Pengertian HAM
Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada
sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian
tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar
atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
Merujuk pendapat K. Bertens dalam bukunya yang berjudul Etika memaparkan
bahwa dalam pemikiran Romawi Kuno, kata ius-iurus (Latin: hak) hanya menunjukkan
hukum dalam arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan undang-undang,
aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat demi
kepentingan umum (hukum dalam arti Law, bukan right).
Namun pada abad pertengahan mulai ada perubahan bahwa yang dimaksud dengan
hak lebih merujuk kepada right atau kesanggupan individu yang secara sesuka hati untuk
melaksanakan sesuatu. Ini muncul sebagai jawaban atas pengertian hak selama ini yang
lebih merujuk pada hukum secara objektif
Dari definisi tentang hak seperti itulah maka muncul bermacam-macam hak sebagai berikut
:
a. Hak Legal dan Hak Moral
Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak legal
ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial. Contoh kasus,mengeluarkan
peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan setiap bulan, maka setiap veteran
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk mendapat tunjangan tersebut.
Hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja. Hak moral lebih
bersifat soliderisasi atau individu. Contoh kasus, jika seorang majikan memberikan gaji yang
rendah kepada wanita yang bekerja di perusahaannya padahal prestasi kerjanya sama
dengan pria yang bekeja di perusahaannya. Dengan demikian majikan ini melaksanakan hak
legal yang dimilikinya tapi dengan melanggar hak moral para wanita yang bekerja di
perusahaannya. Dari contoh ini jelas sudah bahwa hak legal tidak sama dengan hak moral.
T.L. Beauchamp berpendapat bahwa memang ada hak yang bersifat legal maupun
moral hak ini disebut hak-hak konvensional.
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang
harus dilaksanakan). Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang
selalu berkaitan dengan hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait
dengan hak orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan
kewajiban tidak sempurna berdasarkan moral.
Hak dan kewajiban sebenarnya muncul karena masing-masing individu ingin hidup
secara berdampingan dengan individu lain, mewujudkan hasratnya untuk bersosial. Pada
saat terjadinya interaksi sosial inilah pelaksanaan hak dan kewajiban harus berjalan seiring.
Hak dan kewajiban melekat pada setiap manusia baik sebagai individu yang menjadi
bagian dari sebuah komunitas, individu bagian dari sebuah lingkungan dan negara. Hak dan
kewajiban semestinya dilaksanakan secara bersamaan. Apabila tidak dilaksanakan secara
bersamaan, maka hak dan kewajiban menjadi timpang atau tidak seimbang.
Ketidakseimbangan itulah dapat menimbulkan permasalahan, yang dampaknya tidak saja
dirasakan oleh individu itu tapi oleh lingkungan tempat ia berada.
Masalah hak dan kewajiban telah diatur dan digariskan dalam Undang-Undang Dasar
1945, namun dalam pelaksanaannya terjadi ketidakseimbangan. Jika kalau kemudian
muncul rasa ketidakadilan dalam bidang apapun, bukan salah undang-undangnya melainkan
kesalahan itu karena individu yang tidak mau melaksanakan hak dan kewajiban secara
seimbang dan beiringan
Semasa kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kita sudah mengenal pelajaran
mengenai hak dan kewajiban sebagai umat manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Pengenalan hak dan kewajiban bertujuan agar kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari
dengan baik. Sebagaimana dalam kegiatan sekolah kita berhak mendapatkan ilmu dari guru
yang memberi pelajaran dan kita sendiri mempunyai kewajiban untuk belajar.
Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak dapat dipisahkan.
Segala akibat yang ditimbulkan dari adanya hak tentunya ada kewajiban, Untuk itu dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari,antara hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan
imbang, karena kalau tidak dijalankan dengan imbang maka akan menimbulkan
pertentangan.
Tiap manusia mempunyai Hak dan Kewajiban yang berbeda-beda sesuai tanggung
jawab atas hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mencapai
keseimbangan antara hak dan kewajiban tentunya kita harus mengetahui posisi sebagai
warga negara Indonesia.
Berikut adalah hak dan kewajiban sesuai Undang-undang Dasar 1945 yang sudah
mengalami perubahan, pertama (TA. 1999), kedua (TA. 2000), ketiga (TA. 2001) dan
keempat (TA. 2002) amandemen. Hak dan kewajiban manusia sebagai warga negara
tercantum dalam Undang-Udang dasar 1945 mulai dari pasal 27 sampai dengan pasal 34
sebagai berikut :
Hak warga negara Indonesia;
1. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
2. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dalam
kehidupannya (pasal 28A).
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28B ayat 2).
5. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmupengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia (pasal 28C ayat 1).
6. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya (pasal 28C
ayat 2).
7. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28D ayat 1).
8. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28D ayat 2)
9. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan (pasal 28D ayat 3).
10. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya (pasal 28D ayat 4).
11. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (pasal 28E ayat 2).
12. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat (pasal 28E ayat 3).
13. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F)
14. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi (Pasal 28G ayat 1).
15. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain
(Pasal 28G ayat 2).
16. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat 1).
17. Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan (Pasal 28H ayat 2).
18. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H ayat 3).
19. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H ayat 4).
20. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu (Pasal 28I ayat 2).
21. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 28J ayat 1).
22. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
(pasal 30 ayat 1).
23. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (pasal 31 ayat 1).
Kewajiban warga negara Indonesia;
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal
27 ayat 1).
2. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 28J ayat 1).
3. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbanganmoral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
(pasal 28J ayat 2).
4. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
(pasal 30 ayat 1).
5. Dengan adanya pemahaman mengenai hak dan kewajiban ini, diharapkan warga
negara Indonesia tidak akan mengalami pertentangan terhadap sesama. Disamping
itu juga warga negara bukan hanya menuntut haknya saja melainkan agar dapat
melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Sebagaimana
pernyataan John F Kennedy bahwa “jangan tanyakan apa yang negara berikan
kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu’’
Bagi warga negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima hak dan
kewajiban selama berada di Indonesia:
6. jaminan hak warga negara sesuai pancasila sila ketuhanan yang maha esa
Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama
,melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama. Sila tersebut
mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi Universal tentang
HAM (Pasal 2) yang mencantumkan perlindungan terhadap HAM
7. hak setiap warga negara sesuai dengan pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, manusia diakui dan diperlakukan sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yamng Maha Esa. Memiliki derajat,
hak dan kewajiban asasi yang sama tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Adil pada hakekatnya berarti memberikan atau memperlakukan seseorang atau pihak lain
sesuai dengan apa yang menjadi haknya. Hak setiap manusia adalah diakui dan diperlakukan
sesuai dengan harkat dan martabatnya yang sama derajatnya, yang sama hak dan
kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membedakan suku, keturunan dan sebagainya.
Jadi orang dikatakan bersikap dan bertindak adil kalau ia tidak melanggar hak orang lain,
atau secara positif memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Seseorang
merasa diperlakukan adil apabila ia menerima atau diperlukan sesuai dengan apa yang
merupakan haknya. Hak setiap manusia adalah dihormati harkat dan martabatnya,
derajatnya, hak-hak dan kewajiban asasinya.
Kewajiban asasi atau esensi manusia adalah keharusan melakukan suatu tindakan yang
harus dipertanggungjawabkan atas pelaksanaan hak kebebasan asasi sebagai mahluk
ciptaan Tuhan. Manusia bebas melakukan pilihan-pilihan, bebas menentukan sikap dan
pendiriannya serta bebas menentukan dirinya sendiri. Tetapi pilihan-pilihan itu wajib
dipertanggungjawabkan kepada tuntunan kodratnya sebagai mahluk Tuhan, kepada
kemanusiaannya secara adil dan beradab.
Kewajiban sosial berbeda dengan kewajiban asasinya. Kewajiban sosial adalah keharusan
manusia menghormati batasan-batasan kebebasannya sebagai mahluk sosial yang harus
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Batasan-batasan kebebasan sosial adalah
norma-norma hukum, adat istiadat, dan sopan santun yang berlaku di dalam masyarakat
yang telah merupakan kesepakatan bermasyarakat.
Dengan melaksanakan kewajiban kewajiban asasi atau esensial dan kewajiban sosial
manusia bersikap adl. Karena keadilan menuntut agar apa yang kita tuntut sebagai hak kita ,
pada prinsipnya wajib kita akui sebagai hak orang lain juga.
Dengan demikian, keadilan justru harus memihak kepada apa yang menjadi hak oran lain.
Sikap tidak berat sebelah hanya adil apabilsa sikap itu mengakui dan memperlakukan hak
yang sama pihak-pihak yang bersangkutan.
Menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, Partai Politik adalah organisasi
yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1]
Bahwasannya diatas sudah dijelaskan pada sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Faktanya pada saat ini
adalah Partai-Partai Politik masih belum memenuhi Sila keempat tersebut , semisal contoh :
Informasi yang dihimpun, peristiwa dipicu saat Mulyadi selaku Wakil Ketua Komisi VII
serta Pimpinan Sidang mengingatkan kepada Mustofa Assegaf yang menyampaikan
pertanyaan kepada pihak ESDM lebih dari 10 menit. Namun, setelah diingatkan justru
Mustofa meminta tambahan waktu berbicara selama 3 menit lagi. Tetapi, hal itu tidak
disetujui oleh Mulyadi. Bahkan,Mulyadi mengancam untuk mengeluarkan Mustofa dari
ruangan rapat. Lantaran sudah diinstruksikan berbicara hanya 10 menit saja. Setelah
perdebatan itu, rapat sempat berlangsung seperti biasa. Hingga akhirnya Assegaf minta izin
keluar ruangan, disusul dengan Muljadi yang juga meminta izin keluar ruangan. Namun,
mereka berdua tidak kembali ke ruangan dalam waktu cukup lama. Hingga akhirnya
diketahui ternyata mereka berdua justru berkelahi di lorong pantry itu. Sampai akhirnya,
Ketua Komisi VII Kardaya Warnika pun langsung beranjak dari kursinya, menuju tempat
perkelahian untuk memastikan keadaan. Ia pun langsung melerai perkelahian serta
menginstruksikan beberapa orang yang berkumpul di lokasi tersebut untuk bubar, serta
melanjutkan rapat.
Disini dapat kita simpulkan bahwasannya anggota-anggota partai politik masih
belum bisa melaksanakan sila keempat dapat dilihat dari kronologi diatas salah satu partai
berkelahi disaat sidang berlangsung.
11. pasal-pasal UUD NRI 1945 untuk mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia
Dalam Undang-Undang, persoalan Kewarganegaraan Indonesia diatur dalam UU
nomor 12 tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 2 tahun 2007. Pasal 8 - Pasal
22
12. hak warga negara yang sesuai pasal 27 UUD NRI 1945
Pasal 27 UUD 1945. (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya. (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan
13. perwujudan hak warga negara Indonesia atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
Hak yang dimaksud adalah hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD NRI 1945, menyebutkan bahwa “Tiap-tiap warga
Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
15. faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara
Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri. ...
Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. ...
Sikap tidak toleran. ...
Penyalahgunaan kekuasaan. ...
Ketidaktegasan aparat penegak hukum. ...
Penyalahgunaan teknologi.
17. nilai nilai dasar dan instrumental dari pancasila sesuai dengan sila persatuan Indonesia
Nilai Instrumental:
Pasal 1 ayat 1
Negara Indonesia ialah Negara kesatuan, yang berbentuk republik
Pasal 32 ayat 2
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional
Pasal 36
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih
Nilai Praktis:
18. yang mengatur tentang perekonomian nasional berdasarkan pasal 33 UUD NRI Tahun
1945
Dalam lampiran UUD NRI Tahun 1945 (sebelum amandemen) Pasal 33dicantumkan
untuk menegaskan bahwa kemakmuran masyarakat adalah utama,perekonomian disusun
berdasar asas kekeluargaan, cabang-cabang produksi penting bagi Negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak harus dikuasai Negara, hanya cabang produksi yang tidak
20. hak warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan sosial berdasarkan pasal 34 UUD
NRI 1945
1. Tenaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial profesional, dan penyuluh sosial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf d dapat
memperoleh:
a. pendidikan;
b. pelatihan;
c. promosi;
d. tunjangan; dan/atau
e. penghargaan.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
27. prasyarat untuk menjadi advokat berdasarkan pasa 3 UU RI Nomor 18 tahun 2003
(1) Untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(2) Advokat yang telah diangkat berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat menjalankan praktiknya dengan mengkhususkan diri pada bidang tertentu
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
30. contoh perilaku yang tidak mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku di
lingkungan sekolah bagi siswa
Dalam lingkungan sekolah, diantaranya
1. mencontek ketika ulangan;
2. datang ke sekolah terlambat;
3. bolos mengikuti pelajaran;
4. tidak memperhatikan penjelasan guru;
31. contoh perilaku yang tidak mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku di
lingkungan bangsa dan negara
1. tidak memiliki KTP;
2. tidak memiliki SIM;
3. tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
4. melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan,
5. pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya;
6. melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
7. tidak berpartisipasi pada kegiatan Pemilihan Umum;
8. merusak fasilitas negara dengan sengaja.
32. yang menjatuhkan vonis atau kasus pelanggaran dan pengingkaran kewajiban
Hakim bertugas untuk menjatuhkan vonis atas kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara