Bagian A - RIPersampahan-HAL 1-74 PDF
Bagian A - RIPersampahan-HAL 1-74 PDF
Bagian A
Tahapan Penyusunan Rencana Induk
Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana Persampahan
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 1
2 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
KATA PENGANTAR
P
enyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan (PSP) merupakan pelayanan publik
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penanganan persampahan yang terintegrasi
dan berkelanjutan sehingga tercapai peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan
lingkungan yang lebih baik dan sehat. Peningkatan penanganan persampahan sesuai dengan
amanat Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Hal ini berarti pelayanan persampahan dapat diakses
oleh seluruh masyarakat.
Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2014, pencapaian akses layanan persampahan baru mencapai 86,73%. Dalam
rangka mendukung upaya pencapaian universal akses sanitasi pada tahun 2019, penyelenggaraan PSP dilakukan mel-
alui serangkaian tahapan yang komprehensif, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan
pemeliharaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan PSP dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, perencanaan PSP terdiri dari Rencana Induk, Studi Kelayakan dan Perencanaan Teknis dan Manajemen
Persampahan (PTMP).
Sebagai panduan dan referensi bagi Pemerintah Provinsi atau Kota Metropolitan/Besar dalam menyusun Rencana Induk
Penyelenggaraan PSP, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun Pedoman Rencana Induk Penyelenggaraan PSP yang
sistematis dan sesuai dengan kebutuhan Pemerintah Daerah. Pedoman Rencana Induk Penyelenggaraan PSP ini memuat
penjelasan proses dan langkah-langkah penyusunan Rencana Induk, substansi/materi yang harus tercantum, dan tata
cara pelaksanaan kegiatan atau analisis spesifik.
Penyusunan pedoman ini melibatkan para akademisi, pakar dan praktisi di bidang persampahan melalui tahapan
workshop dan konsinyasi. Namun demikian, disadari bahwa panduan ini bersifat dinamis sehingga masih dapat berubah
dan berkembang. Oleh karena itu, kami senantiasa terbuka untuk menerima masukan guna penyempurnaan lebih lanjut.
Kepada para pihak yang telah membantu dalam penyusunan Pedoman Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan
PSP ini kami ucapkan terima kasih. Semoga sumbangsih yang telah diberikan bermanfaat bagi peningkatan pelayanan
dasar sanitasi melalui perencanaan di bidang persampahan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 3
DAFTAR ISI
4 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
A.5. PERUMUSAN STRATEGI, KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM
PENGELOLAAN SAMPAH.................................................................................................... 40
5.1 Tujuan.................................................................................................................................... 40
5.2 Deskripsi................................................................................................................................ 40
5.3 Keluaran................................................................................................................................ 41
5.4 Langkah-langkah Pelaksanaan............................................................................................. 42
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 5
Bagian C - Tatacara Survei, Pengkajian dan Kriteria Teknis
dalam Penyusunan Pedoman Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana Persampahan....................................................................................................... 175
C-1. Survei Dan Pengkajian Wilayah Studi Dan Wilayah Pelayanan............................................ 177
C-2. Survei Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Sampah....................................................... 181
C-3. Survei Dan Pengkajian Demografi Dan Ketatakotaan........................................................... 185
C-4. Survei Dan Pengkajian Data Sosial Ekonomi........................................................................ 191
C-5. Survei Dan Pengkajian Biaya,Sumber Pendanaan Dan Keuangan...................................... 196
C-6. Definisi Operasional Standar Pelayanan Minimal................................................................. 204
C-7. Analisis Gambaran Pelayanan Persampahan Propinsi/ Kota............................................... 213
C-8. Analisis Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Kebersihan.................... 218
C-9. Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Sektor Persampahan........................................ 222
C-10. Analisis Terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Klhs) Sesuai
Dengan Pelayanan SKPD..................................................................................................... 227
C-11. Perumusan Visi Dan Misi...................................................................................................... 230
C-12. Perumusan Tujuan Dan Sasaran.......................................................................................... 237
C-13. Merumuskan Strategi............................................................................................................ 241
C-14. Kriteria Teknis Perencanaan TPA Sampah............................................................................ 245
C-15. Kriteria Teknis Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah.................. 263
C-16. Kriteria Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan ( SNI 19-2454-2002 )............ 273
C-17. Kriteria Teknis Pemenuhan Kebutuhan Dasar Permukiman Pada Saat Tanggap
Darurat Penanggulangan Bencana....................................................................................... 299
6 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan (PSP) merupakan suatu dokumen
perencanaan umum yang menyeluruh mengenai penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan
untuk periode minimal 10 (sepuluh) tahun. Rencana induk sistem pengelolaan sampah tersebut selanjutnya
digunakan sebagai acuan oleh instansi yang berwenang dalam penyusunan program pembangunan 5 (lima)
tahun sistem pengelolaan sampah.
Tujuan
Pedoman ini disusun untuk dapat dijadikan pegangan, panduan dan referensi bagi Pemerintah Provinsi/Kota
Besar/Metropolitan dalam menyusun Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
yang memenuhi standar nasional, sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap kebutuhan sesuai
karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah, serta tanggap terhadap kebutuhan stakeholder kegiatan
penanganan sampah yaitu Pemerintah, Investor dan Masyarakat.
Kelengkapan Pedoman
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP terdiri dari tiga bagian yaitu:
Bagian A : Proses Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP
Berisi penjelasan proses dan langkah-langkah penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan
PSP
Bagian B : Penjelasan Rinci Daftar Isi Rencana Induk Penyelenggaraan PSP.
Penjelasan secara rinci daftar isi Rencana Induk Penyelenggaraan PSP yang meliputi Bab dan
Sub Bab serta substansi/materi yang harus tercantum dalam Rencana Induk.
Bagian C : Lampiran
Penjelasan rinci mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan atau analisis spesifik yang perlu
dilakukan di dalam penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP
Sasaran pengguna
Sasaran pengguna Pedoman Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP ini adalah Pemerintah
Provinsi/Kota Besar/Metropolitan, sedangkan untuk Kota Sedang dan Kecil berupa Perencanaan Teknis dan
Manajemen Persampahan (PTMP).
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 7
8 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Pedoman
Penyusunan Rencana Induk
Sistem Pengelolaan Sampah
Bagian A
Tahapan Penyusunan Rencana Induk
Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 9
10 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
A.1. PENYAMAAN PERSEPSI DAN PARADIGMA
1.1 Tujuan
1. Tercapai kesepahaman dan kesamaan persepsi mengenai manfaat adanya Rencana Induk Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan bagi Pemerintah Kota Besar/Metropolitan
2. Tercapai kesepakatan mengenai cara dan tahapan penyusunan, jadwal kerja, pembagian tugas dan
tanggung jawab setiap anggota tim penyusun
1.2 Deskripsi
Penyamaan Persepsi dan Paradigma adalah tahapan pertama para pihak terkait dalam rangka penyusunan
Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Pemerintah Kota Besar/Metropolitan.
Proses ini perlu dibangun untuk memastikan adanya kesepahaman dan kesamaan persepsi di antara para
pihak mengenai manfaat adanya Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan,
yang menjadi dasar Pengelolaan Persampahan Pemerintah Kota Besar/Metropolitan.
Penyamaan persepsi dan paradigma dalam rangka penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana Persampahan meliputi:
1. Perlunya Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah di susun
2. Para pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan.
3. Paradigma
- Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R
- TPA Lahan urug saniter (tidak Open Dumping)
- Pengelolaan Gas Rumah Kaca (Pemanfaaatan dan Pemusnahan)
- Pemanfaatan sekitar TPA
- Waktu perencanaan minimal perlu disepakati
- Rehabilitasi TPA
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 11
c. Rencana induk disusun oleh instansi yang berwenang di masing-masing Kota Besar/Metropolitan
dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan hasilnya disosialisasikan pada masyarakat
luas (termasuk melalui internet dengan domain khusus dari instansi pengelola lingkungan daerah).
Pengesahan rencana induk persampahan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Daerah .
PERDA
Rencana Pembangunan Jangka Rencana Umum Tata Ruang Rencana Induk Persampahan
Panjang Daerah (20 tahun) (20 tahun) (10-20 tahun)
Rencana Detail
PERDA Rencana Sektor Persampahan
Tata Ruang Wilayah
Rencana Pembangunan Jangka (Renstra Dinas)
(RDTRW)
Menengah Daerah (RPJMD) (5 tahun)
(5 tahun)
(5 tahun)
Renstra Kota (5 tahun)
RAPERDA
Rencana Anggaran Pendapatan Program Tahunan Sektor
Belanja Daerah (RAPBD) Persampahan
(5 tahun)
Renstra Kota (5 tahun)
PERDA
Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD)
Tim penyusun Rencana Induk Penanganan Sampah dipersiapkan oleh Kepala SKPD dan diusulkan kepada
kepala daerah untuk ditetapkan dengan surat keputusan kepala daerah. Susunan keanggotaan tim penyusun
Rencana Induk Penanganan Sampah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah ini sekurang-
kurangnya sebagai berikut:
12 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Kelompok Kerja: Susunan kelompok kerja tim disesuaikan dengan kebutuhan, yang diketuai oleh
kepala unit kerja dengan anggota BAPPEDA, pejabat/staf SKPD Kebersihan dan unsur non
pemerintah yang dinilai kompeten sebagai tenaga ahli.
Tenaga Ahli Penyusunan Rencana Induk
· Ahli Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan
· Ahli Teknik Hidrologi/Geohidrologi
· Ahli Sosial Budaya
· Ahli Ekonomi/Keuangan
· Ahli Kelembagaan/Manajemen
· Ahli Perencanaan Kota/Planologi
· Ahli Regulasi / Hukum
· Ahli Geodesi
1.2.3 Penyusunan Agenda Kerja Tim Penyusun Rencana Induk Pengelolaan Sampah
Rencana kegiatan Tim Penyusun Rencana Induk Pengelolaan Sampah disusun untuk membantu koordinasi
dan integrasi antara proses penyusunan Rencana Induk.
Contoh agenda kerja penyusunan dokumen Rencana Induk Pengelolaan Sampah adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Contoh Agenda Kerja Penyusunan Rencana Induk Penanganan Sampah
Dst..
1.3 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari proses “Penyamaan Persepsi dan Paradigma” adalah:
1. Disepakatinya perlunya penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan.
2. Disepakatinya pihak yang menyusun Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan.
3. Disepakatinya Persepsi dan Paradigma dalam penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana Persampahan.
4. Disepakatinya jadwal penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 13
1.4 Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Bentuk Tim Penyusun Rencana Induk Penyelenggaraan PSP
2. Bangun kesepahaman tentang pentingnya Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan, untuk menumbuhkan kesepahaman dan kesamaan persepsi. Tim penyusun perlu
mengadakan pertemuan yang melibatkan seluruh anggotanya. Pertemuan tersebut diagendakan
untuk menyepakati:
a. Latar belakang, Maksud dan Tujuan, dan Ruang Lingkup penyusunan Rencana Induk
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan, yang akan menekankan pada:
i. Penjelasan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
sebagai dokumen yang memuat data dasar (baseline) mengenai kondisi penanganan
sampah perkotaan saat ini.
ii. Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
merupakan Tahap Pertama dari program Perencanaan Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana Persampahan.
iii. Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Induk PSP Persampahan menjadi input
untuk penulisan “Bab I : Pendahuluan”.
b. Posisi dan Landasan hukum atau peraturan-peraturan yang terkait Rencana Induk
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan diskusikan, seperti contoh:
- Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
- Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
- Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
- Permendagri No, 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8 tahun
2008 tentang Tahapan, Tatacara penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
- Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
- Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
- Peraturan Menteri PU 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
14 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
- Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah;
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Reduse, Reuse, Recycle melalui bank sampah.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan
Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
- Peraturan Daerah
c. Standar teknis yang terkait Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan diskusikan, seperti contoh:
- SNI 19-7029-2004 spesifikasi komposter rumah tangga individual dan komunal
- SNI 19-2454-2002 Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan
- SNI 19-3983-1995 spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan sedang di indonesia
- SNI 19-3964-1994 metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah perkotaan
3. Hasil diskusi ini juga menjadi input untuk penulisan „Bab I : Pendahuluan“.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 15
A.2. PENYIAPAN KONSEP DAN KRITERIA PENYUSUNAN RENCANA INDUK
2.1 Tujuan
1. Menyusun periode perencanaan rencana induk
2. Menjelaskan hasil evaluasi Rencana Induk terdahulu bila ada
3. Menyusun Kriteria Rencana Induk
4. Menjelaskan metodologi survei pengumpulan data
5. Menjelaskan kesepakatan mengenai konsep penyusunan dan kriteria perencanaan yang akan digunakan
dalam Rencana Induk Pengelolaan Sampah Provinsi/Kota*
6. Menjelaskan keterpaduan sistem pengelolaan sampah dengan Prasarana dan Sarana air minum, air
limbah dan drainase
7. Menjelaskan kontribusi sistem pengelolaan sampah dalam program mitigasi perubahan iklim.
2.2 Deskripsi
Tahapan kedua yang harus dilakukan dalam menyusun rencana induk ini adalah menyusun konsep dan
kriteria penyusunan rencana induk meliputi periode perencanaan, evalusi rencana induk, kriteria penyusunan
rencana induk, survei penyusunan rencana induk, keterpaduan dengan prasaranan dan sarana air minum, air
limbah drainase, dan Kontribusi sistem pengelolaan sampah dalam program perubahan iklim.
