Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP AGAMA PENGARUHNYA TERHADAP KEBUDAYAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Lia Aprilia – P17333118045

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM DIII
CIMAHI
2018-2019
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hubungan Agama
dengan Budaya”. Makalah ini merupakan suatu cara baru untuk dapat memahami materi
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam dalam ranah perkuliahan.

Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Nanang Rahmat, S.Pd.I.,MA.Pd. selaku


Dosen Pendidikan Agama Islam karena telah memberi wadah bagi kami untuk dapat
mengembangkan wawasan dan juga kreatifitas kami melalui pembuatan makalah dalam
memahami pembelajaran. Serta tak lupa pihak-pihak yang senantiasa membantu dalam
menyelesaikan makalah ini,

Semoga makalah yang saya buat semaksimal mungkin ini dapat member
informasi, wawasan dan manfaat bagi kita semua.

Bandung, 29 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………….2
1.4 Manfaat Makalah……………………………………………………………..2
BAB II ……………………………………………………………………………………3
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………3
A.Pengertian Agama dan Kebudayaan……………………………………………3
BAB III .............................................................................................................................. 4
DATA………………………………………………………………………………..........4
BAB IV……………………………………………………………
PEMBAHASAN………………………………………………………
4.1 Pengaruh Agama terhadap Kebudayaan Masyarakat………
BAB V…………………………………………………
PENUTUP………………………………………………
5.1 Kesimpulan……………………………………………
5.2 Saran………………………………………………
5.2.1 Saran untuk Penulis………………
5.2.2 Saran untuk Masyarakat……………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.3.1 . Latar Belakang

Fenomena kehidupan masyarakat dilihat dari aspek agama dan budaya yang
memiliki keterkaitan satu sama lain yang terkadang banyak disalah artikan oleh sebagian
orang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi agama dan posisi budaya
dalam suatu kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas
tidak berdiri sendiri, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat . Agama ,merupakan
suatu pegangan hidup manusia yang diberikan Tuhan dalam menjalankan hidupnya.
Sedangkan kebudayaan adalah sebagai kebiasaan tata cara hidup manusia yang
diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya yang
diberikan oleh Tuhan. Agama dan kebudayaan saling mempengaruhi satu sama lain.
Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok masyarakat, dan suku bangsa. Salah satu
agenda dari bermasyarakat yaitu menjaga persatuan dan kesatuan namun dalam
perjalanannya ada hambatan yang cukup berat untuk mewujudkan keutuhan dan
kesejahteraan adalah masalah kerukunan sosial, termasuk di dalamnya hubungan antara
agama dan kerukunan hidup umat beragama. Persoalan ini semakin krusial karena
terdapat serangkaian kondisi sosial yang menyuburkan konflik, sehingga terganggu
kebersamaan dalam membangun keadaan yang lebih dinamis dan kondusif.

Latar belakang lahirnya agama karena adanya masalah kekuatan yang dianggap
lebih tinggi dari kekuatan yang ada pada dirinya sehingga mereka mencari lebih dalam
dari mana asal kekuatan yang ada pada alam baik berupa gunung, laut, langit dan
sebagainya, dan ketika mereka tidak dapat mengkajinya maka disembah karena mereka
berpikiran bahwa kekuatan alam itu memiliki kekuatan yang luar biasa dan bisa
menghidupi beribu-ribu, bahkan berjuta-juta umat manusia sehingga munculah agama
yang merupakan salah satu usaha manusia untuk mendekatkan diri pada kekuatan
supranatural . Agama merupakan suatu kepercayaan tertentu yang dianut sebagian besar
masyarakat merupakan tuntunan hidup. Konsepsi agama menurut kamus besar bahasa
indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada tuhan yang mahakuasa serta tata kaidah yang. Menurut Yusuf Alqaradawi dan
Hussein Shahatah, zakat gaji dan pendapatan diistilahkan sebagai zakat mal almustafad
yaitu zakat yang bersumberkan gaji.

Budaya atau yang biasa di sebut culture merupakan warisan dari dari nenek
moyang terdahulu yang masih eksis sampai saat ini. Suatu bangsa tidak akan memiliki
ciri khas tersendiri tanpa adanya budaya-budaya yang di miliki.

1
Budaya-budaya itupun berkembang sesuai dengan kemajuan zaman yang semakin
modern.

Kebudayaan yang berasal dari hasil cipta karya dan karsa dari penduduk asli
kebudayaan itu sendiri dinamakan Kebudayaan Lokal. Di dalam kebudayaan suatu pasti
menganut suatu kepercayaan yang bisa kita sebut dengan agama. Agama itu sendiri
iyalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut dengan nama
Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan yang dianut oleh suatu suku/etnik tersebut. Untuk menghindari adanya salah
paham dalam memahami hubungan agama dan budaya, maka tulisan ini akan membahas
bagaimana menempatkan posisi agama dan juga budaya dalam kehidupan manusia dan
juga meneliti bagaimana hubungan agama dan budaya itu sendiri

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana perbedaan konsep agama dan budaya?
1.2.2 Bagaimana peranan dan fungsi agama dalam masyarakat
1.2.3 Hubungan kebudayaan dengan agama dalam masyarakat?
1.2.4 Bagaimana pengaruh agama Islam dalam kehidupan masyarakat ?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Mengetahui konsep agama dan budaya
1.3.2 Mengetahui peran dan fungsi agama dalam masyarakat
1.3.3 Mengetahui hubungan agama dan kebudayaan
1.3.4 Mengetahui pengaruh Agama dalam kehidupan Masyarakat

1.4 Manfaat Makalah


Teoritis,diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan
teori baru mengenai hubungan dan pengaruh agama terhadap kebudayaan
masyarakat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Pengertian Agama : Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula
kata “din” dari bahasa Arab dan kata “religi” dari bahasa Eropa. Agama berasal dari kata
Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, “a” yang
berarti tidak dan “gama” yang berarti pergi, maka kata Agama dapat diartikan tidak
pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Sedangkan kata “Din” itu sendiri dalam
bahasa Semit berarti undang-undang atau hokum. Dalam bahasa Arab kata ini
mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balsan, kebiasaan. Adapula
kata Religi yang berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat asalnya ialah
“relegere” yang mengandung arti mengumpulkan, membaca, dan dapat juga kata relegare
juga bisa diartikan mengikat. Oleh karena itu, agama adalah suatu ketetapan yang dibuat
oleh Tuhan Yang Maha Esa secara mutlak atau tanpa adanya campur tangan siapa saja.

Pengertian Kebudayaan : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1996: 149), disebutkan


bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “kebudayaan” adalah
hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian
dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan
(adat, akhlak, kesenian, ilmu dll). Sedang ahli sejarah mengartikan kebudayaan sebagai
warisan atau tradisi. Bahkan ahli Antropogi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way
of life, dan kelakuan.
Menurut Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang
berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris. Jadi
Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan berkembang
seiring dengan perkembangan evolusi batin maupun fisik manusia secara kolektif
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan atau
budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non
material.

3
BAB III

DATA

4
BAB IV

PEMBAHASAN

1) FUNGSI DAN PERAN AGAMA DALAM MASYARAKAT

Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahakan secara
empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu,
diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera,
aman, stabil, dan sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut
:a. Fungsi edukatif.

Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara petugas-


petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama
dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi)
pendalaman rohani, dsb.

b. Fungsi penyelamatan.

Bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini
maupun sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya bisa mereka temukan dalam
agama. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk
teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan
ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama sanggup
mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan pengampunan
dan Penyucian batin.

c. Fungsi pengawasan sosial (social control)

Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :


Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan
moral warga masyarakat. Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (
yang dianggap baik )dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum
Negara modern.

d. Fungsi memupuk Persaudaraan.

1. Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-


manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
2. Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism,
komunisme, dan sosialisme.

5
3. Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa
bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll.
4. Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena
dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja
melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam
dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama.

e. Fungsi transformatif.

Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau
mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

Sedangkan menurut Thomas F. O’Dea menuliskan enam fungsi agama dan


masyarakat yaitu:

1. Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi.


2. Sarana hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara Ibadat
3. Penguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada.
4. Pengoreksi fungsi yang sudah ada.
5. Pemberi identitas diri.
6. Pendewasaan agama.

Sedangkan menurut Hendropuspito lebih ringkas lagi, akan tetapi intinya


hampir sama. Menurutnya fungsi agama dan masyarakat itu adalah
edukatif, penyelamat, pengawasan sosial, memupuk persaudaraan, dan transformatif.

Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi pada
norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran
dalammengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama
menjadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari
dua sudut pandang. Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan
nilai agama sebagai norma atauprinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang
emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut
mistisme.

6
2) HUBUNGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Seperti halnya kebudayaan agama sangat menekankan makna dan signifikasi


sebuah tindakan. Karena itu sesungguhnya terdapat hubungan yang sangat erat antara
kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami kalau perkembangan sebuah kebudayaan
dilepaskan dari pengaruh agama. Sesunguhnya tidak ada satupun kebudayaan yang
seluruhnya didasarkan pada agama. Untuk sebagian kebudayaan juga terus ditantang oleh
ilmu pengetahuan, moralitas secular, serta pemikiran kritis.

Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling


mempengarui. Agama mempengaruhi system kepercayaan serta praktik-praktik
kehidupan. Sebalikny akebudayaan pun dapat mempengaruhi agama, khususnya dalam
hal bagaimana agama di interprestasikan/ bagaimana ritual-ritualnya harus dipraktikkan.
Tidak ada agama yang bebas budaya dan apa yang disebut Sang –Illahi tidak akan
mendapatkan makna manusiawi yang tegas tanpa mediasi budaya, dlam masyarakat
Indonesia saling mempengarui antara agama dan kebudayaan sangat terasa. Praktik
inkulturasi dalam upacara keagamaan hamper umum dalam semua agama.

Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan
kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan
oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang
objektif. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan
perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya.

Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, kuduanya justru saling
mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan bahwa ” Manusia yang
beragma pasti berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu beragama”.

Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan karena


kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus
mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa berkembang di
berbagai kebudayaan dan peradaban dunia.

Jika kita teliti budaya Indonesia, budaya itu terdiri dari 5 lapisan. Lapisan itu diwakili
oleh budaya agama pribumi, Hindu, Buddha, Islam dan Kristen (Andito, ed,1998:77-79)

7
Lapisan pertama adalah agama pribumi yang memiliki ritus-ritus yang berkaitan
dengan penyembahan roh nenek moyang yang telah tiada atau lebih setingkat yaitu
Dewa-dewa suku seperti sombaon di Tanah Batak, agama Merapu di Sumba, Kaharingan
di Kalimantan. Berhubungan dengan ritus agama suku adalah berkaitan dengan para
leluhur menyebabkan terdapat solidaritas keluarga yang sangat tinggi. Oleh karena itu
maka ritus mereka berkaitan dengan tari-tarian dan seni ukiran, Maka dari agama
pribumi bangsa Indonesia mewarisi kesenian dan estetika yang tinggi dan nilai-nilai
kekeluargaan yang sangat luhur.

Lapisan kedua dalah Hinduisme, yang telah meninggalkan peradapan yang


menekankan pembebasan rohani agar atman bersatu dengan Brahman maka dengan itu
ada solidaritas mencari pembebasan bersama dari penindasan sosial untuk menuju
kesejahteraan yang utuh. Solidaritas itu diungkapkan dalam kalimat Tat Twam Asi, aku
adalah engkau.

Lapisan ketiga adaalah agama Buddha, yang telah mewariskan nilai-nilai yang
menjauhi ketamakan dan keserakahan. Bersama dengan itu timbul nilai pengendalian diri
dan mawas diridengan menjalani 8 tata jalan keutamaan.

Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah menyumbangkan kepekaan


terhadap tata tertib kehidupan melalui syari’ah, ketaatan melakukan shalat dalam lima
waktu,kepekaan terhadap mana yang baik dan mana yang jahat dan melakukan yang baik
dan menjauhi yang jahat (amar makruf nahi munkar) berdampak pada pertumbuhan
akhlak yang mulia. Inilah hal-hal yang disumbangkan Islam dalam pembentukan budaya
bangsa.

Lapisan kelima adalah agama Kristen, baik Katholik maupun Protestan. Agama
ini menekankan nilai kasih dalam hubungan antar manusia. Tuntutan kasih yang
dikemukakan melebihi arti kasih dalam kebudayaan sebab kasih ini tidak menuntut
balasan yaitu kasih tanpa syarat. Kasih bukan suatu cetusan emosional tapi sebagai
tindakan konkrit yaitu memperlakukan sesama seperti diri sendiri. Atas dasar kasih maka
gereja-gereja telah mempelopori pendirian Panti Asuhan, rumah sakit, sekolah-sekolah
dan pelayanan terhadap orang miskin.

Apakah gunanya menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap agama. Yang


terutama adalah kegunaannya sebagai alat metodologi untuk memahami corak
keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya.

8
Kegunaan kedua, sebagai hasil lanjutan dari kegunaan utama tersebut, adalah untuk
dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga
masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut, tanpa
harus menimbulkan pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut.

Yang ketiga, seringkali sesuatu keyakinan agama yang sama dengan keyakinan
yang kita punyai itu dapat berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi, dengan
memahami kondisi lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran terhadap aspek-
aspek lokal tersebut, karena memahami bahwa bila aspek-aspek lokal dari keyakinan
agama masyarakat tersebut dirubah maka akan terjadi perubahan-perubahan dalam
berbagai pranata yang ada dalam masyarakat tersebut yang akhirnya akan menghasilkan
perubahan kebudayaan yang hanya akan merugikan masyarakat tersebut karena tidak
sesuai dengan kondisi-kondisi lokal lingkungan hidup masyarakat tersebut.

3) PENGARUH AGAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Setiap umat atau kelompok yang benar- benar hidup sesuai dengan amanah
agamanya masing-masing. Oleh karena itu, maka dengan sendirinya akan terwujud
kerukunan, persaudaraan, kedamaian dan kenyamanan dalam kehidupan bermayarakat.
Karena agama telah mengajarkan kebenaran dan kebaikan dan menjauhkan dari segala
keburukan, pertikaian, diskriminasi dan lain sebagainya. Hidup beragama tampak pada
sikap dan cara perwujudan sikap hidup beragama seseorang yang mampu menerima
sesama yang beragama apapun sebagai hamba Allah SWT. Karena keyakinan bahwa
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang mengasihi setiap manusia dan
seluruh umat manusia tanpa diskriminasi, maka dia pun wajib dan tak punya pilihan lain,
selain mengasihi sesamanya tanpa adanya dis- kriminasi, baik berdasarkan agama,
budaya, etnik, profesi, atau kepentingan tertentu yang berbeda. Seseorang yang tulus
dalam beragama, akan menghormati, menghargai dan bahkan mengasihi dan merahmati
sesamanya. Karena sesamanya adalah manusia yang dikasihi oleh Allah SWT. Seseorang
yang tulus beragama mengasihi sesamanya hanya Laode Monto Bauto, Persfektif Agama
dan Kebudayaan…. 24 dengan berpamrih pada Allah SWT, sebagai segala sumber kasih
dan rahmat. Membedakan diri sendiri dengan orang lain adalah perbuatan akal sehat,
tetapi melakukan diskriminasi terhdap orang lain justru bertentangan dengan akal sehat
dan nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh para umat beragama dari setiap agama
yang saling berbeda. Sebagai umat yang beragama, sudah sepatutnya kita menjadi contoh
terbaik bagi umat manusia sedunia dengan cara hidup yang saling mengasihi dan saling
menghargai dengan menerima perbedaan agama sebagai rahmat Allah SWT

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan.

1) Agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Dan pada
gilirannya agama yang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam
hubungan sosial dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di
mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial dan individu
dengan masyarakat yang seharusnya tidak bersifat antagonis.

2) Hubungan agama, kebudayaan dan masyarakat serta agama berfungsi sebagai alat
pengatur pengontrol dan sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa
yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan,
struktur masyarakat, adat istiadat dan lain-lain.

3) Agama dan Budaya memiliki keterhubungan yang erat, yakni agama berperan sebagai
konsepsi budaya dan sebagai realitas budaya yang terdapat di Indonesia.

4) Budaya merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di
alam raya ini. Dengan kemampuan akal pikiran yang dimiliki oleh manusia maka
manusia mampu menciptakan suatu kebudayaan.

5) Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi
Indonesia yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan keanekaragaman
kebudayaan Indonesia dapat dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan dengan
negara lain, di mana Indonesia mampu menghasilkan potret kebudayaan yang lengkap
dan bervariasi.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Penulis


Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca.

5.2.2 Saran untuk Penulis


Semoga dapat memberikan wawasan lebih untuk pembaca. Diharapkan masyarakat bisa
lebih memilah milih budaya modern yang masuk sehingga tetap berada dalam jalur yang
benar dan masih dalam ruang lingkup keagamaan

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/4579804/AGAMA_DAN_BUDAYA

file:///C:/Users/bu%20any/Downloads/1616-3650-1-PB.pdf

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33372359/Hubungan_Agama_d
an_Kebudayaan_-
_Nisa_Nafisatu_Sadiyah.docx?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&
Expires=1538308045&Signature=0oZLlIiopoAtTezFge3VlbtvlMU%3D&response-
content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DHubungan_Agama_dan_Kebudayaa
n_-_Nisa_Naf.docx

11

Anda mungkin juga menyukai