Anda di halaman 1dari 104

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

REHAB GEDUNG SDN 03 SEMINGKIR


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

 LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Rehab Gedung SDN 03 Semingkir
Lokasi : Kabupaten Pemalang

Pekerjaan yang dilaksanakan secara garis besar meliputi item pekerjaan sebagai berikut :

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEK. BANGUNAN GEDUNG A


PEKERJAAN BONGKARAN
PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
PEKERJAAN BETON BERTULANG
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
PEKERJAAN ALUMINIUM, ALAT PENGGANTUNG DAN KACA
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN KERAMIK
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PEKERJAAN CAT-CATAN

PEK. BANGUNAN GEDUNG B


PEKERJAAN BONGKARAN
PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
PEKERJAAN BETON BERTULANG
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
PEKERJAAN ALUMINIUM, ALAT PENGGANTUNG DAN KACA
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN KERAMIK
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PEKERJAAN CAT-CATAN
 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Persiapan

Pembersihan Lapangan dan Perataan


Uitzet / bowplank
Papan Nama Proyek
Pengadaan air kerja dan listrik
Administrasi dan Dokumentasi

1. Perencanaan Pekerjaan
Setelah menerima Surat Perintah Kerja, Kontraktor segera mengadakan
pertemuan internal untuk membahas pelaksanaan pekerjaan, baik administrasi
maupun pekerjaan lapangan.

Kontraktor menyiapkan jadwal pekerjaan lapangan dan administrasi, mobilisasi,


koodinasi dengan direksi / dinas, maupun kegiatan lain yang menunjang
pekerjaan.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Uitzet / bowplank

Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan / Bouwplank


Pengukuran areal pekerjaan ini meliputi luasan bangunanan termasuk batas-
batasnya, pengecekan ulang maupun pengukuran dari awal dan disesuaikan
dengan bestek gambar kerja yang ada, untuk melakukan pekerjaan titik-titik
tertentu sebagai tempat elevasi lantai bangunan maupun elevasi lantai bangunan
induk maka dapat dilakukan dengan pesawat theodolit dan ditandai dengan cat
merah, pengecatan ini biasa pada dinding yang lama maupun dengan patok
bantuan yang sudah diperkuat. Pada dasarnya acuan untuk penentuan
pengukuran ini diambil dari elevasi bangunan induk yang sudah jadi kemudian
dilarikan pada bangunan ini.

a. Kontraktor mengajukan permohonan uiltzet kepada direksi / dinas / pejabat


pembuat komitmen.
b. Pengukuran, pasang profil / batas – batas pengukuran dilakukan oleh
kontraktor, untuk menentukan MC 0%, disaksikan oleh direksi / pengawas.
c. Apabila terjadi perbedaan ukuran, maka dengan segera kontraktor
melaporkan kepada direksi / pengawas.
d. Pengukuran tapak dilakukan sesuai arahan/ petunjuk direksi / pengawas.
e. Pengukuran dilakukan dengan alat – alat standar / dipercaya kebenarannya
dan disetujui oleh direksi, terutama untuk pengukuran kedalaman perairan.
f. Untuk batas dibuat profil-profil dari kayu yang kuat atau dari bambu kering
yang berkualitas baik.
g. Selama pekerjaan belum selesai semua profil harus tetap baik ditempat
kedudukan dan setiap hari harus dicek kedudukan profil tersebut.

Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan

3. Administrasi dan Dokumentasi


Administrasi dan Dokumentasi
Persiapan administrasi dan dokumentasi ini mencakup administrasi proyek,
perijinan, persetujuan, dokumentasi foto, dokumentasi tehnik dan dokumentasi
laporan, seperti membuat sechedule kerja mingguan dan bulanan, yang
mengikuti terhadap schedule induk dan lain-lainnya yang mencakup dalam
proses pembangunan, dokumentasi ini diperuntukan untuk laporan
pemberitahuan mengenai perkembangan dan permasalahan selama proses
pelaksanaan, laporan ini pulai diperuntukan kepada pihak-pihak yang
perkepentingan pada pembangunan ini.

Sebelum pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diambil gambar dokumentasi 0%


untuk laporan kemajuan / progress pekerjaan. Selanjutnya setelah pekerjaan
dimulai juga diambil gambar dokumentasi sesuai dengan kemjauan progress
(prosen nilai) pekerjaan di lapangan.

4. Pembersihan Lahan dan Perataan Lahan


Pembersihan Lapangan dan Perataan
Sebelum dilaksanakan pekerjaan, perlu diadakan pembersihan lapangan agar
pekerjaan bisa terlihat jelas dan tidak terhalang oleh hal- hal yang menghalangi
pemandangan.Sehingga bias mudah untuk melakukan mengukuran yang tepat.

Kontraktor melaksanakan pembersihan lokasi atas seizin direksi. Pembersihan


lokasi dilaksanakan untuk memudahkan dan melancarkan pekerjaan.

Kontraktor juga melaksanakan pembersihan lokasi setelah selesai pekerjaan


untuk selanjutnya diadakan pemeriksaan dan serah terima pekerjaan.

5. Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek
Papan Nama Kegiatan / Proyek, Brak Kerja / Direksi Keet dan Keamanan Proyek
+ Pos Jaga, Pagar Proyek, Gudang Material

Sebelum melaksanakan pekerjaan utama, maka Kontraktor membuat Papan


Nama Kegiatan.Papan nama kegiatan untuk bentuk dan ukurannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan dipasang pada tempat yang strategis /
mudah dibaca oleh umum.

Pengadaan ini mencangkup penempatan papan nama, listrik kerja, air kerja.
Kemudian untuk tenaga kerja dilakukan pembagian menurut spesifikasi
keahliannya, koordinasi bersama tenaga-tenaga ahli yang professional dan sesuai
bidangnya masing-masing, kemudian untuk pengadaan peralatan seperti molen,
peralatan pertukangan dan peralatan – peralatan mesin lainnya dialokasikan
untuk meringankan pekerjaan-pekerjaan dilapangan dan dibarengi dengan
tenaga operator yang berpengalaman dan juga menggunakan sumber energi
lain yang sudah tersedia, untuk kelancaran aktifitas proyek.
Papan Nama Kegiatan

6. Pagar Proyek
Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, terlebih dahulu harus
dibuat pagar pengaman pada lokasi proyek.

Lokasi pembuatan pagar pengaman harus sesuai dengan petunjuk dan


mendapat persetujuan pengawas.

Pekerjaan pembuatan pagar dan perlengkapannya termasuk pintu keluar/masuk


kendaraan menjadi tanggung jawab kontraktor.
7. Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana
sanitasi pekerja juga area kerja.

Pembangunan ini terdiri dari gudang, base camp, kantor direksi dan MCK,
Pembuatan gudang dipergunakan sebagai logistik bahan maupun matrial yang
diperuntukan untuk kebutuhan pembangunan. Sedangkan bescam untuk
peristirahatan pekerja yang dilengkapi dengan fasilitas bangunan semi
permanent seperti areal makan minum, mandi cuci kakus. Kantor dipergunakan
sebagai tempat aktifitas koordinasi pengawasan pembangunan demikian juga
Inventarisasi pekerjaan dengan konsultan dan pihak pengawas, untuk mencari
langkah – langkah penyelesaian bila ditemukan pekerjaan yang meragukan dan
dapat dituangkan dalam shop drawing.

Kontraktor membuat bangunan darat untuk keperluan Kontraktor / kontraktor


sendiri sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, berupa Kantor Administrasi
Lapangan, Loos Kerja dan Gudang.

Barak Kerja / Direksi Keet

8. Penyediaan Air Kerja dan Listrik


Pengadaan air kerja dan listrik
Untuk menunjang pelaksanaan kerja konstruksi, maka kontraktor juga
menyediakan air kerja.
Air kerja yang disediakan atas petunjuk direksi dan sesuai SNI Air untuk
Konstruksi.
Persiapan air kerja harus siap terus, untuk itu perlu dibuatkan bak penampung
air cadangan agar tetap terjaga bila kehabisan air.

Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari
lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.Penyedian air
harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/Pengawas.

Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan.Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas persetujuan Pengawas.Daya listrik juga di sediakan untuk suplai Kantor
Konsultan Pengawas.

9. Drainase Sementara
Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada dilokasi
proyek, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada (air hujan atau air kotor limbah proyek).

Arah aliran di tujukan kesaluran atau sungai yang ada disekitar lokasi proyek.

Pekerjaan pembuatan saluran harus sesuai petunjuk dan mendapat persetujuan


pengawas lapangan, serta menjadi tanggung jawab kontraktor.

10. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah
sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15 kg.

Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam


kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

11. Mobilisasi dan Demobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja


Setelah pekerjaan pengukuran, penyiapan brak kerja / direksi keet dan papan
nama kegiatan, selanjutnya Kontraktor melakukan mobilisasi bahan, alat dan
tenaga kerja / personil.

Mobilisasi Bahan / Material


Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Bahan / Material atau yang biasa disebut
Dropping Material.
Mobiliasi bahan yang dilakukan meliputi material : split, semen, besi, batu kali
belah, pasir pasang / beton, semen, kayu dan papan begisting, serta bahan –
bahan pendukung lainnya.
Mobilisasi Bahan / Material

Pada mobilisasi material, Kontraktor juga memperhitungkan dan merencanakan


akses jalan masuk, serta tetap menjaga kelancaran lalu lintas sekitar proyek, dan
keamanan proyek.

Dropping material ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dalam


pelaksanaan pekerjaan, dalam pekerjaan ini material juga dilangsir menuju
masing- masing item pekerjaan.

Mobilisasi Alat
Setelah mobilisasi bahan material, maka Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Alat
/ Peralatan.
Mobiliasi peralatan meliputi : beton molen, pompa air, maupun peralatan
pertukangan, dan peralatan bantu lainnya.

Kontraktor juga mempersiapkan sumber air kerja, dan keamanan peralatan /


keamanan proyek.

Mobilisasi Peralatan Kerja


Mobilisasi Tenaga Kerja / Personil
Setelah mobilisasi bahan material dan alat , maka Kontraktor melaksanakan
Mobilisasi Personil.
Kontraktor juga memobilisasi tenaga kerja : mandor, tukang dan pekerja.
Kontraktor juga membuat struktur organisasi pekerjaan dan jadwal waktu
penugasan.Hal ini dilakukan untuk memudahkan personil dalam tugas dan
tanggung jawab serta koordinasi.

12. Keselamatan dan kesehatan kerja serta pengaturan lalu lintas


(traffic management)
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor menganalisa berbagai kemungkinan
kecelakaan kerja serta antisipasinya dan pengaturan lalu lintas kelancaran pekerjaan
dan kelancaran lalu lintas itu sendiri.
Setelah menganalisa berbagai kemungkinan kecelakaan kerja serta antisipasinya dan
untuk pengaturan lalu lintas, maka kontraktor melakukan persiapan untuk
pelaksanaan sistem keselamatan kerja konstruksi.

Beberapa hal yang dilakukan dalam persiapan keselamatan kerja konstruksi :


- Menugaskan petugas khusus untuk pengaturan lalu lintas.
- Penyiapan rambu – rambu keselamatan kerja dan rambu – rambu pengaturan lalu
lintas.
- Pemasangan rambu – rambu keselamatan kerja, di luar dan di dalam lokasi
pekerjaan.
- Penyiapan pakaian keselamatan kerja.
- Penyiapan alat – alat pelindung / penunjang keselamatan kerja (helm, sepatu,
sarung tangan, dan lain –lain).
- Penyiapan bahan pengobatan pertama / Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
- Identifikasi balai pengobatan / rumah sakit setempat.
- Membuat site plan untuk penempatan material dan peralatan kerja, demi
menunjang terciptanya keselamatan kerja.
- Membuat peraturan untuk keselamatan kerja.
- Mengikutsertakan tenaga kerja / personil pada Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK).
Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka kontraktor harus dengan sigap menangani
permasalahan.
Kontraktor bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkan, baik yang
menimpa karyawan kontraktor maupun orang lain yang berada di lapangan
pembangunan / proyek dan sekitarnya dengan peraturan – peraturan hukum
perawatan dan tunjangan dari korban / keluarga.

Keselamatan Kerja Konstruksi


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

REHAB GEDUNG SDN 03 SEMINGKIR

GEDUNG A
PEK. BANGUNAN GEDUNG A

PEKERJAAN BONGKARAN
Bongkaran atap
Bongkaran Kosen

Bongkaran atap

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Untuk Pelaksanaan pekerjaan bongkaran atap dilakukan dengan hati-hari


Material-material yang masih bisa di pakai dibongkar dengan hati-hati.
Bekas bongkaran ditempatkan pada tempat yang aman sehingga tidak mengganggu
pekerjaan yang lainya.

Bongkaran Kosen
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan

Untuk Pelaksanaan pekerjaan bongkaran atap dilakukan dengan hati-hari


Material-material yang masih bisa di pakai dibongkar dengan hati-hati.
Bekas bongkaran ditempatkan pada tempat yang aman sehingga tidak mengganggu
pekerjaan yang lainya.
PEKERJAAN
II TANAH
Galian
1 tanah
Urugan
2 kembali
Urugan
3 Pasir

Galian tanah

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum


melaksanakan pekerjaan.

a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah


papan patok ( bouwplank ) dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Dalam galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja.
Untuk itu diadakan pemeriksaan setempat oleh Direksi dan Konsultan
Pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran
gambar kerja dan bersihkan dari segala kotoran.

Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan


ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang
layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material
yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan
timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan
dibuang keluar lokasi pekerjaan.
Urugan kembali

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
a. Urugan kembali lubang pondasi dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
b. Urugan kembali lubang pondasi menggunakan tanah bekas galian.
c. Semua bahan urugan, bersih dari tunas tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran.

Urugan pasir

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki
menggunakan pasir urug.
b. Urugan bawah pondasi menggunakan pasir urug.
c. Semua bahan urugan, bersih dari tunas tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran.
d. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
e. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol
ketebalan dari pasir tersebut
f. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
g. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

.
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Pas. Batu Merah tb.1 bata 1Pc : 4 Ps (rolaag)
Pas. Batu Merah 1 PC : 5 Psr
Plesteran 1 PC : 5 Psr
Acian beton
Ornamen kolom teras

Pasangan dinding bata merah, 1Pc : 4 Ps (rolaag)


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

ü Pasangan batu bata merah 1 bata dengan adukan 1 pc : 4 psr.

ü Pasangan - pasangan batu bata dilakukan secara bertahap, setiap tahap


setinggi 1 meter dari sloof ditunggu sampai kuat betul minimal 1 (satu) hari untuk pasangan
berikutnya.
ü Pasangan batu bata kurang ½ ( setengah ) tidak boleh dipasang kecuali pada
bagian – bagian yang membutuhkan.
ü Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel
dengan beton tidak boleh tembus pandang.
ü Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi dengan
air selama 7 ( tujuh ) hari, setiap sekali pada pagi hari.

Pasangan bata rolaag dilaksanakan setelah pekerjaan urugan peninggian peil.


Pasangan dinding bata merah, 1Pc : 5Ps
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

ü Pasangan batu bata merah ½ bata dengan adukan 1 pc : 5 psr.

ü Pasangan - pasangan batu bata dilakukan secara bertahap, setiap tahap


setinggi 1 meter dari sloof ditunggu sampai kuat betul minimal 1 (satu) hari
untuk pasangan berikutnya.
ü Pasangan batu bata kurang ½ ( setengah ) tidak boleh dipasang kecuali pada
bagian – bagian yang membutuhkan.
ü Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel
dengan beton tidak boleh tembus pandang.

ü Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi dengan
air selama 7 ( tujuh ) hari, setiap sekali pada pagi hari.

Plesteran dan Acian 1Pc : 5Ps

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

ü Plesteran menggunakan adukan dengan campuran 1 pc : 6 psr semuanya


dengan tebal 1,5 dengan acian.
ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada
ikatan yang kuat.
ü Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat di mana permukaannya kelihatan
harus diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Psr dengan tebal tidak boleh lebih dari
2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di plester harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.

ü Plesteran pasangan harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.
ü Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai ( ruang dalam saja ) diberi
plinnaat jeglog tinggi 10 cm, dalam 1 cm.
ü Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang lurus, halus dan tidak
bergelombang.
· Plesteran menggunakan adukan 1 PC : 6Psr dan plesteran transram
menggunakan adukan 1PC : 6Psr.

· Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
·Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
· Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
· Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
· Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.
· Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
· Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian
semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan
kertas gosok.

Pekerjaan Acian Beton


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Ü Acian menggunakan adukan dengan campuran Portland cement dan air.


ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada ikatan
yang kuat.
ü Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat di mana permukaannya kelihatan harus
diaci, dengan tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di-aci harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.

Ü Acian pasangan harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.
ü Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai ( ruang dalam saja ) diberi
plinnaat jeglog tinggi 10 cm, dalam 1 cm.

· Pekerjaan acian beton harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
· Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
· Sebelum diaci, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.

Ü Acian menggunakan adukan dengan campuran Portland cement dan air.


ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada
ikatan yang kuat.
ü Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat di mana permukaannya kelihatan harus
diaci, dengan tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di-aci harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.
Ü Acian pasangan harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.
ü Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai ( ruang dalam saja ) diberi
plinnaat jeglog tinggi 10 cm, dalam 1 cm.
· Pekerjaan acian beton harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
· Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
· Sebelum diaci, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
ü Semua pekerjaan acian harus menghasilkan bidang lurus, halus dan tidak
bergelombang.
Ornamen Kolom teras
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan

Pekerjaan ornamen dilaksanakansecara hati-hati


Dengan menyesuaikan dengan gambar rencana.
Perubahan desain harus mendapat izin dari konsultan
Ornamen dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan gambar desain.

Ü Ornamen menggunakan adukan dengan campuran Portland cement dan air.


ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada
ikatan yang kuat.
ü Semua ornament kolom yang terlihat di mana permukaannya kelihatan harus diaci,
dengan tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di-aci harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.
Ü Ornamen kolom harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.

· Pekerjaan ornament kolom harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
· Sebelum diaci, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Ornamen dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Untuk memperoleh hasil ornmen kolom yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
ü Semua pekerjaan ornament harus menghasilkan bidang lurus, halus dan tidak
bergelombang.
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Foot Plate ( 50 x 50 )
* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Beton Bertulang
a. Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
b. Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton site mix.
c. Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai dengan
peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.

Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :


a. Pembuatan begisting beton bertulang dan pembesian, penyediaan material
seperti PC, pasir, kerikil/split dan air.
b. Pembuatan struktur bangunan beton bertulang.

Persyaratan Umum :
a. Beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Ps ; 3 split.
b. Pembuatan cetakan beton dari multipleks.
c. Konstruksi harus menggunakan peralatan - peralatan / Normalisasi yang berlaku
di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
d. Ukuran - ukuran beton pada gambar kerja sudah jadi, pada saat pengecoran
dikurangi selimut beton / plesteran.

Pelaksanaan :
a. Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Pc ; 3 split untuk struktur dan
praktis untuk rangka seluruh bangunan.
b. Semua perbandingan takaran pada a dan b tersebut diatas adalah dalam
keadaan kering.
c. Besi tulangan beton :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain
yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada
gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah batang –
batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi.
Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel tidak boleh menempel pada papan cetak ataupun
pada tumpuan.
- Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan,
toleransi antara 6 mm s/d 14 mm.

d. Begisting
- Begisting terbuat dari multipleks.
- Kayu, papan maupun multipleks disiapkan terlebih dahulu secara cukup.
- Pembuatan begisting dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Begisting sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan pengecoran
tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel pembesian tidak boleh menempel pada papan
cetak ataupun pada tumpuan.

Pengecoran :
Pengecoran disesuaikan dengan umur beton 28 ( dua puluh delapan ) hari atau
sebelumnya menurut SNI 1991.
Pengecoran beton dilakukan dengan merata dan sehomogen mungkin.

Pembongkaran begisting
Pembongkaran begisting dilakukan setelah melewati umur beton, setelah
Pengecoran.

Pembongkaran begisting dilakukan dengan sehati-hati mungkin, agar keadaan


beton tetap baik.

Sloof 15 x 20 cm
* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Beton Bertulang
 Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton ready mix.
 Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai
dengan peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI,
PKKI dan lain - lain.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
 Pembuatan begisting beton bertulang dan pembesian, penyediaan material
seperti PC, pasir, kerikil/split dan air.
 Pembuatan struktur bangunan beton bertulang.
Persyaratan Umum :
 Beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Ps ; 3 split.
 Pembuatan cetakan beton dari multipleks.
 Konstruksi harus menggunakan peralatan - peralatan / Normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Ukuran - ukuran beton pada gambar kerja sudah jadi, pada saat
pengecoran dikurangi selimut beton / plesteran.
Pelaksanaan :
 Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Pc ; 3 split untuk struktur
dan praktis untuk rangka seluruh bangunan.
 Semua perbandingan takaran pada a dan b tersebut diatas adalah dalam
keadaan kering.
 Besi tulangan beton :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain
yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada
gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah
batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan
terpenuhi. Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel tidak boleh menempel pada papan cetak
ataupun pada tumpuan.
- Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan,
toleransi antara 6 mm s/d 14 mm.

 Begisting
- Begisting terbuat dari multipleks.
- Kayu, papan maupun multipleks disiapkan terlebih dahulu secara cukup.
- Pembuatan begisting dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Begisting sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan
pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel pembesian tidak boleh menempel pada
papan cetak ataupun pada tumpuan.

Pengecoran :
Pengecoran disesuaikan dengan umur beton 28 ( dua puluh delapan ) hari
atau sebelumnya menurut SNI 1991.
Pengecoran beton dilakukan dengan merata dan sehomogen mungkin.

Pembongkaran begisting
Pembongkaran begisting dilakukan setelah melewati umur beton, setelah
pengecoran (28 hari).
Pembongkaran begisting dilakukan dengan sehati-hati mungkin, agar keadaan
beton tetap baik.

Pembesian dan Begisting Sloof


Pengecoran Sloof

Kolom Teras 15/15


* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan.Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan askolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.

Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama direksi.
(b) Buat as kolom dari garis pinjaman
(c) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Beton Bertulang
 Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton site mix.
 Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai
dengan peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI,
PKKI dan lain - lain.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
 Pembuatan begisting beton bertulang dan pembesian, penyediaan material
seperti PC, pasir, kerikil/split dan air.
 Pembuatan struktur bangunan beton bertulang.
Persyaratan Umum :
 Beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Ps ; 3 split.
 Pembuatan cetakan beton dari multipleks.
 Konstruksi harus menggunakan peralatan - peralatan / Normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Ukuran - ukuran beton pada gambar kerja sudah jadi, pada saat
pengecoran dikurangi selimut beton / plesteran.
Pelaksanaan :
 Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Pc ; 3 split untuk struktur
dan praktis untuk rangka seluruh bangunan.
 Semua perbandingan takaran pada a dan b tersebut diatas adalah dalam
keadaan kering.
 Besi tulangan beton :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain
yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada
gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah
batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan
terpenuhi. Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel tidak boleh menempel pada papan cetak
ataupun pada tumpuan.
- Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan,
toleransi antara 6 mm s/d 14 mm.
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai
berikut:
(a) Pembesian atau perakitan tulangan
kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain yang lebih
aman.
(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

(c) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum


pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
(d) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan
antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan
sistem silang.
(e) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu
dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi
sebagai selimut beton.

 Begisting
- Begisting terbuat dari multipleks.
- Kayu, papan maupun multipleks disiapkan terlebih dahulu secara cukup.
- Pembuatan begisting dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Begisting sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan
pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel pembesian tidak boleh menempel pada
papan cetak ataupun pada tumpuan.
Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan
bekisting kolom.
(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari
as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan
berjarak 100cm dari masing-masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada
lantai sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini
berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan
sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.

(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut


siap dicor.

Pengecoran :
Pengecoran disesuaikan dengan umur beton 28 ( dua puluh delapan ) hari
atau sebelumnya menurut SNI 1991.
Pengecoran beton dilakukan dengan merata dan sehomogen mungkin.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar
bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari
kerusakan beton.

b) Pelaksanaan pengecoran
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn
menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
Pembongkaran begisting
Pembongkaran begisting dilakukan setelah melewati umur beton, setelah
pengecoran.
Pembongkaran begisting dilakukan dengan sehati-hati mungkin, agar keadaan
beton tetap baik.
Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
(a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan
beton pada plywood dapat terlepas.
(c) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
(d) Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.

Pekerjaan Balok dan Plat Beton

Balok Sunduk 8/25


* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
Konsol Beton 12/20
* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
Balok Latei 15/15 atas partisi
* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
Ringbalk 15/20
* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
* Begisting
Plat tangga beton tebal 8 cm
* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Beton Bertulang
 Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton ready mix.
 Sedangkan untuk balok lateu menggunakan beton site mix.
 Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai
dengan peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI,
PKKI dan lain - lain.

Tahap Pekerjaan Balok dan plat


Pengerjaan balok dan plat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pekerjaan balok dan plat dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.

Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok
dan plat dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukurtheodolithe.

b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan plat dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan,
kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok dan plat
harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti
sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok dan plat yang akan
dibuat. Pekerjaan balok dan plat dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok dan plat kayu 6/12, papanplywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok dan plat, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai
kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok dan plat ada dilakukan
dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah
jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

2) Tahap Pekerjaan Balok dan plat


Pengerjaan balok dan plat dilakukan secara bersamaan pada dasar.

a. Pembekistingan balok dan plat


Tahap pembekistingan balok dan plat adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok dan plat maupun pelat.
(2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dan plat dengan
mengatur base jack atau U-head jack nya.
(3) Pada U-head dipasang balok dan plat kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arahcross
brace dan diatas girder dipasang balok dan plat suri tiap jarak 50 cm (kayu
5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasanganplywood sebagai alas
balok dan plat.
(4) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan plat dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.

d. Pembesian balok dan plat


Tahap pembesian balok dan plat adalah sebagai berikut :
(1) Untuk Pembesian balok dan plat pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok dan plat yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting
balok dan plat dan ujung besi balok dan plat dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok dan
plat lalu diikat.
Untuk pembesian balok dan plat dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi
seluruh bagian sampai balok dan plat jadi utuh, namun ada kendala pada saat
pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan
pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada
kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini
metode ini yang paling baik untuk digunakan.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan plat dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok
dan plat adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah
sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang
diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok dan plat, jumlah dan
jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai,
beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

3). Tahap Pengecoran Balok dan plat

a) Administrasi pengecoran
(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat
cor.

(4) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut


(5) Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b) Proses Pengecoran Balok dan plat
Pengecoran balok dan plat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok dan
plat.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn
menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah


sebagai berikut :

1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, rekanan segera menyiapkan seluruh


personil, material dan peralatan pengecoran balok dan plat, untuk mengecor sesuai
dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor sampai benar – benar bersih.
3. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan.
4. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil
Beton yang keluar concrete mixer.
5. Material beton / cor ditumpahkan ke dalam begisting dan pembersian balok / plat.
6. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok dan plat
terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakan oleh scrub secara manual lalu check
level dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang
lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton.
7. Setelah dipastikan balok dan plat dan pelat telah terisi beton semua, permukaan
beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok dan plat kayu yang
panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
8. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam.
c) Pengecoran Balok dan plat
Setelah pekerjaan pembesian balok dan plat selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran balok dan plat dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump
pada pelat 12 2cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok dan plat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm).
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan
bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal
tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan
menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan plat dan pelat adalah sebagai berikut:
(a) Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan plat dan pelat lantai, tumpahkan cor-an ke
dalam area balok dan plat.

(b) Alirkan beton sampai ke sisi – sisi pengecoran, lalu padatkan dengan menggunakan
vibrator.
(c) Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
(d) Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan finishing.

4). Pembongkaran Bekisting


Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari
pengecoran sedangkan untuk balok dan plat pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari
setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.
5). Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pas.Rangka plapond kayu klas III ( Meranti )
Langit-langit eternit 1 x 1
Memasang List langit-langit kayu

Pas.Rangka plapond kayu klas III ( Meranti )


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
- Membersihkan langi-langit yang akan dipasang plafond material yang tidak terpakai
seperti multiplek bekas bkisting lantai beton ada kemungkinan suatu saat dapat
terlepas dan merusak plafon di bawahnya.
- Memasang penggantung plafond
Pengecekan harus dilakukan untuk memastikan setiap penggantung terikat kuat dan
berada pada posisi yang aman karena plafon harus teropasang dalam keadaan kuat
tanpa mengalami kerobohan sehingga membahayakan aktifitas di dalam sebuah
ruangan.
-Mengukur kedataran tiang penggantung dengan water pas dan rambu ukur. Posisi
yang datar diperlukan agar kualitas hasil akhir pemasangan plafon rapi dan tidak
bergelombang .
-menentukan batas –batas pemasangan dengan bantuan benang ukur.

Langit-langit eternit 1 x 1
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

1. Menyiapkan ruangan

Langkah pertama yang dilakukan tentunya adalah menyiapkan ruangan yang akan
dipasang dengan plafon eternit terlebih dahulu. Persiapan ruangan ini tidak hanya
meletakkan berbagai macam alat kerja namun juga melalukan proses plesteran
sehingga ruangan menjadi lebih siku dan mempermudah proses pemasangan
plafon.

2. Memastikan pekerjaan di atas plafon

Ketika sudah selesai, Anda juga belum bisa melakukan proses pemasangan plafon.
Karena Anda harus memastikan terlebih dahulu apakah pekerjaan dibagian atas
plafon sudah rampung selesai. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi proses
pembongkaran jika ternyata ada unit yang belum dipasang. Selain merepotkan, ini
akan merugikan Anda secara waktu dan finansial. Sama sekali bukan termasuk
dari tips hemat membangun rumah.

3. Memasang rangka plafon

Tahap selanjutnya adalah memasang rangka plafon. Rangka yang akan digunakan
menyesuaikan dengan jenis plafon yang Anda gunakan. Seperti yang sudah
disinggung sebelumnya, bahwa plafon eternit menggunakan rangka kayu, sama
dengan pemasangan plafon triplek. Jangan lupa sesuaikan pemasangan rangka
dengan besaran plafon eternit per lembarnya.

4. Memasang plafon

Ketika rangka kayu sudah terpasang dengan rapih dan kuat, tahap selanjutnya
adalah memasang plafon. Anda dapat menggunakan stager, semacam tangga yang
memudahkan Anda melakukan pekerjaan pada ketinggian tertentu. Berhati-hatilah
pada saat proses pemasangan karena eternit sangat rapuh dan mudah patah. Posisi
panel plafon juga harus disesuaikan dengan posisi rangka, supaya pemasangannya
tepat dan presisi.

Memasang List langit-langit kayu

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Pemasangan seluruh plafon sudah selesai, namun bukan berarti pekerjaan Anda telah
selesai juga. Supaya mendapatkan hasil yang lebih rapih, Anda dapat menambahkan
area pinggir plafon dengan list supaya plafon dan dinding terlihat lebih menyatu. Anda
juga dapat mengecat plafon dengan warna cat rumah elegan yang sesuai dengan
dinding rumah Anda.
PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
Penutup Galvalum
Penutup Bubungan Galvalum
Memasang Lisplang 3/20 kayu kempas

Penutup Galvalum
Penutup Bubungan Galvalum
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

Persiapan

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air,
bor listrik, cutting well, benang, dll.

1. Pekerjaan penutup atap dalam pekerjaan ini adalah Pemasangan Galvalum.


2. Sebelum mendatangkan material galvalum dan bubungan / kerpus paling
lambat dalam jangka waktu ½ bulan sebelumnya, pemborong harus
menyerahkan sample galvalum untuk mendapatkan persetujuan. Pernyataan
persetujuan harus dari direksi / pengawas. Contoh sampel yang diserahkan
harus tidak boleh hilang untuk keperluan mencocokkan kesamaan pada
material yang datang.
3. Pemasangan penutup atap dan talang harus sesuai gambar dan atas
persetujuan direksi.

Pengukuran

 Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup
atap genteng dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
 Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng
serta kuda – kuda diperiksa ulang, agar pemasangan genteng tidak menyebabkan
genangan air.

Pemasangan
 Pasang Galvalum pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok
atap.
 Memperhatikan pula pada pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan dan
penutup atap).
Untuk satu bidang atap yang akan dipasangkan, pengangkatan dan perletakan sebelum
mulai dipasang, posisi rusuk atas /rusuk bawah harus sama, agar pemasangan dapat
dilakukan dengan lancar (tidak memutar rusuk yang salah letaknya) untuk itu pastikan
terlebih dahulu arah mata anginnya.

Pemasangan Atap Galvalume

Tumpangan rusuk dengan celah anti kapiler selalu berada di bawah rusuk tanpa celah
anti kapiler.

Pada kondisi kemiringan atap kurang dari 15’ diharuskan pada ujung lembar puncak
atap ditekuk keatas 75’ dengan menggunakan alat tekuk yang khusus untuk itu.

Bila terdapat sambungan pada satu bentang panjang maka cara pemasangannya
dimulai dan diselesaikan terlebih dahulu dari bagian bawah selebar bentangannya,
sedangkan overlap sambungan minimum yang disarankan adalah 200mm.

Pedoman pemasangan

Agar tumpangan rusuk memanjang kedap air disarankan untuk menggunakan sekerup
tumpangan sisi dipasang di tengah jarak tumpangan pada atap dengan jarak Tumpuan
> 950 mm.

Tersedia penutup sisi puncak atap dalam bentuk standard sesuai gambar.

Sambungan talang
Gunakan perekat plinkote dan kain kasa pada alas sambung, pengikatan dengan paku
keling/rivet minimal 2 baris selang seling, terakhir lapisan sealent dari jenis kedap air
dan tahan cuaca dengan lebar sambungan minimal 150mm.

Memasang Lisplang 3/20 kayu kempas


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum
melaksanakan pekerjaan.

Pemasangan Lisplang :

STEP I
Pasanglah rangka penutup dari kaso ke kaso dengan menggunakan kayu 5/7 /
rangka baja ringan 0.55mm/hollow 40x40x0.4 pada sekeliling atap rumah
(Tarik benang agar supaya center)

STEP II
Pada setiap sambungan/celah antara LISPLANK, pengkaslah tepi sisi lebih pendek
Lisplang kayu kempas dengan memangkas miring 45O (tapered edge)

STEP III

Pasanglah LISPLANK pada rangka penutup, kemudian pasanglah sekrup


(selft driling screw) 1-1 1/2' (inchi) pada tepi atas dan bawah lisplang kayu kempas
3/20 dengan jarak sekrup 40cm - 60

STEP III
Pasang LISPLANK pada rangka penutup, kemudian pasanglah sekrup
(selft drilling screw) 1 ~ 1 1/2” (inchi) pada tepi atas dan bawah lisplang
dengan jarak sekrup 40cm ~ 60cm

PEKERJAAN ALMUNIUM, ALAT PENGGANTUNG, BESI, KACA DAN KAYU


'Pas. Kosen Aluminium
'Pas. Pintu Aluminium Strip lebar 8 cm
Pas. Jendela kaca rangka aluminium
Kunci tanam ( Silinder )
Engsel pintu
Engsel jendela
Kait angin
'Handel jendela
Pas. Kaca bening 5 mm
Pas. Boven kayu melingkar

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum


melaksanakan pekerjaan.
a. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan
pemasangan kusen aluminium beserta
kaca harus dilaksanakan oleh pemborong
alumunium yang ahli dalam bidangnya.
b. Untuk mendapat ukuran yang tepat,
pemborong aluminiumharus datang ke
lapangan dan melakukan pengukuran
c. Untuk mendapat hasil yang baik,
pembuatan/penyetelan kosen alumunium
harus dilakukan di pabrik secara masimal
dan dilapangan tinggal pasang
d. Antara tembok/kolom/beton dan kusen aluminium harus diisi dengan “sealen"
yang elastis
e. Pemasangan kaca pada kusen aluminium harus diisi karet gasket
Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat
yang mempengaruhi permukaan aluminium

f. Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun


silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil alumimum harus dipasang
sempurna
g. Fixing accessoris seperti skrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat dari
bahan-bahan tahan karat.
h. Kaca tidak boleh bergetar dan diberi tanda setelah terpasang.

 Untuk pekerjaan kosen dan daun pintu dan bouven menggunakan alumunium
powder coating dan kaca rayben tebal 5 mm.
 Kontraktor dalam pekerjaan kosen rangka aluminium sudah termasuk
kelengkapannya (kunci dan alat – alat penggantung) sampai terpasang rapi
yang diletakkan sesuai gambar rencana letak kosen aluminium.
 Rangka kosen aluminium yang digunakan adalah 4”, daun pintu dan jendela
yang digunakan juga menggunakan alumunium powder coating, daun jendela
menggunakan engsel samping beserta kelengkapannya (grendel dan hak
angin), daun pintu menggunakan engsel samping beserta kelengkapannya
(grendel dan kunci tanam), semua bahan material yang digunakan harus seijin
direksi / pengawas.
 Pekerjaan pasang kaca bening pada rangka kosen aluminium 4“ (jendela kaca
mati aluminium) menggunakan kaca rayben dengan ketebalan 5 mm.
 Sebelum mendatangkan material dan aksesoris paling lambat dalam jangka
waktu ½ bulan sebelumnya, pemborong harus menyerahkan sampel untuk
mendapatkan persetujuan. Pernyataan persetujuan harus dari direksi /
pengawas. Contoh sampel yang diserahkan harus tidak boleh hilang untuk
keperluan mencocokkan kesamaan pada material yang datang.
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
Pas. Lantai Keramik 30x30 cm Ex Mulia
Pas. Dinding Keramik 20x25 cm ex Mulia

Pas. Lantai Keramik 30x30 cm Ex Mulia

Pemasangan Keramik
a. Jenis keramik (atau ditentukan lain oleh direksi)penggunaan bahan atas oleh
Direksi ( SNI 03 - 2096 - 1991 ), dalam pekerjaan ini adalah :
Keramik 30 x 30 cm
b. Secara keseluruhan di gunakan keramik kwalitas baik atau Kw 1 dan telah di
setujui oleh Direksi.
c. Sebelum lantai terpasang terlebih dahulu tanah diratakan dan di padatkan
kemudian di pasang lantai kerja / rabat beton setebal 3 cm, atau ditentukan
oleh Direksi. \
d. Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada keramik
terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat keramik di dalam
manajemen proyek.
e. Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat. Bahan
perekat dapat berupa semen dicampur pasir dengan perbandingan 1: 5 (satu
bagian semen : lima bagian pasir) ditambah air secukupnya agar bahan
dapat ditempelkan di bagian belakang keramik setebal 1 cm untuk diletakkan
di dasar lantai yang akan ditutup dengan keramik di dalam manajemen
proyek. Bahan perekat dapat juga berupa adukan semen dan pasir dengan
perbandingan 1 semen : 10 pasir.
f. Memastikan lantai dasar anda sudah kuat dan rata, biasanya untuk lantai
sudah terpasang dengan rabat beton atau cor beton. Jika anda sudah
merasa lantai sudah kuat, selanjutnya langkah awal pemasangan keramik
adalah pembuatan garis bantu sebagai pedoman pemasangan keramik di
lantai yang akan dipasangkan. Pembuatan garis bantu bisa anda lakukan
dengan pembuatan benang atau garis kapur. Pembuatan garis siku pada dua
arah sumbu yang merupakan titik awal pemasangan keramik biasanya
ditempatkan pada sudut pintu masuk ruangan. Jika anda sudah
mendapatkan garis siku, tarik garis benang pada kedua arah sumbu tersebut
pada ketinggian permuakaan keramik yang akan dipasangkan. Pastikan
ketingggian benang dari permukaan lantai dasar sesuai dengan ketebalan
adukan dan ketebalan keramik. Hindari ketinggian yang terlalu besar dimana
akan membutuhkan adukan semen yang terlalu banyak. Peletakan titik awal
biasanya dilakukan pada – peletakan keramik tanpa perekat
untuk memastikan keramik sudah sesuai .
g. Memasang keramik mulai dari dinding dekat pintu diatas permukaan lantai
yang kosong (belum ada adukan spesi/mortar), pasanglah keramik dalam
satu baris dan gunakan spacer di antara setiap keramik untuk mendapatkan
setiap sisi keramik menjadi seragam dan untuk untuk menjaga jarak yang
sama pada semua keramik yang anda pasang. Hal ini ditujukan untuk
mendapatkan jumlah keramik penuh dalam 1 barisan.
h. Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, sesuai arah
pemasangannya di dalam manajemen proyek. Namun, sebenarnya dari
mana saja pemasangan keramik dapat dilakukan.
i. Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang secara
keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk memberikan
kesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna di dalam
manajemen proyek. Bagian yang belum dipasang keramik dapat ditutup
keramik setelah 1 hari. Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak terlalu
rapat, cukup 2-3 mm.
j. Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat. Namun, perlu
diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7 hari pemasangan
lantai keramik. Tujuannya agar keramik yang dipasang sudah tidak
mengalami kembang susut di dalam manajemen proyek. Bahan untuk naat
terbuat dari semen atau bahan lainnya yang sudah tersedia di toko bahan
bangunan yang umumnya senada dengan warna ubin keramik.
k. Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas, sebaiknya diberikan
expansion joint berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas bidang 16 m2.
Nantinya celah tersebut diisi dengan bahan yang elastik dengan tujuan agar
bila terjadi keretakan keramik atau terlepasnya keramik maka tidak akan
merembet atau tidak semua keramik ikut rusak.
l. Bila sudah mengikuti prosedur, tetapi masih terjadi lepasnya lantai ubin
keramik maka diamkan lantai keramik tersebut hingga tidak ada reaksi lagi
di dalam manajemen proyek. Setelah itu, barulah diadakan pemasangan
keramik dengan menggunakan keramik yang baru, bukan keramik bekas
yang sudah terlepas.
m. Setelah lantai terpasang dengan baik dan telah mendapatkan persetujuan
secara tertulis dari direksi dan pengawas serta di nyatakan baik, baru dapat
dimulai pekerjaan pengelolaan ( cor not lantai dengan PC ) hingga
menghasilkan not yang sama dan sebelum pekerjaan pembersihan halaman
selesai, maka pekerjaan pembersihan harus tetap diteruskan hingga benar
bersih walaupun jam kerja telah usai, penundaan pembersihan sisa kotoran
akan berakibat sulitnya pembersihan sisa semen tersebut.
n. Seluruh bidang permukaan lantai setelah terpasang harus datar not -
notnya merupakan garis lurus vertical / horizontal.
Keramik dinding 20 x 25 cm

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
Langkah pertama adalah mempersiapan alat.

Beberapa alat yang diperlukan guna memasang keramik dinding hampir sama dengan
alat yang digunakan untuk memasang keramik lantai. Secara umum alat yang harus
dipersiapkan antara lain: centong semen, lot, benang, pukul keramik yang terbuat dari
karet, pukul besi, pensil, meteran ukur, waterpas, dan paku beton 2 inchi dan 3 inchi
seperlunya.
Adapun alat pendukung lainnya antara lain: lap, spoons, sandal karet, sekrap.

Langkah kedua adalah mempersiapkan material atau bahan sesuai dengan


kebutuhan.

Material yang harus dipersiapkan antara lain keramik dinding 20 x 25 cm, semen
portland, pasir, air. Semua bahan harus dihitung terlebih dahulu sesuai dengan ukuran
ruangan yang akan dipasang keramik. Sebaiknya jika hendak membeli keramik
dilebihkan 5 persen dari jumlah yang diperlukan, hal ini berguna sebagai cadangan
akibat keramik rusak atau pecah.

Langkah ketiga adalah pengecekan lokasi kerja dan pengukuran ulang.


Hal ini dilakukan guna memastikan posisi dan letak serta bentuk pemasangan yang
paling baik, apakah akan mengambil pola tengah (simetris) untuk dinding lebar atau
dari pinggir dengan salah satu bagian satu keping utuh, misalnya. Hal ini dapat
disesuaikan dengan kondisi ruangan atau dinding.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Kabel Overspaneng
Pas. Instalasi Listrik
Pas. Lampu SL 18 watt
Pas. Fiting Lampu (Broco)
Pas. Saklar Ganda (Broco)
Pas. Saklar Tunggal (Broco)
Stop kontak

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

 Instalasi listrik dilaksanakan menurut syarat- syarat


yang ditentukan dalam Ave (Algemeene
Voorshhriften voor Electrische Electrische
Strekstroom Instalaties) atau Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
 Semua bahan yang diguankan harus dari bahan baru
(belum pernah dipakai).
 Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengajukan gambar, detail dan c
ontoh material
kepada direksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan
gambar tersebut kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instal
asi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
 Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar -
gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kep
ada direksi pada
o saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalk
ir dan 3 blue print, dijilid serta dilengkapi daftar isi data notasi.
 Pekerjaan listrik antara lain penyambungan instalasi titik lampu, saklar tunggal,
saklar ganda, stop kontak, lampu – lampu berbagai jenis, penangkal petir, sesuai
RAB.
 Penyediaan tenaga ahli /pekerja, material, perlengkapan peralatan dan
melaksanakan seluruh
pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna.
 Gambar – gambar
gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat
 Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh pe
mborong
Instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan me
mpunyai pekerja -
pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusah
aan tersebut
terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas instalatir k
elas tinggi yang masih berlaku untuk tahun terakhir berjalan.
 Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut “Peraturan Umum Instalasi
Listrik Indonesia /
peraturan PLN” edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga pertauran
yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard / kode-
kode lainnya yang diakui (VDE, DIN, IEC).
 Pemborong atas bebannya harus melengkapi dan memasang seluruh
peralatan yang
dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat bekerja d
engan baik.
 Gambar –
gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan dan insta
lasi sistem. Lokasi yang ditunjukan adalah merupakan posisi – posisi perkiraan.
 Pemborong atas bebannya harus memodifikasi tata letak tersebut sebaga
imana yang Dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan -
pemasangan yang sempurna / baik dari Peralatan - peralatan sistem.
 Setiap pekerjaan yang tidak disebutkan dalam BQ , tetapi ditunjukan dalam gambar,
atau
sebaliknya, harus dipasang atas beban pemborong, seperti pekerjaan lain
yang disebut oleh BQ spesifikasi dan ditunjukan oleh gambar.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pas. Cat Tembok (Decolite)
Pas. Cat Plafond (Decolite)
Pas. Cat Minyak (Avian)

Pas. Cat Tembok (Decolite), Pas. Cat Plafond (Decolite)

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Pekerjaan Cat Tembok dan Plafond


a. Semua pekerjaan cat tembok harus
dilaksanakan sebaik - baiknya hingga dapat
diterima baik oleh Direksi.
b. Semua bidang dinding tembok yang akan dicat
harus diplamur lebih dahulu sampai rata.
c. Warna cat akan ditentukan sesuai dengan
kesepakatan direksi.
d. Semua dinding yang kelihatan luar maupun dalam plafond semuanya dicat
sampai baik menurut penilaian Direksi dengan menggunakan Cat Eksterior
dan Interior. Pengecatan dilakukan sekurang - kurangnya 3x sedemikian rupa
dan sesuai petunjuk Direksi sehingga pengecatan dapat berhasil dengan baik.

Pekerjaan cat dilaksanakan dengan cara :


a. Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan
plesterandengan kain lap.
b. Melindungi bahan –bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yangakan dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.
c. Untuk plafond, terlebih dahulu meng-compund terlebih dahulu.
d. Compund permukaan plafond untuk mendapatkan bidang yang rata.
e. Menggunakan skrap untuk memperbaiki bagian –bagian dinding yang retak
&kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
f. Menghaluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
g. Cek kerataan permukaan dinding.
Pas. Cat Minyak (Avian)

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Tentukan ukuran kuas dan bandingkan dengan bidang yang akan dicat.
1. Ratakan permukaan kuas, jika kuas memiliki ujung yang tidak rata Anda bisa
menggunakan gunting dan meratakannya.
2. Arah pengecatan, dengan mengaplikasikan kuas maka harus searah serat
kayu.
3. Memegang kuas. Jika mengecat ada dua cara memegang kuas yaitu seperti
memegang raket dan seperti memegang sendok. Ketika mengaplikasikan
pada bidang yang luas gunakan seperti memegang raket, Jika mengecat
bidang kecil dan lekukan maka gunakan cara kedua.
4.
Langkah-Langkah Mengecat Dengan Kuas
1. Pastikan permukaan kayu sudah kering, halus, dan rata gunakan Filler untuk
menutup pori-pori dengan psiau scrape searah serat kayu.
2. Untuk pengecatan dengan kuas Anda bisa mengawali dengan cat kayu yang sudah dicam
dengan pelarut dan diaduk dengan rata. Selama proses pengecatan aduk terus menerus
tidak ada pengendapan.
3. Lakukan pengecatan sesuai tips diatas dan jangan lupa untuk memastikan kuas yang digu
sudah rata. Tunggu cat lapisan pertama kering kurang lebih 60 menit, jika sudah kering g
amplas alumunium oxide no. 400 dan amplas hingga halus.
4. Lakukan pengecatan kembali hingga Anda mendapatkan warna yang diinginkan.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

REHAB GEDUNG SDN 03 SEMINGKIR

GEDUNG B
PEK. BANGUNAN GEDUNG B

PEKERJAAN BONGKARAN
PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
PEKERJAAN BETON BERTULANG
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
PEKERJAAN ALUMINIUM, ALAT PENGGANTUNG
DAN KACA
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN KERAMIK
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PEKERJAAN CAT-CATAN

1. PEKERJAAN BONGKARAN
BONGKARAN ATAP
BONGKARAN KOSEN
BONGKARAN TEMBOK

BONGKARAN ATAP
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan
Untuk Pelaksanaan pekerjaan bongkaran atap dilakukan dengan hati-hari
Material-material yang masih bisa di pakai dibongkar dengan hati-hati.
Bekas bongkaran ditempatkan pada tempat yang aman sehingga tidak mengganggu
pekerjaan yang lainya.

BONGKARAN KOSEN
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan

Untuk Pelaksanaan pekerjaan bongkaran atap dilakukan dengan hati-hari


Material-material yang masih bisa di pakai dibongkar dengan hati-hati.
Bekas bongkaran ditempatkan pada tempat yang aman sehingga tidak mengganggu
pekerjaan yang lainya.

BONGKARAN TEMBOK
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan
direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa
setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
a. Bongkaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu
pasangan batu, beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan dilaksanakan
rehabilitasi
b. Sampah bongkaran harus diatur dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin
tidak akan mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil bongkaran
tersebut harus sesuai petunjuk Direksi.
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Pas. Pondasi Batukali 1 Pc : 5 Psr
Pas. Rollag batu bata 1 Pc : 4 Psr
Pas. Batu Merah 1 PC : 5 Psr
Plesteran 1 PC : 5 Psr
Acian beton
Ornamen kolom teras

Pasangan pondasi batu belah 1Pc : 5Pp


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
a. Untuk pondasi menggunakan pondasi lajur batu belah tiga muka pecahan
dengan spesi 1 PC :5 Psr.
b. Pondasi batu belah setelah selesai dipasang, pada sisa lubang galian bagian
dalam di isi dengan pasir urug hingga peil yang direncanakan.
c. Sebelum alur pondasi di urug supaya terlebih dahulu diperiksa untuk
mendapatkan pengesahan peil.
d. Alur pondasi di urug dengan pasir urug untuk di bagian dalam bangunan dan
untuk bagian luar bangunan di urug dengan tanah urug.
e. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
f. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
g. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
h. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
i. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
j. Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
k. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
l. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
m. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
n. Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
Pasangan dinding bata merah, 1Pc : 4 Ps (rolaag)
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

ü Pasangan batu bata merah 1 bata dengan adukan 1 pc : 4 psr.

ü Pasangan - pasangan batu bata dilakukan secara bertahap, setiap tahap


setinggi 1 meter dari sloof ditunggu sampai kuat betul minimal 1 (satu) hari untuk pasangan
berikutnya.
ü Pasangan batu bata kurang ½ ( setengah ) tidak boleh dipasang kecuali pada
bagian – bagian yang membutuhkan.
ü Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel
dengan beton tidak boleh tembus pandang.
ü Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi dengan
air selama 7 ( tujuh ) hari, setiap sekali pada pagi hari.

Pasangan bata rolaag dilaksanakan setelah pekerjaan urugan peninggian peil.


Pasangan dinding bata merah, 1Pc : 5Ps
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

ü Pasangan batu bata merah ½ bata dengan adukan 1 pc : 5 psr.

ü Pasangan - pasangan batu bata dilakukan secara bertahap, setiap tahap


setinggi 1 meter dari sloof ditunggu sampai kuat betul minimal 1 (satu) hari
untuk pasangan berikutnya.
ü Pasangan batu bata kurang ½ ( setengah ) tidak boleh dipasang kecuali pada
bagian – bagian yang membutuhkan.
ü Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel
dengan beton tidak boleh tembus pandang.

ü Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi dengan
air selama 7 ( tujuh ) hari, setiap sekali pada pagi hari.

Plesteran dan Acian 1Pc : 5Ps

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

ü Plesteran menggunakan adukan dengan campuran 1 pc : 6 psr semuanya


dengan tebal 1,5 dengan acian.
ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada
ikatan yang kuat.
ü Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat di mana permukaannya kelihatan
harus diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Psr dengan tebal tidak boleh lebih dari
2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di plester harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.

ü Plesteran pasangan harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.
ü Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai ( ruang dalam saja ) diberi
plinnaat jeglog tinggi 10 cm, dalam 1 cm.
ü Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang lurus, halus dan tidak
bergelombang.
· Plesteran menggunakan adukan 1 PC : 6Psr dan plesteran transram
menggunakan adukan 1PC : 6Psr.
· Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
·Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
· Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
· Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan
alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
· Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.
· Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
· Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian
semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan
kertas gosok.
Pekerjaan Acian Beton
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

Ü Acian menggunakan adukan dengan campuran Portland cement dan air.


ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada
ikatan yang kuat.
ü Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat di mana permukaannya kelihatan harus
diaci, dengan tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di-aci harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.

Ü Acian pasangan harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.
ü Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai ( ruang dalam saja ) diberi
plinnaat jeglog tinggi 10 cm, dalam 1 cm.

· Pekerjaan acian beton harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
· Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
· Sebelum diaci, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.

Ü Acian menggunakan adukan dengan campuran Portland cement dan air.


ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada
ikatan yang kuat.
ü Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat di mana permukaannya kelihatan harus
diaci, dengan tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di-aci harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.
Ü Acian pasangan harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.
ü Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai ( ruang dalam saja ) diberi
plinnaat jeglog tinggi 10 cm, dalam 1 cm.
· Pekerjaan acian beton harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
· Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
· Sebelum diaci, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
ü Semua pekerjaan acian harus menghasilkan bidang lurus, halus dan tidak
bergelombang.

Ornamen Kolom teras


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan

Pekerjaan ornamen dilaksanakansecara hati-hati


Dengan menyesuaikan dengan gambar rencana.
Perubahan desain harus mendapat izin dari konsultan
Ornamen dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan gambar desain.

Ü Ornamen menggunakan adukan dengan campuran Portland cement dan air.


ü Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada
ikatan yang kuat.
ü Semua ornament kolom yang terlihat di mana permukaannya kelihatan harus diaci,
dengan tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
ü Semua pasangan yang akan di mulai di-aci harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotor - kotoran.
Ü Ornamen kolom harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.

· Pekerjaan ornament kolom harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
· Sebelum diaci, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
· Ornamen dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
· Untuk memperoleh hasil ornmen kolom yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
ü Semua pekerjaan ornament harus menghasilkan bidang lurus, halus dan tidak
bergelombang.
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Foot Plate ( 50 x 50 )
* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Beton Bertulang
a. Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
b. Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton site mix.
c. Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai dengan
peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.

Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :


a. Pembuatan begisting beton bertulang dan pembesian, penyediaan material
seperti PC, pasir, kerikil/split dan air.
b. Pembuatan struktur bangunan beton bertulang.

Persyaratan Umum :
a. Beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Ps ; 3 split.
b. Pembuatan cetakan beton dari multipleks.
c. Konstruksi harus menggunakan peralatan - peralatan / Normalisasi yang berlaku
di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
d. Ukuran - ukuran beton pada gambar kerja sudah jadi, pada saat pengecoran
dikurangi selimut beton / plesteran.

Pelaksanaan :
a. Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Pc ; 3 split untuk struktur dan
praktis untuk rangka seluruh bangunan.
b. Semua perbandingan takaran pada a dan b tersebut diatas adalah dalam
keadaan kering.
c. Besi tulangan beton :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain
yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada
gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah batang –
batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi.
Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel tidak boleh menempel pada papan cetak ataupun
pada tumpuan.
- Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan,
toleransi antara 6 mm s/d 14 mm.

d. Begisting
- Begisting terbuat dari multipleks.
- Kayu, papan maupun multipleks disiapkan terlebih dahulu secara cukup.
- Pembuatan begisting dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Begisting sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan pengecoran
tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel pembesian tidak boleh menempel pada papan
cetak ataupun pada tumpuan.

Pengecoran :
Pengecoran disesuaikan dengan umur beton 28 ( dua puluh delapan ) hari atau
sebelumnya menurut SNI 1991.
Pengecoran beton dilakukan dengan merata dan sehomogen mungkin.

Pembongkaran begisting
Pembongkaran begisting dilakukan setelah melewati umur beton, setelah
Pengecoran.

Pembongkaran begisting dilakukan dengan sehati-hati mungkin, agar keadaan


beton tetap baik.
Sloof 15 x 20 cm
* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Beton Bertulang
 Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton ready mix.
 Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai
dengan peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI,
PKKI dan lain - lain.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
 Pembuatan begisting beton bertulang dan pembesian, penyediaan material
seperti PC, pasir, kerikil/split dan air.
 Pembuatan struktur bangunan beton bertulang.
Persyaratan Umum :
 Beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Ps ; 3 split.
 Pembuatan cetakan beton dari multipleks.
 Konstruksi harus menggunakan peralatan - peralatan / Normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Ukuran - ukuran beton pada gambar kerja sudah jadi, pada saat
pengecoran dikurangi selimut beton / plesteran.
Pelaksanaan :
 Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Pc ; 3 split untuk struktur
dan praktis untuk rangka seluruh bangunan.
 Semua perbandingan takaran pada a dan b tersebut diatas adalah dalam
keadaan kering.
 Besi tulangan beton :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain
yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada
gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah
batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan
terpenuhi. Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel tidak boleh menempel pada papan cetak
ataupun pada tumpuan.
- Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan,
toleransi antara 6 mm s/d 14 mm.

 Begisting
- Begisting terbuat dari multipleks.
- Kayu, papan maupun multipleks disiapkan terlebih dahulu secara cukup.
- Pembuatan begisting dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Begisting sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan
pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel pembesian tidak boleh menempel pada
papan cetak ataupun pada tumpuan.

Pengecoran :
Pengecoran disesuaikan dengan umur beton 28 ( dua puluh delapan ) hari
atau sebelumnya menurut SNI 1991.
Pengecoran beton dilakukan dengan merata dan sehomogen mungkin.

Pembongkaran begisting
Pembongkaran begisting dilakukan setelah melewati umur beton, setelah
pengecoran (28 hari).
Pembongkaran begisting dilakukan dengan sehati-hati mungkin, agar keadaan
beton tetap baik.

Pembesian dan Begisting Sloof


Pengecoran Sloof
Kolom Teras 15/15
* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan.Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan askolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.

Proses pelaksanaan:
(d) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama direksi.
(e) Buat as kolom dari garis pinjaman
(f) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Beton Bertulang
 Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton site mix.
 Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai
dengan peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI,
PKKI dan lain - lain.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
 Pembuatan begisting beton bertulang dan pembesian, penyediaan material
seperti PC, pasir, kerikil/split dan air.
 Pembuatan struktur bangunan beton bertulang.
Persyaratan Umum :
 Beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Ps ; 3 split.
 Pembuatan cetakan beton dari multipleks.
 Konstruksi harus menggunakan peralatan - peralatan / Normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Ukuran - ukuran beton pada gambar kerja sudah jadi, pada saat
pengecoran dikurangi selimut beton / plesteran.
Pelaksanaan :
 Adukan beton bertulang dengan spesi 1 Pc ; 2 Pc ; 3 split untuk struktur
dan praktis untuk rangka seluruh bangunan.
 Semua perbandingan takaran pada a dan b tersebut diatas adalah dalam
keadaan kering.
 Besi tulangan beton :
- Membengkokkan dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain
yang mengurai daya rekat.
- Jumlah ruas penampang besi beton harus sama seperti tercantum pada
gambar dan perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus maka jumlah
batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan
terpenuhi. Dalam hal ini harus di mintakan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama dilakukan pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel tidak boleh menempel pada papan cetak
ataupun pada tumpuan.
- Ukuran besi beton disesuaikan dengan ukuran yang ada diperdagangan,
toleransi antara 6 mm s/d 14 mm.
Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai
berikut:
(a) Pembesian atau perakitan tulangan
kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain yang lebih
aman.
(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

(c) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum


pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
(d) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan
antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan
sistem silang.
(e) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu
dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi
sebagai selimut beton.

 Begisting
- Begisting terbuat dari multipleks.
- Kayu, papan maupun multipleks disiapkan terlebih dahulu secara cukup.
- Pembuatan begisting dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Begisting sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama dilakukan
pengecoran tidak berubah kedudukannya.
- Tulangan sengkang / begel pembesian tidak boleh menempel pada
papan cetak ataupun pada tumpuan.
Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan
bekisting kolom.
(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari
as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan
berjarak 100cm dari masing-masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada
lantai sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini
berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan
sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.

(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut


siap dicor.
Pengecoran :
Pengecoran disesuaikan dengan umur beton 28 ( dua puluh delapan ) hari
atau sebelumnya menurut SNI 1991.
Pengecoran beton dilakukan dengan merata dan sehomogen mungkin.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar
bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari
kerusakan beton.

b) Pelaksanaan pengecoran
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn
menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran begisting
Pembongkaran begisting dilakukan setelah melewati umur beton, setelah
pengecoran.
Pembongkaran begisting dilakukan dengan sehati-hati mungkin, agar keadaan
beton tetap baik.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:

(a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan
beton pada plywood dapat terlepas.
(c) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
(d) Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
(e) Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
Pekerjaan Balok dan Plat Beton

Balok Sunduk 8/25


* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
Konsol Beton 12/20
* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
Balok Latei 15/15 atas partisi
* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
Ringbalk 15/20
* Cor Beton K 175
* Besi Tulangan
* Begesting
* Begisting
Plat dak talang datar tebal 10 cm
* Beton Cor K175
* Pembesian
* Begisting

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Beton Bertulang
 Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.
 Pekerjaan beton bertulang menggunakan beton ready mix.
 Sedangkan untuk balok lateu menggunakan beton site mix.
 Konstruksi menggunakan peralatan - peralatan dan bahan yang sesuai
dengan peraturan / Normalisasi berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI,
PKKI dan lain - lain.
Tahap Pekerjaan Balok dan plat
Pengerjaan balok dan plat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
Pekerjaan balok dan plat dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.

Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok
dan plat dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukurtheodolithe.

b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan plat dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan,
kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok dan plat
harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti
sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok dan plat yang akan
dibuat. Pekerjaan balok dan plat dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok dan plat kayu 6/12, papanplywood.

c. Pabrikasi besi
Untuk balok dan plat, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai
kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok dan plat ada dilakukan
dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah
jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

2) Tahap Pekerjaan Balok dan plat


Pengerjaan balok dan plat dilakukan secara bersamaan pada dasar.

a. Pembekistingan balok dan plat


Tahap pembekistingan balok dan plat adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok dan plat maupun pelat.
(2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dan plat dengan
mengatur base jack atau U-head jack nya.
(3) Pada U-head dipasang balok dan plat kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arahcross
brace dan diatas girder dipasang balok dan plat suri tiap jarak 50 cm (kayu
5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasanganplywood sebagai alas
balok dan plat.
(4) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan plat dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.

d. Pembesian balok dan plat


Tahap pembesian balok dan plat adalah sebagai berikut :
(1) Untuk Pembesian balok dan plat pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok dan plat yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting
balok dan plat dan ujung besi balok dan plat dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok dan
plat lalu diikat.
Untuk pembesian balok dan plat dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi
seluruh bagian sampai balok dan plat jadi utuh, namun ada kendala pada saat
pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan
pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada
kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini
metode ini yang paling baik untuk digunakan.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan plat dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok
dan plat adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah
sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang
diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok dan plat, jumlah dan
jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai,
beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

3). Tahap Pengecoran Balok dan plat

a) Administrasi pengecoran
(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang
akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat
cor.

(4) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut


(5) Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

b) Proses Pengecoran Balok dan plat

Pengecoran balok dan plat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok dan
plat..
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn
menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok dan plat diantaranya yaitu
: concrete mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat
sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
9. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, rekanan segera menyiapkan seluruh
personil, material dan peralatan pengecoran balok dan plat, untuk mengecor sesuai
dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
10. Pembersihan ulang area yang akan dicor sampai benar – benar bersih.
11. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan.
12. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil
Beton yang keluar concrete mixer.
13. Material beton / cor ditumpahkan ke dalam begisting dan pembersian balok /
plat.
14. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok dan plat
terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakan oleh scrub secara manual lalu check
level dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang
lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton.
15. Setelah dipastikan balok dan plat dan pelat telah terisi beton semua, permukaan
beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok dan plat kayu yang
panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
16. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam.

c) Pengecoran Balok dan plat


Setelah pekerjaan pembesian balok dan plat selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran balok dan plat dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump
pada pelat 12 2cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok dan plat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm).
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan
bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat.Selain mengenai hal
tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan
menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan plat dan pelat adalah sebagai berikut:
(a) Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan plat dan pelat lantai, tumpahkan cor-an ke
dalam area balok dan plat.

(b) Alirkan beton sampai ke sisi – sisi pengecoran, lalu padatkan dengan menggunakan
vibrator.
(c) Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
(d) Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan finishing.

4). Pembongkaran Bekisting


Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari
pengecoran sedangkan untuk balok dan plat pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari
setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

5). Perawatan (curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pas.Rangka plapond kayu klas III ( Meranti )
Langit-langit eternit 1 x 1
Memasang List langit-langit kayu

Pas.Rangka plapond kayu klas III ( Meranti )


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
- Membersihkan langi-langit yang akan dipasang plafond material yang tidak terpakai
seperti multiplek bekas bkisting lantai beton ada kemungkinan suatu saat dapat
terlepas dan merusak plafon di bawahnya.
- Memasang penggantung plafond
Pengecekan harus dilakukan untuk memastikan setiap penggantung terikat kuat dan
berada pada posisi yang aman karena plafon harus teropasang dalam keadaan kuat
tanpa mengalami kerobohan sehingga membahayakan aktifitas di dalam sebuah
ruangan.
-Mengukur kedataran tiang penggantung dengan water pas dan rambu ukur. Posisi
yang datar diperlukan agar kualitas hasil akhir pemasangan plafon rapi dan tidak
bergelombang .
-menentukan batas –batas pemasangan dengan bantuan benang ukur.

Langit-langit eternit 1 x 1
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

2. Menyiapkan ruangan

Langkah pertama yang dilakukan tentunya adalah menyiapkan ruangan yang akan
dipasang dengan plafon eternit terlebih dahulu. Persiapan ruangan ini tidak hanya
meletakkan berbagai macam alat kerja namun juga melalukan proses plesteran
sehingga ruangan menjadi lebih siku dan mempermudah proses pemasangan
plafon.

3. Memastikan pekerjaan di atas plafon

Ketika sudah selesai, Anda juga belum bisa melakukan proses pemasangan plafon.
Karena Anda harus memastikan terlebih dahulu apakah pekerjaan dibagian atas
plafon sudah rampung selesai. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi proses
pembongkaran jika ternyata ada unit yang belum dipasang. Selain merepotkan, ini
akan merugikan Anda secara waktu dan finansial. Sama sekali bukan termasuk
dari tips hemat membangun rumah.
4. Memasang rangka plafon

Tahap selanjutnya adalah memasang rangka plafon. Rangka yang akan digunakan
menyesuaikan dengan jenis plafon yang Anda gunakan. Seperti yang sudah
disinggung sebelumnya, bahwa plafon eternit menggunakan rangka kayu, sama
dengan pemasangan plafon triplek. Jangan lupa sesuaikan pemasangan rangka
dengan besaran plafon eternit per lembarnya.

5. Memasang plafon

Ketika rangka kayu sudah terpasang dengan rapih dan kuat, tahap selanjutnya
adalah memasang plafon. Anda dapat menggunakan stager, semacam tangga yang
memudahkan Anda melakukan pekerjaan pada ketinggian tertentu. Berhati-hatilah
pada saat proses pemasangan karena eternit sangat rapuh dan mudah patah. Posisi
panel plafon juga harus disesuaikan dengan posisi rangka, supaya pemasangannya
tepat dan presisi.

Memasang List langit-langit kayu

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Pemasangan seluruh plafon sudah selesai, namun bukan berarti pekerjaan Anda telah
selesai juga. Supaya mendapatkan hasil yang lebih rapih, Anda dapat menambahkan
area pinggir plafon dengan list supaya plafon dan dinding terlihat lebih menyatu. Anda
juga dapat mengecat plafon dengan warna cat rumah elegan yang sesuai dengan
dinding rumah Anda.
PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
Pasang Rangka atap Baja ringan
Penutup Galvalum
Penutup Bubungan Galvalum
Memasang Lisplang 3/20 kayu kempas

Rangka atap baja ringan


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan


serta pemasangan semua pekerjaan rangka baja ringan.
2. Rangka atap lengkap dari baja ringan.
3. Membuat sketsa rencana gambar atap yang akan dibangun.
4. Menghitung struktur rangka atap sehingga didapatkan jenis dan dimensi
profil baja ringan yang kuat dan termurah untuk digunakan.
5. Menuangkan hasil perhitungan struktur rangka atap baja ringan dan buat
gambar kerja mengenai bentuk atap yang akan dibangun lengkap dengan ukuran,
sudut dan perletakan masing-masing profil baja ringan.
6. Penyiapan lahan dan tempat yang akan dipasang rangka atap baja ringan.
7. Pengukuran lokasi pemasangan berdasarkan rencana gambar yang sudah
dibuat sebelumnya.
8. Pemasangan masing-masing profil baja ringan sesaui dengan rencana
sebelumnya.
9. Selalu check sambungan apakah sudah benar-benar bagus pada masing-
masing bidang.
10. Pekerjaan pemasangan penutup atap baru dapat dilaksanakan setelah
rangka atap baja ringan sudah terpasang 100% dan kuat menahan beban atap
di atasnya.

Pemasangan Baja Ringan


- Langkah nTata Cara Pemasangan Baja Ringan :

A. Bentuk atap Baja ringan


Perhatikan bentuk atap yang akan di bangun karena sebagai Faktor Penentu Estetika
atau keindahan atap bangunan (bentuk atap)
B. Menghitung Volume Baja Ringan
kebutuhan volume baja ringan biasanya semakin banyak jurai semakin luas atap
semakin mahal. tentunya berbeda dengan atap sederhana (cek hitungan
perkiraan)

C. Mempersiapkan Gambar Kerja.


Persiapkan gambar kerja berupa denah bangunan secara menyeluruh karena gambar
kerja ini menentukan jarak kuda dan kebutuhan kuda-kuda. gambar kerja yang di
keluarkan terlebih dahulu mempertimbangkan jarak kuda-kuda yang akan di pakai,
biasanya jarak kuda-kuda yang aman tidak lebih dari 1,20 meter. Gambar kerja ini
jangan sampai di tentukan oleh tukang/aplikator bangunan haruslah rekomendasi
dari penyedia baja ringan karena selama ini tukang berdasarkan atas empiris bukan
hasil dari analisa sofware.

D. Bahan Baja Ringan Label SNI


Mutu Kualitas baja ringan haruslah menggunakan Standar Nasional Indonesia
(SNI) maka tanyakan kepada penyedia baja ringan apakah sudah memakai SNI di
setiap batang baja ringan.
Teliti dulu sebelum membeli konsumen mempunyai hak untuk bertanya mengenai
perlindungan konsumen (konsumen cerdas paham perlindungan)

E. Penutup Atap
tentukan terlebih dahulu,

penentuan ketebalan Profil G.550 dengan tebal 0,75 mm. C dan Z Baja ringan biasa
C 75/75, C75/100.

F. Pemasangan Baja Ringan


yang perlu di perhatikan dan diawasi dalam hal pemasangan :
1. Jarak antar kuda-kuda (jarak max 1,20 meters)
2. Sambungan Kuda-Kuda,
3. Web/ Ander (jarak max 1,20 - 1.50 meters)
3. Kaki (sepatu kuda), minimal dua buah jikalau satu sebaiknya di komplain
4. Baut Yang di pakai.
Penutup Galvalum
Penutup Bubungan Galvalum

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

Persiapan

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air,
bor listrik, cutting well, benang, dll.

4. Pekerjaan penutup atap dalam pekerjaan ini adalah Pemasangan Galvalum.


5. Sebelum mendatangkan material galvalum dan bubungan / kerpus paling
lambat dalam jangka waktu ½ bulan sebelumnya, pemborong harus
menyerahkan sample galvalum untuk mendapatkan persetujuan. Pernyataan
persetujuan harus dari direksi / pengawas. Contoh sampel yang diserahkan
harus tidak boleh hilang untuk keperluan mencocokkan kesamaan pada
material yang datang.
6. Pemasangan penutup atap dan talang harus sesuai gambar dan atas
persetujuan direksi.

Pengukuran

 Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup
atap genteng dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
 Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng
serta kuda – kuda diperiksa ulang, agar pemasangan genteng tidak menyebabkan
genangan air.

Pemasangan
 Pasang Galvalum pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok
atap.
 Memperhatikan pula pada pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan dan
penutup atap).

Untuk satu bidang atap yang akan dipasangkan, pengangkatan dan perletakan sebelum
mulai dipasang, posisi rusuk atas /rusuk bawah harus sama, agar pemasangan dapat
dilakukan dengan lancar (tidak memutar rusuk yang salah letaknya) untuk itu pastikan
terlebih dahulu arah mata anginnya.
Pemasangan Atap Galvalume

Tumpangan rusuk dengan celah anti kapiler selalu berada di bawah rusuk tanpa celah
anti kapiler.

Pada kondisi kemiringan atap kurang dari 15’ diharuskan pada ujung lembar puncak
atap ditekuk keatas 75’ dengan menggunakan alat tekuk yang khusus untuk itu.

Bila terdapat sambungan pada satu bentang panjang maka cara pemasangannya
dimulai dan diselesaikan terlebih dahulu dari bagian bawah selebar bentangannya,
sedangkan overlap sambungan minimum yang disarankan adalah 200mm.

Pedoman pemasangan

Agar tumpangan rusuk memanjang kedap air disarankan untuk menggunakan sekerup
tumpangan sisi dipasang di tengah jarak tumpangan pada atap dengan jarak Tumpuan
> 950 mm.

Tersedia penutup sisi puncak atap dalam bentuk standard sesuai gambar.

Sambungan talang
Gunakan perekat plinkote dan kain kasa pada alas sambung, pengikatan dengan paku
keling/rivet minimal 2 baris selang seling, terakhir lapisan sealent dari jenis kedap air
dan tahan cuaca dengan lebar sambungan minimal 150mm.

Memasang Lisplang 3/20 kayu kempas


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum
melaksanakan pekerjaan.
Pemasangan Lisplang :

STEP I
Pasanglah rangka penutup dari kaso ke kaso dengan menggunakan kayu 5/7 /
rangka baja ringan 0.55mm/hollow 40x40x0.4 pada sekeliling atap rumah
(Tarik benang agar supaya center)

STEP II
Pada setiap sambungan/celah antara LISPLANK, pengkaslah tepi sisi lebih pendek
Lisplang kayu kempas dengan memangkas miring 45O (tapered edge)

STEP III

Pasanglah LISPLANK pada rangka penutup, kemudian pasanglah sekrup


(selft driling screw) 1-1 1/2' (inchi) pada tepi atas dan bawah lisplang kayu kempas
3/20 dengan jarak sekrup 40cm - 60

STEP III
Pasang LISPLANK pada rangka penutup, kemudian pasanglah sekrup
(selft drilling screw) 1 ~ 1 1/2” (inchi) pada tepi atas dan bawah lisplang
dengan jarak sekrup 40cm ~ 60cm

PEKERJAAN ALMUNIUM, ALAT PENGGANTUNG, BESI, KACA DAN KAYU


'Pas. Kosen Aluminium
'Pas. Pintu Aluminium Strip lebar 8 cm
Pas. Jendela kaca rangka aluminium
Kunci tanam ( Silinder )
Engsel pintu
Engsel jendela
Kait angin
'Handel jendela
Pas. Kaca bening 5 mm
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum
melaksanakan pekerjaan.
i. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan
pemasangan kusen aluminium
beserta kaca harus dilaksanakan oleh
pemborong alumunium yang ahli dalam
bidangnya.
j. Untuk mendapat ukuran yang tepat,
pemborong aluminiumharus datang ke
lapangan dan melakukan
pengukuran
k. Untuk mendapat hasil yang baik,
pembuatan/penyetelan kosen alumunium harus dilakukan di pabrik secara
masimal dan dilapangan tinggal pasang
l. Antara tembok/kolom/beton dan kusen aluminium harus diisi dengan “sealen"
yang elastis
m. Pemasangan kaca pada kusen aluminium harus diisi karet gasket
Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat
yang mempengaruhi permukaan aluminium

n. Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun


silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil alumimum harus dipasang
sempurna
o. Fixing accessoris seperti skrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat dari
bahan-bahan tahan karat.
p. Kaca tidak boleh bergetar dan diberi tanda setelah terpasang.

 Untuk pekerjaan kosen dan daun pintu dan bouven menggunakan alumunium
powder coating dan kaca rayben tebal 5 mm.
 Kontraktor dalam pekerjaan kosen rangka aluminium sudah termasuk
kelengkapannya (kunci dan alat – alat penggantung) sampai terpasang rapi
yang diletakkan sesuai gambar rencana letak kosen aluminium.
 Rangka kosen aluminium yang digunakan adalah 4”, daun pintu dan jendela
yang digunakan juga menggunakan alumunium powder coating, daun jendela
menggunakan engsel samping beserta kelengkapannya (grendel dan hak
angin), daun pintu menggunakan engsel samping beserta kelengkapannya
(grendel dan kunci tanam), semua bahan material yang digunakan harus seijin
direksi / pengawas.
 Pekerjaan pasang kaca bening pada rangka kosen aluminium 4“ (jendela kaca
mati aluminium) menggunakan kaca rayben dengan ketebalan 5 mm.
 Sebelum mendatangkan material dan aksesoris paling lambat dalam jangka
waktu ½ bulan sebelumnya, pemborong harus menyerahkan sampel untuk
mendapatkan persetujuan. Pernyataan persetujuan harus dari direksi /
pengawas. Contoh sampel yang diserahkan harus tidak boleh hilang untuk
keperluan mencocokkan kesamaan pada material yang datang.
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
Pas. Lantai Keramik 30x30 cm Ex Mulia
Pas. Dinding Keramik 20x25 cm ex Mulia

Pas. Lantai Keramik 30x30 cm Ex Mulia


Pemasangan Keramik
a. Jenis keramik (atau ditentukan lain oleh direksi)penggunaan bahan atas oleh
Direksi ( SNI 03 - 2096 - 1991 ), dalam pekerjaan ini adalah :
Keramik 30 x 30 cm
b. Secara keseluruhan di gunakan keramik kwalitas baik atau Kw 1 dan telah di
setujui oleh Direksi.
c. Sebelum lantai terpasang terlebih dahulu tanah diratakan dan di padatkan
kemudian di pasang lantai kerja / rabat beton setebal 3 cm, atau ditentukan
oleh Direksi. \
d. Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada keramik
terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat keramik di dalam
manajemen proyek.
e. Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat. Bahan
perekat dapat berupa semen dicampur pasir dengan perbandingan 1: 5 (satu
bagian semen : lima bagian pasir) ditambah air secukupnya agar bahan
dapat ditempelkan di bagian belakang keramik setebal 1 cm untuk diletakkan
di dasar lantai yang akan ditutup dengan keramik di dalam manajemen
proyek. Bahan perekat dapat juga berupa adukan semen dan pasir dengan
perbandingan 1 semen : 10 pasir.
f. Memastikan lantai dasar anda sudah kuat dan rata, biasanya untuk lantai
sudah terpasang dengan rabat beton atau cor beton. Jika anda sudah
merasa lantai sudah kuat, selanjutnya langkah awal pemasangan keramik
adalah pembuatan garis bantu sebagai pedoman pemasangan keramik di
lantai yang akan dipasangkan. Pembuatan garis bantu bisa anda lakukan
dengan pembuatan benang atau garis kapur. Pembuatan garis siku pada dua
arah sumbu yang merupakan titik awal pemasangan keramik biasanya
ditempatkan pada sudut pintu masuk ruangan. Jika anda sudah
mendapatkan garis siku, tarik garis benang pada kedua arah sumbu tersebut
pada ketinggian permuakaan keramik yang akan dipasangkan. Pastikan
ketingggian benang dari permukaan lantai dasar sesuai dengan ketebalan
adukan dan ketebalan keramik. Hindari ketinggian yang terlalu besar dimana
akan membutuhkan adukan semen yang terlalu banyak. Peletakan titik awal
biasanya dilakukan pada – peletakan keramik tanpa perekat
untuk memastikan keramik sudah sesuai .
g. Memasang keramik mulai dari dinding dekat pintu diatas permukaan lantai
yang kosong (belum ada adukan spesi/mortar), pasanglah keramik dalam
satu baris dan gunakan spacer di antara setiap keramik untuk mendapatkan
setiap sisi keramik menjadi seragam dan untuk untuk menjaga jarak yang
sama pada semua keramik yang anda pasang. Hal ini ditujukan untuk
mendapatkan jumlah keramik penuh dalam 1 barisan.
h. Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, sesuai arah
pemasangannya di dalam manajemen proyek. Namun, sebenarnya dari
mana saja pemasangan keramik dapat dilakukan.
i. Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang secara
keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk memberikan
kesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna di dalam
manajemen proyek. Bagian yang belum dipasang keramik dapat ditutup
keramik setelah 1 hari. Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak terlalu
rapat, cukup 2-3 mm.
j. Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat. Namun, perlu
diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7 hari pemasangan
lantai keramik. Tujuannya agar keramik yang dipasang sudah tidak
mengalami kembang susut di dalam manajemen proyek. Bahan untuk naat
terbuat dari semen atau bahan lainnya yang sudah tersedia di toko bahan
bangunan yang umumnya senada dengan warna ubin keramik.
k. Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas, sebaiknya diberikan
expansion joint berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas bidang 16 m2.
Nantinya celah tersebut diisi dengan bahan yang elastik dengan tujuan agar
bila terjadi keretakan keramik atau terlepasnya keramik maka tidak akan
merembet atau tidak semua keramik ikut rusak.
l. Bila sudah mengikuti prosedur, tetapi masih terjadi lepasnya lantai ubin
keramik maka diamkan lantai keramik tersebut hingga tidak ada reaksi lagi
di dalam manajemen proyek. Setelah itu, barulah diadakan pemasangan
keramik dengan menggunakan keramik yang baru, bukan keramik bekas
yang sudah terlepas.
m. Setelah lantai terpasang dengan baik dan telah mendapatkan persetujuan
secara tertulis dari direksi dan pengawas serta di nyatakan baik, baru dapat
dimulai pekerjaan pengelolaan ( cor not lantai dengan PC ) hingga
menghasilkan not yang sama dan sebelum pekerjaan pembersihan halaman
selesai, maka pekerjaan pembersihan harus tetap diteruskan hingga benar
bersih walaupun jam kerja telah usai, penundaan pembersihan sisa kotoran
akan berakibat sulitnya pembersihan sisa semen tersebut.
n. Seluruh bidang permukaan lantai setelah terpasang harus datar not -
notnya merupakan garis lurus vertical / horizontal.
Keramik dinding 20 x 25 cm

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
Langkah pertama adalah mempersiapan alat.

Beberapa alat yang diperlukan guna memasang keramik dinding hampir sama dengan
alat yang digunakan untuk memasang keramik lantai. Secara umum alat yang harus
dipersiapkan antara lain: centong semen, lot, benang, pukul keramik yang terbuat dari
karet, pukul besi, pensil, meteran ukur, waterpas, dan paku beton 2 inchi dan 3 inchi
seperlunya.
Adapun alat pendukung lainnya antara lain: lap, spoons, sandal karet, sekrap.

Langkah kedua adalah mempersiapkan material atau bahan sesuai dengan


kebutuhan.

Material yang harus dipersiapkan antara lain keramik dinding 20 x 25 cm, semen
portland, pasir, air. Semua bahan harus dihitung terlebih dahulu sesuai dengan ukuran
ruangan yang akan dipasang keramik. Sebaiknya jika hendak membeli keramik
dilebihkan 5 persen dari jumlah yang diperlukan, hal ini berguna sebagai cadangan
akibat keramik rusak atau pecah.

Langkah ketiga adalah pengecekan lokasi kerja dan pengukuran ulang.


Hal ini dilakukan guna memastikan posisi dan letak serta bentuk pemasangan yang
paling baik, apakah akan mengambil pola tengah (simetris) untuk dinding lebar atau
dari pinggir dengan salah satu bagian satu keping utuh, misalnya. Hal ini dapat
disesuaikan dengan kondisi ruangan atau dinding.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pas. Instalasi Listrik
Pas. Lampu SL 18 watt
Pas. Fiting Lampu (Broco)
Pas. Saklar Ganda (Broco)
Pas. Saklar Tunggal (Broco)
Stop kontak

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

 Instalasi listrik dilaksanakan menurut syarat- syarat


yang ditentukan dalam Ave (Algemeene
Voorshhriften voor Electrische Electrische
Strekstroom Instalaties) atau Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
 Semua bahan yang diguankan harus dari bahan baru
(belum pernah dipakai).
 Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengajukan gambar, detail dan c
ontoh material
kepada direksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan
gambar tersebut kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instal
asi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
 Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar -
gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kep
ada direksi pada
o saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalk
ir dan 3 blue print, dijilid serta dilengkapi daftar isi data notasi.
 Pekerjaan listrik antara lain penyambungan instalasi titik lampu, saklar tunggal,
saklar ganda, stop kontak, lampu – lampu berbagai jenis, penangkal petir, sesuai
RAB.
 Penyediaan tenaga ahli /pekerja, material, perlengkapan peralatan dan
melaksanakan seluruh
pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna.
 Gambar – gambar
gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat
 Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh pe
mborong
Instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan me
mpunyai pekerja -
pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusah
aan tersebut
terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas instalatir k
elas tinggi yang masih berlaku untuk tahun terakhir berjalan.
 Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut “Peraturan Umum Instalasi
Listrik Indonesia /
peraturan PLN” edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga pertauran
yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard / kode-
kode lainnya yang diakui (VDE, DIN, IEC).
 Pemborong atas bebannya harus melengkapi dan memasang seluruh
peralatan yang
dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat bekerja d
engan baik.
 Gambar –
gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan dan insta
lasi sistem. Lokasi yang ditunjukan adalah merupakan posisi – posisi perkiraan.
 Pemborong atas bebannya harus memodifikasi tata letak tersebut sebaga
imana yang Dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan -
pemasangan yang sempurna / baik dari Peralatan - peralatan sistem.
 Setiap pekerjaan yang tidak disebutkan dalam BQ , tetapi ditunjukan dalam gambar,
atau
sebaliknya, harus dipasang atas beban pemborong, seperti pekerjaan lain
yang disebut oleh BQ spesifikasi dan ditunjukan oleh gambar.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pas. Cat Tembok (Decolite)
Pas. Cat Plafond (Decolite)
Pas. Cat Minyak (Avian)

Pas. Cat Tembok (Decolite), Pas. Cat Plafond (Decolite)

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Pekerjaan Cat Tembok dan Plafond


e. Semua pekerjaan cat tembok harus
dilaksanakan sebaik - baiknya hingga dapat
diterima baik oleh Direksi.
f. Semua bidang dinding tembok yang akan dicat
harus diplamur lebih dahulu sampai rata.
g. Warna cat akan ditentukan sesuai dengan
kesepakatan direksi.
h. Semua dinding yang kelihatan luar maupun dalam plafond semuanya dicat
sampai baik menurut penilaian Direksi dengan menggunakan Cat Eksterior
dan Interior. Pengecatan dilakukan sekurang - kurangnya 3x sedemikian rupa
dan sesuai petunjuk Direksi sehingga pengecatan dapat berhasil dengan baik.

Pekerjaan cat dilaksanakan dengan cara :


h. Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan
plesterandengan kain lap.
i. Melindungi bahan –bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yangakan dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.
j. Untuk plafond, terlebih dahulu meng-compund terlebih dahulu.
k. Compund permukaan plafond untuk mendapatkan bidang yang rata.
l. Menggunakan skrap untuk memperbaiki bagian –bagian dinding yang retak
&kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
m. Menghaluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
n. Cek kerataan permukaan dinding.

Pas. Cat Minyak (Avian)


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
1. Siapkan Semua Peralatan dan Bahan yang Akan Digunakan
Sebelum memulai proses pengecatan terhadap tembok yang diinginkan, ada baiknya
anda menyiapkan terlebih dahulu semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk
memudahkan dan juga memperlancar proses pengecatan demi mendapatkan hasil yang
memuaskan tentunya.

Jangan sampai anda sudah mulai tahap pengerjaan tiba – tiba anda butuh salah satu
alat, namun ternyata alat tersebut tidak tersedia. Hal ini sangat merugikan sobat
tentunya karena proses pengecatan menjadi lama dan cat yang sudah diaplikasikan
keburu mengering.

2. Proses Pembersihan Tembok yang Akan Diaplikasikan Cat Minyak


Cara mengecat tembok dengan cat minyak selanjutnya ialah dengan melakukan
pembersihan bagian permukaan tembok yang akan diaplikasikan cat minyak. Terkadang
anda pasti pernah melihat permukaan tembok yang mulai berjamur, berkapur, banyak
lumut yang mulai tumbuh dan juga mengelupas.

Masalah ini harus segera anda tangani dengan cara membersihkannya terlebih dahulu
agar nantinya cat minyak yang anda aplikasikan bisa menempel sempurna pada tembok
dan tidak mudah hilang warna alias kuat serta tahan lama ya sobat. Memang hal ini
pasti menjadi keinginan bagi setiap orang ya sobat.

Pembersihan bisa anda lakukan dengan cara mengerok, mengelupaskan mengamplas


atau pun menggunakan cara lainnya sesuai dengan masalah yang ada pada permukaan
tembok. Jangan khawatir atau pun takut tidak bisa bersih, jika anda melakukannya
dengan sungguh – sungguh pasti bisa bersih kok sobat. Buktikan sendiri ya.

3. Pilihlah Warna Cat yang Sesuai Dengan Keinginan Keluarga


Untuk Menciptakan suasana yang nyaman, tenang, dan membahagiakan, berarti anda
harus bisa menyelami serta mengenali keluarga anda lebih dalam. Warna apa yang
paling dominan pada keluarga anda untuk diaplikasikan nantinya?

Jangan sampai anda memutuskannya secara sepihak dan egois menentukan warna
yang anda suka saja. Ujung – ujungnya keluarga menjadi tidak betah di rumah dan
menimbulkan selisih paham hanya gara – gara warna yang dipilih saja.

4. Hindari Proses Pengecatan Pada Saat Musim Hujan


Karena cat tembok berbahan minyak banyak digunakan untuk mengecat bagian
outdoor dinding rumah, maka dari itu anda juga harus memperhatikan musim yang
sedang berlangsung saat ingin melakukan pengecatan. Musim hujan akan sangat
beresiko merusak cat tersebut, terlebih lagi saat masih basah catnya
Pekerjaan yang anda lakukan menjadi sia – sia saja ya sobat. Kondisi permukaan
tembok yang kering memang menjadi kondisi yang sangat tepat dan baik untuk
diaplikasikan cat minyak. Selain itu, penggunaan cat minyak bisa digunakan
sebagai cara membuat cat tembok tahan air sehingga saat sudah diaplikasikan dan
mengering, tembok anda akan bisa terlindungi dengan baik sobat.

5. Gunakan Plamur Seminimal Mungkin


Sobat wajib menyimak cara mengecat tembok dengan cat minyak yang satu ini.
Ternyata penggunaan plamur yang terlalu berlebihan bisa mengurangi daya rekat cat
minyak yang akan anda aplikasikan ke permukaan tembok. Jika daya rekatnya kurang,
berarti cat minyak yang anda aplikasikan tidak akan bertahan lama ya sobat.

Percuma saja rasanya pekerjaan yang anda lakukan. Namun hal ini bisa diakali sobat.
Untuk meratakan bagian permukaan tembok memang seharusnya menggunakan
plamur. Gunakan plamur seminimal mungkin pada bagian – bagian yang tidak rata saja.
Jangan gunakan secara menyeluruh ya sobat.

6. Proses Pencampuran Bahan yang Akan Digunakan


Bahan – bahan yang sudah anda siapkan sudah bisa anda campurkan ya sobat. Jika
memang anda berkeinginan mencampurkan beberapa warna cat, pastikan takaran
benar – benar anda perhatikan agar nantinya saat cat minyak habis tidak kebingungan
dan warna yang dihasilkan bisa tetap sama.

Lakukan pengadukan sampai benar – benar rata sebelum digunakan. Terlalu kental
atau pun terlalu encer akan mempengaruhi kualitas yang dihasilkan. Jadi pastikan
adonan sesuai dengan standar yang sudah dianjurkan.

7. Proses Pengecatan
Saya sarankan dalam proses pengecatan sebaiknya anda gunakan roll saja untuk
mendapatkan hasil yang lebih rapi. cara mengecat tembok dengan roll memang sangat
efektif dan rapi. Barulah di bagian – bagian yang dirasa sulit seperti halnya di pojokan,
anda bisa maksimalkan dengan kuas. Hindari proses pengecatan secara keseluruhan
dengan menggunakan kuas ya sobat. Nantinya alur pengecatan akan terlihat tidak rapi.

8. Finishing
Setelah selesai proses pengecatan, hendaknya anda memperhatikan lagi bagian
permukaan tembok yang sudah anda aplikasikan cat ya sobat. Siapa tau masih ada
bagian yang kurang sempurna. Maka anda bisa langsung menyempurnakannya dengan
mengecatnya kembali pada bagian yang memang dirasa perlu saja. Karena proses
pengecatan biasanya memang masih terdapat bagian – bagian yang perlu
disempurnakan sobat.

9. Pembersihan Kembali
Setelah cat mulai mengering, anda bisa membersihkannya kembali untuk
menghilangkan debu – debu yang menempel saat proses pengecatan sedang
berlangsung ya sobat. Agar cat tembok anda terlihat istimewa dan menarik.
PEKERJAAN SERAH TERIMA

Sebelum pekerjaan diserahkan kepada Pengguna jasa, pekerjaan harus diperiksa oleh tim
pemeriksa pekerjaan tentang kemajuan pekerjaan berdasarkan item pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa (pemborong) bahwa pekerjaan telah selesai 100 % dan
dibuatkan berita acara serah terima pertama (PHO).
Penyedia jasa masih mempunyai tanggungan pemeliharaan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan oleh Pengguna Jasa sebelum menerima berita acara serah
terima kedua (FHO) segala kerusakan yang timbul masih menjadi tanggungan Penyedia
Jasa (Pemborong).

Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa Pelaksana /


Kontraktor wajib melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan minimal 90 ( Sembilan
puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal Serah Terima I ( Pertama )
pekerjaan pelaksanaan. Selanjutnya setelah masa waktu pemeliharaan pekerjaan
tersebut berakhir, akan dilakukan pemeriksaan lapangan kembali guna diadakan
Serah Terima II ( Kedua ) pekerjaan pelaksanaan.

Demikian metode pelaksanaan yang kami susun ini, harapan kami ke depan agar
Dinas dalam perencanaan suatu pekerjaan lebih mengutamakan kebutuhan
masyarakat. Di bagian akhir ini, kami sebagai Penyedia Jasa selalu mengutamakan :
- Tepat Waktu
- Tepat Mutu
- Tepat Guna

Brebes, 24 Mei 2018


CV. WADON BAE

HARRY IRAWAN
Direktur
BAGAN ALIR
PELAKSANAAN PEKERJAAN

MOBILISASI

Tenaga Alat Bahan

Tidak Tidak Tidak


C C C
Ya Ya
Ya

Pelaksanaan

Persyaratan Umum

Persiapan

Konstruksi
Gedung A dan B

Pek. Tanah Pek. Beton Pek. Pasangan

C C C

Pek. Atap, Plafond, Plesteran,

Aluminium dll, Pengecatan


Reiling, Listrik,
Sanitasi

C C
III
II

FINISHING
C

MC 100% As Built Drawing Bahan

Tidak Tidak Tidak


C C C
C C
Ya Ya
Ya

Amandemen

Tidak
C C

III
PHO

Pemeliharaan

FHO

SELESAI
BAGAN ALUR POKOK KEGIATAN

PERSIAPAN

I&H

MOBILISASI ALAT SDM

I&H I&H

PERSIAPAN KONSTRUKSI

MOBILISASI ALAT MOBILISASI ALAT MOBILISASI ALAT MOBILISASI ALAT

TIDAK TIDAK
I&T

Konstruksi

YA

I&T

Anda mungkin juga menyukai