Anda di halaman 1dari 6

JURNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN DIABETES MELITUS DI


UNIT PELAYANAN TEKNIS (UPT) PANTI WERDHA MAJAPAHIT –
MOJOKERTO
JEMI TASIDJAWA
NIM. 1514401008
Subject :Asuhan, Keperawatan, Gerontik, Diabetes Melitus
Description
Diabetes melitus (DM) yang di alami lansia merupakan penyakit metabolik
karena adanya masalah pada pengeluaran insulin,aksi insulin atau keduanya penyakit
ini merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia dan prevalensinya
meningkat dengan pesat.Tujuan penelitian ini adalah dapat melakukan asuhan
keperawatan lansia yang mengalami Diabetes Melitus.
Desain penelitian yang di gunakan adalah studi kasus yakni mendiskripsikan
pelaksanaan asuhan keperawatan Gerontik dengan diabetes melitus pada lanjut usia di
UPT Panti Werdha Majapahit Mojokerto yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan,intervensi, implementasi, evaluasi yang di lakukan secara bertahap. Data
yang di kumpulkan menggunakan teknik observasi dan wawancara yang kemudian di
analisis secara kualitatif.
Hasil pengkajian menetapkan diagnose keperawatan ketidakefektifan perfusi
jaringan.Beberapa intervensi yang di gunakan meliputi edukasi perawatan kaki dan
tangan , senam kaki diabetik dan anjurkan pengaturan pola konsumsi air putih.
Hasil evaluasi dari intervensi yang di lakukan selama 3 hari di dapatkan
bahwa masalah yang di alami kedua responden telah teratasi oleh sebagai berikut itu
pasien hendaknya melakukan aktifitas fisik dan pemeriksaan serta konsultasi medis
pada tenaga kesehatan.

1
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) which is experienced by the elderly is a metabolic
disease because of problems with insulin release, insulin action or both these
diseases are serious health problems throughout the world and the prevalence is
increasing rapidly. The aim of this study is to be able to do elderly nursing care that
has diabetes Melitus.
The research design used is a case study that describes the implementation of
Gerontik nursing care with diabetes mellitus in the elderly at UPT Panti Werdha
Majapahit Mojokerto which includes assessment, nursing diagnosis, intervention,
implementation, evaluation that is done in stages. The data collected uses techniques
observation and interviews which are then analyzed qualitatively.
The results of the assessment determined that nursing diagnoses were
ineffective in tissue perfusion. Several interventions used included education of foot
and hand care, diabetic foot exercises and recommended regulation of water
consumption patterns.
The results of the evaluation of the interventions carried out for 3 days found
that the problems experienced by the two respondents had been overcome by the
following: patients should carry out physical activities and check and consult
medical personnel on health workers.

Keywords: care, nursng, gerontik, diabetes, mellitus

Contributor : 1. EkaDiahKartiningrum,M,Kes
2. Dwiharini Puspitaningsih,S.Kep,.Ns,.M.Kep
Date : 27 agustus 2018
Type : Laporan Tugas Akhir
Identifier :-
Right : Open dukumen

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) yang di alami lansia merupakan penyakit metabolic


karena adanya masalah pada pengeluaran insulin ,aksi insulin atau keduanya
(Ignatavicius,Workman,& Winkelman, 2016).Lewis,Dirksen,Heitkemper,& Bucher
(2014) menyatakan bahwa penyakit ini merupakan masalah kesehatan serius di
seluruh dunia dan prevalensinya meningkat dengan pesat.
Jumlah penderita DM pada lansia di dunia dari tahun ke tahun menunjukkan
adanya peningkatan.Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (ID, 2014);
Jumlah penderita DM sebanyak 366 juta jiwa di tahun 2011 meningkat menjadi 387 juta
jiwa di tahun 2014 dan diperkirakan akan bertambah menjadi 592 juta jiwa pada tahun
2035; Jumlah kematian yang terjadi pada tahun 2014 sebanyak 4,9 juta jiwa dimana
setiap tujuh detik terdapat satu kematian dari penderita DM di dunia. Menurut

2
WHO (2013) sebanyak 80% penderita DM pada lansia di dunia berasal dari Negara
berkembang salah satunya adalah Indonesia.Peningkatan jumlah penderita DM yang
terjadi secara konsisten menunjukkan bahwa penyakit DM merupakan masalah
kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pelayanan kesehatan di
masyarakat.
Jumlah penderita Diabetes Melitus(DM) di Indonesia sebesar 10 juta pada tahun
2015 menurut data Internasional Diabetes federation.Prevalensi DM meningkat dari
5,7% (2007) menjadi 6,9% (2013).Saatini DM menjadi penyebab kematian terbesar
no 3 (6,7%) setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung koroner (12,9%).(Menkes
RI,2016).
Hasil proyeksi yang di dapatkan di UPT Panti Werdha Mojopahit-Mojokerto
adalah 37 orang jumlah lansia .Data lansia dengan Diabetes Melitus (DM) sebanyak 4
orang.
Pengelolaan pasien DM dalam melakukan aktivitas fisik perlu diteliti karena
sangat terkait dengan kualitas hidup pasien DM dalam menurunkan keluhan,
mempertahankan rasa nyaman dengan penyakitnya, mencegah komplikasi lebih lanjut
dan menurunkan angka morbiditas.Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan primer di
masyarakat,berperan dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat diwilayahnya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai “Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Diabetes Melitus Di UPT Panti
werdha”
METODE PENELITIAN
Desain yang di gunakan pada penelitian adalah studi kasus.Studi kasus ini adalah
studi kasus untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Gerontik pada diabetes
mellitus di UPT panti werdha majapahit mojokerto.Metode pengumpulan data yang di
gunakan yaitu wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan yang sistematis, observasi
dengan mengkaji TTV, Pemeriksaan fisik head to toe tetapi fokus pada TB, dan BB, dan
pemeriksaan Guladarah.Dokumentasi untuk mencatat hasil wawancara dan observasi
pada partisipan yang sesuai dengan format asuhan keperawatan gerontik.
Dalam penelitian ini uji keabsahan data menggunakan metode trangulasi.
Trangulasi dalam penelitian ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.Analisa data yang di gunakan yaitu
dari analisa data hasil pengkajian,dari analisa data di tegakan diagnosa keperawatan
kemudian di buat intervensi keperawatandan di lakukan implementasi. Setelah selesai
implementasi di lakukan evalusi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pengkajian pada tanggal 02 juli 2018 pukul 08.30 WIB,klien 1 berusia 70 tahun
dengan keluhan klien merasakan kesemutan pada tangan dan kaki dan pengakajian
pukul 08.00 WIB pada klien 2 berusia 57 tahun dengan keluhan klien mengatakan
kurang konsumsi air putih.
2. Diagnosa Keperawatan

3
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien satu dan klien dua hanya satu
diagnosa keperawatan.Diagnosa di prioritaskan pada subyek satu dan subyek dua
adalah ketidak efektifan perfusi jaringan.
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang di hasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi.Aktifitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktifitas
fisik) merupakan faktor resiko independen untuk penyakit kronis,dan secara
keseluruhan di perkirakan menyebabkan kematian global (WHO,2010). Jadi,
kesimpulan dari pengertian aktifitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot tubuh dan
sistem penunjangnya yang memerlukan pengeluaran energi.
3. Perencanaan
Perencanaan pada klien 1 dan 2 pada diagnosa keperawatan yaitu:
Pantau tanda tanda vital klien,mengajarkan klien senam diabetik,anjurkan klien
menggunakan lotion pada kulit,lakukan penilaian sirkulasi perifer, mengukur BB dan
TB pada klien.
4. Intervensi
Perencanaan merupakan proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang di
butuhkan untuk mencegah,menurun karna tau mengurangi masalah-masalah
klien.Perencanaan ini di laksanakan sesuai dengan penentuan prioritas
diagnosa,penentuan tujuan dan hasil yang di harapkan sesuai intervensi keperawatan
yang telah di tetapkan (Hidayat,2010).
5. Implementasi
Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang sudah disusun
pada tahap perencanaan sebelumnya (Nanda 2012).Berdasarkan hal tersebut penulis
dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing– masing
diagnosa.Implementasi yang di lakukan oleh penulis pada diagnosa “ ketidak efektifan
perfusi jaringan berhubungan dengan diabetes melitus (DM)’’ pertama yaitu:
a. Melakukan pengkajian pada klien
b. Sapa klien dan klien menjawab sapa dengan baik
c. Mengajarkan klien senam kaki dan jari tangan diabetik
d. Menganjurkan klien menggunakan pelembab pada kulit kaki dan tangan yang
kering dengan menggunakan lotion.
Status kesehatan pada lansia ditentukan oleh kualitas dan kuantitas asupan zat gizi.
Kondisi yang tidak sehat,aktivitas fisik dan asupan makanan yang kurang baik adalah
faktor utamapenyebab gangguan status gizi danpenurunan kualitas hidup, sehingga
peran perawat sebagai tenaga kesehatan antara lain memberikan motivasi lansia untuk
tetap dapat melaksanakan peran dan tugas mereka sesuai dengan keadaan yang terjadi
saat ini (Kartiningrum, E.D., 2017). Oleh sebab itu selain pemberian intervensi yang
telah dilakukan oleh peneliti, monitoring pola makan oleh perawat sangat penting
untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.