Proses penyusunan rencana induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan perlu
memperhatikan:
1. Muatan Rencana Induk
2. Persyaratan Teknis Perencanaan Rencana Induk
16 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
- Tersedianya program kampanye dan edukasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan
peran masyarakat dalam kegiatan 3R.
- Tersedianya program peningkatan kelembagaan yang memisahkan peran operator dan regulator.
· Kriteria Teknis
- Periode perencanaan minimal 10 (sepuluh) tahun
- Sasaran dan prioritas penanganan
- Strategi penanganan
- Kebutuhan pelayanan
2.3 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari proses “Penyiapan Konsep dan Kriteria Penyusunan Rencana Induk” adalah:
1. Disepakatinya konsep dan kriteria penyusunan rencana induk
2. Ditetapkannya periode perencanaan Rencana Induk
3. Didapatkan penjelasan umum evaluasi rencana induk
4. Tersusunnya kriteria rencana induk
5. Tersedianya data hasil survei
6. Tersedianya informasi keterpaduan dengan prasarana dan saran air minum, air limbah dan drainase
7. Tersedianya informasi mengenai konstribusi sistem pengelolaan sampah dalam program mitigasi
perubahan iklim
2.4 Langkah-langkah
1. Menjelaskan muatan- muatan utama dalam rencana induk
2. Menjelaskan kriteria penyusunan rencana induk
Kriteria Penyusunan Rencana Induk
Menjelaskan Rencana induk ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Berorientasi ke depan
- Mudah dilaksanakan atau realistis, dan
- Mudah direvisi atau fleksibel
3. Menjelaskan periode perencanaan
4. Penjelasan metodologi survei
Metodologi Survei
a. Survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan
Harus memenuhi ketentuan:
- Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader) berpengalaman
dalam bidang persampahan minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;
- Mempelajari laporan studi terdahulu tentang sistem penanganan sampah dan tata ruang kota.
- Dilakukan pembahasan dengan pihak terkait guna mendapatkan kesepakatan dan rekomendasi
terhadap lingkup wilayah studi dan wilayah pelayanan.
b. Survei sumber timbulan, komposisi dan karakteristik sampah
Harus memenuhi ketentuan:
- Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader) berpengalaman
dalam bidang persampahan minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 17
- Melaksanakan survei lapangan yang seksama dan terkoordinasi dengan pihak terkait;
- Membuat laporan tertulis mengenai hasil survei yang memuat:
a. Foto lokasi;
b. Data timbulan, komposisi dan karakteristik sampah;
c. Peta letak Prasarana dan Sarana Persampahan.
- Mengirimkan data dan laporan tersebut di atas kepada pemberi tugas instansi yang terkait.
5. Meninjau Rencana Induk yang sudah pernah ada atau sudah pernah dibuat
6. Evaluasi Rencana Induk
Menjelaskan mengenai evaluasi Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah yang dilaksanakan setiap
5 tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan perubahan rencana
induk bidang sanitasi lainnya, tata ruang dan rencana induk SPAM serta perubahan strategi di bidang
lingkungan (Local Environment Strategy). Maupun hasil rekomendasi Audit lingkungan perkotaan yang
terkait dengan masalah pengelolaan Persampahan.
7. Menentukan Periode Perencanaan
8. Membahas keterpaduan antara sektor persampahan dengan sektor lain seperti air minum, drainase
perkotaan, air limbah, jalan dan sarana transportasi.
9. Membahas kontribusi sistem pengelolaan sampah dalam program mitigasi perubahan iklim
18 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
A.3. DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN
3.1 Tujuan
1. Dipahaminya ruang lingkup Rencana Induk Prasarana dan Sarana Persampahan dan tercapainya
kesepakatan cakupan wilayah pengamatan dan wilayah perencanaan.
2. Terhimpunnya data sekunder untuk mendeskripsikan wilayah, profil pengembangan prasarana dan
sarana persampahan dan permasalahannya.
3. Diketahuinya data primer yang diperlukan, yang harus dikumpulkan melalui survei dan pengukuran
di lapangan.
4. Tergambarnya deskripsi kondisi daerah studi sistem pengelolaan sampah
5. Tersusunnya hasil survei pengumpulan data
3.2 Deskripsi
Deskripsi Daerah Perencanaan adalah tahapan ke tiga penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan. Untuk mencapai tahapan ini tim penyusun harus memahami lingkup
pengelolaan sampah serta membangun kesepakatan tentang cakupan wilayah yang akan digambarkan di
dalam Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah.
Tim penyusun harus mengidentifikasi sumber data dan penanggung jawab, mengumpulkan seluruh data
sekunder yang diperlukan untuk menyusun profil daerah studi berikut kondisi eksisting sistem pengelolaan
sampah. Sumber data sekunder yang digunakan dapat berasal dari berbagai dokumen perencanaan Pemerintah
Kota Besar/Metropolitan maupun hasil studi oleh universitas/LSM. Dokumen-dokumen ini diantaranya adalah
RTRW, RPJPD, RPJMD, Renstra.
Profil daerah studi dalam Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan disusun
untuk menjelaskan gambaran saat ini dari Pemerintah Kota Besar/Metropolitan terkait wilayah perencanaan,
arah pengembanagan wilayah perkotaan, kondisi fisik wilayah seperti batas Administrasi, letak geografi,
hidrologi, topografi, Klimatografi, fisiografi, Geologi, Hidrogeologi, hidrooceanografi, kondisi sosial ekonomi,
budaya&kesehatan masyarakat, serta kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah berikut permasalahannya.
Pengumpulan data dan informasi tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun daftar data/informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan Rencana Induk PS
Persampahan dan disajikan dalam bentuk matriks untuk memudahkan analisis
2. Mengumpulkan data/informasi yang akurat dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan;
dan
3. Menyiapkan tabel-tabel/matriks kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhan analisis.
Sumber data sekunder yang digunakan dapat berasal dari berbagai dokumen perencanaan Pemerintah
Kota Besar/Metropolitan maupun hasil studi oleh universitas/LSM. Dokumen-dokumen ini diantaranya
adalah RTRW, RPJPD, RPJMD, Renstra.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 19
Profil daerah studi dalam Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
disusun untuk menjelaskan gambaran saat ini dari Pemerintah Kota Besar/Metropolitan terkait wilayah
perencanaan, arah pengembanagan wilayah perkotaan, kondisi fisik wilayah seperti batas Administrasi,
letak geografi, hidrologi, topografi, Klimatografi, fisiografi, Geologi, Hidrogeologi, hidrooceanografi, kondisi
sosial ekonomi, budaya & kesehatan masyarakat, serta kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah
berikut permasalahannya.
Data yang diperlukan dalam penyusunan Rencana Induk Prasarana dan Sarana Persampahan sangat
beragam dan sumbernya dari berbagai instansi. Data yang dikumpulkan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Data Kebijakan pembangunan dan tata ruang
- Data RTRW/RDTR;
- Data RPJPD dan RPJMD;
- Data Rencana Strategis; dan
- Data Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.
2. Data Kondisi Fisik Wilayah
- Data wilayah administrsai dilengkapi dengan peta wilayah administrasi;
- Data letak geografi;
- Data Hidrologi dilengkapi dengan Peta hidrologi;
- Data Topografi dilengkapi dengan Peta topografi, foto udara citra satelit skala 1:50.000,
1:5.000, tergantung luas daerah studi/perencanaan;
- Data Fisiografi dilengkapi dengan peta Fisiografi;
- Data Klimatografi dilengkapi dengan Peta Klimatografi;
- Data Curah Hujan;
- Data Geologi dilengkapi dengan Peta geologi;
- Data Hidrogeologi; dan
- Data Hidrooceanografi.
3. Data Demografi (Kependudukan)
- Data jumlah penduduk;
- Data penyebaran penduduk; dan
- Data kepadatan penduduk.
4. Data Sosial, ekonomi dan Budaya
- Data Tingkat Pendidikan Masyarakat;
- Data Penghasilan Masyarakat;
- Data Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB);
- Data Mata pencaharian dan pendapatan;
- Data Adat istiadat, tradisi dan budaya; dan
- Data Perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap urbanisasi dan kondisi ekonomi
masyarakat.
5. Data Kesehatan Masyarakat
- Statistik kesehatan/kasus penyakit;
- Angka kelahiran, kematian dan migrasi;
20 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
- Data penyakit akibat air (water borne disease); dan
- Sarana pelayanan kesehatan.
6. Data Prasarana Kota
- Data Sistem Penyediaan Air Minum;
- Data Sistem Drainase;
- Data SPAL; dan
- Data Jaringan Jalan dan Sarana Transportasi.
7. Data Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Sampah
e. Data Jenis Sumber Sampah:
- Pemukiman;
• Rumah Tinggal
• Apartemen
- Komersil;
• Pusat Pertokoan
• Penginapan (hotel)
• Perkantoran
• Tempat Rekreasi
• Rumah Makan
- Fasilitas Umum;
• Pelabuhan Kapal, stasiun kereta api, terminal bus, bandara
• Taman dan jalan
• Rumah ibadah (mesjid, gereja, vihara dst
- Sekolah hingga perguruan tinggi;
- Rumah sakit hingga puskesmas;
- Pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern;
- Industri (kawasan industri hingga industri kecil); dan
- Sungai.
f. Data Daerah Pelayanan
- Data Pola penanganan sampah.
g. Data Timbulan, komposisi dan karakteristik sampah
- Volume Sampah; dan
- Jenis karakteristik sampah seperti, sampah organik, anorganik.
h. Data Peraturan
- Data Regulasi tentang pengelolaan sampah.
i. Data Kelembagaan
- Bentuk organisasi pengelola sampah yang ada (operator dan regulator);
- Struktur organisasi yang ada;
- Sumber daya manusia yang tersedia; dan
- Tata laksana kerja dan pola kordinasi.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 21
j. Data keuangan
- Ketersediaan biaya investasi dan atau penggantian peralatan/suku cadang;
- Biaya pengoperasian dan pemeliharaan; dan
- Retribusi (tarif, mekanisme pengumpulan dan besar retribusi terkumpul).
k. Data Peran Masyarakat dan swasta
- Tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat;
- Program kampanye dan edukasi yang ada; dan
- Peran swasta yang ada; dan
- Kemitraan dengan swasta.
l. Data Teknis Operasional
m. Data sarana dan prasarana Pengelolaan Sampah eksisting yaitu data pemilahan/pewadahan,
pengumpulan (TPS/TPS 3R), Pengangkutan (kendaraan Angkutan), Pengolahan (SPA, FPSA,
TPST), pemrosesan akhir/TPA
3.3 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari proses “Deskripsi Daerah Perencanaan” adalah:
1. Terkumpulnya data sekunder dan primer
2. Tergambarnya kondisi daerah studi Provinsi/Kota Besar/Metropolitan
3. Tergambarnya kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah
3.4 Langkah-langkah
1. Pahami Ruang Lingkup Pengembangan Prasarana dan Sarana Persampahan.
Pastikan bahwa konsultan memahami defini dan ruang lingkup pengembangan prasarana dan
sarana persampahan yang akan diterapkan. Informasi ini menjadi input untuk Bab I: Pendahuluan.
2. Melaksanakan pengkajian yang bertujuan untuk mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah
proyek dan wilayah pelayanan, serta menjelaskan komponen yang terdapat di dalam wilayah
studi dan wilayah pelayanan secara terinci baik kondisi pada saat ini maupun kondisi pada masa
mendatang.
3. Menetapkan wilayah-wilayah yang akan dilakukan survei penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Prasarana dan Sarana Persampahan.
Penetapan wilayah-wilayah yang dilakukan survei disesuaikan dengan konsep perencanaan
Prasarana dan Sarana Persampahan pada suatu daerah dan data-data pendukung lainnya.
Survei-survei yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Prasarana dan
Sarana Persampahan, diantaranya:
Survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan
Harus memenuhi ketentuan:
- Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader)
berpengalaman dalam bidang persampahan minimal 5 tahun atau menurut peraturan
yang berlaku;
- Mempelajari laporan studi terdahulu tentang sistem penanganan sampah dan tata ruang
kota.
22 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
- Dilakukan pembahasan dengan pihak terkait guna mendapatkan kesepakatan dan
rekomendasi terhadap lingkup wilayah studi dan wilayah pelayanan.
4. Jenis Survei yang harus dilaksanakan untuk mengumpulkan data-data berikut ini:
a. Data Teknis - Teknologis
Data sarana dan prasarana Pengelolaan Sampah eksisting yaitu data pemilahan/pewadahan,
pengumpulan (TPS/TPS 3R), Pengangkutan (kendaraan Angkutan,rute), Pengolahan (SPA,
FPSA, TPST), pemrosesan akhir/TPA
i. Data timbulan, komposisi dan karakteristik sampah
• Volume Sampah
• Data timbulan sampah (lt/orang/hari, m3/hari atau ton/hari)
• Jenis komposisi sampah seperti, sampah organik, anorganik
• Jenis karakteristik sampah meliputi berat jenis sampah, kadar air, nilai kalor dll.
ii. Data Daerah Pelayanan Infrastruktur Persampahan
iii. Data pola penanganan sampah
iv. Data cakupan pelayanan sampah
v. Data metode pengumpulan sampah (berikut peta daerah pelayanan)
vi. Data pemindahan sampah (metode, jumlah sarana, lokasi dan peta lokasi)
• Skala kawasan (TPS, Kontainer, Transfer Depo)
• Skala kota ( transfer station/SPA)
vii. Data metode pengangkutan sampah (berikut peta rute)
• Data lokasi TPA, luas, fasilitas TPA, kondisi operasi (berikut peta dan gambar
teknis)Sistem pencatatan jumlah sampah yang masuk ke TPA harian
• Sistem sel penimbunan
• Tinggi timbunan
• Pelaksanaan penutupan tanah
• Pemadatan sampah
• Operasional alat berat
• Lama waktu penutupan sampah
• Kepadatan lalat
• Identifikasi kebakaran/asap di TPA
• Hasil proses pengolahan lindi (data kualitas influen dan effluent)
• Kegiatan pemulung
viii. Data Pemanfaatan Lahan Bekas TPA (dilengkapi peta lokasi dan gambar teknis)
Tata Cara Survei dan Pengkajian Timbulan Komposisi dan Karakteristik Sampah dapat
ditemuka pada Bagian C-2.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 23
Ada prasarana perkotaan yang merupakan titik tolak arah pengembangan penataan ruang
kota.
Tata Cara Survei dan Pengkajian Demografi dan Ketatakotaan dapat ditemukan pada Bagian
C-3.
d. Data kelembagaan
• Bentuk organisasi pengelola sampah yang ada (operator dan regulator);
• Struktur organisasi yang ada;
• Sumber daya manusia yang tersedia; dan
• Tata laksana kerja dan pola kordinasi.
e. Data peraturan
• Data regulasi tentang pengelolaan sampah
• Data penerapan Perda terutama yang berkaitan dengan sanksi atas
pelanggaran.
g. Data keuangan
• Ketersediaan biaya APBD total dalam 3 tahun terakhir;
• Ketersediaan biaya pengelolaan (PABD) khusus untuk pengelolaan sampah
selama 3 tahun terakhir.
• Ketersediaan biaya investasi dan atau penggantian peralatan/suku cadang
• Biaya pengoperasian dan pemeliharaan;
• Retribusi (tarif, mekanisme pengumpulan dan besar retribusi terkumpul); dan
• Biaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat (3R) yang ada
24 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Tata Cara Survei dan Pengkajian Biaya, Sumber Pendanaan dan Keuangan dapat ditemukan
pada Bagian C-4
h. Peta wilayah, sebaran penduduk, geologi, hidrogeologi, dengan ukuran skala sesuai ketentuan
yang berlaku;
Instrumen:
Penjelasan rinci mengenai tata cara survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan dapat dibaca
selengkapnya pada Lampiran C, Bagian C-1 sampai Bagian C-5.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 25
A.4. PERUMUSAN ANALISIS KONDISI PENYELENGGARAAN PSP
4.1 Tujuan:
1. Dirumuskannya kajian keselarasan dan keterpaduan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan Kementerian mengenai persampahan dengan Rencana Induk
Penanganan Prasarana dan Sarana Persampahan
2. Dirumuskannya jangka waktu perencanaan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP Provinsi/Kota.
3. Ditentukannya isu-isu strategis penanganan sampah.
4.2 Deskripsi:
Perumusan isi dan substansi rencana induk PS Persampahan sangat menentukan kualitas dokumen
Rencana Induk yang akan dihasilkan. Salah satu dokumen rujukan awal dalam menyusun rencana induk
PS Persampahan adalah RPJMD yang menunjukkan program dan target indikator kinerja yang harus dicapai
oleh SKPD Kebersihan selama lima tahun, baik untuk mendukung visi/misi Kepala Daerah maupun untuk
memperbaiki kinerja layanan dalam rangka pemenuhan tugas dan fungsi SKPD Persampahan.
Dokumentasi perumusan dan keseluruhan tahap perencananaan pembangunan daerah dijadikan sebagai
kertas kerja. Suatu kertas kerja perumusan dan keseluruhan tahap penyusunan Rencana Induk PS
Persampahan merupakan dokumen yang tak terpisah dan dijadikan sebagai dasar penyajian (dokumen)
Rencana Induk PS Persampahan.
26 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Untuk penyusunan rencana induk Persampahan kota, dilakukan review Kebijakan dan Strategi Persampahan
Kementerian dan Renstra SKPD Kebersihan provinsi, yang mencakup:
· tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Kebijakan dan Strategi
Persampahan Kementerian ;
· program prioritas Kebijakan dan Strategi Persampahan Kementerian dan target kinerja serta lokasi
program prioritas;
· tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD Kebersihan
Provinsi; dan
· program prioritas SKPD Kebersihan provinsi dan target kinerja serta lokasi program prioritas.
4.3 Keluaran:
1. Tersusunnya data dan informasi gambaran pelayanan penanganan sampah pada SKPD Kebersihan
2. Tersusunnya data dan informasi pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD Kebersihan
3. Tersusunnya kajian mengenai keselarasan dan keterpaduan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan
Sampah Kementerian dengan Renstra SKPD Kebersihan Provinsi/ Kota Besar/Metropolitan
4. Disepakatinya jangka waktu perencanaan sesuai dengan target Kebijakan dan Strategi Pengelolaan
Sampah Kementerian dan Renstra SKPD Kebersihan
5. Dirumuskannya isu-isu strategis penanganan sampah
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 27
4.4 Langkah-langkah pelaksanaan:
1. Pengolahan data dan informasi
Tahap pengolahan data dan informasi bertujuan untuk menyajikan seluruh kebutuhan data dari laporan
hasil analisis, resume/notulen-notulen pertemuan, bahan paparan (slide atau white paper), hasil riset
dan lain-lain, menjadi informasi yang lebih terstruktur, sistematis, dan relevan bagi pembahasan
tim dan pihak-pihak terkait ditiap tahap perumusan penyusunan rencana induk Penyelenggaraan
PSP .Mengingat pentingnya kesiapan data dan informasi dalam proses perumusan Rencana Induk
Persampahan, perlu ditunjuk anggota tim yang secara khusus ditugaskan bertanggungjawab
terhadap pengolahan data (dan bagaimana data itu harus diperoleh) sangat penting. Hal penting
lainnya yang perlu diperhatikan yaitu bahwa pengolahan data dan informasi hendaknya tidak
dilakukan hanya disaat dimulainya perencanaan, tetapi kegiatan ini harus berlangsung terus menerus
setiap hari (kontinyu), seiring dengan dinamika penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berhubung
pengolahan/tersedianya data dan informasi yang akurat merupakan salah satu kelemahan atau
kurang mendapat perhatian hampir diseluruh lingkungan kehidupan kita, maka perlu ditingkatkan/
ditumbuhkembangkan kesadaran betapa pentingnya data dan informasi utamanya untuk penyusunan
rencana pembangunan daerah. Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang
diperlukan sebagai bahan kajian/analisis dalam perumusan rencana induk Persampahan yakni yang
sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD Kebersihan mencakup:
1. Regulasi yang menjadi asas legal bagi SKPD Kebersihan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi SKPD Kebersihan serta struktur organisasi, tata laksana, dan kepegawaian SKPD
Kebersihan ;
2. Renja SKPD Kebersihan tahun berjalan untuk menginformasikan kondisi terkini isu-isu
pelayanan SKPD Kebersihan dan perkiraan tingkat capaian target Renstra SKPD Kebersihan
sampai dengan akhir tahun berjalan;
3. Hasil evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD Kebersihan periode sebelumnya sampai dengan
pelaksanaan Renja SKPD Kebersihan tahun lalu;
4. Data perkembangan pengelolaan keuangan dan aset SKPD Kebersihan paling kurang 5
(lima) tahun terakhir;
5. Standar Pelayanan Minimal/SPM untuk urusan wajib dan/atau indikator kinerja pelayanan
SKPD Kebersihan dan/atau indikator lainnya; ( Lihat Lampiran C .6)
6. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah K/L mengenai Sistem Pengelolaan Persampah
7. Renstra SKPD Kebersihan provinsi/Kota Besar/Metropolitan periode sebelumnya;
8. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
9. Peraturan perundang-undangan terkait pelayanan SKPD Kebersihan; dan
10. Informasi lain yang terkait pelayanan SKPD Kebersihan.
Hasil evaluasi Renstra SKPD Kebersihan periode sebelumnya merupakan informasi utama bagi
penyusunan Renstra SKPD Kebersihan periode berikutnya. Mengingat bahwa pada saat rancangan
Renstra SKPD Kebersihan disusun, hasil evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD Kebersihan sampai
dengan tahun ke-5 belum diperoleh, maka digunakan hasil evaluasi sementara Renstra SKPD
28 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Kebersihan yang memuat hasil evaluasi Renstra SKPD Kebersihan sampai dengan pelaksanaan
Renja SKPD Kebersihan sampai dengan tahun berjalan (periode sebelum tahun rencana).
Pengolahan data dan informasi diatas perlu memperhatikan tingkat urgensi data dan informasi
dalam analisis/kajian yang diperlukan bagi penyusunan suatu Rencana Induk Persampahan. Hal
ini guna memastikan efektivitas dan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya yang dialokasikan dalam
pengumpulan dan pengolahan data/informasi. Data dan informasi yang digunakan hendaknya
memiliki tingkat keakurasian, validitas, dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 29
Penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara analisis gambaran pelayanan SKPD Persampahan
tercantum pada Lampiran C.7
3. Review Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah K/L dan Renstra SKPD Kebersihan
Untuk penyusunan rancangan Renstra SKPD Kebersihan Provisni, dilakukan review Kebijakan dan
Strategi Pengelolaan Sampah K/L dan Renstra SKPD Kebersihan kota yang mencakup:
a. tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Kebijakan dan
Strategi Pengelolaan Sampah K/L;
b. program prioritas Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah K/L dan target kinerja serta
lokasi program prioritas;
c. tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD
Kebersihan Kota; dan
d. program prioritas SKPD Kebersihan Kota dan target kinerja serta lokasi program prioritas.
Untuk penyusunan rancangan Renstra SKPD Kota Besar/Metropolitan, dilakukan review Kebijakan
dan Strategi Pengelolaan Sampah K/L dan Renstra SKPD Kebijakan provinsi, yang mencakup:
a. tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Kebijakan dan
Strategi Pengelolaan Sampah K/L;
b. program prioritas Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah K/L dan target kinerja serta
lokasi program prioritas;
c. tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD
Kebersihan Provinsi; dan
d. program prioritas SKPD Kebersihan provinsi dan target kinerja, serta lokasi program prioritas.
Penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara pengkajian Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah
K/L dan Renstra SKPD Kebersihan provinsi /Kota Besar/Metropolitan tercantum pada Lampiran C.8
30 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Suatu isu strategis bagi SKPD Kebersihan diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi
permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang
dan ancaman bagi SKPD Kebersihan di masa lima tahun mendatang. Informasi yang diperlukan
dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi ini adalah:
i. Hasil dari analisis gambaran pelayanan SKPD Kebersihan (bagian C-07)
j. Hasil dari analisis Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah K/L dan Renstra-
SKPD Kebersiha provinsi/kota (Lampiran C.8)
k. Hasil dari telaahan RTRW (Lampiran C.9) dan
l. Hasil dari analisis KLHS atau Buku Putih Sanitasi (BPS) (Lampiran C.10)
Informasi tersebut dapat disusun kedalam contoh tabel matriks sebagai berikut:
Tabel 4.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Kebersihan (CONTOH)
Provinsi/Kota......*
Capaian/Kondisi Standar yang Permasalahan Pelayanan
Aspek Kajian Faktor yang mempengaruhi
Saat ini digunakan SKPD
Internal Eksternal
1 2 3 4 5 6
Kurangnya informasi
Kurangnya sarana
mengenai jadwal
pengumpulan dan
pengumpulan
Pelayanan SPM Kab/ pengangkutan
Pengangkutan Kota Kecenderungan
50% masyarakat
Sampah 70% untuk membakar Kurang terintegrasi informasi
Kurangnya informasi
sampah mengenai pengembangan
mengenai pengembangan
area dengan dinas yang
area.
menangani sampah
Dll.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 31
Penjelasan tabel:
Kolom (1) diisi dengan judul aspek-aspek kajian yang telah dilakukan, yaitu: Gambaran pelayanan SKPD
Kebersihan, Kajian terhadap Renstra SKPD Kebersihan provinsi/kota, Kajian terhadap Kebijakan
dan Strategi Pengelolaan Sampah K/L, Kajian terhadap RTRW, Kajian KLHS;
Kolom (2) diisi dengan kesimpulan setiap aspek kajian tentang capaian/kondisi saat ini
Kolom (3) diisi dengan standar yang digunakan pada setiap aspek kajian untuk menilai kualitas capaian/
kondisi saat ini;
Kolom (4) diisi dengan faktor-faktor yang dapat dikendalikan melalui kewenangan SKPD Kebersihan;
Kolom (5) diisi dengan faktor-faktor yang berada diluar kewenangan SKPD; dan
Kolom (6) diisi dengan rumusan permasalahan pelayanan SKPD berdasarkan informasi kolom (2), kolom
(3), kolom (4), dan kolom (5). Selanjutnya, dianalisis isu-isu strategis yang berhubungan atau
mempengaruhi SKPD dari faktor-faktor eksternal lainnya dengan mengisi tabel sebagai berikut:
1 2 3 4 5
32 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
A.5. PERUMUSAN STRATEGI, KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
5.1 Tujuan
1. Tersusunnya Visi dan Misi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah
2. Menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis dan kriteria perencanaan dalam penyusunan rencana induk
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
3. Menyusun kriteria standar pelayanan minimal
4. Mengidentifikasi daerah pelayanan
5. Menghitung proyeksi timbulan sampah
6. Menghitung prasarana dan sarana sistem pengelolaan sampah
5.2 Deskripsi
Di dalam tahapan Penyiapan Konsep Penyusunan Rencana Induk Pengelelolaan Sampah Provinsi/Kota Besar.
yang harus dilakukan dalam menyusun rencana induk ini adalah menyusun konsep dan kriteria penyusunan
rencana induk meliputi periode perencanaan, evalusi rencana induk, kriteria penyusunan rencana induk, survei
penyusunan rencana induk, keterpaduan dengan prasaranan dan sarana air minum, air limbah drainase, dan
kontribusi sistem pengelolaan sampah dalam program perubahan iklim.
Kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh Pokja (Kelompok Kerja) dalam menyiapkan konsep penyusunan
rencana induk adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan Visi dan Misi Prasarana dan Sarana Persampahan Kota Besar/Metropolitan yang mengacu
ke Visi dan Misi Kota Besar/Metropolitan dan Kebijakan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah K/L
sebagai acuan untuk pembangunan jangka menengah (5 tahun).
2. Menetapkan konsep penyusunan dan periode perencanaan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP yang
disesuaikan dengan target-target yang telah dibuat oleh Pemerintah.
3. Menetapkan beberapa kriteria perencanaan dan standar pelayanan persampahan yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan Kota.
4. Menetapkan wilayah-wilayah yang perlu dilakukan survei terkait penyusunan Rencana Induk PSP
Persampahan.
5. Melakukan analisis mengenai keterpaduan Perencanaan Penyelenggaraan PSP dengan sektor sanitasi
lain dan kontribusinya dalam Program Perubahan Iklim.
Di dalam proses penyusunan kerangka Rencana Induk Pengelelolaan Sampah Provinsi/Kota Besar/
Metropolitan dibutuhkan beberapa asumsi dan persyaratan, diantaranya:
1. Penyesuaian RTRW, yang umum terjadi setelah kurun waktu tertentu, tidak mengalami perubahan yang
berarti dibandingkan dokumen RTRW yang dijadikan rujukan.
2. Pokja memiliki pemahaman memadai mengenai sistem penanganan sampah. Kemungkinan dibutuhkan
penjelasan dari seorang ahli persampahan yang berpengalaman dan memiliki pemahaman aspek lain di
luar aspek teknis, sebelum Pokja memutuskan sistem yang akan digunakan dalam jangka panjang.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 33
3. Perlu dibuat perkiraan jumlah penduduk (atau jumlah keluarga/rumah tangga) yang akan dilayani (pada
akhir periode perencanaan) oleh sebuah sistem yang dipilih. Perlu diingat bahwa di beberapa tempat
jumlah keluarga yang dilayani mungkin sedikit karena fungsi kawasan tersebut adalah kawasan komersial
(Commercial Business District - CBD) atau dikenal sebagai wilayah perdagangan dan jasa di dalam
dokumen RTRW.
5.3 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari proses “Penyiapan Konsep dan Kriteria Penyusunan Rencana Induk” adalah:
1. Disepakatinya Visi dan Misi dalam bidang penanganan sampah Kota Besar/Metropolitan yang
mendukung RPJMD.
2. Disepakatinya konsep penyusunan dan periode perencanaan dalam Rencana Induk Penyelenggaraan
PSP Kota Besar/Metropolitan.
3. Didapatkan hasil evaluasi Rencana Induk PSP Persampahan terdahulu bila ada.
4. Disepakatinya kriteria perencanaan dalam penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP Kota
Besar/Metropolitan.
5. Ditetapkan wilayah-wilayah yang perlu dilakukan survei berkaitan dalam penyusunan Rencana Induk
Penyelenggaraan PSP.
6. Didapatkan data hasil survei pengembangan Penyelenggaraan PSP
7. Didapatkan hasil analisis mengenai keterpaduan dengan prasarana dan sarana air minum, air limbah
dan drainase
8. Didapatkan hasil analisis mengenai konstribusi sistem pengelolaan sampah dalam program perubahan
iklim
9. Dituliskan input/masukan dalam dokumen Rencana Induk Penyelenggaraan PSP, khususnya “Bab II.
Konsep Penyusunan dan Kriteria Rencana Induk”.
34 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
c. Pertimbangkan definisi di dalam Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan PP 8/2008 ttg
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, mengenai:
1) Visi adalah “Rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan”
2) Misi adalah “Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi”
d. Pertimbangkan „RPJMN 2015-2019 bidang Cipta Karya Kementerian PU dalam mewujudkan
Universal Access untuk menyelaraskan dengan Visi Misi Penaganan Sampah.
e. Pertimbangkan “Posisi Pengelolaan Sanitasi saat ini untuk komponen persampahan” di dalam Bab
5 Buku Putih Sanitasi untuk dapat merumuskan Visi Misi Penanganan Sampah yang realistis.
f. Pertimbangkan untuk menyelaraskan visi misi dengan Kementerian/ Lembaga: Permen PU No.
21/PRT/M/2006 tentang „Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan (KSNP-SPP) yang berisikan:
(1) Visi:
i. Seluruh masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan memiliki
akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari, baik
di lingkungan perumahan, perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya.
ii. Masyarakat memiliki lingkungan permukiman yang bersih karena sampah yang
dihasilkan dapat ditangani secara benar.
iii. Masyarakat mampu memelihara kesehatannya karean tidak terdapat sampah
yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diarhea, typhus,
disentri dan lain-lain; serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran
udara, air dan tanah.
iv. Masyarakat dan dunia usaha memiliki kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi
kesejahteraannya.
(2) Misi:
i. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang
berkelanjutan
ii. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan
persampahan.
iii. Memberdayakan masyarakat dan meningkatka peran aktif dunia usaha/swasta
iv. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem
pengelolaan persampahan sesuai dengan prinsip good corporate governance.
g. Visi misi persampahan juga harus sensitif jender dan kemiskinan, yang dicontohkan berikut ini:
Pernyataan Visi „Dalam 5 tahun semua orang di kabupaten / kota memiliki sistem penanganan
sampah yang baik;
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 35
Untuk ini dapat ditambahkan untuk aspek-aspek sosial, seperti :
1) Laki-laki dan perempuan telah diberdayakan atau kemiskinan akan berkurang
2) Untuk Pernyataan Misi , dapat ditambahkan :
Penanganan masalah sampah dengan melibatkan perempuan dalam penanganan sampah dan
melibatkan laki-laki dalam promosi hygiene.
3) Peluang peningkatan penghasilan laki-laki dan perempuan miskin dalam penanganan sampah.
h. Susun visi dan misi sanitasi Kota Besar/Metropolitan dalam bentuk tabel seperti berikut ini.
2. Perumusan Visi
Perumusan visi dilakukan untuk menindaklanjuti hasil analisis isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan
daerah (PPD) untuk menemukan perwujudan visi. Suatu permasalahan pembangunan di tingkat SKPD adalah
berbagai permasalahan pembangunan yang berhubungan layanan atau peningkatan kinerja penyelenggaraan
urusan terkait. Perwujudan visi merupakan gambaran paling sederhana dan dengan bahasa yang mudah
dikomunikasikan tentang wujud nyata kondisi, keadaan dan impian SKPD dalam 5 (lima) tahun yang akan
dicapai dimasa mendatang. Untuk memperjelas gambaran suatu perwujudan visi dapat ditambahkan dengan
atribut atau ciri-ciri lain tentang suatu wujud visi.
Perumusan Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai
SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi
dan misi SKPD harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik SKPD baik dalam upaya
mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada
aspek kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan
dan isu strategis yang relevan.
Visi SKPD yang baik harus dapat memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Dapat dibayangkan oleh semua pelaku/pemangku kepentingan pelayanan SKPD (imaginable);
2. Memiliki nilai yang memang diinginkan dan dicita-citakan (desirable);
3. Memungkinkan, wajar, dan layak untuk dicapai dengan situasi, kondisi, dan kapasitas yang ada (feasible);
4. Memusatkan perhatian kepada isu dan permasalahan utama daerah, sehingga pemerintahan dan
pembangunan daerah dapat beroperasi dan terselenggara secara efektif, efisien, dan berkelanjutan serta
dapat terjamin eksistensi daerah dimasa depan (focused);
36 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
5. Dapat mengantisipasi dan disesuaikan dengan perubahan zaman (flexible);
6. Dapat dikomunikasikan dan mudah dimengerti oleh semua pelaku (communicable); dan
7. Dapat dirumuskan dan ditulis dengan suatu pernyataan yang singkat, jelas, dan padat.
Visi SKPD yang akan dirumuskan dalam Renstra SKPD harus memiliki keterkaitan dengan visi kepala
daerah dan wakil kepala daerah yang terdapat dalam rancangan awal RPJMD. Dengan demikian, sebelum
merumuskan visi SKPD, perlu dilakukan kajian terhadap visi kepala daerah dan wakil kepala daerah
tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi pembangunan yang ingin dicapai daerah
dalam 5 (lima) tahun ke depan. Misi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam rancangan awal RPJMD
adalah untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan
visi. Hal ini menjadikan tim penyusun Renstra SKPD perlu selalu berkoordinasi dengan tim penyusun
RPJMD guna memahami penjelasan visi, uraian misi kepala daerah dan wakil kepala daerah, rumusan
tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah yang dimuat dalam rancangan awal RPJMD, serta
bagaimana target indikator kinerja yang dibutuhkan dari SKPD dalam .
2. Hasil perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD propinsi
Pernyataan visi dalam Renstra SKPD propinsi harus dapat merespon (merupakan jawaban) atas isu-isu
strategis SKPD tersebut.
Tahapan rinci mengenai tata cara penyusunan visi SKPD dapat dilihat pada Lampiran C-11
Misi SKPD adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi
SKPD. Rumusan misi SKPD yang baik membantu lebih jelas penggambaran visi SKPD yang ingin dicapai,
serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh SKPD bersangkutan. Dalam suatu dokumen
perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai, dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi SKPD. Rumusan misi dalam dokumen
Renstra SKPD dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan
internal yang mempengaruhi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan) pembangunan daerah. Misi
disusun untuk memperjelas jalan, atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan
visi SKPD. Oleh karena itu, pernyataan misi sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas, dan
mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 37
Kriteria suatu rumusan misi:
1. Menunjukkan dengan jelas upaya-upaya yang akan dilakukan oleh SKPD dalam rangka
mewujudkan visi SKPD.
2. Memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis eksternal dan internal daerah.
3. Menggunakan bahasa yang ringkas, sederhana dan mudah dipahami.
Berdasarkan kedua informasi tersebut, SKPD mengidentifikasi keadaan dan/atau kondisi yang harus ada atau
dicapai supaya visi SKPD benar-benar terwujud di akhir periode perencanaan. Rumusan misi merupakan upaya
untuk mewujudkan keadaan atau kondisi yang diinginkan. Upaya-upaya yang akan dikembangkan, harus
memanfaatkan faktor-faktor pendorong dan mengantisipasi faktor-faktor penghambat yang telah diidentifikasi
pada perumusan isu strategis. Jika pernyataan visi menunjukkan keadaan/kondisi yang ingin dicapai pada
akhir periode perencanaan, maka pernyataan misi menunjukkan kerja-kerja/upaya untuk mewujudkan visi
tersebut.
Tahapan rinci mengenai tata cara penyusunan misi SKPD dapat dilihat pada Lampiran C-11
Tabel 5.1 Visi dan Misi Sistem Penanganan Sampah Kota Besar/Metropolitan (Contoh)
Visi
Misi
Visi Kota Besar/ Pengembangan Prasarana dan
Misi Kab./Kota Pengembangan Prasarana dan Sarana
Metropolitan Sarana Persampahan Kota
Persampahan Kota Besar/Metropolitan
Besar/Metropolitan
· (Diambil dari · (Diambil dari · Seluruh masyarakat di · Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
dokumen dokumen kota memiliki akses untuk pengumpulan sampah
RPJMD) RPJMD) penanganan sampah domestik
· Meningkatkan kualitas dan kuantitas
prasarana dan sarana pengangkutan
sampah
· Meningkatkan kualitas dan kuantitas
prasarana dan sarana pengolahan sampah
· Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pemrosesan akhir sampah.
· Meningkatkan kemampuan manajemen dan
kelembagaan dalam sistem pengelolaan
persampahan sesuai dengan prinsip good
and cooperate governance;
· Memobilisasi dana dari berbagai sumber
untuk pengembangan sistem pengelolaan
persampahan;dan
· Menegakkan hukum dan melengkapi
peraturan perundangan utk meningkatkan
sistem pengelolaaan persampahan.
38 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Visi
Misi
Visi Kota Besar/ Pengembangan Prasarana dan
Misi Kab./Kota Pengembangan Prasarana dan Sarana
Metropolitan Sarana Persampahan Kota
Persampahan Kota Besar/Metropolitan
Besar/Metropolitan
· Partisipasi masyarakat dan · Masyarakat turut serta memilah sampah
dunia usaha/swasta dalam
· Masyarakat melalui KSM memiliki Bank
pengelolaan persampahan
Sampah.
sehingga memperoleh manfaat
bagai kesejahteraannya.
Sumber: Hasil Kajian Direktorat Pengembangan PLP, Kementerian PU-PR
SumberKajian mbangan sistem monitoring dan evaluasi Catatan: Tabel ini merupakan contoh penyusunan Visi
Misi Pengembangan Prasarana dan Sarana Persampahan Kota, muatan dapat disesuaikan dengan kondisi
kota masing-masing.
4. Tetapkan rencana pengembangan sistem pengelolaan sampah pada Kota Besar/Metropolitan. Pada
langkah ini hasil telaahan gambaran layanan SKPD Persampahan, telaahan review Renstra terdahulu
dan disesuaikan dengan visi misi pengembangan prasarana dan sarana persampahan yang baru pada
A-05 digunakan untuk menetapkan perencanaan daerah pelayanan, seperti yang tercantum pada SNI-
19-2454-2002, bagian 4.3.
5. Merumuskan kebijakan pengelolaan persampahan telah disiapkan dengan tidak mengabaikan Norma,
Standar, Pedoman dan Kriteria pengelolaan sampah dan peraturan perundang-undangan berikutnya:
· Kebijakan dan Strategi Nasional mengenai Sistem Pengelolaan Persampahan:
- pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya;
- peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan;
- peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan;
- pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan; dan
- pengembangan Alternatif Sumber Pembiayaan.
· Pedoman Penataan Ruang Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
· Kebijakan Nasional Mitigasi dan Perubahan Iklim
· Komitmen internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah seperti kyoto protocol untuk
pengurangan emisi gas rumah kaca melalui mekanisme SDG‘s untuk meningkatkan akses pelayanan
persampahan.
Setelah seluruh anggota Pokja memahami konsep penanganan sampah perkotaan, kebijakan nasional
penanganan sampah, ruang lingkup area perencanaan, kondisi penanganan sampah saat ini dan
permasalahan penanganan sampah saat ini, diskusikan mengenai rumusan Tujuan dan Sasaran
Pengembangan Prasarana dan Sarana Persampahan.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 39
a. Tujuan
Tetapkan tujuan pengembangan Prasarana dan Sarana Persampahan dengan mempertimbangkan
hasil Tahapan Pengembangan
b. Sasaran
Sasaran dirumuskan dengan memperhatikan kriteria SMART (Spesific, Measurable, Achieveable,
Realistic and Timebound) atau spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan memiliki jangka waktu
yang jelas. Setelah pernyataan sasaran dirumuskan, tetapkan juga indikator pencapaian sasarannya.
Secara skematis keterkaitan antara visi, misi dengan perumusan tujuan dan sasaran , program dan
kegiatan yang secara totalitas menjadi arsitektur kinerja pembangunan daerah, dapat digambarkan
sebagai berikut.
Visi/Misi
Hasil pembangunan
Dampak daerah yang diperoleh
(Impact) “ Apa yang ingin diubah “
dari pencapaian
outcome
Tujuan/
Sasaran
Produk/barang/jasa
Kegiatan Keluaran adalah yang dihasilkan “ Apa yang dikerjakan dan dihasilkan
(Output) dari proses/kegiatan (barang) atau dilayani (proses) “
yang menggunakan
input
Sumberdaya yang
memberikan kontribusi “ Apa yang digunakan dalam bekerja “
Input
dalam menghasilkan
output
Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan SKPD
pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan SKPD lebih ditekankan
pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran dari suatu kegiatan, program, dan
sasaran. Perumusan tujuan dan sasaran dari visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
menjadi landasan perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD untuk periode 5 (lima)
tahun. Kuatnya hubungan kedua lembaga antara Kepala Daerah dan SKPD dalam perumusan tujuan
dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi, dapat di jelaskan dalam berikut ini:
40 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Kepala Daerah Kepala SKPD
Program Pembangunan
Daerah
Program Pembangunan Daerah
Program Prioritas berisi program-program prioritas
Program/Kegiatan terpilih yang menjadi
Prioritas “top priority” untuk
Program Penyelengaraan mewujudkan visi/misi
Urusan Daerah Kepala Daerah (RPJMD)
Program Prioritas
RENSTRA SKPD
RPJMD
Rincian mengenai tata cara perumusan tujuan dan sasaran dapat ditemukan pada Lampiran C.12
Metode pemilihan arah pengembangan sarana dan prasarana Persampahan, mengikuti arahan teknik
operasional yang disasar. Arahan teknik operasional pengelolaan Persampahan harus mengikuti
Standard Nasional Indonesia tentang Teknik Operasional pengelolaan sampah kota SNI 19-2454-
2002 seperti yang dijelaskan pada Gambar 5.1.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 41
TIMBUNAN SAMPAH
PeNgUMPULAN
PeNgAKUTAN
PeMBUANgAN AKHIR
8. Perumusan strategi pada Renstra SKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyusun alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis dapat mencapai tujuan dan sasaran
yang ditetapkan.
b) Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk setiap langkah yang akan dipilih.
c) Melakukan evaluasi untuk menentukan pilihan langkah yang paling tepat antara lain dengan
menggunakan metode SWOT (kekuatan/strengths, kelemahan/weaknesses, peluang/
opportunities, dan tantangan/threats), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
d) Menentukan alternatif strategi pencapaian dari setiap indikator sasaran kedalam bentuk tabel,
dengan salah satu contoh sebagai berikut:
42 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Tabel 5.2. Penentuan Alternatif Strategi (CONTOH)
Faktor Eksternal Peluang: Tantangan:
1…………. 1……………
2………….. 2……………
e) Pemilihan strategi yang paling tepat (efektif dan efisien) diantara berbagai alternatif strategi
yang dihasilkan melalui metode SWOT, dapat dilakukan melalui:
• Dibahas kembali melalui Focussed Group Discussion (FGD) dengan melibatkan para
pakar yang memiliki pengalaman di bidang manajemen strategis;
• Menggunakan metode pembobotan dengan cara seperti yang dilakukan terhadap
penentuan isu-isu strategis;
• Menggunakan metode Balanced Score Card; dan
• Menggunakan kombinasi antara FGD dengan metode lainnya untuk obyektivitas pemilihan
strategi.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 43
Contoh 1. Gambaran Strategi Penyusunanan Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana
Persampahan.
Kuadran II Kuadran IV
Tinggi
Tingkat Pemilahan di Sumber
● TPA Regional
● TPA - SLF
● 3R skala kota
● 3R Skala Besar / Kota
● Incenerator & WTE
Pemusnahan Konvensional
Pemusnahan Konvensional
Skala Regional
44 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
d) Grand strategi kuadran IV: Pemusnahan sampah terpadu dengan teknologi tinggi.
Strategi ini dipilih karena lahan TPA yang memenuhi syarat/kriteria tidak tersedia di kota yang bersangkutan.
Strategi ini dipilih untuk mengurangi ketergantungan terhadap TPA regional dengan memanfaatkan
peluang kinerja pemilahan sampah di sumber. Arah pengembangan sarana dan prasarana pada strategi
ini meliputi:
- Pembangunan lokasi Sarana TPS 3R skala kota.
- Pembangunan infrastruktur pengolahan Waste to Energy (WTE).
- Kerja sama TPA regional.
10. Pertimbangkan setiap aspek strategi pengembangan-pengembangan berikut ini dalam menyusun alur
logis.
· Strategi pengembangan Teknis Teknologis yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah:
- Mengoptimalkan sistem pemilahan/pewadahan sampah di sumber;
- Mengoptimalkan sistem pengumpulan sampah;
- Mengoptimalkan sistem pengangkutan sampah;
- Mengoptimalkan sistem pengolahan sampah; dan
- Mengoptimalkan sistem pemrosesan akhir sampah.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 45
Dengan demikian, penetapan arah pengembangan prasarana sistem pelayanan persampahan baik
berupa pelayanan sistem konvensional (paradigma lama) yaitu sistem kumpul-angkut-buang maupun
sistem pengolahan 3R (paradigma baru) memerlukan perencanaan strategis untuk menciptakan
dukungan masyarakat dan mewujudkan lembaga yang sesuai untuk mengelola prasarana terbangun.
Perencanaan strategi pengembangan kelembagaan tersebut, contoh:
a. Rencana kampanye publik;
b. Rencana pembentukan lembaga pengelola; dan
c. Rencana pemisahan regulator dengan operator.
Skala
Pelayanan
C
Kota
B
Kawasan
A
Rumah Tangga
(On - Site)
Kelembagaan
Individual Lembaga 1 Lembaga 2 Pengelola
(Informal / formal) (Formal)
Catatan :
A : Kondisi Pelayanan Eksisting
B & C : Kondisi pelayanan yang direncanakan pada rencana induk
46 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
11. Periksa kembali alur logis antara strategi yang dirumuskan dengan Tujuan dan Sasaran yang akan
dicapai.
a. Diskusikan kembali apakah strategi yang dirumuskan dapat berkontribusi dalam tercapainya
Sasaran dan Tujuan yang telah ditetapkan, sesuai dengan isu strategis penanganan sampah,
dan mampu menjawab permasalahan sampah yang ada
b. Untuk menghasilkan perumusan strategi yang pada akhirnya dapat selaras dengan pilihan
kegiatan yang tepat maka rumusan strategi harus dipetakan (strategy mapping), agar secara
seimbang melintasi aspek-aspek utama dalam pengembangan prasarana dan sarana
persampahan, sesuai dengan Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.3.Alur Logis Penentuan Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana
Persampahan, (CONTOH).
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 47
Tabel 5.4. Kerangka Alur Logis Penyusunan Strategi (CONTOH)
Tahapan Penanganan Sampah : Pengumpulan Sampah
Aspek Permasalahan Isu Strategis Tujuan Sasaran Strategi
Pengembangan Penanganan
Persyaratan Indikator sasaran
Sampah
sasaran
Teknis Terjadinya Keterbatasan Tercapainya · Berkurangnya · Tidak ada Mengoptimalkan prasarana dan
Teknologis pencemaran prasarana Standar praktek open penduduk yang sarana pengumpulan sampah.
di lingkungan dan sarana Pelayanan burning melakukan
perumahan akibat pengumpulan Minimum praktek open
pembakaran sampah (SPM) untuk · Seluruh sampah burning di tahun
sampah penanganan dapat terkumpul 2019
sampah tahun untuk diolah
Pengaturan Belum ada Kurangnya Mengoptimalkan Perda mengenai
2019 · Tidak ada
Perda mengenai landasan pengaturan pemilahan sampah
sampah yang
pemilahan dan peraturan dan pengumpulan sampah.
tidak terkumpul
pengumpulan mengenai
di masyarakat
sampah pemilahan dan
pengumpulan
sampah
Kelembagaan Belum ada Kurang jelasnya Mengoptimalkan kelembagaan
lembaga formal perbedaan formal untuk menangani
dalam menangani peran pengatur pengumpulan sampah dengan
pengumpulan dan pelaksana membentuk UPT atau BLUD.
sampah
Pendanaan Alokasi pendanaan Kurangnya Alokasi pendanaan pengumpulan
pengumpulan alokasi sampah yang mencukupi.
sampah kurang pendanaan PS
pengumpulan
sampah
Peran Serta Masyarakat Kurangnya Mengoptimalkan pemilahan
Masyarakat belum memilah penyuluhan sampah di sumber.
sampahnya dan sosialisasi
pemilahan
sampah
Sistem Belum ada sistem Kurangnya · Mengoptimalkan monitoring
Monitoring dan monitoring dan pendataan dan evaluasi pengumpulan
Evaluasi evaluasi untuk pengumpulan sampah.
pengumpulan sampah · Memiliki sistem data umpan
sampah balik dari masyarakat.
Sumber: Hasil Kajian Direktorat Pengembangan PLP, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum,
2015
SumberKajian mbangan sistem monitoring dan evaluasi Catatan: Tabel ini merupakan contoh penyusunan
strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana Persampahan Kota, muatan dapat disesuaikan dengan
kondisik kota masing-masing.
48 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
12. Perumusan Kebijakan
Perumusan Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan
strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Kebijakan yang dirumuskan
harus dapat:
1. Membantu menghubungkan strategi kepada sasaran secara lebih rasional.
2. Memperjelas strategi sehingga lebih spesifik/fokus, konkrit, dan operasional;
3. Mengarahkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas yang menjadi tugas dan fungsi SKPD yang
lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor
penentu keberhasilan untuk mencapai sasaran; dan
4. Mengarahkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas yang menjadi tugas dan fungsi SKPD agar
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan melanggar kepentingan umum.
Visi : Terwujudnya masyarakat yang bersih, sehat dan memiliki akses penanganan sampah yang
menyeluruh
Misi I: .......................
Tabel 5.5 dapat menunjukkan relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
dan kebijakan. Jika terdapat pernyataan strategi atau kebijakan yang tidak relevan dan tidak konsisten dengan
pernyataan lainnya, maka diperlukan perbaikan dalam proses perumusan strategi dan kebijakan tersebut.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 49
A.6. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
6.1 Tujuan
1. Menyusun Rencana Program Umum pengelolaan sampah
2. Menyusun Tahapan Pelaksanaan Kegiatan (Rencana Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka
Panjang)
3. Ditentukannya daerah pelayanan dan zona prioritas pelayanan sampah
4. Menyusun Rencana Pembiayaan/Investasi Program
6.2 Deksripsi
Penyusunan Rencana Program dan Pelaksanaan Kegiatan adalah tahapan ke-enam penyusunan Rencana
Induk Sistem Pengelolaan Sampah. Tahapan ini sangat penting bagi Kota Besar/Metropolitan dalam
menetapkan program pengelolaan sampah. Program ini akan menentukan arah pembangunan sistem
pengelolaan sampah Kota Besar/Metropolitan di masa mendatang.
Program perencanaan penanganan sampah rumah tangga skala perkotaan meliputi rangkaian infrastruktur
dan sarana yang saling berkaitan. Rangkaian infrastruktur tersebut meliputi sarana pengumpulan, sarana
pengangkutan, infrastruktur pengolahan sampah dan infrastruktur pemrosesan akhir sampah.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Persampahan, paradigma pola pengelolaan sampah tidak lagi mengandalkan pola
kumpul-angkut-buang tetapi beralih ke pola pengurangan dan pemanfaatan sampah sejak dari sumbernya,
sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA Sampah dapat dikurangi.
Sejalan dengan hal tersebut dalam mewujudkan kebijakan dan strategi nasional tersebut Kementrian
Pekerjaan Umum melalui Sub Direktorat Persampahan menetapkan program nasional dalam menangani
sampah perkotaan. Garis besar program nasional dalam menangani sampah perkotaan adalah sebagai
berikut dijelaskan dalam Tabel 6.1 berikut ini.
50 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Tabel 6.1. Program Penanganan Sampah Perkotaan
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 51
Sarana
Sarana Pengumpulan:
Pengumpulan: Gerobak
Gerobak
TPS 3R
TPS 3R 25%
15% Sampah Sampah
50% Residu
Sampah
Sarana
Sarana Pengumpulan:
Pengangkutan: Gerobak 15% Sampah
Truk Residu
TPST
Sampah Sampah
Perkotaan 25% Sarana
50% Perkotaan Sampah Pengangkutan:
Sampah Truk
TPA Sampah TPA Sampah
Sarana Sarana
Pengangkutan: Pengangkutan:
Truk Truk
Bagan 6.1. Program Penanganan Sampah Kota Bagan 6.2. Program Penanganan Sampah
Kecil dan Kota Sedang Kota Besar dan Kota Metropolitan
Dalam melaksanakan penyelenggaraan PSP bisa terdiri dari beberapa kegiatan (teknis dan non-teknis)
seperti; (i) menyiapkan masyarakat agar terjadi peningkatan kebutuhan (demand creation) akan PSP yang
baik, (ii) pembentukan Badan Layanan Umum Daerah untuk Penyelenggaraan PSP(diandaikan sebagai
prasyarat untuk mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat), (iii) menyiapkan rencana teknik rinci
(Detailed Engineering Design – DED), (iv) penyiapan aturan biaya retribusi persampahan, (v) implementasi
fisik, dan (vi) kampanye untuk pemilahan dan pengurangan sampah di sumber. Sebagai pegangan dalam
perumusan berbagai tahapan kegiatan di dalam suatu program pembangunan infrastruktur mengacu
kepada akronim SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Contruction, Operation and
Maintenance - Survei, Penelitian, Pembebasan Tanah, Pembangunan, Penggunaan dan Pemeliharaan).
Kegiatan yang sudah disusun (sebagai bagian dari pelaksanaan sebuah Program) selanjutnya dibuat indikasi
jadwal pelaksanaannya, volume kegiatan tersebut, indikasi biaya yang diperlukan, serta indikasi apakah
kegiatan itu dapat didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau tidak. Hasil dari
milestone ini menjadi penting karena akan menjadi dasar dan masukan bagi proses pemograman maupun
penganggaran rutin dan formal terutama di Pemerintah Kota Besar/Metropolitan.
52 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
6.2.1 Program Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
b) Teknis
· Tingkat pelayanan;
· Timbulan, komposisi dan karakteristik sampah ;
· Kinerja prasarana dan sarana (pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pengolahan dan pemrosesan akhir);
· Prosedur dan kondisi operasi dan perawatan PSP yang ada termasuk TPA; dan
· Tingkat pencemaran akibat penanganan sampah yang tidak memadai.
c) Pembiayaan
Alokasi pendanaan APBD dalam penanganan sampah
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 53
d) Peraturan
Rencana pengembangan Peraturan Daerah perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut:
a. Jenis Peraturan Daerah terdiri dari Peraturan Daerah Pembentukan Institusi, Peraturan Daerah
Ketentuan Penanganan Persampahan dan Peraturan Daerah Retribusi.
b. Substansi materi Peraturan Daerah cukup menyeluruh, tegas dan dapat diimplementasikan
untuk jangka panjang (20 tahun).
c. Penerapan Peraturan Daerah perlu didahului dengan sosialisasi, uji coba di kawasan tertentu
dan penerapan secara menyeluruh. Selain itu juga diperlukan kesiapan aparat dari mulai
kepolisian, kejaksaan dan kehakiman untuk penerapan sanksi atas pelanggaran yang terjadi.
d. Evaluasi Peraturan Daerah dilakukan setiap 5 tahun untuk menguji tingkat kelayakannya.
e) Peran masyarakat
Rencana Pengembangan peran masyarakat, meliputi :
a) Penyusunan program penyuluhan/kampanye.
b) Pelaksanaan penyuluhan/kampanye.
c) Internalisasi penanganan sampah ke kurikulum sekolah.
d) Uji coba kegiatan 3R berbasis masyarakat.
e) Replikasi pengembangan kegiatan 3R berbasis masyarakat untuk mencapai target yang telah
ditentukan selama 20 tahun masa perencanaan (20%-40%).
f) Pengelolaan Swasta
a) Peran swasta yang ada; dan
b) Kemitraan dengan swasta.
54 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
No. Jenis sarana Kriteria teknis
Berikut ini adalah rumus yang telah dikembangkan menjadi PErhitungan MUdah dari SUbdit PERsampahan
(PEMUDA SUPER) untuk menentukan jumlah sarana pengumpulan sampah:
Hasil perhitungan unit sarana pengumpulan ini dapat ditampilkan dalam Tabel 6.5 untuk menampilkan program
pentahapan pembangunan sarana pengumpulan.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 55
b) Operasional pengangkutan sampah harus memperhatikan:
• Pola pengangkutan;
• Sarana pengangkutan; dan
• Rute pengangkutan.
c) Pola Pengangkutan sampah terdiri atas:
• Pengangkutan sampah dengan sistem pengumpulan langsung dari sumber menuju TPA dengan
syarat sumber sampah lebih besar dari 300 liter/unit serta topografi daerah pelayanan yang tidak
memungkinkan penggunaan gerobak; dan
• Pengumpulan sampah melalui sistem pemindahan di TPS dan/atau TPS 3R.
Berikut ini adalah kriteria teknis perencanaan pengadaan sarana pengangkutan sampah.
Sumber: PerMen03/PRT/2013
Berikut ini adalah rumus yang telah dikembangkan menjadi Perhitungan Mudah Subdit Persampahan
(PEMUDA SUPER) untuk menentukan jumlah sarana pengangkutan sampah:
Hasil perhitungan unit sarana pengangkutan ini dapat ditampilkan dalam Tabel 6.6 untuk menampil-
kan program pentahapan pembangunan sarana pengangkutan.
56 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
5. Rencana Pengembangan Sarana Pengolahan Sampah
• Teknologi Pengolahan sampah dapat berupa:
- Teknologi pengolahan secara fisik berupa pengurangan ukuran sampah, pemadatan,
pemisahan secara magnetis, masa-jenis, dan optik;
- Teknologi pengolahan secara kimia berupa pembubuhan bahan kimia atau bahan lain agar
memudahkan proses pengolahan selanjutnya;
- Teknologipengolahansecarabiologiberupapengolahansecara aerobik dan/atau secara anaerobik
seperti proses pengomposan dan/atau biogasifikasi;
- Teknologi pengolahan secara termal berupa insinerasi, pirolisis dan/atau gasifikasi; dan
- Pengolahan sampah dapat pula dilakukan dengan menggunakan teknologi lain sehingga
dihasilkan bahan bakar yaitu Refuse-Derived Fuel (RDF);
Tabel 6.2. Kriteria Perencanaan Luas Lahan dan Kapasitas Pengolahan Sampah di TPS 3R
No Cakupan pelayanan Pemilahan sampah Luas
(Rumah) (Jiwa) (m2)
1 2000 rumah 10,000 jiwa Tanpa pemilahan 1000
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 57
3. Perlengkapan dan peralatan
Helm Kerja, sepatu kedap air (boot), kaus tangan plastik, pakaian kerja, masker kain,
perlengkapan P3K, cangkrang, terowongan bambu, termometer, selang air, sekop,
timbangan, ayakan kawat dengan beberapa ukuran
Berikut ini adalah rumus yang telah dikembangkan menjadi Perhitungan Mudah Subdit Persampahan
(PEMUDA SUPER) untuk menentukan jumlah sarana pengolahan sampah TPS 3R sesuai dengan
Program Penanganan Sampah Perkotaan yang tercantum pada Tabel 6.1:
Hasil perhitungan unit TPS 3R ini dapat ditampilkan dalam Tabel 6.7 untuk menampilkan program
pentahapan pembangunan TPS 3R
58 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Sehingga fungsi TPST adalah sebagai tempat berlangsungnya pemisahan, pencucian/
pembersihan, pengemasan, dan pengiriman produk daur ulang sampah
Tabel 6.3. Kriteria teknis perencanaan luas lahan dan kapasitas pengolahan sampah di
TPST
No Cakupan pelayanan Pemilahan Sampah Luas
Berikut ini adalah rumus yang telah dikembangkan menjadi Perhitungan Mudah Subdit Persampahan
(PEMUDA SUPER) untuk menentukan jumlah sarana pengolahan sampah TPST sesuai dengan
Program Penanganan Sampah Perkotaan
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 59
6. Rencana Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir
a. Pemrosesan akhir sampah dilakukan dengan menggunakan:
• Metode lahan urug terkendali;
• Metode lahan urug saniter; dan/atau
• Teknologi ramah lingkungan.
b. Kegiatan pemorosesan akhir sampah yang di TPA, meliputi:
• Penimbunan/pemadatan;
• Penutupan tanah;
• Pengolahan lindi; dan
• Penanganan gas.
c. Pemrosesan akhir sampah di TPA harus memperhatikan :
• Sampah yang boleh masuk ke TPA adalah sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah
rumah tangga, dan residu;
• Limbah yang dilarang diurug di TPA meliputi:
a. Limbah cair yang berasal dari kegiatan rumah tangga;
b. Limbah yang berkatagori bahan berbahaya dan beracun sesuai peraturan
perundang-undangan; dan
c. Limbah medis dari pelayanan kesehatan.
• Residu sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak berkategori bahan berbahaya dan beracun
atau mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
• Dalam hal terdapat sampah yang berkategori bahan berbahaya dan beracun atau mengandung
limbah bahan berbahaya dan beracun di TPA harus disimpan di tempat penyimpanan sementara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan mengenai pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun; dan
• Dilarang melakukan kegiatan peternakan di TPA.
d. Persyaratan TPA meliputi penyediaan dan pengoperasian, harus memperhatikan pemilihan lokasi,
kondisi fisik, kemudahan operasi, aspek lingkungan, dan sosial.
e. Pemilihan lokasi TPA paling sedikit memenuhi kriteria aspek:
• Geologi, yaitu tidak berada di daerah sesar atau patahan yang masih aktif, tidak berada di zona
bahaya geologi misalnya daerah gunung berapi, tidak berada di daerah karst, tidak berada di
daerah berlahan gambut, dan dianjurkan berada di daerah lapisan tanah kedap air atau lempung;
• Hidrogeologi, antara lain berupa kondisi muka air tanah yang tidak kurang dari tiga meter, kondisi
kelulusan tanah tidak lebih besar dari 10-6 cm/detik, dan jarak terhadap sumber air minum lebih
besar dari 100 m (seratus meter) di hilir aliran.
• Kemiringan zona, yaitu berada pada kemiringan kurang dari 20%.
