Anda di halaman 1dari 14

PERBAIKAN

DIRECT DEVELOPING TRANSPARENT FILM


HOLDER FOR LARGE FORMAT CAMERA

PROPOSAL
TUGAS AKHIR PENELITIAN

Ade Aulia Rahman


1410049131

PROGRAM STUDI S-1 FOTOGRAFI


JURUSAN FOTOGRAFI
FAKULTAS SENI MEDIA REKAM
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2018

1
I. PENDAHULUAN
A. PENEGASAN JUDUL
Untuk menghindari salah penafsiran, istilah pokok dalam judul “DIRECT
DEVELOPING TRANSPARENT FILM HOLDER FOR LARGE
FORMAT CAMERA” sebagai berikut:

1. Direct Developing Film Holder


Jika bahasanya disederhanakan dapat memiliki arti, sebuah penopang
film yang padanya dapat dilakukan proses developing secara langsung tanpa
membutuhkan bantuan kamar gelap. Dalam kata lain, akan dilakukan
eksperimen bagaimana menyatukan sebuah film holder dengan kamar gelap
yang bisa dibawa kemana saja.
Pemegang film standar untuk kamera 4x5 dan yang lebih besar biasanya
dapat menampung dua lembaran film, satu di setiap sisi pemegang,
diamankan di bawah plat slide gelap untuk melindungi film dari cahaya
(Adams, 1980:39).
Film holder standar hanya berfungsi sebagai penopang film saat
perekaman imaji terjadi, namun film yang sudah disinari pada film holder
memerlukan proses developing, yaitu proses pemunculan imaji film yang
harus dilakukan di dalam kamar gelap. Namun kali ini akan dibuat sebuah
pengembangan dari film holder konvensional, yaitu dengan membuat
sebuah akses pada film holder agar dapat melakukan injeksi emulsi
pengembang foto kedalam film holder, sehingga memungkinkan proses
developing dapat dilakukan pada ruang terbuka dan langsung pada film
holder tanpa memerlukan peralatan kamar gelap seperti: developing tank
atau nampan untuk melakukan developing lagi.

2
2. Transparent
Media perekam yang digunakan pada penelitian ini ialah kertas foto
hitam putih yang bersifat orthomatic. Orthomatic adalah sifat
ketidakpekaan sebuah bidang peka cahaya terhadap spektrum merah (Suess,
2003: 83). Sifat orthomatic inilah yang kemudian akan dimanfaatkan untuk
mewujudkan sebuah film holder transparan/tembus pandang dengan
menggunakan bahan akrilik merah transparan. Hal ini dimaksudkan agar
saat proses developing berlangsung, pengguna dapat memonitor hasil
proses developing dengan melihat secara langsung proses pengembangan
emulsi pada film/kertas.

3. Film Holder for Large Format Camera


Kamera format besar lebih berat dan lebih rumit dari pada kamera
mereka umum yang lebih kecil, dan hampir selalu membutuhkan tripod.
Namun, kamera format besar menawarkan sejumlah keuntungan, termasuk
ukuran negatif yang lebih besar, kontrol penuh pada posisi lensa dan posisi
film, dan kemampuan untuk memproses setiap negatif secara individual.
Ukuran film standar kamera format besar yaitu 4x5 inci, namun sejauh ini
yang paling populer adalah, 5x7 plus, 8xl0, dan llx14 inci (Adams,
1980:29).
Kamera format besar biasanya terdiri atas dua kategori: (1) Field
Camera(kamera lapangan) ,(2) Monorail Camera(kamera rel tunggal).
Field Camera adalah kamera dengan dudukan sebuah dataran rata(flatbed)
yang bisa dilipat menjadi sebuah kotak. Monorail Camera memiliki bagian
– bagian yang dipasang pada sebuah batangan kayu atau batang silinder
besi tunggal yang difungsikan sebagai rel (Grepstad, 2000:9).

Berdasarkan pernyataan diatas maka film holder yang akan dibuat pada
penelitian ini adalah film holder yang memiliki ukuran diatas 4x5 inci, dan
kamera yang akan digunakan yaitu kamera rel tunggal handmade.

3
B. LATAR BELAKANG
Melalui media sosial internet, ditunjukkan berbagai keunggulan kamera-
kamera digital terbaru dari segala sisi teknologi canggih masa kini, hal ini
menujukan betapa meninggkatnya perkembangan kamera digital dengan
berbagai jenis dan ukuran, akibatnya masyarakat kalap untuk membeli.
Bagaimana tidak, para produsen kamera begitu gencar menawarkan seri-seri
terbarunya kepada masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kamera digital saat ini
menjadi yang paling utama dalam teknologi kamera untuk consumen umum.
Akibatnya, masyarakat termanjakan dan masuk dalam zona nyaman arus
fotografi digital masa kini sehingga melupakkan proses. Fitur-fitur otomatis
yang memudahkan pengguna untuk mendapatkan hasil foto yang
sempurna(teknis). Namun dilain sisi ini menjadi kesempatan bagi seluruh
lapisan masyarakat umum untuk terlibat dalam praktek dan proses fotografi,
mengingat banyak kamera digital yang berharga terjangkau dengan kemampuan
yang sangat memadahi untuk keperluan sehari – hari. Kini tantangan bagi para
pelaku seni fotografi menjadi semakin bertambah besar. Mudahnya fotografi
digital kini bagi masyarakat luas memunculkan kompetitor-kompetitor baru.
Dalam kata lain, pengkarya fotografi masa kini dituntut untuk lebih kreatif dan
inovatif. Kreasi dan inovasi lah yang akhirnya menjadi pembeda antara
fotografer mainstream dengan fotografer yang kreatif.
Berdasarkan hal itu muncul sebuah gagasan untuk melakukan sebuah
penelitian terapan yang terinspirasi dari kerangka kerja fotografi analog atau
fotografi berbasis film. Ada cukup banyak pilihan kerangka kerja fotografi
analog yang dapat dikaji lebih lanjut, namun kali ini pilihan ditujukan kepada
pembuatan film holder yang dapat dilakukan proses men-develop media peka
cahaya secara langsung didalamnya.
Untuk menjadikan film holder pada penelitian ini semakin menarik dan
dapat menjadi sarana eksplorasi yang kreatif dan inovatif maka melalui
penelitian ini akan dikaji bagaimana sebuah film holder dapat dihadirkan dalam
bentuk transparan sehingga memungkinkan fotografer melakukan dan
menyaksikan secara langsung proses developing kertas peka cahaya pada fim
holder. Dengan demikian, seluruh proses pencucian film dapat disaksikan,
bahkan dilakukan secara instans.

4
Penggunaan akrilik merah terbukti dapat menahan spektrum cahaya biru
dan hijau masuk kedalam kamera, sehingga kertas foto tidak “terbakar”. Afgan
Kamera Transparan dapat dioperasikan di luar ruangan dan di bawah terik
matahari. Syarat utama agar kondisi ini tercapai terletak pada media perekam
yang digunakan, yaitu kertas foto hitam putih yang bersifat ortho chromatic atau
tidak peka terhadap spektrum merah (Apriyanto dan Rahman, 2017:70). Atas
hasil pemikiran ini, muncul ide untuk melakukan penelitian terapan berbasis
riset dan eksperimen dengan judul “Direct Developing Transparent Film Holder
for Large Format Camera”. Untuk dapat mewujudkan pemikiran tersebut maka
akan dilakukan bentuk penelitian terapan yang meliputi rekonstruksi film holder
untuk kamera format besar, serta eksperimentasi teknis guna menemukan
formulasi yang tepat agar kamera dapat dibuat secara transparan dan proses
pencucian film dapat disaksikan secara langsung dengan proses yang instan
tanpa menghilangkan fungsi utamanya.
Penelitian terapan ini dipandang penting sebagai upaya meningkatkan
kreatifitas di kalangan fotografer. Disamping itu, kontribusi berupa pendidikan
kepada ‘masyarakat fotografi baru’ sangat dimungkinkan untuk dilakukan
melaui penelitian terapan ini.
C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian terapan ini ialah riset dan


eksperimen untuk mewujudkan sebuah film holder transparan yang
didalamnya bisa langsung dilakukan dan disaksikan proses developing
dalam bentuk film holder yang transparan dan dapat diinjeksi cairan kimia
cuci film. Tembus pandang dan direct developing(pencucian secara
langsung) menjadi kata kunci dalam penelitian terapan ini, karena kondisi
ini lah yang akhirnya menjadikan pengguna dapat melakukan proses kamar
gelap tanpa kamar gelap sekaligus dapat mengamati proses pencetakan
secara kimiawi. Untuk itu ada dua hal besar yang perlu dipecahkan, yaitu
(1) Bagaimana mewujudkan sebuah Film Holder tembus pandang yang
memiliki fungsi direct developing(pencucian secara langsung) dan (2)
Bagaimana menentukan, memilih, dan menerapkan material transparan
guna mewujudkan Film Holder tembus pandang yang memiliki fungsi
direct developing(pencucian secara langsung) yang tetap fungsional.

5
D. TUJUAN MASALAH

Sesuai dengan rumusan masalah, ada dua tujuan penelitian ini yaitu, (1)
mewujudkan sebuah Film Holder tembus pandang yang memiliki fungsi
direct developing(pencucian secara langsung), dan (2) menentukan,
memilih, dan menerapkan material transparan guna mewujudkan Film
Holder tembus pandang yang memiliki fungsi direct developing(pencucian
secara langsung) yang tetap fungsional.

E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat diadakan penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memperbanyak kajian ilmiah dan menambah ilmu
pengetahuan di bidang fotografi analog di Indonesia.
2. Meberikan pengetahuan baru bagi generasi muda yang belum
memahami betul bagaimana sejarah dan prinsip perekaman imaji
fotografis.

b. Manfaat Praktis
Diharapkan dari penelitian ini adalah agar pembaca dan
seniman/fotografer era digital dapat mengerti teknologi analog, ada cukup
banyak kemungkinan perbedaan proses saat pengoprasian camera view
transparan dengan instant development film holder dengan camera view
yang beredar umumnya seperti:
1. Mengedukasi praktis fotografer era digital pada proses penggunaan
kamera karena sifat kamera yang transparan sehingga
memungkinkan seluruh komponen dapat dilihat secara ’langsung’.
2. Melakukan proses development film secara langsung saat film
masih berada didalam film holder

6
F. METODE PENELITIAN

Berdasarkan sifat penelitian yang berupa penelitian terapan, maka metode

yang akan diterapkan dalam penelitian kali ini ialah:

a. Studi Pustaka

Studi pustaka yang diperlukan ialah penelusuran data-data pustaka

untuk memberi pemahaman tentang prinsip, pengoperasian dan

pembuatan Film Holder.

b. Rekonstruksi dan Perancangan

Langkah rekonstruksi dan perancangan dilakukan setelah peneliti

mendapatkan pemahaman berdasarkan hasil studi pustaka. Langkah ini

dilakukan guna membuat gambar/ sketsa dan menganalisis kelebihan

dan kelemahan rancangan kamera yang akan diwujudkan.

c. Percobaan

Rancangan film holder yang telah ditetapkan diuji coba, hal ini untuk

mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi terkait

dengan kenyamanan pengoperasian film holder.

d. Perwujudan

Tahapan perwujudan dilakukan setelah proses percobaan dan evaluasi


dilakukan. Target dari tahapan ini ialah sebuah film holder transparan
yang didalamnya bisa langsung dilakukan dan disaksikan proses
developing dalam bentuk film holder yang transparan.

7
G. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi
makalah dan buku yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Jon Grepstad yang diterbitkan menjadi


sebuah buku “Building a Large Format Camera” di tahun 2000. Pada buku
yang memiliki 54 halaman tersebut Jon Grepstad menjelaskan secara
mendetail bagian demi bagian, tahap demi tahap dalam pembuatan kamera
format besar, dan salah satunya yaitu pembuatan film holder. Buku ini akan
menjadi rujukan paling utama karena memiliki penjelasan – penjelasan yang
paling dibutuhkan dalam proses pembuatan film holder.

2. Penelitian yang dilakukan oleh M Fajar Apriyanto dan Ade Aulia Rahman,
(2017) ”Transparent Afghan Camera: Karya Fotografi Performatif dan
Partisipatoris.” Penelitian ini mengangkat kembali praktek penggunaan
kamera kotak yang digunakan di Afganistan, ada kesamaan antara afghan
camera dengan penilitian yang akan dilakukan yaitu pada penggunakan
media film berupa kertas foto hitam putih yang bersifat orthomatic. Namun
Apriyanto dan Rahman melakukan eksplorasi liar yaitu penambahan jendela
transparan pada kameranya, namun jendela tersebut dibuat dengan material
akrilik merah transparan, hal ini membuktikan bahwa penggunaan material
akrilik merah transparan tidak mengganggu hasil dari perekaman imaji.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Anton Orlof “Clera – The World’s First
Transparent Camera”, Anton Orlof mengklaim dirinya membuat kamera
transparan pertama di dunia, box camera tersebut ia kerjakan mengunakan
Akrilik berwarna merah trasnparant, Hasil eksperimennya tersebut
dipublikasikan di website pribadinya thephotopalace.blogspot.com pada
awal agustus tahun 2015. Pada penelitian tersebut bisa dipastikan bahwa
pembuatan kamera dan film holder trasparan sangat mungkin bisa dilakukan.

8
II. Landasan Teori

1. Film Holder
Film holder standar untuk kamera 4x5 dan yang lebih besar biasanya dapat
menampung dua lembaran film, satu di setiap sisi, diamankan di bawah plat slide
yang tidak tembuh cahaya untuk melindungi film dari cahaya. Film holder
konvensional memiliki slot yang dilengkapi kain di ujung agar tetap menjaga
cahaya tidak masuk kedalam slot. Saat didalam kamar gelap atau menggunakan
changging bag, slot ini dapat dibuka untuk memuat film kedalam Film holder. Film
dimasukkan dengan sisi emulsi ke atas, ditentukan dengan menemukan dudukan
kode yang mengidentifikasi film di kanan atas sudut. Berhati-hatilah agar tidak
menekuk film sementara film dimuat, karena ini akan merusak emulsi, dan hanya
menyentuh tepi dari film. Setelah film terpasang, pembuka slot ditutup dan
darkslide dimasukkan untuk mengunci (Adams, 1980:39).
2. Large Format Camera
Kata Kamera yang dikenal sekarang berasal dari penggalan dua kata yaitu
camera obscura dari bahasa Latin yang berarti kamar atau ruangan gelap (Marien,
2006: 513). Kamera format besar memiliki sestem kerja dimana lensa membentuk
gambar terbalik pada bidang film. Gambar yang dilihat persis sama dengan gambar
yang akan terekam pada film, yang menggantikan layar bidik saat terpapar cahaya
(Rosenblum, 1997:654). Large Format Camera yang umumnya dipakai adalah
jenis rel tunggal atau biasa disebut monorail, kamera utama didukung oleh sebuah
rel, pada rel tersebut terpasang standar depan dan standar belakang, yang menopang
lensa dan film, dengan demikian lensa dan film atau bidang peka cahaya dapat
meluncur bebas di sepanjang rel dan dapat dikunci dengan kuat pada posisi yang
diinginkan. Umumnya semua kamera monorail bersifat modular, memungkinkan
penambahan punggung yang lebih besar atau lebih kecil, bellow yang berbeda,
ekstensi rel (Adams, 1980:31).

9
III. OBJEK PENELITIAN

Berikut ini akan dipaparkan sejumlah hasil-hasil penelitian terdahulu yang


sangat berkaitan dengan penelitian ini. Orlov pada tahun 2015 telah melakukan
penelitian tentang kamera transparan. Kamera itu diberi nama CLERA
penggabungan dua kata clear dan camera. Kamera transparan Anton Orlov ini
dimungkinkan tetap berfungsi karena media perekam yang digunakan tidak peka
terhadap spektrum merah atau yang biasa disebut orthocromatic. Ada banyak
kesamaan antara apa yang dilakukan Orlov dengan penelitian ini, yaitu pembuatan
kamera transparan. Namun ada perbedaan signifikan yaitu bentuk, media, prinsip
kerja, dan proses kamera ini. Perbedaan pertama, kamera yang dibuat oleh Orlov
tidak memungkinkan dilakukannya proses pencucian film didalam film holder.
Dalam arti, proses pencucian film dilakukan di kamar gelap, ini dikarenakan Orlov
hanya menggunakan film holder konvensional. Kedua, Orlov membuat kamernya
dalam bentuk box camera sehingga koponen yang sangat sederhana dan sangat
bergantung pada lensa saat proses focusing, tidak seperti view camera yang
memungkinkan penggunanya melakukan eksplorasi lebih. Meskipun demikian,
kontribusi ide pembuatan kamera transparan oleh Orlov sangat signifikan dalam
penelitian ini. Anton Orlov dinilai juga sebagai fotografer yang pertamakali
mempublikasikan pembuatan kamera transparan.

Gambar 1, Clear Camera atau CLERA hasil penelitian Anton Orlov, Pada kamera buatanya Orlov hanya
menggunakan film holder konvensional.

10
Gambar 2, Trasnparent Afghan Camera hasil penelitian M Fajar Apriyanto dan Ade Aulia Rahma, pada
penelitian ini Apriyanto dan Rahman menggunakan kertas foto yang bersifat orthocromatic.

IV. LAMPIRAN

Gambar 3. Ilustrasi sementara rancangan film holder yang akan dibuat.

11
Gambar 4. Rancangan film holder tampak depan pada setiap lapisan.

12
V. JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI

Rencana Jadwal Pelaksanaan Skripsi

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan

Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Pengumpulan data

2 Perancangan

3 Pembuatan

4 Eksperimen dan proses


mencetak
6 Pengumpulan literatur
dan studi pustaka
7 Penyajian

13
DAFTAR PUSTAKA

Adams, Ansel. 1980. The Camera. Amerika Serikat: Trutees Ansel Adams Publishing
Rights.

Apriyanto M Fajar, Rahman Ade Aulia. 2017. Transparent Afghan Camera: Karya
Fotografi Performatif dan Partisipatoris. ISI Yogyakarta.

Bernhard J. Suess, (2003). Creative Black and White Photography: Advance Camera
and Darkroom Techniques, Allworth Press, New York.
Mary Warner Marien, (2003), Photography: A Cultural History, Laurence King
Publishing, London.
Rosenblum, Naomi (1997). A world history of photography (3rd ed.). New York:
Abbeville Press.

Websites :

Orlov, Anton. CLERA – THE WORLD’S FIRST TRANSPARENT CAMERA –


ANTON ORLOV. 7 Agustus 2015. http://www.filmsnotdead.com/clera-the-
worlds-first-transparent-camera-anton-orlov/. diakses pada 1 September 2018

14

Anda mungkin juga menyukai