4
Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada pasien di analisa yang ditetapkan hasil pada pasien 1 adalah
ketidak efektifan perfusi jaringan dan masalah pada pasien 2 adalah kekurangan
volume cairan
2. Diagnosa Keperawatan yang di tetapkan adalah ketidak efektifan perfusi jaringan
berhubungan dengan Diabetes Melitus pada paien 1 dan kekurangan volume cairan
berhubungan dengan osmotik diuresis di tandai dengan turgor kulit menurun dan
mukosa mulut kering pada pasien 2.
3. kemudian dengan serangkaian rencana implemetasi berdasarkan kondisi pasien
dilaksanakan implementasi selama 3x 24 jam yang berupa pengkajian secara
berkelanjutan, senam kaki diabetik dan pemberian lotion.
4.Hasil implementasi didapatkan bahwa pada pasien 1 dan 2 telah teratasi masalah
yang dialami.
SARAN
a. Bagi ilmu keperawatan
Setelah melihat hasil penelitian maka di sarankan untuk dapat mengaplikasikan dalam
asuhan Keperawatan khususnya ilmu keperawatan musculoskeletal untuk
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien DM.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan masukan bagi mahasiswa keperawatan tentang Diabetes Melitus
sehingga dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang DM.
c. Bag iKlien
Disarankan untuk lebih aktif bertanya kepada petugas kesehatan tentang
penatalaksanaan Diabetes Melitus sehingga dapat teratasi.
d. Bagi Pihak Panti
Disarankan pihak panti agar dapat menggunakan pengobatan non farmakologi dan
senam senam diabetik dalam pengobatan penyakit Diabetes Melitus.
Rekomendasi
Di harapkan klien mampu mempertahankan dan menerapkan apa yang sudah di
ajarkan.pada klien riwayat diabetes mellitus tidak terjadi bila terlalu banyak konsumsi
makan yang berlebihan untuk itu klien harus meperhatikan pola makan dan BB tiap
hari.

DAFTAR PUSTAKA
Amerikan Diabetes Association (ADA ) (2010).Standartof Medical Care In Diabetes
Care; 30: 65-73.[www.carediabetesjournals.org].diakses pada tanggal 22
januari 2015.
Amin Huda Nurarif, Hardi Kusuma NIC-NOC (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA (NORTH AMERICAN NURSING
DIAGNOSIS ASSOCIATION).
Black, ( 2009 dalam Tarwoto,2012),Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis
yang di harapkan .Jakarta: Salemba Medika
Internasional Diabetes Federation,2014. Diabetes and Impaired Glucose Tolerance

5
Kartiningrum, E, D, 2017 kualitas hidup lansia di dusun glonggongan desa sumber
tebu kecamatan Bangsal Mojokerto.Hospital Majapahit Vol 5 No 2 November
2017. Hal: 42 – 47
Menkes RI (2016) Riset Kesehatan Dasar 2013.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
P.B. PERKENI (2011) Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di
Indonesia 2011 Jakarta:PERKENI
WHO (2013).Risk Factor blood preasure.World Health Organization. Yoga,
(2011),Hubungan antara empat pilar pengelolaan diabetes melitus dengan
keberhasilan pengelolalaan Diabetes Melitustipe 2 Universitas
diponogoro.Semarang

Alamat correspondesi
Email :jemytadsijawa1122@gmail.com
Alamat :Desa Raheriat Kec. Fena leisela
No Hp : 08523072448

Anda mungkin juga menyukai