• Jarak dari lapangan terbang, yaitu berjarak lebih dari 3000 m (tiga ribu meter) untuk lapangan
terbang yang didarati pesawat turbo jet dan berjarak lebih dari 1500 m (seribu lima ratus meter)
untuk lapangan terbang yang didarati pesawat jenis lain;
• Jarak dari permukiman, yaitu lebih dari 1 km (satu kilometer) dengan mempertimbangkan
pencemaran lindi, kebauan, penyebaran vektor penyakit, dan aspek sosial;
60 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
• Tidak berada di kawasan lindung/cagar alam; dan/atau
• Bukan merupakan daerah banjir periode ulang 25 (dua puluh lima) tahun.
f. Dalam hal lokasi TPA lama yang sudah beroperasi tidak memenuhi persyaratan, TPA tersebut
harus dioperasikan dengan metode lahan urug terkendali atau lahan urug saniter meliputi:
• Melakukan penutupan timbunan sampah dengan tanah penutup secara periodik;
• mengolah lindi yang dihasilkan sehingga efluen yang keluar sesuai baku mutu;
• mengelola gas bio yang dihasilkan sesuai persyaratan teknis yang berlaku; dan
• membangun area tanaman penyangga di sekeliling lokasi TPA tersebut.
g. Penentuan luas lahan dan kapasitas TPA harus mempertimbangkan timbulan sampah, tingkat
pelayanan, dan kegiatan yang akan dilakukan di dalam TPA
h. Umur teknis TPA paling sedikit 10 (sepuluh) tahun.
i. Prasarana dan sarana TPA meliputi:
• Fasilitas dasar;
• Fasilitas perlindungan lingkungan;
• Fasilitas operasional; dan
• Fasilitas penunjang.
j. Dimana fasilitas-fasilitas diatas terdiri atas:
a. Fasilitas dasar
(1) Papan nama;
(2) Pintu gerbang
(3) Pagar
(4) Jalan masuk;
(5) Jalan operasional;
(6) Jalan ramp
(7) Listrik atau genset;
(8) Drainase;
(9) Air bersih;
(10) Ruang jaga;
(11) Ruang registrasi;
(12) Tempat ibadah;
(13) Sarana laboratorium;
(14) Peralatan P3K;
(15) Garasi alat berat;
(16) Bengkel/hanggar alat berat;
(17) Area cuci kendaraan;
(18) Workshop dan peralatan;
(19) Pemadam kebakaran;
(20) Pengendali vektor dan bau;
(21) Fasilitas toilet;
(22) Penyediaan air bersih, sanitasi dan listrik
(23) Drainase/tanggul keliling dan drainase lokal
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 61
(24) Jalur hijau penyangga, dan
(25) Kantor TPA Sampah serta perlengkapannya.
b. Fasilitas perlindungan lingkungan terdiri atas:
(1) Lapisan kedap;
(2) Pengumpul Lindi;
(3) Sistem perpipaan dan pengolahan Lindi
(4) Sistem perpipaan dan pengolahan gas bio
(5) Zona Penyangga;
(6) Sumur pantau; dan
(7) Tanah Penutup
a. Fasilitas Operasional
(1) Alat berat;dan
(2) Truk pengangkut tanah.
b. Fasilitas Penunjang
(1) Alat komunikasi;
(2) Jembatan timbang;
(3) Transportasi;
(4) Area khusus daur ulang;
(5) Area transit limbah B3 rumah tangga;
(6) Cadangan bahan bakar;
(7) Cadangan insektisida; dan
(8) Lokasi cadangan material penutup
k. TPA dapat dilengkapi dengan fasilitas pendauran ulang, pengomposan, dan atau gas bio.
l. Perencanaan Volume Sampah Ke TPA
• Perencanaan volume sampah dihitung berdasarkan volume sampah terkumpul dikurangi volume
sampah yang diolah dalam satuan m3/hari.
• Volume sampah yang dibawa ke TPA harus diketahui densitasnya sehingga volume sampah
tersebut dapat dikonversi dalam satuan Ton/hari.
• Volume sampah yang dibawa ke TPA dalam 1 tahun dihitung berdasarkan hari kerja TPA yaitu
300 hari pertahun.
Pada suatu saat, lahan penimbunan sampah TPA akan terisi penuh dengan sampah. Periode dimana
TPA tersebut masih bisa bisa digunakan untuk penimbunan sampah itulah yang disebut sebagai umur
teknis TPA. Lebih jauh lagi, hanya 60% dari keseluruhan lahan TPA yang diperbolehkan digunakan
sebagai lahan penimbunan sampah (lahan efektif)
62 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Dengan diketahuinya kebutuhan ruang lahan penimbunan, dapat direncanakan kegiatan pengupasan
dan penimbunan (cut and fill) TPA sehingga memiliki jangka waktu perencanaan 20 tahun.
Umur teknis Umur
TPA teknis
akan TPA
dipengaruhi oleh ketersediaan
akan dipengaruhi luas lahan
oleh ketersediaan dan dan
luas lahan kedalaman
kedalaman penggalian lahan
untukuntuk
penggalian lahan penimbunan sampah.Dalam
penimbunan perencanaan,
sampah.Dalam kebutuhan
perencanaan, lahan TPA
kebutuhan harus
lahan TPA dihitung berdasarkan
desain detail lahan penimbunan.
harus dihitung berdasarkan desain detail lahan penimbunan.
Perkiraan kebutuhan lahan urug/ unit pengolahan sampah dilakukan berdasarkan:
Perkiraan kebutuhan lahan urug/ unit pengolahan sampah dilakukan berdasarkan:
1. Jumlah penduduk kota
1. Jumlah penduduk kota
2. Pelayanan 2. TPA
Pelayanan
sampah TPA sampah
= 50% = 50%
sampah sampahdan
perkotaan perkotaan dan 15%
15% residu dari residu dari TPS 3R atau TPST,
TPS 3R
atau TPST, sesuai program penanganan sampah Sub Direktorat Persampahan,
sesuai program penanganan sampah Sub Direktorat Persampahan, Kementerian Pekerjaan
Kementerian Pekerjaan Umum, sesuai dengan Tabel 6.1.
Umum, sesuai dengan Tabel 6.1.
3. Timbulan rerata sampah = 3 l/kapita.hari
3. Timbulan rerata sampah = 3 l/kapita.hari
4. Kepadatan sampah di sumber = 250 kg/m3
4. Kepadatan sampah di sumber = 250 kg/m3
5. Kepadatan sampah di TPA = 750 kg/m3
5. Kepadatan sampah di TPA = 750 kg/m3
6. Ketinggian lahan urug sampah = 15 m
6. urug
Sehingga luas lahan Ketinggian
di TPA lahan urugper
Sampah sampah
tahun =dapat
15 m dihitung berdasarkan rumus
berikut ini: Sehingga luas lahan urug di TPA Sampah per tahun dapat dihitung berdasarkan rumus berikut ini:
𝑃𝑃! ×𝑇𝑇! ×365 𝜌𝜌!
𝐿𝐿 = ×
𝐻𝐻! ×0.7×10.000 𝜌𝜌!"#
dimana:
dimana:
L = Luas Lahan Urug (Unit Pengolahan Sampah) (Ha)
L = Luas Lahan Urug (Unit Pengolahan Sampah) (Ha)
PN = Total Jumlah Penduduk pada Tahun Perencanaan N ( kapita)
PN = Total Jumlah Penduduk pada Tahun Perencanaan N ( kapita)
TS TS = Timbulan sampah (l/kapita.hari)
= Timbulan sampah (l/kapita.hari)
HS HS = Tinggi tumpukan sampah pada lahan urug, termasuk tanah penutup (m)
= Tinggi tumpukan sampah pada lahan urug, termasuk tanah penutup (m)
3
ρS = Kepadatan sampah di sumber (kg/m
ρS = Kepadatan sampah ) di sumber (kg/m3)
3
ρTPA = Kepadatan sampah di TPA , setelah pemadatan (kg/m )
ρTPA = Kepadatan sampah di TPA , setelah pemadatan (kg/m3)
Perhitungan Perhitungan
perkiraan untuk desain
perkiraan lahan
untuk urug dan
desain lahanluas
urug area
danTPA
luasberdasarkan
area TPA berdasarkan klasifikasi
klasifikasi jenis kota, sesuai
jenis kota, sesuai dengan
dengan program
program penanganan
penanganan infrastruktur
infrastruktur persampahan nasional, yaitu
dengan
persampahan perencanaan
nasional, TPAperencanaan
yaitu dengan Sampah dengan bagian pelayanan
TPA Sampah 50% dari seluruh timbulan
dengan bagian
sampah dan juga melayani residu dari TPS 3R atau TPST sebesar 15% .
pelayanan 50% dari seluruh timbulan sampah dan juga melayani residu dari TPS
3R atau TPST sebesar 15% .
Atau dengan menggunakan rumus berikut ini yang telah dikembangkan menjadi Perhitungan Mudah
Subdit Persampahan (PEMUDA SUPER) untuk menentukan jumlah Luas Unit Pengolahan TPA
Atau dengan menggunakan rumus berikut ini yang telah dikembangkan menjadi
(hektar) sesuai dengan Program Penanganan Sampah Perkotaan yang tercantum pada Tabel 6.1:
Perhitungan Mudah Subdit Persampahan (PEMUDA SUPER) untuk menentukan jumlah
Luas Unit Pengolahan TPA (hektar) sesuai dengan Program Penanganan Sampah Perkotaan
Luas TPA (hektar) : 1,132 x 10-5 x Jumlah Penduduk
yang tercantum pada Tabel 6.1:
Hasil perhitungan luas TPA ini dapat ditampilkan dalam Tabel 6.9. Untuk menampilkan program
Luas TPA (hektar) : 1,132×10!! ×𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
pentahapan pembangunan TPA Sampah
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 63
Hasil perhitungan luas TPA ini dapat ditampilkan dalam Tabel 6.9. Untuk menampilkan
program pentahapan pembangunan TPA Sampah
n. Perencanaan Pemilihan Lokasi Ke TPA
• Pemilihan lokasi TPA yang layak teknis harus berpedoman pada tata cara pemilihan lokasi tempat
pembuangan akhir sampah –SNI-03-3241-1994
• Calon lokasi TPA yang layak teknis berdasarkan kriteria penyisih sesuai tata cara pemilihan lokasi
tempat pembuangan akhir sampah harus dilengkapi dengan studi AMDAL untuk mengetahui kelayakan
sosial dan kelayakan lingkungan calon lokasi TPA
• Calon lokasi TPA yang akan ditetapkan sebagi lokasi TPA dalam rencana induk, harus memenuhi
kelayakan teknis dan kelaykan sosial dan kelayakan lingkungan serta kelayakan ekonomis.
• Apabila lokasi TPA yang layak tidak tersedia dalam wilayah administratif kota tersebut, maka kerja
sama regional harus dilakukan.
Biaya investasi:
Sarana Pengumpulan (Milyar Rp.) = 2.5 x 10-6 x Jumlah Penduduk
Hasil perhitungan biaya investasi ini dapat ditampilkan dalam Tabel 6.5, Tabel 6.6, Tabel 6.7, Tabel
6.8,Tabel 6.9, dan Tabel 6.10 pada kolom Biaya Pengadaan untuk menampilkan program pentahapan
biaya investasi Prasarana dan Sarana Persampahan.
Berikut ini adalah rumus yang telah dikembangkan menjadi Perhitungan Mudah Subdit Persampahan
(PEMUDA SUPER) untuk menentukan biaya operasi dan pemeliharaan penyelenggaraan PSP sesuai
64 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
dengan Program Penanganan Sampah Perkotaan yang tercantum pada Tabel 6.1.
Hasil perhitungan biaya investasi ini dapat ditampilkan dalam Tabel 6.5, Tabel 6.6, Tabel 6.7, Tabel
6.8,Tabel 6.9, dan Tabel 6.10 pada kolom Biaya Pengoperasian,Pemeliharaan dan Perawatan untuk
menampilkan program pentahapan biaya operasi Prasarana dan Sarana Persampahan.
c. Indikasi retribusi sampah, perhitungannya didasarkan pada indikasi biaya satuan penanganan
sampah (Rp/m3) atau Rp/kapita/tahun dan lain-lain).
d. Potensi sumber dana dari pihak swasta
6.3 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari proses “Penyusunan Rencana Program Dan Pelaksanaan Kegiatan” adalah:
1. Tersusunnya Rencana program umum pengelolaan sampah
2. Tersusunnya tahapan pelaksanaan kegiatan (Rencana Jangka Pendek, Jangka Menengah, Jangka
Panjang)
3. Tersusunnya rencana pembiayaan/Investasi Program
4. Dirumuskannya daerah pelayanan dan zona prioritas pelayanan sampah sesuai dengan target Kebijakan
dan Strategi Pengelolaan Sampah Kementerian dan Renstra SKPD
5. Tersedianya program-program dan kegiatan dalam pengembangan sistem pengelolaan sampah
6.4 Langkah-langkah
1. Pahami strategi yang telah disusun sebelumnya.
a. Sebelum memulai menyusun Program dan Kegiatan pengembangan PS Persampahan Pokja
perlu memahami kembali Strategi yang telah disusun.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 65
2. Rumuskan Program Pengembangan PS Persampahan yang perlu dilakukan
a. Berdasarkan permasalahan mendesak yang dihadapi, tetapkan urutan prioritas.
b. Setelah seluruh anggota Pokja memahami strategi yang telah dirumuskan susun Program
Pengembangan PS Persampahan berdasarkan rumusan strategi tersebut.
c. Menetapkan urutan prioritas Program. Proses penentuan prioritas salah satunya dapa dilakukan
berdasarkan indikasi masyarakat yang terkena dampak dari pelaksanaan Program (penerima
manfaat)
4. Persiapkan alur logis untuk melihat hubungan antara permasalahan pengembangan PS Persampahan
dan penanganan yang akan dilakukan berdasarkan tiap aspek utama pengembangan PS Persampahan
di tiap tahapan pengembangan:
a. Gunakan format Tabel 6.4 Kerangka Kerja Logis Perumusan Program Pengembangan PS
Persampahan untuk mempermudah perumusan program.
b. Masukkan tabel di Lampiran dokumen Rencana Induk untuk
5. Menentukan program-program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Gunakan Tabel
6.4. untuk mempermudah perumusan program berdasarkan jangka waktu perencanaan.
· Rencana program jangka pendek (1-2 tahun) merupakan tahap pelaksanaan yang bersifat mendesak
dan dapat dijadikan pondasi untuk pentahapan selanjutnya, sebagai contoh :
- Menyiapkan kebijakan pengelolaan sampah Kota/Kabupaten yang mengacu pada kebijakan
Nasional, Propinsi dan NSPK yang berlaku.
- Peningkatan kelembagaan terutama SDM sebagai dasar untuk peningkatan kinerja operasional
penanganan sampah.
- Penyiapan dan atau penyempurnaan Peraturan Daerah yang sesuai dengan NSPK dan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008.
- Tetapkan Zona Prioritas pelayanan persampahan, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
- kepadatan dan penyebaran penduduk;
- karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi;
- timbulan dan karakteristik sampah;
- budaya sikap dan perilaku masyarakat;
- jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah;
66 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
- rencana tata ruang dan pengembangan kota;
- sarana pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan;
- biaya yang tersedia dan kesediaan membayar retribusi; dan
- peraturan daerah setempat.
- Perencanaan detail penanganan persampahan (penutupan TPA dengan penimbunan terbuka /
rehabilitasi TPA dan kegiatan 3R).
- Penyusunan AMDAL atau UKL/UPL atau kajian lingkungan sesuai kebutuhan.
- Kampanye dan edukasi sebagai dasar untuk penyiapan masyarakat dalam partisipasi kegiatan 3R.
- Penyediaan prasarana dan sarana untuk mengatasi masalah persampahan yang bersifat
mendesak (pemilihan sampah, peningkatan TPA dan lain-lain).
- Penyiapan peningkatan tarif (iuran dan retribusi).
· Rencana program jangka menengah (5 tahun) merupakan tahap pelaksanaan 5(lima) tahun yang
didasarkan pada hasil kajian sebelumnya dengan mempertimbangkan tahap mendesak yang telah
dilakukan, sebagai contoh:
- Melanjutkan peningkatan kelembagaan (pemisahan operator dan regulator) dan pelatihan SDM
yang menerus disesuaikan dengan kebijakan Nasional, Propinsi dan NSPK terbaru.
- Pelaksanaan penegakan peraturan yang didahului sosialisasi dan uji coba selama 1 tahun.
- Peningkatan cakupan pelayanan sesuai perencanaan.
- Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana persampahan sesuai dengan perencanaan.
- Pelaksanaan revitalisasi TPA sesuai dengan perencanaan.
- Pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan TPA.
- Pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan kegiatan 3R di beberapa
kawasan.
- Kampanye dan edukasi yang menerus.
- Pelaksanaan peningkatan retribusi baik melalui perbaikan tarif maupun mekanisme penarikannya.
Merintis kerjasama dengan pihak swasta.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 67
- Penutupan TPA lama (jika diperlukan) dan pemantauan kualitas
- TPA yang telah ditutup selama 20 tahun secara berkala.
- Pembangunan TPA baru sesuai NPSK.
- Pembangunan TPST skala kota (sesuai kebutuhan).
- Replikasi 3R sesuai dengan target pengurangan sampah.
- Kampanye dan edukasi sebagai dasar untuk penyiapan masyarakat dalam partisipasi kegiatan 3R.
- Meningkatkan pola kerjasama dengan pihak swasta dan CDM.
6. Menyusun dan mempersiapkan program penanganan persampahan perkotaan sesuai dengan Tabel 6.1.
Dan laksanakan perhitungan pemrograman dan penganggaran Prasarana dan Sarana Persampahan,
sesuai dengan formula PEMUDA SUPER yang tercantum diatas untuk setiap tahapan penanganan
sampah, dan cantumkan pada Tabel 6.5 sampai Tabel 6.10.
Tabel 6.4. Kerangka Kerja Alur Logis Penyusunan Program Pengembangan PS Persampahan
(CONTOH), ditampilkan di Bagian B, pada Tabel 6.3
Tahapan Penanganan Sampah: Pengumpulan Sampah
Aspek Permasalahan Isu Strategis Strategi Analisis Prioritas Pengembangan Program
Pengembangan Penanganan Sampah Kesenjangan
Penanganan Program
Sampah Target dan Indikator Kinerja
Program Program Program
Jangka Jangka Jangka
Pendek Menengah Panjang
Teknis Terjadinya Keterbatasan Mengoptimalkan prasarana
Teknologis pencemaran di prasarana dan sarana dan sarana pengumpulan
lingkungan pengumpulan sampah sampah.
perumahan akibat
pembakaran sampah
Pengaturan Belum ada Perda Kurangnya landasan Mengoptimalkan Perda
mengenai pemilahan peraturan mengenai mengenai pengaturan
dan pengumpulan pemilahan dan pemilahan sampah dan
sampah pengumpulan sampah pengumpulan sampah.
Kelembagaan Belum ada Tidak terbentuknya Mengoptimalkan
lembaga formal Struktur kelembagaan kelembagaan formal untuk
dalam menangani pengumpulan sampah menangani pengumpulan
pengumpulan sampah sampah.
Pendanaan Alokasi pendanaan Kurangnya alokasi Alokasi pendanaan
pengumpulan sampah pendanaan PS pengumpulan sampah
kurang pengumpulan sampah yang mencukupi.
68 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Tabel 6.5. Tahapan Pemrograman dan Penganggaran Sarana Pengumpulan Sampah (CONTOH),
ditampilkan di Bagian B, Tabel 6.3
Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan
Tahapan Pengadaan Sarana Biaya Pengadaan Sarana Perawatan
Total Sarana Pengumpulan Pengumpulan Sarana
Pengumpulan Pengumpulan
Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke-2 ke- 3 ke-4
Tabel 6.6. Tahapan Pemrograman dan Penganggaran Sarana Pengangkutan Sampah (CONTOH),
ditampilkan di Bagian B, Tabel 6.4
Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan
Tahapan Pengadaan Sarana Biaya Pengadaan Sarana Perawatan
Total Sarana Pengangkutan Pengangkutan Sarana
Pengangkutan Pengangkutan
Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke-2 ke- 3 ke-4
Tabel 6.7. Tahapan Pemrograman dan Penganggaran Sarana dan Prasarana Pengolahan Sampah TPS
3R (CONTOH), ditampilkan di Bagian B, Tabel 6.5
Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan
Tahapan Pengadaan Sarana dan Biaya Pengadaan Sarana dan
Total Sarana dan Perawatan
Prasarana Pengolahan Prasarana Pengolahan
Prasarana Sarana dan Prasarana Pengolahan
TPS 3R TPS 3R
Pengolahan TPS 3R
TPS 3R Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke-2 ke- 3 ke-4
Tabel 6.8. Tahapan Pemrograman dan Penganggaran Sarana dan Prasarana Pengolahan TPST,
ditampilkan di Bagian B, Tabel 6.6
Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan
Tahapan Pengadaan Sarana dan Biaya Pengadaan Sarana dan
Total Sarana dan Perawatan
Prasarana Pengolahan Prasarana Pengolahan
Prasarana Sarana dan Prasarana Pengolahan
TPST TPST
Pengolahan TPST
TPST Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke-2 ke- 3 ke-4
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 69
Tabel 6.9. Tahapan Pemrograman dan Penganggaran Sarana dan Prasarana Tempat Pemrosesan
Akhir Sampah (TPA), ditampilkan di Bagian B, Tabel 6.7
Tahapan Pengadaan Sarana dan Biaya Pengadaan Sarana dan Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan
Total Sarana dan Prasarana Pengolahan Prasarana Perawatan
Prasarana TPA TPA Sarana dan Prasarana TPA
Pengolahan
TPA Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke- 2 ke- 3 ke-4 ke-1 ke-2 ke- 3 ke-4
Tabel 6.10. Rencana Program Prioritas Pengembangan Pengelolaan Sampah disertai Kebutuhan
Pendanaan Provinsi/Kota… , ditampilkan pada Bagian B, Tabel 6.8
Kode Program Prioritas Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Penanggung
Pengembangan Kinerja Kinerja Jawab
Pengelolaan Program Awal
Sampah
Tahap ke-1 Tahap ke-2 Tahap ke-3 Tahap ke-4 Kondisi
kinerja
pada akhir
periode
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Pemilahan
Sampah
1 1 0 Program Teknis
1 1 1 Sub program 1
1 2 0 Program
Kelembagaan
2 Pengumpulan
Sampah
2 1 0 Program Teknis
Program
Kelembagaan
Program
Pengaturan
Program Peran
Masyarakat
3 Pengangkutan
Sampah
Program Teknis
Program
Kelembagaan
Program
Pengaturan
Program Peran
Masyarakat
70 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
Kode Program Prioritas Indikator Kondisi Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Penanggung
Pengembangan Kinerja Kinerja Jawab
Pengelolaan Program Awal
Sampah
Tahap ke-1 Tahap ke-2 Tahap ke-3 Tahap ke-4 Kondisi
kinerja
pada akhir
periode
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
4 Pengolahan
Sampah
Program Teknis
Program
Kelembagaan
Program
Pengaturan
Program Peran
Masyarakat
5 Pemrosesan Akhir
Sampah
Program Teknis
Program
Kelembagaan
Program
Pengaturan
Program Peran
Masyarakat
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 71
A.7. FINALISASI RENCANA INDUK
7.1 Tujuan
1. Tersusunnya dokumen rencana induk
2. Adanya kesepakatan di antara pemangku kepentingan terhadap dokumen rencana induk
3. Disahkan Rencana Induk oleh Kepala Daerah
7.2 Deskripsi
Finalisasi Rencana Induk merupakan Tahapan terakhir dari serangkaian proses penyusunan RI. Hasil akhir
dari Tahapan ini adalah disahkannya dokumen rencana induk oleh Gubernur/Walikota.
Bagian terpenting Tahapan ini adalah membangun pemahaman dan persepsi yang sama pada pihak yang
terkait tentang dokumen rencana induk yang disusun, terutama terkait dengan program dan kegiatan yang
dirumuskan. Selain itu, Tahapan ini juga mensyaratkan adanya kesamaan pemahaman dan persepsi terhadap
strategi pengembangan sanitasi yang disusun (termasuk program dan kegiatannya) oleh Pemerintah Provinsi
dan Pusat. Komitmen pemerintah Kabupaten/ Kota yang dinyatakan oleh besaran anggaran yang dialokasikan
di dalam APBD menjadi pertimbangan bantuan keuangan dari Provinsi, Pusat atau donor lainnya.
7.3 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari Finalisasi Rencana Induk ini adalah :
1. Tersusunnya Draft Rencana Induk Penyelenggaraan PSP Kota Besar/Metropolitan
2. Pengesahan Rencana Induk Penyelenggaraan PSP Kota Besar/Metropolitan oleh Kepala Daerah
yaitu Gubernur/Walikota.
c. Jika penulisan selesai, sebelum menginformasikan draft awal Rencana Induk ke pihak-pihak
lain, pastikan seluruh anggota Pokja membaca draf awal ini dan menyepakatinya. Penulis perlu
memaparkan hasil kerjanya dalam sebuah rapat internal Pokja.
72 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
2. Susun Ringkasan Rencana Induk
a. Pokja perlu menulis versi ringkas Rencana Induk untuk kepentingan advokasi dan komunikasi,
khususnya bagi kelompok sasaran atau pemangku kepentingan eksternal. Karena itu, pastikan
bahasa yang dipakai adalah bahasa yang populer agar lebih mudah dan cepat dipahami. Berikut
adalah beberapa kegiatan yang disarankan:
1) Sepakati informasi yang perlu dituangkan dalam ringkasan Rencana Induk. Informasi minimal
yang harus tersedia adalah (i) arah pengembangan sanitasi Kota Besar/Metropolitan (ii) strategi
untuk mencapainya (iii) ringkasan program dan kegiatan utama.
2) Tulis dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat umum, rancang tata letak (layout),
kurangi teks, perbanyak diagram, peta, dan tabel.
3. Konsultasikan draft Rencana Induk dengan seluruh Ketua dan Wakil Ketua Bidang
a. Susun agenda pertemuan dan tentukan penanggung jawab (biasanya tim penulis) presentasi.
b. Siapkan dokumen yng diperlukan: (i) draft Rencana Induk (ii) Ringkasan Rencana Induk, dan (iii) slide
presentasi. Pastikan seluruh Ketua dan Wakil Ketua Bidang menerima draf dan ringkasan Rencana
Induk satu pekan sebelum pelaksanaan Rapat Konsultasi.
c. Paparkan bahan presentasi yang sudah disiapkan dalam Rapat Konsultasi. Pastikan bahan tersebut
diungkapkan dengan jelas, ringkas, dan hanya menyangkut substansi yang penting saja. Catat
masukan dengan seksama.
4. Lakukan perbaikan terhadap draf Rencana Induk berdasarkan masukan dari seluruh Ketua dan Wakil
Ketua Bidang
Berdasarkan masukan tersebut, perbaiki draf Rencana Induk. Perbaiki pula ringkasan Rencana Induk
jika memang diperlukan. Sesudahnya, cetak dan perbanyak dokumen-dokumen tersebut dan bagikan
kembali kepada seluruh Bidang Pokja.
Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan 73
6. Finalisasi Rencana Induk
a. Perbaiki draf Rencana Induk berdasarkan masukan dari berbagai konsultasi yang telah dilakukan
b. Rapikan tata letak atau lay out draf Rencana Induk
7. Lakukan advokasi ke Kepala Daerah untuk mendapat pengesahan atas Rencana Induk
a. Tuliskan Kata Pengantar dari Gubernur/Walikota. Sampaikan kepada Sekretaris Gubernur/Walikota
untuk mendapatkan koreksi dan persetujuan.
Finalisasi draf Rencana Induk dan selanjutnya Ketua Pokja dan seluruh Ketua Bidang menghadap Gubernur/
Walikota untuk mendapatkan tanda tangan sebagai bentuk pengesahan dokumen Rencana Induk.
74 Bagian A : Panduan Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan