya kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak
individu apabila; suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya
dengan permintaan organisme atau kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak. Sumber yang
dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya
makanan, oksigen, dan cahaya.

6.1.3 Adanya pengulangan untuk melihat persaingan antara tumbuhan yang


sejenis. Perlakuan dan pengulangan berbanding lurus, dan merupakan
komponen variabel bebas.

6.1.4 . Penelitian pada praktikum ini, yang menjadi variabel kontrol adalah
tanaman jagung (Zea mays) yang berada pada pot 1, variabel bebasnya
berupa minggu, pengulangan dan perlakuan. Sedangkan variabel terikatnya
berupa tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun.

6.1.5 Dilakukannya analisis anova untuk menentukan persaingan antara


tumbuhan sejenis (kompetisi intraspesifik). Anova sendiri merupakan metode
analisis untuk mengukur perbedaan antar perlakuan melalui uji F.

6.1.6 Dari tabel anova menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jumlah


individu tanaman jagung per pot berpengaruh sangat signifikan (F=11,089;
df= 5; P=0,000) terhadap tinggi tanaman jagung serta sangat signifikan
(F=4,666; df= 5; P=0,000) terhadap panjang daun tanaman jagung. Dan
berpengaruh sangat signifikan (F=4,671; df= 5; P=0,000) terhadap lebar daun
tanaman jagung. DariDari grafik, dapat diamati perbedaan tinggi rata-rata

22
untuk tanaman, lebar daun dan panjang daun. Karena umumnya, tinggi,
panjang dan lebar suatu tanaman bertambah dan sejalan dengan
bertambahnya usia tanaman maka tanaman akan mengalami pertambahan
pertumbuhan. Semakin banyak tanaman dalam satu pot, maka tinggi tanaman
akan rendah Karen aterjadi persaingan memperebutkan sumberdaya yang
terbatas di dalam pot.

6.1.7 Hasil yang didapatkan dari pengukuran akhir berat tanaman yaitu pada
perlakuan pertama, pot 1 berat tanamannya 4 gr, pot 2 berat tanamannya 27,5
gr, pot 3 berat tanamannya 50 gr, pot 4 berat tanamannya 58,5 gr, pot 5 berat
tanamannya 35,5 gr dan pot 6 berat tanamannya 65 gr. Sedangkan perlakuan
kedua, pot 1 berat tanamannya nihil, karena tanamannya mati, pot 2 berat
tanamannya 16 gr, pot 3 berat tanamannya 58 gr, pot 4 berat tanamannya 61,5
gr, pot 5 berat tanamannya 73 gr dan pot 6 berat tanamannya 61 gr.

6.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat


berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu
kemampuan biji atau tumbuhan tersebut untuk bertahan hidup berdampingan
dengan tumbuhan lain. Faktor eksternal yang menjadi perebutan antar
tanaman diantaranya intensitas cahaya, unsur hara, suhu, air, oksigen, dan
karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang
mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi
tanah, kelembaban tanah, udara,angin, dan gangguan dari spesies-spesies
tertentu di suatu habitat juga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
dan fisiologis tumbuhan.

6.1.9 Apabila terdapat hasil praktikum tidak sesuai dengan teori maka
terdapat kesalahan praktikan dalam praktikum. Mulai dari segi prosedur kerja,
pengamatan, perhitungan ataupun akibat kekurangan nutrisi. Dalam
percobaan ini, pada perlakuan kedua pola persaingan dengan satu tanaman
dalam satu pot tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena kurang baiknya bibit atau biji jaung yang ditanam
sehingga biji tersebut tidak mengalami pertumbuhan.

6.2 Saran
Saat pelaksanaan praktikum bahan dan alat yang digunakan yang dibutuhkan
sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu, agar dapat membantu memperlancar
jalannya praktikum sehingga praktikan dapat melaksanakan tugasnya masing –

23
masing dengan cepat dan ketika melakukan pengamatan sebaiknya lebih teliti lagi
agar tidak terjadi kesalahan pengambilan data.

24
DAFTAR PUSTAKA

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai