Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Peningkatan produksi pertanian terutama tanaman pangan sangat bergantung

dari adanya ketersediaan air. Ketersediaan air bagi tanaman merupakan faktor

pembatas pertumbuhan tanaman, karena air berguna sebagai pelarut sel, medium

transportasi unsur hara dalam tanah dan mempertahankan turgor dalam proses

transpirasi dan fotosintesis (Arsad, 1989).

Ketersediaan air merupakan salah satu unsur pokok bagi pertumbuhan tanaman,

dan juga salah satu faktor terpenting bagi peningkatan produksi pangan dalam bidang

pertanian (irigasi) khususnya. Penentuan banyaknya air yang dibutuhkan oleh

tanaman perlu diketahui dengan pasti secara baik. Maka dari itu penggunaan air

irigasi selayaknya dilakukan secara efektif dan efisien.

Pola tanam merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap efisiensi

pemberian air irigasi. Pengaturan pola tanam yang baik akan mempengaruhi hasil

yang diinginkan, oleh karenanya dalam hal ini akan diusahakan pengaturan pola tata

tanam agar dapat menghasilkan produksi panen dan air yang tersedia semaksimal

mungkin untuk memenuhi kebutuhan dari pola tata tanam itu sendiri.

Sebagian besar wilayah Saradan Kabupaten Madiun merupakan daerah

pertanian, oleh sebab itu sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai

petani. Daerah pertanian tersebut memiliki luas 990Ha. Dengan luas tersebut maka

dibutuhkan sistem irigasi yang baik. Sistem irigasi yang baik ditentukan oleh

keseimbangan antara jumlah air yang tersedia di lahan dengan kebutuhan air pada

tanaman. Jumlah air yang tersedia di lahan pertanian dapat dilihat dari besarnya curah

hujan dan debit yang melalui saluran induk. Saluran induk tersebut terdapat di Waduk
Saradan. Lokasi Waduk Saradan terletak di Desa Saradan, Kabupaten Madiun,

Provinsi Jawa Timur merupakan sumber air yang dimanfaatkan untuk kebutuhan

irigasi. Jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman digunakan untuk proses

evapotranspirasi pada tanaman tersebut. Jumlah air yang tersedia dan yang

dibutuhkan oleh tanaman akan mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu, sehingga

pada periode tertentu dapat terjadi kelebihan dan kekurangan air bagi tanaman.

Pada musim kemarau kebutuhan air di sawah daerah irigasi Bruwok Bawah

belum sepenuhnya dapat terpenuhi, hal ini terjadi di karenakan daerah irigasi Bruwok

Bawah telah banyak perubahan kondisi dan penurunan fungsi, sehingga

mempengaruhi hasil produksi petani. Agar jaringan irigasi dapat digunakan sesuai

dengan fungsinya, maka diperlukan adanya perencanaan pola tanam pada daerah

irigasi yang efektif dan efisien.

Dengan adanya permasalahan perbedaan antara ketersediaan air dan kebutuhan

air tersebut perlu dilakukan “Studi Perencanaan Alternatif Pola Tanam Pada Daerah

Irigasi Bruwok Bawah”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan

masalahnya antara lain:

1. Berapa besar debit andalan pada hulu Waduk Saradan yang dapat digunakan

untuk kebutuhan irigasi?

2. Berapa besar kebutuhan air irigasi untuk alternatif pola tata tanam yang

direncanakan?

3. Manakah pola tanam yang memiliki produktifitas tertinggi dari beberapa

alternatif pola tanam yang direncanakan?


1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini antara lain:

1. Dapat diketahui besar debit andalan dari Waduk Saradan yang tersedia untuk

irigasi.

2. Dapat diketahui besar kebutuhan air irigasi untuk masing-masing jenis

tanaman yang direncanakan.

3. Mengetahui pola tanam yang memiliki produktifitas tertinggi Dari beberapa

alternatif pola tanam yang direncanakan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini antara lain:

1. Memberikan sebuah wawasan bagaimana mengelola sumber daya air

termasuk di dalamnya dalam hal merencanakan suatu model optimasi pola

tanam.

2. Manfaat bagi masyarakat adalah dapat memberikan nilai ekonomis yang

lebih dengan terciptanya produk pertanian yang variatif dan unggul melalui

terciptanya jaringan irigasi dan sistem pola tanam yang baru.

1.5 Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan studi perencanaan alternatif pola tanam pada daerah irigasi,

terdapat banyak permasalahan yang dapat dibahas, maka didalam penulisan tugas

akhir ini perlu dibuat suatu pembatasan masalah. Pembatasan masalah ini bertujuan

agar dapat menghindari penyimpangan dari masalah yang akan dibahas sehingga

tujuan dari penulisan dapat tercapai, tetapi hal ini tidak berarti memperkecil arti dari

pokok-pokok masalah yang dibahas disini.

Adapun pembatasan dibuat sebagai berikut:

1. Data yang digunakan adalah data sekunder yang ada di lapangan.


2. Periode pemberian air untuk irigasi dilakukan setiap 10 harian.

3. Studi ini hanya membahas area daerah irigasi Bruwok Bawah seluas 990 Ha.

4. Studi ini tidak memperhitungkan masalah sedimentasi, hanya menganalisa air

untuk irigasi.

5. Studi ini mencakup perhitungan debit andalan dari data debit Waduk Saradan

dengan peluang keandalan 80%.

Anda mungkin juga menyukai