Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI

SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG

Zat Aktif : Amoxicillin dan Ibuprofen


Volume Sediaan : 100 ml
Dosis dan alasan pemilihan dosis : Amoxicillin 0,125g / 5 mL
Ibuprofen 0,1g / 5 mL
Alat yang digunakan : Magnetic stirer dengan kecepatan 500 rpm.

I. FORMULA
R/ Amoxicillin 0,125 g / 5 ml
Ibuprofen 0,1 g / 5 mL
Sirupus Simplex 20%
Na CMC 1%
Propilen glikol 5%
Sorbitol 2%
Aqudest qs

II. KEGUNAAN ZAT DALAM FORMULA


Tabel 2.1 Kegunaan Zat dalam Formula
Zat Kegunaan
Amoxicillin Zat aktif
Ibuprofen Zat aktif
Sirupus Simplex Pemanis, pengawet
Na CMC Suspending agen
Propilen glikol Kosolven, pembasah
Sorbitol Anticaplocking
Aquadest Pelarut

1
2

III. ALASAN PEMILIHAN FORMULASI


Amoxicillin dan ibuprofen digunakan sebagai zat aktif yang masing-masing
memiliki khasiat berbeda, Amoxicillin sebagai antibiotic dan Ibuprofen sebagai
analgetik. Zat tambahan yang digunakan pada formula ini antara lain sirupus simplex,
Na CMC, propilenglikol, sorbitol dan aquadest. Zat tambahan pertama digunakan
sirupus simplex dengan konsentrasi 20% yang berfungsi sebagai pemanis, sirupus
simplex sendiri merupakan salah satu pemanis yang sering digunakan dalam sediaan
cair. Kedua, Na CMC dengan konsentrasi 1% berfungsi sebagai suspending agen atau
agen pensuspensi bertujuan memperlambat pengendapan dari partikel tidak larut
dalam sediaan. ketiga, propilen glikol dengan konsentrasi 5 % berfungsi sebagai
pembasah (wetting agent) bertujuan menurunkan tegangan antarmuka dan sudut
kontak di antara partikel padat dengan pembawa cair. Selanjutnya penggunaan
sorbitol yang berfungsi sebagai anticapslocking untuk mencegah terjadinya
pembentukan kristal pada leher botol yang disebabkan adanya penambahan sirupus
simplex karena mengandung gula. Zat tambahan terakhir yang digunakan adalah
aquadest sebagai pelarut utama untuk semua bahan dan menghomogenkan seluruh
zat, ditambahkan sebagai penggenap sesuai volume sediaan.
3

IV. MONOGRAFI
4.1 Zat Aktif

Nama Zat Aktif : Ibuprofen

Gambar 1.1 Struktur Ibuprofen


Rumus Kimia : C13H18O2
Berat Molekul : 206.28 g/mol
Pemerian : Bubuk Kristal
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol 95% dan dalam
aseton, dan praktis tidak larut dalam air.
Larut dalam dilue Na – hidroksida TS.
Ph : 5,0 dan 7,0.
Khasiat : Analgetik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

(Japanase pharmacopoeia 15 ed 15, hal 744


4

Nama Zat Aktif : Amoksisilin

Gambar 1.2 Struktur Amoksisilin


Rumus Kimia : C16H19N3O5S. H2O
Berat Molekul : 419,95 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur, putih praktis tidak berbau.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut
dalam benzene,dalam karbon tetraklorida dan
kloroform.
Ph : 3,5 – 6,0
Khasiat : Antibiotik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

(Farmakope Indonesia Edisi IV hal 95)


4.2 Zat Tambahan
A. Sirupus Simplex

Gambar 1.3 Struktur Sirupus Simplex


Rumus Kimia : C12H22O11
5

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna.


Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol.
Kegunaan : Zat pemanisdan pengawet.
Khasiat : Stabil disimpan pada tempat sejuk.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat
sejuk.
(HOPE, 6th ed, 2009)

B. Propylene Glycol

Gambar 1.4 Struktur Propylene glycol


Rumus Kimia : C3H8O2
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, kental, cairan
praktis tidak berbau, rasa manis, rasanya
agak tajam menyerupai gliserin.
Titik Didih : 188oC.
Titik Leleh : -59oC.
Kelarutan : Larut dengan aseton, kloroform, etanol
(95%), gliserin dan air; larut pada 1 dalam
6 bagian eter; tidak larut dengan minyak
mineral ringan atau minyak tetap, tetapi
akan larut beberapa minyak esensial.
Kegunaan : Kosolven.
6

Stabilitas : Pada suhu dingin propylene glycol stabil


dalam kondisi wadah tertutup rapat, tetapi
pada suhu tinggi dan tempat terbuka,
cenderung teroksidasi. Propylene glycol
stabil bila dicampur dengan etanol (95%),
gliserin atau air.
Penyimpanan : Penyimpanan dalam wadah tertutup,
terlindung dari cahaya dan di simpan di
tempat yang sejuk dan kering.

(HOPE,6th ed, 2009 page: 624)

C. Sorbitol

Gambar 1.5 Struktur Sorbitol


Rumus Kimia : C6H14O6
Berat Molekul : 182,17 gram/mol
Pemerian : Serbuk, granul atau lempengan,
higroskopis, warna putih, rasa manis.
Ph : 4,5-7
Titik Leleh : 17,8 oC.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut
dalam etanol (95%) P, dalam metanol P,
dan dalam asetat P.
Kegunaan : Anticaploking

( Farmakope Indonesia IV.1995.Hal : 56 )


7

D. Na CMC

(
F

Gambar 1.6 Struktur Na CMC


Rumus Kimia : (C6H10O5)n
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem,
higroskopis.
Titik Leleh : 125 - 128oC.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk
larutan koloida, tidak larut dalam etanol,
eter, dan pelarut organik lain
Kegunaan : Suspending agent.
Stabilitas : Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan
terjadi pada pH dibawah 2. Viskositas
larutan berkurang dengan cepat jika pH
diatas 10. Menunjukan viskositas dan
stabilitas maksimum pada pH 7-9. Bisa
disterilisasi dalam kondisi kering pada
suhu 160 selama 1 jam, tapi terjadi
pengurangan viskositas.

(HOPE Ed 6th Hal 120)


8

E. Air

(
H
Gambar 1.7 Struktur Air
a
Rumus Kimia : H2O
n
Ph : 5,0 – 7,0
d
Titik Didih : 100oC.
Kelarutan : -
Kegunaan : Pelarut
Stabilitas : Stabil dalam semua bentuk( es, cair, uap).
Penyimpanan : Terlindungi dari kontaminasi organik.

(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 2009).


V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat

Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu erlenmeyer 250 ml,
beaker glass, magnetic stirrer, viscometer brookfield , spatel, batang
pengaduk, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 10 ml, pH meter, piknometer dan
pipit tetes

B. Bahan
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan yaitu Ibuprofen,
Amoxcicilin, sirup simplex, Na CMC, propilenglikol, sorbitol, dan
aquadest.
VI. PROSEDUR
A. Prosedur pembuatan suspensi

Semua bahan ditimbang dan kalibrasi botol 100 ml. Selanjutnya aquadest
dipanaskan terlebih dahulu sampai mendidih untuk mengembangkan Na
CMC. Aquadest yang telah panas dimasukkan kedalam mortir kemudian
9

ditaburkan Na CMC diatasnya sedikit demi sedikit ditunggu selama 5 menit


sampai Na CMC mengembang digerus ad mucilago. Ibuprofen dan
Amoxicillin dilarutkan dengan propilenglikol sedikit demi sedikit di dalam
beaker glass aduk ad larut ad homogen kemudian ditambahkan Na CMC
diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer. Sirupus simplex dan sorbitol
dimasukkan ke dalam beaker glass diaduk ad homogen dan ditambahkan
aquadest ad 500 ml ad homogen. Dimasukkan ke dalam botol dan dilakukan
evaluasi sediaan.

B. Prosedur Evaluasi
1. Evaluasi Organoleptis

Pada evaluasi organoleptis dilakukan pengamatan warna, bentuk, bau


dan rasa.

2. Evaluasi pH
Pada evaluasi pH dilakukan dengan pH meter. Dilakukan dengan
pengujian dengan pH meter dimana dilakukan dikalibrasi terlebih dahulu
dengan buffer pH 2, 4, 7, 9 dan 12. Setelah dikalibrasi batang pH meter
dimasukan kedalam sampel dan mendapatkan hasil.
3. Evaluasi Bobot Jenis
Pada evaluasi bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer.
Piknometer dibasuhi dengan etanol setelah itu ditimbang piknometer
kosong dengan tutup. Setelah itu diisi piknometer dengan sampel
perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung udara didalamnya kemudian
ditimbang pikno tersebut kemudian dihitung massa jenisnya.
4. Evaluasi Viskositas
Pada evaluasi viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer
brookfield. Disiapkan alat viscometer brookfield diletakkan pada posisi
yang benar dengan mengatur letak gelembung udara tepat berada ditengah
lingkaran. Kemudian diatur kecepatan (rpm) yang sesuai, dan dipilih
spindle yang akan digunakan. Lalu turunkan spindle sampai terselup
10

kedalam sampel. Setelah itu dibaca skala pada piringan viskometer.


Kemudian dihitung viskositasnya.
5. Evaluasi Volume Terpindahkan
Gelas ukur dengan volume 100 ml disiapkan dalam keaadaan kering
dan bersih. Setelah itu sediaan suspensi dituangkan ke dalam gelas ukur
secara perlahan. Kemudian volume larutan diukur dan ditentukan. Dicatat
hasilnya.
6. Evaluasi Volume Sedimentasi
Pada evaluasi volume sedimentasi dilakukan dengan cara mengamati
volume awal sediaan dengan pembacaan skala milimeter block. Setelah
didiamkan beberapa hari diamati volume akhir dengan terjadinya
sedimentasi terhadap volume yang diukur.
7. Sentrifugasi
Sediaan emulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifuga, disentrifuga
pada kecepatan 1000 rpm selama 3 menit. Sistem suspensi yang stabil
menunjukkan tidak terjadinya pemisahan fase setalah disentrifugasi.
VII. DATA PENGAMATAN
A. Formulasi
R/ Amoxicillin 0,125 g / 5 ml
Ibuprofen 0,1 g / 5 mL
Sirupus Simplex 20%
Na CMC 1%
Propilen glikol 5%
Sorbitol 2%
Aqudest qs
VIII. PERHITUNGAN BAHAN DAN PENIMBANGAN
8.1 Perhitungan
Tiap 5 ml mengandung 150 mg amoxicillin dan 100 mg ibuprofen.
Bobot sirup dibuat : 100 ml
Jumlah sirup dibuat : 5 botol (500 mL)
11

