Anda di halaman 1dari 6

JST Kesehatan, Juli 2016, Vol.6 No.

3 : 393 – 398 ISSN 2252-5416

GAMBARAN KADAR FIBRINOGEN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

Depiction of the Level of Fibrinogen in Patient of Type 2 Diabetes Melitus

Nikma1, Uleng Bahrun2, Nurhayana Sennang3


1
Konsentrasi Kimia Klinik, Program Studi Biomedik Universitas Hasanuddin
(email : nikma_21@yahoo.com)
2
Bagian Ilmu Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
(email : ulengbahrun@yahoo.com)
3
Bagian Ilmu Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
(email : nurhayanas@yahoo.com)

ABSTRAK

Hiperkoagubilitas merupakan penyebab kelainan vaskular pada diabetes melitus Tipe 2. Fibrinogen merupakan petanda
hiperkoagulabilitas akibat inflamasi sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kadar fibrinogen pada
Diabetes Melitus Tipe 2. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.
Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Universitas Hasanuddin selama periode Mei
sampai Juni 2016. Metode penelitian bersifat cross sectional. Total sampel sebanyak 59 subyek DM Tipe 2. Hasil
analisis menggambarkan kadar fibrinogen dengan karakteristik HbA1c, lama DM, dan umur. Rerata kadar fibrinogen
lebih tinggi pada kelompok tidak terkontrol dengan nilai 583,5±134,3 mg/dl dibandingkan dengan terkontrol
328,2±53,3 mg/dl, berdasarkan kelompok lama DM kategori lama DM >10 tahun dengan rerata 690,9±124,4 mg/dl
lebih tinggi dibandingkan dengan lama DM <5 tahun dengan rerata 326±47,2 dan lama DM 5 – 10 tahun dengan rerata
535,2±107,6 mg/dl, berdasarkan kategori umur kadar fibrinogen ≥45 tahun dengan rerata 469,6±168,6 lebih tinggi
dibandingkan dengan kategori umur <45tahun dengan rerata 355,8±56,13mg/dl.

Kata Kunci: Diabetes Melitus Ttipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol, Fibrinogen, Lama DM

ABSTRACT

Hypercoagubility has been suggested as a result of type 2 diabetic mellitus vascular disease. Fibrinogen is a marker of
hypercoagubility due to systemic inflammation. This research aimed to look at the depiction of fibrinogen levels in
Type 2 Diabetes Mellitus This research was conducted at the Polyclinic Hospital Medicine, Hasanuddin University.
Analysis of samples carried out in the Laboratory of Clinical Pathology, Hasanuddin University Hospital during the
period of May to June 2016. The research method is cross sectional. The total sample of 59 subjects with Type 2
diabetes.The results of the analysis of the characteristics describe fibrinogen levels of HbA1c, duration of diabetes, and
age. The mean fibrinogen levels were higher in the group are not controlled by the value of 583.5 ± 134.3 mg / dl
compared with control 328.2 ± 53.3 mg / dl, based on the old category of the old group DM DM> 10 years with a mean
of 690.9 ± 124.4 mg / dl higher than the old DM <5 years with a mean of 326 ± 47.2 mg/dl and the old DM 5 – 10 years
with a mean of 535.2 ± 107.6 mg / dl, by category fibrinogen levels ≥45 years of age with a mean of 469.6 ± 168.6
mg/dl higher than the age categories <45tahun with a mean of 355.8 ± 56,13mg / dl.

Keywords: type 2 diabetes mellitus, fibrinogen, Onset of DM, HbA1c

PENDAHULUAN kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-


duanya.
Menurut American Diabetes Association
Hiperglikemia, hiperinsulinemia dan
(ADA) 2014, Diabetes Melitus (DM) merupakan
resistensi insulin telah terbukti dalam berbagai
suatu kelompok penyakit metabolik dengan
penelitian dapat menimbulkan perubahan terhadap
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
berbagai komponen yang berperan pada faal

393
Nikma ISSN 2252-5416

hemostasis. Penderita diabetes dilaporkan Berdasarkan konsep diatas bertujuan untuk


memiliki trombosit yang hipersensitif terhadap melihat gambaran kadar fibrinogen DM tipe 2.
rangsangan agregasi, terjadi peningkatan dari
kadar fibrinogen dan faktor von willebrand, BAHAN DAN METODE
meningkatnya aktivitas faktor VII dan faktor VIII,
Jenis dan Desain Penelitian
peningkatan kadar PAI-1, penurunan kadar tPA
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
dan kadar PGI2 (Rey, 2009).
penelitian ini adalah observasi laboratorik dengan
Perubahan yang terjadi pada berbagai faktor
pendekatan kasus - kontrol. Subyek penelitian
tersebut menyebabkan peningkatan aktivitas
adalah penderita Diabetes melitus terkontrol dan
koagulasi dan penurunan aktivitas fibrinolisis,
tidak terkontrol yang menjalani rawat jalan di
sehingga penderita diabetes mengalami keadaan
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RSUH)
hiperkoagulasi dimana darah lebih mudah
membeku atau mengalami trombosis
Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
dibandingkan dengan keadaan fisiologi normal
Pengambilan sampel dilakukan di Poliklinik
(Rey, 2009).
Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas
Diabetes melitus juga berhubungan dengan
Hasanuddin (RSUH) dan Pemeriksaan
peningkatan kadar petanda inflamasi sistemik
Laboratorium dilakukan di Laboratorium
subklinis. Fibrinogen merupakan glikoprotein
Peneitian RSUH, Makassar pada bulan April 2016
yang dapat larut dalam plasma yang dihasilkan
sampai selesai.
oleh hati dan kadarnya meningkat pada keadaan
inflamasi. Fibrinogen sangat penting di berbagai
Populasi dan Teknik Sampel
proses aterotrombosis, hemostasis, agregasi
Populasi penelitian adalah pasien penderita
trombosit, dan viskositas darah. Penelitian telah
DM tipe 2 yang datang memeriksakan diri di
memperlihatkan bahwa peningkatan konsentrasi
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
fibrinogen merupakan salah satu faktor risiko
Universitas Hasanuddin (RSUH) Makassar dan
penyakit kardiovaskular pada penderita DM,
bersedia menandatangani informed consent.
selain dipengaruhi oleh faktor genetik dan
Sampel yang digunakan adalah semua populasi
lingkungan. Fibrinogen yang meningkat juga
terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian.
berkorelasi dengan pembentukan trombin yang
meningkat. Peningkatan fibrinogen dan aktivitas
Alat dan Bahan Penelitian
prokoagulan disertai penurunan kapasitas
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
fibrinolisis pada penderita DM tipe 2 dianggap
antara lain: mikropipet kuvet, dan seperangkat alat
berperan penting di dalam patogenesis
pengambilan darah vena, alat Koagulometer Star4
aterosklerosis (Stegenga et al., 2008).
stago. Bahan-bahan yang digunakan dalam
Penelitian lainnya telah melaporkan bahwa
penelitian ini antara lain sampel darah plasma
Kadar fibrinogen lebih tinggi pada penderita
cirat dan reagen fibrinogen
diabetes. Soliman (2005), menunjukkan korelasi
yang signifikan antara kadar fibrinogen dan
Cara Kerja
HbA1c. Kadar fibrinogen plasma merupakan
Untuk persiapan pasien tidak dilakukan
faktor pembekuan abnormal yang paling konsisten
persiapan khusus. Persiapan sampel yaitu sampel
pada DM. Hal ini dibuktikan oleh Mohammed &
darah diperoleh dari vena punksi yang
Mahdi (2015), Hong. et al (2014), Bembde
ditambahkan dengan antikoagulan sodium citrat
(2011), Zhao, et al (2011), Soliman (2005),
3,2% dengan perbandingan 9 : 1 ( 9 bagian darah :
menunjukkan seluruh studi mendapatkan hal yang
1 bagian Na Citrat ) segera disentrifuge selama 10
sama, yaitu adanya peningkatan nilai fibrinogen
menit, dengan kecepatan 2500 g, palsma stabil
pada DM. Data menunjukkan bahwa perbaikan
pada suhu 20 ± 50 C selama 8 jam, kemudian
gula darah akan menurunkan kadar fibrinogen.
plasma dipindahkan secara hati-hati kedalam
Namun pada penelitian lain, Gustavsson &
tabung plastik tertutup, kemudian dilakukan
Agardh (2004), memperlihatkan tidak terdapat
pemeriksaan fibrinogen. Sebelum dilakukan
korelasi antara fibrinogen dan HbA1c.
pemeriksaan dilakukan persiapan tes yaitu strip
kuvet diletakkan pada area inkubasi 370C selama

394
Diabetes Melitus Ttipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol, Fibrinogen, Lama DM ISSN 2252-5416

3 menit, diisikan steel ball pada setiap kuvet. Tipe 2 terkontrol dan 583,5 ± 134,3 mg/dl pada
Untuk persiapan reagen dihangatkan pada suhu kelompok DM Tipe 2 tidak terkontrol.
18-250C selama 30 menit sebelum digunakan, Tabel 3 memperlihatkan persentasi lama DM
reagen stabil pada suhu 15-250C selama 7 hari dan Terhadap kadar Fibrinogen pada penderita DM
suhu 2-80C selama 14 hari. Tipe 2. Lama DM pada penelitian ini terbagi atas
Untuk prosedur, pada area inkubasi plasma 3 kelompok kategori <5 tahun sebayak 28 orang
citrat 100µl diinkubasi selama 60 detik, pada dengan rerata kadar fibrinogen 326 ± 47,2 mg/dl,
kolom tes Fibri-prest@ Automate 100µl. 5-10 tahun sebanyak 21 orang dengan rerata kadar
Bersamaan dengan penambahan reagen, timer fibrinogen 522,8 ± 111,3 mg/dl, dan >10 tahun
pada koagulameter diaktifkan, dan menentukan sebanyak 10 orang dengan rerata kadar fibrinogen
waktu bekuan. Cara Kerja yaitu diaktifkan start 4 690.9 ± 124,4 mg/dl.
stago, dari menu utama ditekan 1 (test mode)
dienter, dipilih tes yang akan dilakukan, ditekan 3 Tabel 1. Karateristik Subjek Penelitian
untuk Fibrin dienter. Klik ID No Entry, ditekan
enter untuk melanjutkan sampel yang berikutnya
atau tekan Quit bila ingin keluar. Hasil akan
keluar pada printer dan pada Menu ‘Stored Data’
di layar. Nilai Rujukan yaitu 200-400 mg/dl

Pengelolaan dan Analisis Data


Adapun data yang terkumpul dan telah
dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan
keakuratan data. Data selanjutnya diberi kode dan
ditabulasi. Data yang berskala kategorial seperti
jenis kelamin penderita, dinyatakan sebagai
Tabel 2. Perbandingan kadar Fibrinogen pada
distribusi frekuensi dan persentase. Data yang
DM Tipe 2 Terkontrol dan Tidak
berskala interval/rasio seperti umur penderita,
terkontrol
kadar HbA1c, kadar fibrinogen dan sebagainya
dinyatakan sebagai rerata dan standar deviasi
(SD). Hasil ditampilkan dalam bentuk narasi,
yang diperjelas dengan tabel, gambar atau grafik.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1 memperlihatkan karakteristik subjek
penelitian. Penelitian ini melibatkan 59 penderita
DM Tipe 2 terkontrol dan tidak terkontrol. Jumlah
sampel yang ikut dalam penelitian terdiri atas DM
tipe 2 terkontrol sebanyak 29 orang (49,2%) dan
tidak terkontrol sebanyak 30 orang (50,8%) yang
dibagi berdasarkan beberapa kategori, kategori
jenis kelamin perempuan sebanyak 31 (52,5 %) Tabel 3. Persentasi Lama DM terhadap kadar
dan laki-laki sebanyak 28 orang (47,5%) dengan Fibrinogen pada DM Tipe 2
kategori usia terendah 40 tahun dan tertinggi 78
tahun, yang terbanyak pada usia ≥45 tahun
sebanyak 53 orang (89,8%), dan usia <45 tahun
sebanyak 6 orang (10,2%).
Tabel 2 memperlihatkan perbandingan kadar
Fibrinogen pada Pasien DM Tipe 2 Terkontrol
dan Tidak Terkontrol. Hasil analisis kadar
fibrinogen menunjukan rerata kadar fibrinogen
adalah 328,2 ± 53,3 mg/dl pada kelompok DM

395
Nikma ISSN 2252-5416

PEMBAHASAN sehingga dapat mengarah terhadap terjadinya


kerusakan mikrovaskuler dan makrovaskular,
Penelitian ini memperlihatkan kadar
sehingga pemahaman tentang pemantauan
fibrinogen pada DM Tipe 2 terkontrol dengan
glikemik serta keadaan disfungsi endotel pada
tidak terkontrol terdapat perbedaan nilai rerata.
DM merupakan hal yang penting untuk
Kadar fibrinnogen pada subyek DM Tipe 2 tidak
pemantauan rutin control glikemik sehingga dapat
terkontrol lebih tinggi dengan rerata 583,5 ± 134,3
mencegah terjadinya komplikasi jangka panjang
mg/dl dibandingkan kadar fibrinogen pada subyek
pada DM (Hayanti, 2016).
DM Tipe 2 terkontrol dengan rerata 328,2 ± 53,3
Bila kerusakan endotel terjadi sekali dan
mg/dl. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sel
dalam waktu singkat, maka lapisan endotel
endotel pembuluh darah yang utuh akan
normal akan terbentuk kembali, proliferasi sel otot
melepaskan senyawa yang bersifat antitrombotik
polos berkurang dan intima menjadi tipis kembali.
untuk mencegah trombosit menempel pada
Bila kerusakan endotel terjadi berulang-ulang dan
permukaannya (thrombosis). Sifat non
berlangsung lama, maka proliferasi sel otot polos
trombogenik ini akan hilang bila endotel
dan penumpukan jaringan ikat serta lipid
mengalami kerusakan yang salah satunya akibat
berlangsung terus sehingga dinding arteri akan
hiperglikemia yang tidak terkontrol (Setiabudy,
menebal dan terbentuk bercak aterosklerosis. Bila
2007). Pada penderita DM tipe 2 kondisi
bercak aterosklerotik ini robek maka jaringan
hiperkoagulabilitas sering ditemukan dan
yang bersifat trombogenik akan terpapar dan
berperan dalam terjadinya makroangiopati.
terjadi pembentukan trombus. Menurut beberapa
HbA1c dipakai untuk menilai kadar gula dalam
peneliti, darah penderita trombosis lebih cepat
darah jangka panjang. Penderita DM dengan
membeku dibandingkan orang normal dan pada
HbA1c ≤7% cenderung akan lebih rendah
penderita-penderita tersebut dijumpai peningkatan
kemungkinan terkena angina
kadar berbagai faktor pembekuan terutama
rekuren.Hiperkoagulabilitas ini dianggap sebagai
fibrinogen (Ramadhani, 2011).
akibat kelainan vaskular pada penderita DM.
Pada penelitian ini subjek terbagi kedalam
Terjadinya peningkatan kadar fibrinogen ini
beberapa karakteristik diantaranya jenis kelamin,
disebabkan oleh adanya resistensi insulin yang
usia dan lama DM. Jenis kelamin terdiri atas 28
mempunyai peran penting dalam perubahan
(47,5%) pasien laki-laki, dan 31 (52,5%) pasien
hemostasis terutama meningkatkan kadar PAI
perempuan. Rentang usia subyek DM Tipe 2 pada
(Plasminogen Activator Inbitor) dan penurunan
penelitian ini adalah 40-78 tahun. Berdasarkan
tPA (tissue Plasminogen Activator) yang akan
karakteristik umur yaitu karakteristik umur
meningkatkan kadar fibrinogen. Di samping itu
terendah <45 tahun sebanyak 6 orang (10,2%) dan
hiperinsulinemia akibat resistensi insulin akan
tertinggi yaitu pada kategori umur ≥45 tahun
merangsang produksi fibrinogen secara berlebihan
sebanyak 53 orang (89,8%). Hal ini sesuai dengan
(Rikarni dkk., 2007).
penelitian sebelumnya yang dilakukan Sunjaya
Berdasarkan kategori lama DM Tipe 2
(2009), juga menemukan bahwa kelompok umur
terhadap kadar fibrinogen, semakin lama DM
yang paling banyak menderita diabetes mellitus
Tipe 2 maka fibrinogen juga akan semakin
adalah kelompok umur 45-52 (47,5%). Penelitian
meningkat, hal ini berdasarkan data yang
lainnya yang dilakukan oleh Radio (2011), orang
didapatkan lama DM Tipe 2 tertinggi berada pada
yang berusia ≥45 lebih berisiko terkena DM
kategori lama DM Tipe 2 >10 tahun dengan rerata
dibandingkan dengan orang yang berusia <45
690.9 ± 124,4 mg/dl, kemudian lama DM Tipe 2
tahun. Shara & Soedijono (2013), dalam
5-10 tahun dengan rerata 522,8 ± 111,3 mg/dl dan
penelitiannya antara umur dengan kejadian
terakhir lama DM Tipe 2 <5 tahun dengan rerata
diabetes mellitus menunjukan adanya hubungan
326 ± 47,2 mg/dl.. Endotelial adalah suatu suatu
yang signifikan. Kelompok umur < 45 tahun
monolayer cells yang merupakan organ
merupakan kelompok yang kurang berisiko
multifungsi yang ikut berperan dalam menjaga
menderita DM Tipe 2 jika dibandingkan dengan
tonus dan struktur dari pembuluh darah, yang
kelompok umur ≥45 tahun 72 persen lebih tinggi.
penting untuk menjaga homeostasis tubuh.
Yurike (2014), dalam penelitiannya peningkatan
Hiperglikemia kronis dan tidak terkontrol pada
jumlah diabetes pada kelompok umur ≥45 tahun
DM telah terbukti dapat merusak fungsi endotel

396
Diabetes Melitus Ttipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol, Fibrinogen, Lama DM ISSN 2252-5416

sebesar 88,24 % dibandingkan pada kelompok Bembde. A.S. (2011). A Study of Plasma
umur <45 tahun. Bella & Evi (2016), juga Fibrinogen Level in Type-2 Diabetes
menyimpulkan bahwa orang yang berusia ≥45 Mellitus and its Relation to Glycemic
tahun mempunyai risiko 9 kali untuk terjadinya Control. Indian J Hematol Blood Transfus.
DM tipe 2 dibandingkan dengan yang berumur 28(2):105–108
kurang dari 45 tahun. Hasil Depkes RI (2008), Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar. Depkes
juga menunjukkan bahwa jumlah penderita DM di RI. Jakarta.
Indonesia semakin meningkat seiring dengan Gustavsson & Agardh. (2004). Markers of
meningkatnya umur. Peningkatan diabetes risiko inflammation in patients with coronary artery
diabetes seiring dengan umur, khususnya pada disease are also associated with glycosylated
usia lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada haemoglobin A1c within the normal range.
usia tersebut mulai terjadi peningkatan Eur Heart J. 25(3):2120–4
intolenransi glukosa. Adanya proses penuaan Hayanti, Primaning Mustika (2016) Korelasi Nilai
menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β Glycated Haemoglobin Dan Kadar Soluable
pancreas dalam memproduksi insulin (Sunjaya, Intercelluler Adhesion Molecule-1 Pada
2009). Selain itu pada individu yang berusia lebih Diabetes Melitus Tips 2 (Tesis). Surakarta :
tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di Universitas Sebelas Maret.
sel-sel otot sebesar 35%. Hal ini berhubungan Hong L. F. et al. (2014). Association of
dengan peningkatan kadar lemak di otot sebesar Fibrinogen with Severity of Stable Coronary
30% dan memicu terjadinya resistensi insulin Artery Disease in Patients with Type 2
(Shara & Soedijono, 2013). Diabetic Mellitus. Hindawi Publishing
Corporation Disease Markers. Diakses 5 Juli
KESIMPULAN DAN SARAN 2016. Available from:
http://dx.doi.org/10.1155/2014/485687
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Mohammed S. M & Mahdi H. A. (2015). A Study
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa hasil
of Fibrinogen Level and C-reactive Protein in
fibrinogen dengan karakteristik HbA1c, lama DM,
Type 1 and Type 2 Diabetes Mellitus and
dan umur. Rerata kadar fibrinogen lebih tinggi
Their Relation to Glycemic Control,
pada kelompok tidak terkontrol dengan nilai
American Journal of Medicine and Medical
583,5±134,3 mg/dl dibandingkan dengan
Sciences. 5(5):201-203.
terkontrol 328,2±53,3 mg/dl, berdasarkan
Radio. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
kelompok lama DM kategori lama DM >10 tahun
Dengan Kejadian DM Tipe 2 (Artikel Hasil
dengan kadar fibrinogen rerata 690,9±124,4 mg/dl
Karya Tulis Ilmiah), Fakultas Kedokteran
lebih tinggi dibandingkan dengan lama DM <5
Universitas Diponegoro.
tahun dengan rerata 326±47,2 mg/dl dan lama DM
Ramadhani I. (2010). Hubungan Keterkendalian
5-10 tahun dengan rerata 535,2±107,6 mg/dl,
Gula Darah Dengan Gangguan Hemostasis
berdasarkan kategori umur kadar fibrinogen ≥45
Pada Pasien DM Tipe 2 (Tesis), Medan :
tahun dengan rerata 469,6±168,6 mg/dl lebih
Universitas Sumatera Utara.
tinggi dibandingkan dengan kategori umur
Rey I. (2009). Pengaruh Pemberian
<45tahun dengan rerata 355,8±56,13 mg/dl. Saran
Lumbrokinase Selama 7 Hari Terhadap
perlu dilakukan pemeriksaan kadar fibrinogen
Status Hiperkoagulasi Penderita Ulkus Kaki
pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
Diabetik (Tesis), Medan : Universitas
Sumatra Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Rikarni dkk. (2007). Hubungan Kadar Plasma dan
American Diabetes Association, (2014). Mikroalbuminuria Pada Penderita Diabetes
Diagnosis and Classification of Diabetes. Melitus Tipe 2. Indonesian Journal of
Melitus. Diabetes Care, Amerika Clinical Pathology and Medical Laboratory,
Bella Y. & Evi K. (2016). Faktor-Faktor yang Vol. 14 : 11-15
Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Shara & Soedijono. (2013). Faktor Resiko
Melitus Tipe II. Majority. Bandar Lampung. Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta

397
Nikma ISSN 2252-5416

Barat Tahun 2012, Jurnal Kesehatan Ilmiah, Sunjaya, I. N. (2009). Pola Konsumsi Makanan
Jakata. Tradisional Bali sebagai Faktor Risiko
Setiabudy R. D. (2012). Hemostasis dan Diabetes Melitus Tipe 2 di Tabanan. Jurnal
Trombosis, Ed.V. Badan Penerbit Fakultas Skala Husada, Bali, 6 (1), 22–27.
Kedokteran Indonesia. hal 28-48 Yurike Amu. (2014). Faktor Resiko Kejadian
Soliman G.Z. (2005). Abnormalities in plasma Penyakit Diabetes Melitus Tipe II di RSUD
concentration of lipids and fibrinogen of Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo
Egyptian microalbuminuric NIDDM type 2 (Skripsi), Gorontalo: Universitas Negeri
diabetic patients. Egypt J Hosp Gorontalo.
Med;21:66−81 Zhao Y., et al. (2011). Diabetes Mellitus Is
Stegenga M.E. et al. (2008). Hyperglicemia Associated with Shortened Activated Partial
enhances coagulation and reduces neutrophil Thromboplastin Time and Increased
degradation, whereas hyperinsulinemia Fibrinogen Values, Plos One. 6(1): e16470.
inhibits fibrinolysis during human
endotoxemia. Blood;112:82−9.

398

Anda mungkin juga menyukai