Anda di halaman 1dari 11

e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN

Fakultas Ekonomi Unisma


website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA


EKONOMI DAERAH
(Studi Kasus Kabupaten Malang 2009-2016)

Oleh:
Fella Rizky Kurniawati*)
M. Agus Salim**)
Achmad Agus Priyono***)
Email: fellarizky96@gmail.com
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang
ABSTRACT
Regional financial management is carried out in an integrated system that is realized in the
regional income and expenditure budget, which each knows is determined by regional
regulation, this research aims to find out and analyze the influence of regional financial
management based on regional revenue expenditure and regional financing on the economic
performance of the district of Malang. This study uses quantitative research methods using
secondary data in the form of notes or documentation and publications from the
government. The population in this study is data on budget realization reports and notes on
the financial statements of the Malang district government. According to the existing
population, sample was chosen by using purposive sampling, namely the target report of the
target and realization of the APBD within eight years (2009-2016) and the PDRB value in
eight years (2009-2016). The results of this study indicate that regional income has a
negative and insignificant impact on economic performance, regional spending has a
positive and significant influence on economic performance. Regional financing has a
negative and significant impact on regional economic performance.
Keywords: regional income, regional expenditure, regional financing, economic
performance

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini pemerintahan wajib untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang terkandung
dalam tata pemerintahan yang baik. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah yaitu, “kewenangan sangat diberikan luas kepada pemerintah untuk
menjalankan urusan pekerjaan daerah dimulai dari melaksanakan pengawasan,
pengendalian evaluasi terkecuali dalam bidang politik, keamanan pertahanan, kebijakan
fiskal agama dan yang lain sesuai dengan peraturan daerah”.
Dana perimbangan memiliki pengaruh sangat signifikan Bagi pendapatan
pemerintah, pusat mentransfer dana untuk pemerintah daerah sebagai biaya kebutuhan
operasional serta harus dilaporkan sebagai anggaran pendapatan kabupaten, belanja
kabupaten dan pembiayaan kabupaten.

40
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

Menurut Haryanto (2013;151) “istilah pertumbuhan ekonomi secara paling


sederhana dapat diartikan sebagai pengurangan atau pertambahan pendapatan nasional
agregat dalam kurun waktu tertentu misalkan dalam satu tahun”. Pertumbuhan ekonomi
negara apabila penggunaan jasa terhadap faktor produksi tahun tertentu lebih besar dari
tahun berikutnya. Anggaran pendapatan kabupaten dan belanja kabupaten adalah
kebijakan pemerintah yang disusun dari undang-undang yang berjalan, dan bagaimana
pertimbangan lainnya dengan tujuan untuk menyusun, memantau, dan mengendalikan
evaluasi anggaran pendapatan kabupaten agar mudah untuk dilakukan dan menjadi sarana
bagi pihak tertentu untuk melihat atau mengetahui kemampuan daerah dari bagian belanja
kabupaten maupun bagian pendapatan kabupaten.
Peran pembangunan diubah oleh sistem otonomi daerah. Pemerintah kabupaten
memiliki tanggung jawab besar dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan
pembangunan daerah secara bersama dengan memanfaatkan keahlian yang ada dan
memiliki upaya untuk membangun suatu pemerintahan. Sistem tersebut berharap mampu
membuat peraturan dan pelayanan yang dilakukan dengan cepat, dekat, tepat dengan
kebutuhan daerah. Dalam menjalankan realisasi efisien ekonomi untuk pelayanan sektor
publik dan efektivitas pelaksanaan pembangunan kabupaten mencapai kesejahteraan
daerah.
Pemerintah wajib melakukan kebijakan yang mendukung untuk pembangunan
daerah dalam kesejahteraan masyarakat. Meningkatkan dan mengolah potensi keuangan
kabupaten dan kinerja ekonomi kabupaten, peluang bagi pemerintah dalam mengelola
sumber daya manusia secara efisien dan efektif Menurut Sargih(2003), “Bagi daerah yang
memiliki sumber daya alam yang dapat diandalkan, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya alam, kebijakan ini baik, mengingat otonomi merupakan indikasi adanya
kewenangan daerah bukan pendelegasian “
Hasil laporan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Timur
sendiri memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah untuk perekonomian pada tahun
2016 tumbuh sebesar 5,55 persen, meningkat dibanding tahun 2015 sebesar 5,44
meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur ini terutama didorong oleh Kinerja
Lapangan Usaha Pertambangan yang tumbuh sebesar 14,18 persen. Kondisi global
belum sepenuhnya pulih sehingga berpengaruh terhadap perekonomian domestik, baik
level nasional maupun Jawa Timur dan kabupaten/kota. Perekonomian Nasional tahun
2016 tumbuh sebesar 5,02 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang sebesar
4,88 persen. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa yang juga meningkat
pada tahun 2016. Beberapa indikator ekonomi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi
tahun 2016 adalah inflasi yang mencapai 2,74 persen, lebih rendah dibanding tahun 2015
yang mencapai 3,08 persen. Ekspor barang dan jasa keluar Negeri mencapai US $18,95
miliar, sementara import Luar Negeri US $18,59 miliar.

41
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

Rumusan Masalah

1. Apakah pengaruh Anggaran Pendapatan Daerah terhadap Kinerja Ekonomi Daerah di


Kabupaten Malang?
2. Apakah pengaruh Anggaran Belanja Daerah terhadap Kinerja Ekonomi Daerah di
Kabupaten Malang?
3. Apakah pengaruh Anggaran pembiayaan Daerah terhadap Kinerja Ekonomi Daerah di
Kabupaten Malang?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Anggaran Pendapatan Daerah terhadap Kinerja Ekonomi


Daerah di Kabupaten Malang.
2. Untuk mengetahui pengaruh Anggaran Belanja Daerah terhadap Kinerja Ekonomi
Daerah di Kabupaten Malang.
3. Untuk mengetahui pengaruh Anggaran pembiayaan Daerah terhadap Kinerja Ekonomi
Daerah di Kabupaten Malang.

Manfaat Penelitian

1. Pemerintah Daerah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pentingnya memaksimalkan
pendapatan daerah dan mengoptimalkan potensi lokal yang dimiliki daerah untuk
meningkatkan pelayanan publik, kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah.
2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan bahan referensi bagi
penulisan karya ilmiah yang mengambil kajian yang sama yaitu analisis pengelolaan
keuangan daerah terhadap kinerja ekonomi daerah.

TINJAUAN TEORI

Pengelolaan Keuangan Daerah

Menurut Halim (2007:330) pengertian Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Keseluruhan


kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, tata usaha, pelaporan, pertanggungjawaban
dan gagasan keuangan daerah. Secara garis besar, pengelolaan keuangan daerah dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu manajemen penerimaan daerah dan manajemen pengeluaran
daerah. Kedua komponen tersebut akan sangat menentukan kedudukan suatu pemerintah
daerah dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Konsekuensi logis pelaksanaan otonomi
daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 menyebabkan
perubahan dalam manajemen keuangan daerah. Perubahan tersebut antara lain adalah
perlunya dilakukan budgeting reform atau reformasi anggaran.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tujuan dari pengelolaan keuangan
daerah adalah sebagai berikut:

42
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

1. Tanggung Jawab
Pemerintah daerah harus ditanggung jawabkan keuangan kepada lembaga atau orang
yang berkepentingan yang sah, lembaga atau orang itu termasuk pemerintah pusat,
DPRD, Kepala Daerah dan masyarakat umum.
2. Mampu Memenuhi Kewajiban Keuangan
Keuangan daerah harus ditata dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu melunasi
semua kewajiban atau ikatan keuangan baik jangka pendek, jangka panjang maupun
pinjaman jangka panjang pada waktu yang telah ditentukan.

3. Kejujuran
Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah pada prinsipnya harus
diserahkan kepada pegawai yang betul-betul jujur dan dapat dipercaya.
4. Hasil guna (Efectiveness) dan daya guna (efficiency)
Merupakan tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pemerintah daerah dengan biaya serendah rendahnya dan dalam waktu yang secepat-
cepatnya
5. Pengendalian
para aparat pengelola keuangan daerah, DPRD dan petugas pengawasan harus
melakukan pengendalian agar semua tujuan tersebut dapat tercapai.

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)


APBD merupakan alat utama pemerintahan mensejahterakan rakyat dan sekaligus alat
pemerintah, APBD tidak hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun menyangkut
keputusan politik. Besarnya jumlah pendapatan daerah tentunya sangat menentukan
pelaksanaan tugas dan kelancaran program kerja pemerintah daerah (Halim,2016;23).
Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 menyebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) terdiri dari :
1. Pendapatan Daerah
Semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas
dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali
oleh daerah.
2. Belanja Daerah
Semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,
merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh daerah.
3. Pembiayaan Daerah
Semua transaksi keuangan untuk menutup defisit arau untuk memanfaatkan surplus.

Produk Domestik Regional Bruto


Menurut badan pusat statistik Kabupaten Malang Produk Domestik Regional Bruto
merupakan ukuran kinerja suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu, yang dihitung
berdasarkan buku panduan system of national accounts (SNA) yang berlaku secara
internasional. SNA menyajikan aturan dan prinsip akuntansi secara umum, yang wajib
digunakan oleh semua negara dalam menyusun statistik neraca nasional. Namun dalam
implementasinya, ada beberapa ketentuan yang disesuaikan dengan ketersediaan data dan

43
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

sistem statistik yang berlaku di masing-masing negara. Terdapat 9 sektor yang terdapat dalam
komponen PDRB yaitu:
1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.
2. sektor pertambangan dan penggalian.
3. Industri pengelolaan
4. Sektor listrik, gas dan air bersih.
5. Sektor konstruksi.
6. Sektor perdagangan, hotel dan restoran.
7. Sektor transportasi dan komunikasi.
8. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
9. Sektor jasa-jasa.

Kerangka Konseptual

Anggaran
pendapatan daerah
Kinerja
Anggaran belanja H2 Ekonomi
daerah daerah

Anggaran
pembiayaan daerah

Hipotesis
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 :Tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara pendapatan daerah
terhadap kinerja ekonomi daerah.
H2 : Terdapat adanya pengaruh positif dan signifikan antara belanja daerah terhadap
kinerja ekonomi daerah.
H3 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara pembiayaan daerah dan kinerja
ekonomi daerah.

METODE PENELITIAN
Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan bentuk penelitian yang
menggunakan data sekunder yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan berupa catatan
atau dokumentasi dan publikasi dari pemerintah. Lokasi penelitian ini di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Malang Jl. KH. Agus Salim No.7, Kiduldalem,
Klojen, Kota Malang Jawa Timur 65119. Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2018
sampai juli 2018.

44
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan realisasi Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan Daerah Kabupaten Malang dalam kurun waktu 2009-2016 dan Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Malang (PDRB) dalam kurun waktu 2009-2016. Sampel dalam
penelitian ini adalah laporan realisasi APBD tahun 2009-2016 dan PDRB tahun 2009-2016.

Metode Pengumpulan Data


Pencatatan pengumpulan dan pengelompokan data berkaitan dengan permasalahan
penelitian dari sumber data sekunder berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Malang tahun anggaran 2009-2016. Yang kedua yaitu data sekunder berupa
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang tahun anggaran 2009-2016.

Operasional Variabel
Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kinerja ekonomi daerah.
Kinerja ekonomi daerah menggambarkan kondisi perekonomian suatu daerah yang tercermin
dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhan ekonomi.
Variabel Independen (X)
1. Pendapatan Daerah
Semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas
dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali
oleh daerah.
2. Belanja Daerah
Semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,
merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh daerah.
3. Pembiayaan Daerah
Semua transaksi keuangan untuk menutup defisit arau untuk memanfaatkan surplus.

PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
kinerja ekonomi 8 13.707 58.247 4.52E4 13924.071 4.503 1.481
pendapatan (x1) 8 1.371 3.471 2292.12 807.001 -1.034 1.481
belanja (x2) 8 1.473 3.543 2465.38 787.740 -1.326 1.481
pembiayaan (x3) 8 99 419 201.12 113.069 .742 1.481
Valid N (listwise) 8

Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian dibawah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel pendapatan daerah nilai terkecil 1.371, nilai terbesar 3.471 dengan nilai rata-
rata 2292,12 standar deviasi 807.001
2. Variabel belanja daerah memiliki nilai terkecil 1.473, nilai terbesar 3.543 dengan nilai
rata-rata 2462,38 standar deviasi 787,740

45
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

3. Variabel pembiayaan daerah nilai terkecil 99, nilai terbesar 419 dengan nilai rata-rata
201.12 standar deviasi 113.069.
Analisis Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2503.597 249.953 10.016 .001
pendapatan (x1) .007 .249 .002 .015 .988
belanja (x2) 1.177 .254 .665 4.642 .010
pembiayaan (x3) -.284 .023 -.602 -12.255 .000
a. Dependent Variable: kinerja

Hasil uji regresi dalam penelitian ini berdasarkan pengujian adalah sebagai berikut:
Y= 2503.597 + 0.007 X1 + 1177X2 – 0.284X3

Nilai konstanta dengan koefisien regresi pada tabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Constanta, 2503.597 berarti jika variabel independen (pendapatan daerah, belanja
daerah dan pembiayaan daerah) dianggap tidak berubah (konstan) maka variabel
dependen (kinerja ekonomi) adalah 2503.597 %.
2. Variable coefficient pendapatan daerah (x1) 0.007 menunjukkan jika setiap 1%
kenaikan pendapatan maka kinerja ekonomi akan mengalami kenaikan 0.007%.
3. Variable coefficient belanja daerah (x2) 1177 menunjukkan jika setiap 1% kenaikan
pemahaman peraturan perpajakan maka ketaatan wajib pajak akan mengalami
kenaikan 1177%.
4. Variable coefficient pembiayaan daerah (x3) -0,284 menunjukkan jika setiap 1%
pembiayaan daerah maka kinerja ekonomi akan mengalami penurunan 0,284%.

UJi Hipotesis (uji T)


a
Coefficients
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 2503.597 249.953 10.016 .001
pendapatan
.007 .249 .002 .015 .988
(x1)
belanja (x2) 1.177 .254 .665 4.642 .010

pembiayaan
-.284 .023 -.602 -12.255 .000
(x3)
a. Dependent Variable: kinerja

46
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

Hasil uji T dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Variabel pendapatan daerah nilai signifikan nya adalah 9.88. Dengan demikian signifikan
9.88 > 0,05 maka H1 ditolak yang artinya pendapatan daerah berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap kinerja ekonomi.
2. Variabel belanja daerah nilai signifikan nya adalah 0.010. Dengan demikian signifikan
0.010 < 0.05 maka H2 diterima yang artinya belanja daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja ekonomi
3. Variabel pembiayaan daerah nilai signifikan nya adalah 0,000, Dengan demikian
signifikan 0, 000 maka H3 diterima yang artinya pembiayaan daerah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja ekonomi

Implikasi
Berikut ini adalah penjelasan implikasi dari masing-masing variabel independen terhadap
dependen:
Pendapatan daerah terhadap kinerja ekonomi
karena pendapatan daerah lebih banyak digunakan untuk dana perimbangan antara lain
yaitu bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.
Jika dilihat pendapatan daerah sebenarnya mempunyai pengaruh terhadap kinerja ekonomi
dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Mengoptimalkan pendapatan daerah
melalui penggalian sumber-sumber penerimaan yang baru dan menggali potensi lokal.
Semakin meningkat pendapatan daerah diharapkan membawa dampak positif terhadap daerah
dan citra daerah yang semakin berkualitas sehingga pelayanan publik akan semakin baik.
Penelitian ini mendukung dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Robert,dkk(2017), yang menyatakan bahwa “pengaruh tidak signifikan terjadi karena
pendapatan asli daerah yang merupakan bagian pendapatan daerah bersumber dari
pendapatan pajak dan retribusi yang tinggi, sehingga masyarakat terbebani dan menurunkan
tingkat konsumsi”.
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh indah dkk (2013)
yang menyatakan bahwa “pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pendapatan daerah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ekonomi daerah kabupaten pangkep.
Penelitian kaunang dkk(2016) yang menyatakan “pemerintahan manado sangat efektif dalam
merealisasikan pendapatan asli daerah yang dapat dilihat dari rasio efektivitas yang
mengalami peningkatan dan signifikan. Penelitian supratiningrum (2016) menyatakan bahwa
efektivitas PAD dikategorikan sangat efektif menunjukkan memobilisasi penerimaan PAD
sesuai dengan yang targetkan”.
Belanja daerah terhadap kinerja ekonomi daerah
realisasi belanja daerah yang terbesar dialokasikan untuk belanja tidak langsung yang di
dalam nya terdiri dari belanja pegawai, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
hasil kepada provinsi (kabupaten/ kota dan pemerintah desa), belanja bantuan keuangan
kepada provinsi/ kabupaten/ kota dan pemerintahan desa, dan belanja tidak terduga. Hal ini
menunjukkan bahwa pengalokasian belanja daerah sudah bagus dalam rangka memacu
peningkatan kinerja ekonomi daerah.
Penelitian ini mendukung dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Robert dkk
(2017), yang menyatakan bahwa, “ pengaruh positif signifikan terjadi karena belanja daerah

47
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

yang terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung, dimana belanja langsung sesuai
dengan fungsinya yang digunakan untuk tujuan pembangunan daerah”.
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah dkk (2013)
yang menyatakan “pengelolaan keuangan daerah berdasarkan belanja daerah berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kinerja ekonomi daerah kabupaten pangkep.”

Pembiayaan daerah terhadap kinerja ekonomi daerah


realisasi pembiayaan meningkat maka menurunkan kinerja ekonomi daerah. Kebijakan
pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan diarahkan untuk meningkatkan akurasi
pembiayaan yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SILPA),
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan utang daerah.
Terkait dengan pinjaman daerah , pemerintah pusat membuka kesempatan bagi pemerintah
daerah yang memenuhi syarat untuk melakukan pinjaman sebagai salah satu instrumen
pendanaan pembangunan daerah. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan daerah
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Namun demikian , mengingat
adanya konsekuensi kewajiban yang harus dibayar atas pelaksanaan pinjaman pemerintah
daerah dimaksud seperti angsuran pokok, biaya bunga, denda, dan biaya lainnya, pemerintah
daerah akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian, profesional dan tepat guna dalam
penggunaan potensi pinjaman daerah tersebut agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi
keuangan daerah.
Penelitian ini mendukung dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah dkk,
(2013), yang menunjukkan bahwa, “penelitian menunjukkan pembiayaan berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja ekonomi di kabupaten pangkep.

Simpulan dan Saran


Simpulan
1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan daerah berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan
daerah lebih banyak digunakan untuk dana perimbangan antara lain yaitu bagi hasil pajak
/ bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.
2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belanja daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pengalokasian belanja
daerah sudah bagus dalam rangka memacu peningkatan hasil kinerja ekonomi daerah.
3. penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan daerah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal ini disebabkan karena realisasi pembiayaan
meningkat maka menurunkan kinerja ekonomi daerah.

Saran
1. Pemerintah Kabupaten Malang
Pemerintah kabupaten Malang harus semakin bekerja keras untuk ke depannya sehingga
target Pendapatan Asli Daerah bisa tercapai sebagai upaya penyediaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
2. Bagi peneliti selanjutnya

48
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

Melakukan penelitian lebih lanjut tentang objek penerimaan yang berpotensi sebagai
perluasan sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang masih menjadi wewenang
pemerintah daerah dan tidak bertentangan dengan peraturan daerah.

Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan diantaranya yaitu :
1. Penelitian ini bergantung pada laporan APBD dan PDRB yang diterbitkan, sehingga
keakuratan hasil perhitungan ini bergantung pada laporan tersebut.
2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada pengelolaan keuangan daerah dan kinerja
ekonomi saja sehingga tidak memfokuskan pada faktor makro kabupaten malang.

49
e – Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN
Fakultas Ekonomi Unisma
website : www.fe.unisma.ac.id (email : e.jrm

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang, diakses dari http://bps.go.id/. Diakses pada tanggal
6 Juni 2018 pada jam 08.00 WIB
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta: Salemba
Empat
Halim, Abdul.2016. manajemen keuangan sektor publik, jakarta, salemba empat
Haryanto, Tommy Prio.(2013) Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011. Economics
Development analysis journal, ISSN 2252-6889,2(3)(2013).
Indah,dkk. (2013). Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Ekonomi
Daerah di Kabupaten Pangkep. staf Pengajar Fakultas Ekonomi. Universitas
Hasanuddin Makassar
Kaunang, Cheris, Enjelita. 2016. Analisis kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tingkat
kemandirian daerah di era otonomi daerah: studi pada kota manado (tahun 2010-
2014). Jurnal berkala ilmiah efisiensi, 16.
Robert J. Rasdalima,Antonius Y. Luntungan,Patrick C. Wauran. 2017. Analisis Pengaruh
Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal berkala ilmiah efisiensi

Fella Rizky Kurniawati*) Adalah Alumni Fakultas Ekonomi Unisma


M. Agus Salim**) Adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Unisma
Achmad Agus Priyono***) Adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Unisma

50

Anda mungkin juga menyukai