Untuk tiap 100 ml / tiap botol mengandung :


1. Amoxicillin = 0,1 g/5 mL x 100 mL = 2 gr
2. Ibuprofen = 0,05 g/5 mL x 100 mL = 2,5 gr
3. Sirupus Simplex = 20/100 x 100 mL = 20 mL
4. Na CMC = 1/100 x 100 mL = 1 gr
5. Propilen glikol = 5/100 x 100 mL = 5 mL
6. Sorbitol = 2/100 x 100 mL = 2 mL
7. Aquadest ad 100 ml
Untuk 1 batch (5 botol) :
1. Amoxicillin = 2 gr x 5 = 10 gr
2. Ibuprofen = 2,5 gr x 5 = 12,5 gr
3. Sirupus Simplex = 20 mL x 5 = 100 mL
4. Na CMC = 1 gr x 5 = 5 gr
5. Propilen glikol = 5 mL x 5 = 10 mL
6. Sorbitol = 2 mL x 5 = 10 mL
7. Aquadest ad 500 ml
8.2 Penimbangan
Amoxicillin 10 gr
Ibuprofen 12,5 gr
Sirupus Simplex 100 mL
Na CMC 5 gr
Propilen glikol 10 mL
Sorbitol 10 mL
Aquadest ad 600 mL
IX. Data Pengamatan
B. Penimbangan Bahan
Tabel 7.1 Penimbangan Bahan
No Nama bahan ba Kegunaan dalam Jumlah perunit Jumlah yang
ku formula diperlukan untuk 1
Batch (5 botol)
12

1 Ibuprofen Zat 2g 10 g
aktif (analgetik dan ant
piretik)
2 Amoxcicilin Zat Aktif (antibiotik) 2,5 g 12,5 g
3 Sorbitol Anticaps locking agent 2 mL 10 mL
4 Na CMC Suspending agent 1g 5g
5 Propilenglikol Kosolven 5 mL 25 mL
6 Syrup simplex Pemanis 20 g 100 mL
7 Aquadest Pelarut ad 100mL Ad 500mL

C. Hasil Evaluasi Suspensi


Tabel 7.2 Hasil Evaluasi Sediaan
Pengamatan (Hari ke-)
Evaluasi
0 1 2
Organoleptis
Bau Khas Khas Khas
Bentuk Cairan Cairan Cairan
Warna Putih Putih Putih
Rasa Pahit sedikit Pahit sedikit Pahit sedikit
manis manis manis
Ph 5,8 5,24 5,25
Bobot Jenis 1,2 g/mL 1,07 g/mL 1,08 g/mL
Viskositas (cP) 250 cP 175 cP 87 cP
Volume Terpindahkan 100% 94% 94%

Volume Sedimentasi 0 1 1
Sentrifugasi

X. PEMBAHASAN
XI. KESIMPULAN
XII. DAFTAR PUSTAKA
XIII. LAMPIRAN
13

A. Lampiran Kemasan

B.
14

C. Lampiran Perhitungan
1. Perhitungan massa jenis
15

Hari ke-0

Bobot Pikno = 22,6 g

Pikno + sampel = 48,1 g

Volume pikno = 25 mL

(𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒l) −(𝐵 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜)


Bj =
25 𝑚𝐿

48,1 g – 22,6 𝑔
=
25 𝑚𝐿
25,5𝑔
=
25 𝑚𝐿
= 1,02 g/cm3

Hasil Hari ke-0 = 1,02 g/cm3

Hasil Hari ke-1 = 1,07 g/cm3

Hasil Hari ke-2 = 1,08 g/cm3

2. Perhitungan viskositas
Hari ke-0

50 x 50 = 2500 mpass

Hari ke-1

35 x 50 = 1750 mpass

Hari ke-3

17 x 50 = 850 mpass

3. PH
𝐸. 𝐸3
𝑝𝐻 = 𝑝𝐻𝑠 +
𝐾
16

Ket

E = potensial terukur dengan sel galvanic berisi larutan uji

Es = larutan dapar

K= perubahan dalam potensial perubahan unit dalam pH

Hasil Hari ke-0 = 5,18

Hasil Hari ke-1 = 5,24

Hasil Hari ke-3 = 5,25

4. Perhitungan volume terpindahkan


60 𝑚L
𝑥 100% = 100%
60 𝑚L

Hasil Hari ke-0 = 100%

Hasil Hari ke-1 = 94%

Hasil Hari ke-3 = 94%

5. Grafik
17
18

Anda mungkin juga menyukai