Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Menurut UU No.3/Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun (Dewi, 2014).
Penuaan merupakan hal yang normal terjadi dalam sebuah proses yang
dimulai sejak lahir. Bagi kebanyakan orang, menjadi tua berarti mulai
beradaptasi dengan perubahan pada struktur dan fungsi tubuh serta kondisi
sosial lingkungannya. Perubahan fungsi tubuh seperti mulai menurunnya
kecepatan dalam berjalan, stamina dalam beraktivitas, dan kesehatan yang
mulai terganggu (Irawaty, 2014). Hal yang umum terjadi pecahnya komponen
kapsul sendi dan kolagen, implikasi dari hal ini adalah nyeri, inflamasi,
penurunan mobilitas sendi dan deformitas (Meldawati, 2017) hal ini identik
dengan rheumatoid arthritis.
Saat ini, diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500
juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun dan
diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju
seperti amerika serikat pertambahan orang lanjut usia diperkirakan 1000
orang per hari pada tahun1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia
di atas 50 tahun sehingga istilah baby boom pada masa lalu berganti menjadi
“ledakan penduduk lanjut usia” (lansia) (Padila, 2013).
Permasalahan pada lansia dalam pemeliharaan kesehatan: hanya 5% yang
di urus oleh institusi, 25% dari semua resep obat-obatan adalah untuk lanjut
usia, penyakit-penyakit mungkin ganda dan kronis hampir 40% melibatkan
lebih dari satu penyakit (komplikasi sering erjadi), akiba-akibat dari
ketidakmampuan akan lebih dari satu penyakit (komplikasi sering terjadi),
akibat-akiba dari ketidakmampuan akan lebih dari satu penyakit (komplikasi
sering terjadi), akbat-akibat dan ketidakmampuan akan lebih cepat terjadi

1
apabila lanju usia lebih rendah karena proses ketuaan sehingga seorang lanjut
usia lebih mudah terkena penyakit, lanjut usia kurang tahan terhadap tekanan
mental lingkungan dan fisik, pemeliharaan kesehatan yang buruk umumnya
terjadi: kurang dari 1/3 tidak dilakukan check up kesehatan tahunan, banyak
terlihat pemeliharaan kesehatan sebagai pelayanan yang digunakan hanya
selama krisis hidup, banyak terlihat lebih dari satu orang dokter yang melihat
secara terpisah. Ketakutan-ketakutan yang dialami oleh lanjut usia meliputi:
ketergantungan fisik dan ekonomi, sakit-sakitan yang kronis misalnya
(Arthritis 44%, hipertensi 39%, berkurangnya pendengaran atau tuli 28%, dan
penyakit jantung 27%), kesepian, kebosanan yang disebabkan rasa tidak
diperlukan (Padila,2013).
Perubahan yang wajar dalam usia lanjut dalam proses berfikir, mengingat
serta dalam proses menangkap maupun merespon sesuatu sudah mulai
mengalami penurunan secara berkala. Proses menua secara individu
mengakibatkan beberapa masalah baik masalah secara fisik, biologis, mental
maupun social ekonominya. Hal ini dapat dilihat terkait dengan masalah
kesehatan yang paling banyak dialami adalah penyakit tidak menular salah
satu diantaranya penyakit kronis, salah satu penyakit kronis yang paling
banyak menyerang pada lanjut usia adalah asam urat (Diantri dan Candra,
2013).
Menurut badan kesehatan dunia WHO world health organisation jumlah
penderita rheumatoid arthritis pada tahun 2016 diperkirakan prevalensinya
mencapai 335 juta penduduk di dunia yang mengalami rheumatoid arthritis
(Bawarodi, 2017). Di Indonesia sendiri penyakit rheumatoid arthritis tahun
2011 prevalensinya berjumlah 35%, tahun 2012 prevalensinya berjumlah
40%, dan tahun 2013 prevalensinya berjumlah 45% (Nugroho, 2013). Di
Jawa Timur penyakit rheumatoid arthritis tahun 2011 berjumlah 37.476.757
penderita, tahun 2012 berjumlah 28.196.000 penderita, tahun 2013 berjumlah
20.719.000 penderita (Depkes RI, 2013) dalam (Mariana, 2015)
Banyak masalah yang akan terjadi pada lansia, baik dalam fisik maupun
dalam psikososialnya. Maka masalah yang akan terjadi pada lansia harus

2
dicegah melalui hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan seperti latihan fisik
melatih pergerakan, modifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya cidera
pada lansia dan melatih kebiasaan pasien.
Dengan demikian, asuhan keperawatan ini dibuat untuk lebih memahami
tentang asuhan keperawatan gerontik pada penyakit reumatoid arthritis.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan beberapa
permasalahan diantaranya :
1. Apa yang dimaksud rheumatoid arthritis?
2. Apa saja etiologi rheumatoid arthritis?
3. Bagaimana patofisilogi rheumatoid arthritis?
4. Bagiamana pathway rheumatoid arthritis?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis?
6. Bagaiaman penatalaksanaan rheumatoid arthritis?
7. Bagiamana konsep asuhan keperawatan rheumatoid arthritis?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gerontik pada penyakit
rheumatoid arthritis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang rheumatoid arthritis.
b. Untuk mengetahui etiologi rheumatoid arthritis.
c. Untuk mengetahui patofisiologi rheumatoid arthritis.
d. Untuk mengetahui pathway rheumatoid arthritis.
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis.
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan rheumatoid arthritis.
g. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan rheumatoid arthritis.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Studi Pustaka
Metode kepustakaan yang mengacu pada berbagai literatur pustaka yang
relevan terhadap topik.
2. Internet

3
Selain mengambil materi dari buku, untuk melengkapi materi asuhan
keperawatan ini, penulis juga mengambil materi dari situs-situs
terpercaya di internet.

E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, penulis menggunakan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Terdiri dari konsep rheumatoid arthritis dan konsep asuhan
keperawatan gerontik pada rheumatoid arthritis.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Terdiri dari asuhan keperawatan gerontik pada rheumatoid
arthritis.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai