Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI

NEUROPATI

Tujuan :
Pertemuan hari I
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan :
1. Mampu mengidentifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati
secara mandiri
2. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
neuropati secara mandiri berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus
3. Mampu mendiskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
neuropati yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepahaman
kelompok
4. Mampu mengidentifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
neuropati
5. Mampu mendiskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
neuropati yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok
6. Mampu mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati
secara mandiri

Kasus

Tn. K, 58 tahun, berobat ke poli dengan keluhan sering mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu.
Klien memiliki riwayat menderita DM sejak 8 tahun yang lalu. Selaian keluhan mualdan muntah
didapatkan juga pada kaki kiri terdapat kalus, kulit kering, rabut pada kaki menipis, kuku keras
dan panjang serta kotor. Hasilpemeriksaan lab minggu yang lalu menunjukkan A1C = 10%

Aktifitas 1
Identifikasi kata kunci dan data tambahan yang diperlukan pada kasus diabetes melitus dengan
komplikasi neuropati secara mandiri
Neuropati adalah sebutan umum untuk nyeri atau kerusakan pada saraf. Kondisi ini dapat
memengaruhi sebagian atau seluruh bagian saraf-saraf yang ada di tubuh. Neuropati dapat
disebabkan oleh kondisi medis tertentu, saraf terjepit, maupun cedera.

Dalam dunia medis, ada lebih dari 100 jenis kerusakan saraf, namun secara garis besar
neuropati dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu neuropati perifer, proksimal, kranial, otonom, dan
fokal. Setiap jenis neuropati memiliki gejala dan penyebab yang berbeda-beda.

Rumus masalah tambahan Tn. K memiliki riwayat penyakit DM sejak 8 tahun sebelumnya dan
kemudian Tn. K mengeluh mual dan muntah sejak 3 hari ini dan setelah diobati dipoli dan
didapatkan hasil pemeriksaan leb menunjukan A1C = 10%
Aktifitas 2
Diskusikan kata kunci dan data tambahan untuk rumusan masalah bersama kelompok

Aktiftas 3
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati secara
mandiri berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus

Berdasarkan data subyektif neuropati diabetic bisa sangan bervariasi mulai dari tanpa gejala dan
hanya bisa terdeteksi dengan pemeriksaan elektrofisiologis, hingga keluhan nyeri hebat.
Perasaan nyeri pada nyeri neuropatik bisa muncul secara spontan ataupun setelah ada
rangsangan walaupun inadekuat, ini sama halnya dengan khasus Tn. K yang tiba mengeluh
mual dan muntah dan pada dasarnya berdasarkan penelitian epidemiologi, nyeri neuropatik
perife dijumpai pada 16% pasien diabetes.

Data obyektif pada khasus Tn. K selain mual dan muntah didapatkan juga pada kaki kiri terdapat
kalus, kulit kering, rabut pada kaki menipis, kuku keras dan panjang serta kotor, biasanya pada
gejala ini sipenderita akan merasakan rasa sakit dan mati di daerah bagian kaki dan merasakan
rasa kesemutan dan biasanya merupakan gejala awal dari kerusakan saraf. Perasaan –
perasaan ini sering bermula di jari kaki dan kaki, sipenderita biasanya akan mati rasa dapat
mengakibatkan sulitnya mengenali gerakan dari kaki anda yang dapat menyebabkan hilangnya
keseimbangan.

Aktifitas 4
Diskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati yang
sudah diidentifikasi oleh individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok

Neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes, yang ditandai dengan
kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Meski dapat terjadi pada saraf di bagian tubuh mana
pun, neuropati diabetik lebih sering menyerang saraf di kaki.
Saraf di seluruh tubuh dapat mengalami kerusakan ketika kadar gula darah tinggi dan
berlangsung dalam waktu yang lama. Tidak hanya di kaki, kerusakan saraf juga dapat terjadi di
sistem pencernaan, saluran kemih, pembuluh darah, dan jantung, ini sama halnya dengan
khasus Tn. K dengan mengeluh mual dan muntah Tn. K juga didapatkan juga pada kaki bagian
kiri yang terdapat kalus, kulit kering, rabut pada kaki menipis, kuku keras, pada khasus Tn. K ini
adalah gejala awal dari penyakit DM, dengan riwayat menderita DM sejak 8 tahun yang lalu

Aktifitas 5
identifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan neuropati
Penyebab Neuropati

Terdapat banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami neuropati. Berikut ini adalah
beberapa kondisi, cedera, dan infeksi yang bisa berakibat pada munculnya neuropati:

Trauma atau cedera. Penyebab kerusakan saraf yang paling umum adalah cedera atau trauma.
Cedera bisa terjadi karena aktivitas maupun kecelakaan.

Diabetes. Ini adalah kondisi yang juga sering dikaitkan dengan neuropati. Jika gejala neuropati
perifer muncul pada orang yang menderita diabetes, maka kondisi tersebut dikenal dengan istilah
neuropati diabetes. Gejala biasanya menjadi lebih parah jika gula darah tidak terkontrol, atau
penderitanya mengalami obesitas dan hipertensi.

Penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun bisa menjadi penyebab munculnya neuropati,
misalnya rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, dan sindrom Sjogren.

Infeksi. Beberapa infeksi virus maupun bakteri juga bisa menyebabkan munculnya neuropati,
misalnya HIV/AIDS, penyakit Lyme, dan sifilis.

Tumor. Keberadaan tumor dapat menekan saraf-saraf yang ada di sekitarnya. Neuropati bisa
terjadi jika tumor (jinak atau ganas) muncul di jaringan sekitar saraf.

Penyakit keturunan. Neuropati juga bisa terjadi sebagai akibat dari penyakit keturunan,
misalnya ataksia Friedreich, porfiria, dan penyakit Charcot-Marie-Tooth.

Uremia. Kondisi ketika terjadi penumpukan sisa metabolisme tubuh di dalam darah akibat
kondisi gagal ginjal yang akhirnya bisa mengakibatkan munculnya neuropati.

Iskemia. Suatu kondisi ketika jaringan kekurangan suplai darah. Hambatan aliran darah ke saraf
dapat menyebabkan kerusakan saraf jangka panjang.

Defisiensi vitamin. Neuropati bisa muncul akibat kekurangan beberapa vitamin, terutama
vitamin B12 dan folat, serta beberapa vitamin B lainnya.

Obat-obatan. Beberapa obat untuk terapi kanker (salah satunya vincristine) dan antibiotic
(misalnya metronidazole dan isoniazid) bisa menyebabkan kerusakan pada bagian saraf.

Alkohol. Mengonsumsi minuman keras berlebihan bisa menyebabkan kerusakan pada saraf.
Biasanya pecandu minuman keras mengalami kekurangan nutrisi dan vitamin.

Racun. Beberapa racun (toksin) atau senyawa berbahaya bisa menyebabkan kerusakan pada
saraf manusia, misalnya pestidisa, senyawa emas, arsenik, timah, atau merkuri.
Aktifitas 6
Identifikasi faktor penyebab masalah dan faktor resiko pada diabetes melitus dengan komplikasi
neuropati secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah

Penyebab

Apa penyebab neuropati perifer?

Ada banyak penyebab neuropati perifer, seperti:

 Trauma langsung dan tekanan berulang pada saraf


 Penyebab metabolik seperti diabetes, hipotiroidisme, dan kekurangan vitamin B
 Penyebab inflamasi seperti lupus, sindrom Sjogren, bengkak artitis, penyakit arteri, acute
and chronic demyelination polyneuropathy (CIDP) dan penyakit sklerosis multipel
 Penyebab infeksi termasuk HIV/AIDS, virus herpes, virus varicella, penyakit Lyme, lepra
dan sifilis
 Penyakit neuropati bawaan
 Penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit jaringan ikat, dan gangguan sumsum tulang
 Kanker saraf atau kanker lainnya yang menekan saraf

Penyebab lain dari neuropati adalah alkoholik, kemoterapi, penggunaan isoniazid, metronidazole
dan logam berat (arsenik).

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk neuropati perifer?

Ada banyak faktor yang menyebabkan neuropati perifer, seperti:

 Diabetes, khususnya jika kontrol gula darah buruk


 Penyalahgunaan alkohol
 Kekurangan vitamin, khususnya vitamin B
 Infeksi seperti penyakit Lyme, cacar, virus infeksi Epstein-Barr, hepatitis C dan HIV
 Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, di mana sistem imun
menyerang jaringan dalam tubuh Anda sendiri
 Penyakit ginjal, liver atau kelenjar tiroid
 Terpapar racun
 Gerakan yang berulang
 Riwayat keluarga dengan neuropati
Aktifitas 7
Diskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok dengan
menggunakan pohon masalah

Penyebab

Apa penyebab neuropati perifer?

Ada banyak penyebab neuropati perifer, seperti:

 Trauma langsung dan tekanan berulang pada saraf


 Penyebab metabolik seperti diabetes, hipotiroidisme, dan kekurangan vitamin B
 Penyebab inflamasi seperti lupus, sindrom Sjogren, bengkak artitis, penyakit arteri, acute
and chronic demyelination polyneuropathy (CIDP) dan penyakit sklerosis multipel
 Penyebab infeksi termasuk HIV/AIDS, virus herpes, virus varicella, penyakit Lyme, lepra
dan sifilis
 Penyakit neuropati bawaan
 Penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit jaringan ikat, dan gangguan sumsum tulang
 Kanker saraf atau kanker lainnya yang menekan saraf

Penyebab lain dari neuropati adalah alkoholik, kemoterapi, penggunaan isoniazid, metronidazole
dan logam berat (arsenik).

Aktifitas 8
Identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati
secara mandiri

Penanganan neuropati melibatkan tindakan untuk mengendalikan gejala dan juga tindakan
pengobatan yang mengatasi penyebab neuropati, jika sesuai. Perawatan medis untuk diabetes,
penyakit autoimun, infeksi, penyakit ginjal, dan kekurangan vitamin bervariasi dan diarahkan
pada kondisi mendasar yang spesifik. Dalam banyak kasus, pengobatan penyakit yang
mendasari dapat mengurangi atau menghilangkan gejala neuropati. Beberapa kasus, terutama
yang melibatkan kompresi atau jebakan saraf oleh tumor atau kondisi lainnya, dapat dikurangi
dengan pembedahan.

Kontrol kadar glukosa darah (gula) penting dalam pengobatan neuropati diabetes untuk
membantu mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.

Percobaan klinis sedang dilakukan untuk membantu menemukan pengobatan baru dan lebih
efektif untuk neuropati. Misalnya, perawatan yang melibatkan stimulasi saraf listrik atau stimulasi
saraf magnetik sedang dipelajari.

Adakah pengobatan mandiri di rumah untuk neuropati?


Perhatian khusus dan hati-hati pada kaki penting pada orang dengan neuropati untuk
mengurangi kemungkinan timbulnya luka dan infeksi. Saraf ke kaki adalah saraf yang paling
sering terkena neuropati. Perawatan kaki yang benar meliputi:

 Basuh kaki dengan air hangat setiap hari dan kaki yang benar-benar kering setelah
dicuci (terutama di antara jari-jari kaki);
 Jangan pernah bertelanjang kaki atau memakai sepatu yang tidak pas, rusak, atau
terlalu ketat;
 Memeriksa kaki setiap hari, mencari luka, lecet, atau masalah lainnya;
 Potong kuku kaki bila dibutuhkan;
 Kaus kaki tebal dan mulus bisa membantu mencegah iritasi pada kaki;
 Hubungi praktisi kesehatan Anda jika Anda memiliki masalah dengan kaki Anda;
 Memijat kaki bisa meningkatkan sirkulasi; dan
 Menghentikan merokok dapat memperbaiki sirkulasi darah lebih lanjut, karena merokok
merusak sirkulasi ke ekstremitas dan dapat memperburuk masalah kaki.

Aktifitas 9
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati secara
mandiri
Pada saat konsultasi penyakit saraf dengan dokter, terutama untuk neuropati perifer, dokter akan
menanyakan seputar gejala yang dirasakan pasien, gaya hidup pasien, dan riwayat penyakit
pasien serta keluarganya. Selain itu, dokter juga akan bertanya tentang obat-obatan yang
sedang atau rutin dikonsumsi pasien.

Selain menanyakan mengenai riwayat penyakit, pada saat konsultasi penyakit saraf neuropati
perifer, dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada pasien, seperti memeriksa kemampuan
pasien dalam merasakan sensasi tertentu, menguji kekuatan otot, serta memeriksa gaya
berjalan, postur, dan koordinasi tubuh.

Bila diperlukan, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan lain seperti:

 Tes darah. Tes darah dilakukan guna mencari tahu kemungkinan adanya penyakit
diabetes, gangguan fungsi imun, atau kekurangan vitamin tertentu.
 Tes pencitraan. CT scan dan MRI akan dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya
tumor atau mengetahui apakah ada kelainan pada otak atau saraf tulang belakang,
misalnya hernia pada bantalan tulang belakang (hernia nukleus pulposus).
 Tes fungsi saraf. Dokter akan melakukan elektromiografi (EMG) untuk mengukur
aktivitas listrik pada otot, sehingga diketahui aliran saraf yang mengalami kerusakan.
Tes lain yang bisa dilakukan adalah tes konduksi saraf untuk mengukur kekuatan dan
kecepatan sinyal pada saraf.
 Pungsi lumbal. Dokter akan mengambil sampel cairan saraf tulang belakang untuk
memeriksa apakah ada peradangan pada tulang belakang.
 Biopsi saraf. Dilakukan dengan mengambil sebagian kecil saraf tepi di pergelangan
kaki, untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Aktifitas 10
Diskusikan diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati yang sudah
diidentifikasi oleh individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok

Pada awalnya, penderita neuropati diabetik akan merasakan kesemutan, kram, atau nyeri di
tungkai dan kaki. Lama kelamaan bagian tersebut akan mati rasa, baik terhadap nyeri maupun
suhu.

Kondisi mati rasa ini yang sering kali menyebabkan penderita diabetes tidak menyadari adanya
luka. Luka di kaki yang tidak ditangani dengan baik akan semakin meluas, hingga menimbulkan
infeksi dan kematian jaringan.

Selain masalah pada kaki dan tungkai, penderita neuropati diabetik juga dapat mengalami gejala
berupa:

 Gangguan keseimbangan.
 Sulit menelan.
 Keringat yang berlebih atau malah berkurang.
 Disfungsi ereksi atau impotensi.
 Vagina kering.
 Penurunan libido.
 Sembelit atau diare, atau keduanya bergantian.
 Gangguan berkemih, seperti mengompol atau sulit buang air kecil.
 Penglihatan buram atau penglihatan ganda.
 Lumpuh pada salah satu sisi wajah (Bell’s palsy).
 Jantung berdebar.

Penyebab Neuropati Diabetik

Neuropati diabetik terjadi pada penderita diabetes ketika kadar gula darah yang tinggi
melemahkan dinding pembuluh darah yang memberi asupan oksigen dan nutrisi untuk sel saraf.
Akibatnya, terjadi kerusakan dan gangguan pada fungsi saraf.

Kerusakan saraf tersebut dapat dipercepat atau diperburuk oleh kombinasi sejumlah faktor
berikut:

 Menderita penyakit autoimun, yaitu kelainan di mana sistem kekebalan tubuh berbalik
menyerang tubuh sendiri. Bila sistem imun menyerang saraf, dapat terjadi peradangan
pada saraf.
 Kebiasaan merokok.
 Konsumsi minuman beralkohol.

Faktor Risiko Neuropati Diabetik

Semua penderita diabetes berisiko mengalami neuropati diabetik, tetapi risiko akan lebih besar
bila terdapat faktor berikut:

 Tidak mampu menjaga kadar gula darah dengan baik


 Menderita diabetes untuk waktu yang lama
 Memiliki berat badan berlebih
 Menderita penyakit ginjal

Diagnosis Neuropati

Pada penderita diabetes atau orang yang belum menyadari dirinya terkena diabetes, dokter akan
menjalankan beberapa pemeriksaan, antara lain:

 Pengukuran tekanan darah dalam berbagai posisi dan beberapa tempat.


 Tes kemampuan tubuh untuk mengeluarkan keringat.
 Tes filamen, dengan menggunakan serabut tipis untuk memeriksa kepekaan terhadap
sentuhan.

Setelah itu, dokter saraf akan melakukan pemeriksaan elektromiografi (EMG) untuk melihat
aktivitas listrik saraf di dalam otot. Dalam pemeriksaan ini, dokter saraf juga akan menilai
kecepatan hantaran impuls saraf, serta respons saraf terhadap perubahan suhu dan getaran.

Aktifitas 11
Identifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati secara mandiri
Neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes, yang ditandai dengan
kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Meski dapat terjadi pada saraf di bagian tubuh mana
pun, neuropati diabetik lebih sering menyerang saraf di kaki.

Saraf di seluruh tubuh dapat mengalami kerusakan ketika kadar gula darah tinggi dan
berlangsung dalam waktu yang lama. Tidak hanya di kaki, kerusakan saraf juga dapat terjadi di
sistem pencernaan, saluran kemih, pembuluh darah, dan jantung.

Aktifitas 12
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati secara
mandiri

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Post Operasi
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
- Riwayat keluarga penderita DM.
- BB turun pada DM Tipe I.
- Obesitas pada DM Tipe II.
- Biasa terjadi pada usia di bawah 30 tahun pada DM Tipe I.
- Terjadi di atas usia 35 tahun pada DM Tipe II.
b. Pola nutrisi metabolik
- Polifagia
- Polidipsi
- Mual, muntah
- Berat badan turun atau obesitas.
c. Pola eliminasi
- Poliuria
- Berkemih pada malam hari.
d. Pola aktivitas - latihan
- Keluhan tiba-tiba lemas, cepat lelah.
- Kurang olahraga
- Kram otot.
e. Pola tidur dan istirahat
- Gangguan pola tidur karena nokturia.
f. Pola persepsi kognitif
- Pusing/hipotensi.
- Nyeri daerah luka operasi/gangguan post amputasi.
- Baal, kesemutan pada ekstremitas bawah, keluhan gatal.
- Nyeri abdomen.
- Pandangan kabur.
g. Pola persepsi diri - konsep diri
- Cemas akan luka yang lama sembuh.
- Mekanisme koping yang tidak efektif : cemas tentang penyakitnya.
h. Pola peran dan hubungan sesama
- Hubungan dengan keluarga
- Hubungan dengan suami istri.
i. Pola reproduksi - seksual
- Impotensi pada pria
- Riwayat libido menurun.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipoglikemi dan hiperglikemi berhubungan dengan tidak adekuatnya faktor insulin dan insulin
yang resisten.
b. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran daerah arterial.
c. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik tentang proses penyakit, pencegahan,
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan vaskularisasi/gangguan sirkulasi.
e. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi post amputasi.
f. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan osmotik diuresis.
g. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula dalam darah dan adanya
luka post operasi.
h. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan aliran darah
serebral yang disebabkan adanya aterosklerosis.
i. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan sistemik berhubungan dengan peningkatan tahanan
perifer, aterosklerosis.

3. Perencanaan Keperawatan
a. Hipoglikemi dan hiperglikemi berhubungan dengan tidak adekuatnya faktor insulin dan insulin
yang resisten.
Hasil Yang Diharapkan :
- Tidak terjadi hipo/hiperglikemi.
- Kadar gula darah dalam batas normal : GDS < 140 mg/dl, Gula darah 2 jam PP < 200 mg/dl.
Intervensi :
1. Kaji intake makanan pasien.
Rasional : Untuk melihat atau indikasi terjadinya hipoglikemi bila makanan yang dihidangkan tidak habis.
2. Beri makan sesuai diet.
Rasional : Mencegah terjadinya hipoglikemi/hiperglikemi.
3. Amati dan kaji tanda dan gejala hipo/hiperglikemi : pucat, keringat dingin, sakit kepala,
gemetaran, cenderung tidur,
Rasional : Reaksi insulin dapat terjadi secara tiba-tiba yaitu hipo/ hiperglikemi yang dapat berakibat fatal.
4. Monitor dan catat kadar gula darah perifer, glukosuria.
Rasional : Menentukan diagnosa dan perencanaan keperawatan selanjutnya.
5. Beri dan pertahankan pemberian cairan melalui IV (NaCl 0,9%).
Rasional : Hiperglikemi menyebabkan dehidrasi yang berhubungan dengan efek hiperosmolar.
6. Beri insulin atau therapi peroral.
Rasional : Insulin meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel dan menurunkan glukoneogenesis.
b. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah arterial.
Hasil Yang Diharapkan :
Klien menunjukkan kesadaran tentang faktor-faktor keamanan/perawatan kaki yang tepat,
permukaan kulit utuh.
Intervensi :
1. Tinggikan kaki saat duduk di kursi, hindari periode penekanan yang lama pada kaki yang cedera.
Rasional : Meminimalkan gangguan aliran darah.
2. Anjurkan pasien untuk menghindari baju atau kaos kaki yang ketat dan sepatu yang sempit.
Rasional : Gangguan sirkulasi dan penurunan sensasi nyeri dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
3. Kaji tanda dehidrasi, pantau intake dan output cairan, anjurkan cairan peroral.
Rasional : Glukosuria dapat mengakibatkan dehidrasi yang menurunkan volume sirkulasi dan selanjutnya
mengakibatkan perubahan perfusi perifer.
4. Jaga luka jahitan tetap bersih dan kering.
Rasional : Daerah insisi yang bersih dan kering mengurangi resiko infeksi sehingga mempercepat proses
penyembuhan luka.

c. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik tentang proses penyakit, pencegahan,


pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.
Hasil Yang Diharapkan :
Pengetahuan klien meningkat dalam waktu 1 hari dengan kriteria klien dapat menjelaskan
kembali tentang perawatan luka operasi, dan pencegahan-pencegahan yang harus dilakukan.
Intervensi :
1. Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai latar belakang pendidikan klien.
Rasional : Bahasa yang mudah dimengerti membantu dalam pemahaman klien.
2. Jelaskan pada klien tentang perawatan luka operasi.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan/pemahaman klien tentang perawatan luka operasi.
3. Jelaskan pada pasien pentingnya pengobatan yang teratur.
Rasional : Mencegah terjadinya hipo/hiperglikemi.
4. Tekankan pentingnya aktifitas dan latihan.
Rasional : Latihan menstimulasi metabolisme karbohidrat, menstabilkan berat badan.

d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan vaskularisasi/gangguan sirkulasi.


Hasil Yang Diharapkan :
Tidak ada kemerahan di sekitar kulit, luka jahitan bersih dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
1. Kaji daerah sekitar kulit.
Rasional : Pengkajian terus menerus secara berkesinambungan memudahkan deteksi awal jika terjadi
gangguan dalam proses penyembuhan luka.
2. Jaga luka jahitan tetap bersih dan kering.
Rasional : Daerah operasi yang bersih dan kering mengurangi resiko infeksi sehingga mempercepat proses
penyembuhan luka.
3. Gunakan tehnik aseptik dalam merawat luka.
Rasional : Mencegah infeksi silang dan mencegah transmisi infeksi bakterial pada luka operasi.
4. Beri terapi antibiotik sesuai program medik.
Rasional : Menurunkan jumlah organisme.

e. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi post amputasi.


Hasil Yang Diharapkan :
Nyeri berkurang dalam waktu 3 hari dengan kriteria ekspresi wajah tampak rileks, tidak
kesakitan, klien dapat beristirahat.
Intervensi :
1. Kaji keluhan dan karakteristik nyeri (intensitas dan lokasi) dan skala 0-10.
Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
Rasional : Perubahan TTV menunjukkan intensitas nyeri yang tinggi.
3. Anjurkan dan ajarkan tehnik relaksasi.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri.
4. Ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional : Lingkungan yang tenang membantu mengurangi stress akibat nyeri.
5. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik.
Rasional : Analgetik membantu mengurangi nyeri.

f. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan osmotik diuresis.


Hasil Yang Diharapkan :
Klien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi ditandai dengan : mukosa lembab, TTV dalam
batas normal. TD. 120/80 mmHg, Sh. 36-37 oC.
Intervensi :
1. Observasi TTV tiap 4 jam.
Rasional : Hipovolemik mengakibatkan hipoksia dan takikardia.
2. Kaji membran kulit/membran mukosa dan pengisian kapiler.
Rasional : Mengetahui hidrasi sirkulasi tubuh yang adekuat.
3. Kaji tanda-tanda hipovolemik glukosa darah kurang atau sama dengan 60 mg/dl.
Rasional : mendeteksi tanda hipoglikemia : pucat, takikardia, lapar, palpitasi, lemah, gemetar, pandangan
kabur.
4. Pertahankan pemasukan cairan : 2,5-3 liter/hari.
Rasional : memenuhi status cairan dalam tubuh.
5. Kolaborasi tim medik untuk pemeriksaan SE.
Rasional : penurunan SE mengindikasikan adanya kekurangan elektrolit.

g. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula darah dengan adanya luka
post operasi.
Hasil Yang Diharapkan :
Mencegah atau mengurangi infeksi.
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda infeksi seperti : demam, nyeri, merah.
Rasional : Infeksi akan memperlambat proses penyembuhan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
Rasional : untuk mencegah resiko kontaminasi silang.
3. Berikan perawatan kulit dan teratur, jaga kulit tetap kering.
Rasional : sirkulasi perifer bisa terjadi yang menempatkan klien pada resiko terjadinya kerusakan pada kulit
dan infeksi.
4. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian antibiotik.
Rasional : mencegah infeksi lebih lanjut.

4. Discharge Planning
a. Memotivasi pasien untuk mematuhi diet yang sudah ditetapkan yakni rendah lemak, rendah
glukosa, tinggi serat sebagai cara efektif untuk mengendalikan lemak darah, gula darah dan
kolesterol.
b. Menjelaskan tanda-tanda hipoglikemia (kadar gula darah turun) seperti mengantuk, bingung,
lemas, keringat dingin, mual, muntah.
c. Menjelaskan pentingnya merawat kaki dan mencegah luka seperti tidak memakai sepatu yang
sempit, harus memakai alas kaki, hindari kulit yang lembab.
d. Jaga luka tetap bersih dan kering.
e. Hindari penekanan yang lama pada kaki yang luka.
f. Menganjurkan untuk tetap kontrol gula darah secara rutin.
g. Menganjurkan untuk tetap kontrol gula darah secara rutin.
h. Menjelaskan jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan dokter.
i. Minum obat secara teratur.
j. Informasikan kepada klien tentang perawatan kaki :
- Anjurkan/jelaskan pada k lien dan keluarga untuk membersihkan kaki dengan sabun terutama di
sela-sela setiap jari.
- Potong kuku jari kaki mengikuti lekungan jari kaki, jangan memotong kuku berbentuk lurus pada
tepinya karena dapat menyebabkan tekanan pada jari-jari yang berdekatan.
- Hati-hati saat mengikir tepi kuku yang kasar untuk mencegah kerusakan kuku.
- Hindari merendam kaki berlama-lama, hindari merendam dengan air panas.
- Gunakan pelembab untuk kulit yang kering.
- Pakai kaos kaki yang terawat dari bahan yang berkualitas baik.
- Hindari menyilangkan kaki saat duduk.
- Anjurkan klien untuk melakukan latihan kaki untuk mempertahankan sirkulasi.
l. Informasikan kepada klien mengenai alas kaki.
- Hindari berjalan tanpa alas kaki.
- Anjurkan klien untuk memakai sepatu yang pas, tidak sempit.
- Periksa sepatu setiap hari dari benda asing, bagian yang kasar.
- Hindari memakai kaos kaki yang sempit.
- Ganti sepatu bila sudah rusak.
- Gunakan sepatu yang terbuat dari bahan yang menyerap.

Aktifitas 13
Diskusikan rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok

Cara mencegah diabetes mellitus dengan komplikasi neuropati yaitu dengan

1. Menjaga kadar gula darah tetap normal

Langkah pertama untuk mengobati rasa sakit adalah dengan mengendalikan gula darah Anda,
sehingga kerusakan tidak berkembang. Bicarakan dengan dokter Anda tentang pengendalian gula
darah, dan belajarlah bagaimana cara menjaga agar gula darah tetap normal.

Anda mungkin diminta untuk menurunkan gula darah sebesar 70-130 mg/dL sebelum makan dan
kurang dari 180 mg/dL gula darah setelah makan

2. Hidup sehat

Atur pola makan, olahraga, dan konsumsi obat-obatan dari dokter untuk menurunkan gula darah Anda
ke angka normal yang memang ditargetkan. Perhatikan juga risiko kesehatan lain yang dapat membuat
diabetes Anda lebih parah. Jaga berat badan Anda agar senantiasa ideal.
Jika Anda merokok, minta dokter Anda menjelaskan tentang berbagai cara efektif untuk berhenti
merokok.

3. Minum obat

Untuk mengatasi penyakit neuropati diabetik ini, dokter awalnya akan menyarankan Anda untuk minum
obat pereda nyeri seperti acetaminophen, aspirin, atau ibuprofen. Obat ini tersedia tanpa resep dan
dapat menyebabkan efek samping. Coba gunakan dosis rendah dalam waktu yang singkat untuk
mengontrol gejalanya. Ada pilihan lain jika Anda perlu pereda nyeri jangka panjang atau pereda nyeri
yang lebih kuat.

Cara mengendalikan diabetes agar tidak kena


komplikasi
Kerusakan saraf diabetes dapat menyebabkan rasa sakit, tetapi juga dapat memengaruhi kemampuan
Anda untuk merasakan sakit. Itulah mengapa penting untuk tetap menjaga kaki Anda tetap sehat.
Cobalah teknik berikut untuk merawat kaki Anda lebih baik:

 Periksa kaki Anda setiap hari untuk melihat luka, bengkak, dan masalah lainnya. Anda
mungkin tidak akan mengetahui masalah ini sampai kaki benar-benar terinfeksi. Infeksi yang
tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius hingga amputasi.
 Cuci kaki Anda setiap hari dengan air hangat dan keringkan setelahnya. Kemudian oleskan
losion supaya tetap lembap. Jangan mengoleskan losion di antara jari-jari kaki Anda. Cukup di
punggung dan telapak kaki.
 Pakai sepatu yang nyaman, lentur, pas dengan kaki Anda, dan beri ruang yang cukup untuk
bergerak. Gunakan sepatu baru Anda perlahan-lahan, sehingga tidak menyakiti kaki Anda.
Tanyakan kepada dokter bagaimana mendapatkan sepatu khusus jika sepatu biasa tidak
cocok.
 Selalu tutupi kaki Anda dengan sepatu, sandal, atau kaus kaki untuk melindungi kaki dan
mencegah cedera.
Aktifitas 14
Susunlah catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati secara
mandiri

Pengertian Neuropati Diabetik

Neuropati diabetik adalah adanya gejala atau tanda dari kerusakan saraf perifer pada pengidap
diabetes. Kondisi ini tidak disebabkan oleh hal lain lagi selain diabetes melitus. Sampai 70
persen pengidap diabetes mengalami beberapa bentuk neuropati, yang tingkat keparahannya
berkisar dari sangat ringan (asimptomatik) hingga parah (gejalanya dapat menyebabkan
kelumpuhan dan berakibat fatal). Meski kondisinya bisa memengaruhi semua sistem organ
tubuh, termasuk saluran kemih, sistem pencernaan, dan jantung, tapi yang paling sering terkena
adalah saraf pada anggota gerak tubuh bagian bawah.

Aktifitas 15
Diskusikan catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok

Ada empat jenis neuropati diabetes yang dibagi berdasarkan lokasi saraf yang terkena. Ini adalah:

 Neuropati diabetik perifer - Bentuk paling umum dari neuropati diabetes yang
memengaruhi saraf pada lengan, tangan, kaki, dan telapak kaki. Hal ini dapat
menyebabkan kelainan bentuk kaki, infeksi, dan bisul. Pada kasus yang paling parah,
pengidap perlu diamputasi.
 Neuropati proksimal - Bentuk neuropati ditandai dengan berkurangnya sensasi,
kerusakan saraf, dan nyeri di kaki, paha, bokong, dan pinggul.
 Neuropati otonom - Bentuk neuropati diabetes yang merusak saraf di jantung dan
sistem peredaran darah, memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk regulasi suhu,
tekanan darah, buang air kecil, dan respons seksual.
 Neuropati fokal - Sering disebut juga dengan mononeuropati, jenis neuropati ini
memengaruhi saraf tunggal pada kaki, paha, atau pergelangan tangan. Hal ini juga
dapat memengaruhi saraf di dada, punggung, dan otot yang mengendalikan mata.

Aktifitas 16
Buatlah dokumentasi keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi neuropati secara
mandiri

DiabetesMelitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik. Saat ini diperkirakan 171 juta pasien
menderita DM seluruh dunia dan diperkirakan tahun 2030 akan menjadi dua kali lipatnya. Penderita
Diabetes Melitus (DM) di Indonesia secara epidemiologi diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi
mencapai 21,3 juta orang atau merupakan negara urutan keempat dengan jumlah perkiraan penderitaDM
didunia. Semua pasien tersebut beresiko mengalami komplikasi baik mikrovaskular maupun
makrovaskular yang dapat menyebabkan tingginya biaya perawatan dan pengobatan. Salah satu resiko
yang menyebabkan yang kerugian banyak adalah komplikasi Diabetic Foot Ulcer yang merupakan faktor
predisposisi dilakukannya amputasi. Bertambahnya jumlah penderita DM yang meningkat terus menerus
ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, proses penuaan, urbanisasi dan pertambanhan jumlah
prevalensi obesitas dan Sehingga diperlukan suatu upaya promotif dan preventif terhadap penyakit DM.
Bagi pasien yang telah terkena DM maka manajemen DM yang baik diharapkan dapat menurunkan resiko
komplikasi. Tujuan penatalaksanaan DM meliputi . Mencegah komplikasi, meningkatkan kualitas hidup,
dengan menormalkan kadar gula darah dan dikatakan DM terkontrol, sehingga sama dengan orang
normal, pada ibu hamil dengan DM,mencegah komplikasi selama hamil, persalinan dan komplikasi pada
bayi.

Anda mungkin juga menyukai