Anda di halaman 1dari 8

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010 – 2013

Galuh Ayu Pangastuti


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
galuhpangastuti@ymail.com

Dosen Pembimbing:
Juni Herawati, SE., MM.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja
keuangan daerah Kabupaten Malang tahun 2010 – 2013. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan berupa laporan
keuangan yang diperoleh dari DPPKA Kabupaten Malang periode 2010 – 2013.
Alat analisis yang digunakan adalah rasio kemandirian, rasio efektivitas, rasio
aktivitas dan rasio pertumbuhan. Hasil analisis rasio kinerja keuangan daerah
Kabupaten Malang menunjukkan tingkat kemandirian keuangan Kabupaten
Malang mengalami trend positif meski tergolong pada pola hubungan yang
instruktif dengan rata – rata sebesar 10.06%. Rasio efektivitas sebesar 116.7%
yang berarti sangat efektif. Prioritas alokasi belanja masih pada belanja rutin
dengan rata – rata rasio aktivitas belanja rutin terhadap APBD sebesar 64.32%
lebih besar dibandingkan rasio aktivitas belanja pembangunan terhadap APBD
yang memiliki rata – rata sebesar 35.68%. Serta rasio pertumbuhan yang terus
meningkat dengan peningkatan yang fluktuatif terdiri dari rata – rata PAD sebesar
22.96%, Pendapatan sebesar 16.58%, Belanja pembangunan sebesar 23.58%, dan
Belanja rutin sebesar 12.11%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan
kabupaten malang masih kurang meningkatkan potensi sumber pendapatan yang
ada guna mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan Daerah, rasio kemandirian, rasio efektivitas, rasio
aktivitas, rasio pertumbuhan, Kabupaten Malang Tahun 2010 - 2013.

3
PENDAHULUAN 2) Potensi Peternakan
Otonomi daerah telah 3) Potensi Perikanan
diberlakukan secara serentak di
Indonesia sejak Januari 2001. Sesuai 4) Potensi Industri
dengan yang diamanatkan dalam 5) Potensi Pertambangan
Undang-Undang Dasar Negara Kabupaten Malang berusaha
Republik Indonesia tahun 1945 pasal setiap tahunnya hingga akhir tahun
23 ayat 1 menyebutkan bahwa 2015 ditargetkan desa tertinggal
Anggaran pendapatan dan belanja menjadi hanya 55 desa atau 14% dari
negara sebagai wujud dari jumlah desa/kelurahan. Meski
pengelolaan keuangan negara demikian berdasarkan surat yang
ditetapkan setiap tahun dengan sama, Kabupaten Malang
undang-undang dan dilaksanakan dikategorikan sebagai Kabupaten
secara terbuka dan bertanggung Maju di Indonesia.
jawab untuk sebesar-besarnya
Berdasarkan latar belakang
kemakmuran rakyat. Tujuan
tersebut, maka perumusan masalah
pelaksanaan otonomi daerah dan
yang dikemukakan adalah: 1).
desentralisasi fiskal menurut UU No.
Bagaimana tingkat kemandirian
32 Tahun 2005 adalah meningkatkan
daerah Pemerintah Kabupaten
kemandirian dan mengurangi
Malang dalam melaksanakan
ketergantungan fiskal pemerintah
otonomi daerahnya tahun anggaran
daerah dari pemerintah pusat. kinerja
2010-2013. 2). Bagaimana kinerja
keuangan pemerintah dapat diketahui
keuangan daerah Pemerintah
hasil program dan kegiatan yang
Kabupaten Malang tahun anggaran
dilaksanakan oleh pemerintah,
2010-2013 diukur dari rasio
apakah pemerintah sudah baik
efektivitas PAD, rasio aktivitas dan
menjalankan tugas dan fungsinya
rasio pertumbuhan.
sesuai yang diamanatkan oleh
Berdasarkan rumusan
rakyatnya untuk mencapai
masalah di atas maka tujuan
kesejahteraan menurut Abdul Halim,
penelitian yang dilakukan adalah
(2007: 127).
:Untuk mengetahui tingkat
Rasio Pendapatan Asli kemandirian keuangan daerah
Daerah (PAD) per Total Pendapatan Pemerintah Kabupaten Malang
Daerah Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan otonomi
memiliki tren meningkat. Hal ini daerahnya tahun anggaran 2010-
diikuti dengan meningkatnya 2013. Untuk mengetahui tingkat
kemampuan daerah dalam menggali rasio efektivitas PAD, rasio aktivitas
potensi pajak dan retribusi daerahnya dan rasio pertumbuhan keuangan
menjadi penerimaan pajak dan Pemerintah Kabupaten Malang tahun
retribusi daerah. anggaran 2010 - 2013.
Landasan Teori yang dipakai,
Kabupaten Malang memiliki yaitu: Berdasarkan Peraturan
potensi unggulan yang bisa Pemerintah Republik Indonesia
meningkatkan pendapatan daerah dan Nomor 84 Tahun 2000 tentang
memperbaiki kondisi ekonomi daerah Pedoman Organisasi Perangkat
Kabupaten Malang. Potensi unggulan Daerah, Otonomi Daerah merupakan
yang dimiliki Kabupaten Malang, yaitu:
wewenang yang dimiliki daerah
1) Potensi Pertanian

4
otonom untuk mengatur dan dengan periode sebelumnya sehingga
mengurus kepentingan masyarakat dapat diketahui bagaimana
setempat menurut prakarsa sendiri kecenderungan yang terjadi menurut
berdasarkan aspirasi masyarakat Abdul Halim, (2007: 127). kinerja
sesuai dengan peraturan keuangan Pemerintah Kabupaten
perundangan. Dalam Peraturan Malang dengan menggunakan
Pemerintah No 58 tahun 2005 analisis rasio keuangan, sebagai
tentang Pengelolaan Keuangan berikut menurut Abdul Halim (2007:
Daerah mendefinisikan Keuangan 124):
Daerah adalah semua hak dan 1) Rasio kemandirian
kewajiban daerah dalam rangka 2) Rasio efektivitas
penyelenggaraan Pemerintahan 3) Rasio aktivitas
Daerah yang dapat dinilai dengan 4) Rasio pertumbuhan.
uang termasuk didalamnya segala Dari uraian di atas maka diangkat
bentuk kekayaan yang berhubungan penelitian dengan judul Analisis Kinerja
dengan hak dan kewajiban daerah Keuangan Daerah Kabupaten Malang
tersebut. dalam kerangka Anggaran tahun 2010 - 2013. Penelitian ini
menggunakan rasio kemandirian, rasio
Pendapatan dan Belanja Daerah
efektivitas, rasio aktivitas dan rasio
(APBD). Sesuai Peraturan pertumbuhan.
Pemerintah No. 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi METODE PENELITIAN
Pemerintahan laporan keuangan Populasi memiliki pengertian
disusun untuk menyediakan sebagai seluruh kumpulan elemen
informasi yang relevan mengenai yang dapat digunakan untuk
posisi keuangan dan seluruh membuat beberapa kesimpulan,
transaksi yang dilakukan oleh suatu sedangkan (Tony Wijaya, 2013: 27).
entitas pelaporan selama satu periode Populasi dalam penelitian ini
pelaporan. Pengertian Anggaran merupakan data yang berupa laporan
Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja
(APBD) menurut Peraturan Menteri Daerah (APBD) Kabupaten Malang
Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tahun anggaran 2010 - 2013. Jenis
tentang Pengelolaan Keuangan data dalam penelitian ini adalah data
Daerah adalah rencana keuangan kuantitatif. Data kuantitatif berupa
tahunan pemerintah yang dibahas Laporan Realisasi APBD Kabupaten
dan disetujui oleh pemerintah daerah Malang tahun anggaran 2010 - 2013.
dan DPRD, dan ditetapkan dengan Teknik yang digunakan penulis
peraturan daerah. Analisis rasio dalam mengumpulkan data adalah
keuangan pada APBD dilakukan teknik pengumpulan data dengan
dengan membandingkan hasil yang dokumen. Dokumen merupakan
dicapai dari satu periode catatan peristiwa yang sudah berlalu
dibandingkan dengan periode (Sugiyono, 2011: 240). Dokumen
sebelumnya sehingga dapat diketahui yang digunakan berupa Laporan
bagaimana kecenderungan yang Realisasi Anggaran Pendapatan dan
terjadi menurut Abdul Halim, (2007: Belanja Daerah Kabupaten Malang
127). Analisis rasio keuangan pada tahun anggaran 2010 - 2013. Analisa
APBD dilakukan dengan yang digunakan pada penelitian ini
membandingkan hasil yang dicapai adalah analisis kinerja keuangan
dari satu periode dibandingkan

5
daerah menurut Abdul Halim (2007:
128) antara lain :
1. Rasio Kemandirian Kemampuan keuangan daerah
Keuangan Daerah otonom dikategorikan ke dalam lima
Rasio ini menggambarkan tingkat efektivitas sesuai
ketergantungan pemerintah daerah Kepmendagri No. 690.900.327
terhadap sumber dana eksternal yang Tahun 1996 tentang Pedoman dan
berasal dari sumber lain, misalnya Kinerja Keuangan, sebagai berikut:
bantuan pemerintah pusat atau dari Tabel 2. Kemampuan Keuangan
pinjaman. Semakin tinggi Daerah Dari Rasio Efektifitas
masyarakat membayar pajak dan No Rasio Kemampuan
retribusi daerah menggambarkan Efektivitas Keuangan
bahwa tingkat kesejahteraan 1 100% Sangat Efektif
masyarakat yang semakin tinggi 2 90% - 100% Efektif
menurut Abdul Halim, (2007: 128). 3 80% - 90% Cukup Efektif
4 60% - 80% Kurang Efektif
5 < 60% Tidak Efektif
Sumber: Depdagri, Kemendagri No. 690.900.327
Tahun 1996
3. Rasio Aktivitas
Ada empat macam pola yang Rasio ini menggambarkan
memperkenalkan hubungan bagaimana pemerintahan daerah
situasional yang dapat digunakan memprioritaskan alokasi dananya
dalam pelaksaan otonomi daerah, pada belanja rutin dan belanja
terutama pelaksanaan UU nomor 25 pembangunan secara optimal.
tahun 1999 yang telah diubah Semakin tinggi presentase dana yang
menjadi UU nomor 33 tahun 2004 dialokasikan untuk belanja rutin
tentang Perimbangan Keuangan berarti presentase belanja investasi
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (belanja pembangunan) yang
antara lain : digunakan untuk menyediakan
Tabel 1. Hubungan Situasional Dari sarana prasarana ekonomi
Rasio Kemandirian masyarakat cenderung semakin kecil.
No Rasio Kemampuan Rasio aktivitas (keserasian) itu dapat
Kemandirian Kemandirian diformulasikan sebagai berikut
menurut Abdul Halim, (2007: 131) :
1. 0% - 25% Instruktif
a.
2. 25% - 50% Konsultatif
3. 50% - 75% Partisipatif
4. 75% - 100% Delegatif
b.
2. Rasio Efektifitas
Rasio efektifitas menggambarkan
kemampuan pemerintah daerah
dalam merealisasikan PAD yang
4. Rasio Pertumbuhan
direncanakan dibandingkan dengan
Rasio pertumbuhan (growth ratio)
target yang ditetapkan berdasarkan
mengukur seberapa besar
potensi rill daerah menurut Abdul
kemampuan pemerintah daerah
Halim, (2007: 129).

6
dalam mempertahankan dan 2. Rasio Efektivitas
meningkatkan keberhasilannya yang Tabel 4. Analisis Rasio Efektivitas Target
telah dicapai dari periode ke periode Penerimaan PAD Pemerintah Kabupaten
Malang Tahun Anggaran 2010-2013
berikutnya. Dengan diketahuinya
pertumbuhan untuk masing-masing Thn Target PAD Realisasi HasilKeterangan
(Rp) PAD (Rp) (%)
komponen sumber pendapatan dan 2010 123.402.470. 130.465.915 105 Sangat Efektif
pengeluaran, dapat digunakan untuk 377,00 .607,92
mengevaluasi potensi-potensi mana 2011 142.238.867. 172.333.275 121 Sangat Efektif
526,00 .999,86
yang perlu mendapat perhatian. 2012 176.637.112. 197.253.958 111 Sangat Efektif
Rasio pertumbuhan menurut Abdul 710,64 .804,55
2013 201.395.878. 262.267.260 130 Sangat Efektif
Halim, (2007: 135) dapat dihitung 609,93 .454,87
dengan: Sumber: Data diperoleh dari DPPKA Kabupaten
Malang
a.

3. Rasio Aktivitas
b.
Tabel 5. Analisis Rasio Aktivitas
(rasio belanja Pembangunan)
Pemerintah Kabupaten Malang
c. Tahun Anggaran 2010-2013

Tahun APBD (Rp) Belanja Hasil


Pembanguna (%)
n (Rp)
(Keterangan: p = tahun yang
dihitung, p-1 = tahun 2010 1.823.019.307. 543.758.971. 29,83
sebelumnya) 886, 00 381, 00

2011 2.020.729.795. 746.737.798. 36,95


838,67 854, 00
Hasil Analisis Data 2012 2.343.807.693. 887.939.489. 37,88
569,30 875,30
1. Rasio Kemandirian
2013 2.600.945.632. 990.366.398. 38,08
Tabel 3. Analisis Rasio Kemandirian 815,16 011,60
Keuangan Daerah PAD terhadap Bantuan
Pemerintah (DAK, DAU & DBH) Sumber: DPPKA Kabupaten Malang
Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2010-
2013

Thn PAD (Rp) Bantuan Hasil Keterang


Pemerintah (%) an
Pusat &
Provinsi (Rp)
2010 130.465.915. 1.534.645.008.3 8,50 Instruktif
607,92 60,00
2011 172.333.275. 1.775.178.948.8 9,70 Instruktif
999,86 45,00
2012 197.253.958. 1.952.391.007.0 10,10 Instruktif
804,55 69,00
2013 262.267.260. 2.198.647.836.6 11,92 Instruktif
454,87 97,00
Sumber: Data diperoleh dari DPPKA Kabupaten
Malang

7
Tabel 6. Analisis Rasio Aktivitas pemerintah Kabupaten Malang juga
(rasio belanja Rutin) Pemerintah terus mengalami peningkatan setiap
Kabupaten Malang Tahun Anggaran tahunnya, meski masih berada pada
2010-2013 pola hubungan yang Instruktif.
2. Rasio Efektivitas PAD
Thn APBD (Rp) Belanja Rutin Hasil
(Rp) (%) Kabupaten Malang tahun 2010
sebesar 105% yang berarti
2010 1.823.019.307 1.279.260.336. 70,17
.886,00 505,00
kemampuan pemerintah Kabupaten
Malang sangat efektif dalam
2011 2.020.729.795 1.273.992.000. 63,05
.838,67 984,67
merealisasikan PAD yang telah
direncanakan atau target yang telah
2012 2.343.807.693 1.455.868.203. 62,12
.569,30 694,00 ditetapkan berdasarkan potensi riil
daerah. Hal ini dikarenakan tingkat
2013 2.600.945.632 1.610.579.234. 61,92
.815,16 803,56 efektivitasnya menunjukkan lebih
dari 100%. Rasio Efektivitas PAD
Sumber: DPPKA Kabupaten Malang
Kabupaten Malang tahun 2011
4. Rasio Pertumbuhan sebesar 121% yang berarti Rasio
efektivitas pada tahun 2011
Tabel 7. Hasil Analisis Rasio mengalami peningkatan 16%
Pertumbuhan APBD Kabupaten dibandingkan dengan tahun 2010
Malang Tahun Anggaran 2010-2013 yang mencapai 105%. Rasio
Efektivitas PAD Kabupaten Malang
Tahun Rasio Rasio Rasio Rasio
Angg Pertum Pertum Pertum Pertum tahun 2012 sebesar 111% Rasio
aran buhan buhan buhan buhan efektivitas pada tahun 2012
PAD Pendap Belanja Belanja mengalami penurunan 10%
(%) atan Pemban Rutin
(%) gunan (%) dibandingkan dengan tahun 2011
(%) yang mencapai 121%. Rasio
Efektivitas PAD Kabupaten Malang
2010 12.32 21.44 4.06 19.06
tahun 2013 sebesar 130% yang
2011 32.09 17.14 55.34 9.62
2012 14.46 13.73 22.25 11.52
berarti Rasio efektivitas pada tahun
2013 32.96 14.03 12.68 8.12
2013 mengalami peningkatan 19%
Sumber: Data Primer diolah
dibandingkan dengan tahun 2012
yang mencapai 111%.
Pembahasan 3. Dari perhitungan diatas pada
tahun 2010 rasio belanja
1. Rasio tingkat kemandirian pembangunan terhadap APBD
Kabupaten Malang Tahun 2010 sebesar 29,83% sedangkan rasio
sebesar 8,50%, yang menunjukkan belanja rutin terhadap APBD sebesar
bahwa kemandirian Kabupaten 70,17%. Hal ini menunjukkan bahwa
Malang masih sangat rendah dan pemerintah Kabupaten Malang jauh
memiliki pola hubungan yang lebih memprioritaskan belanja rutin
Instruktif. Hal ini ini bisa dilihat dari daripada belanja pembangunan. pada
besarnya bantuan pemerintah pusat tahun 2011 rasio belanja
& provinsi yang sangat dominan. pembangunan terhadap APBD
Pada tahun-tahun berikutnya PAD mengalami peningkatan menjadi
Kabupaten Malang terus mengalami sebesar 36,95% sedangkan rasio
peningkatan yang menyebabkan belanja rutin terhadap APBD
rasio kemandirian keuangan mengalami penurunan menjadi

8
sebesar 63,05%. Pada tahun 2012 peningkatan meski peningkatannya
rasio belanja pembangunan terhadap masih bersifat fluktuatif.
APBD mengalami peningkatan
menjadi sebesar 37,88% sedangkan Kesimpulan dan Saran
rasio belanja rutin terhadap APBD
Dari pembahasan yang telah
mengalami penurunan menjadi
diuraikan di atas, dapat ditarik
sebesar 62,12%. pada tahun 2013
kesimpulan sebagai berikut:
rasio belanja pembangunan terhadap
APBD mengalami peningkatan 1. Secara keseluruhan tingkat
menjadi sebesar 38,08% sedangkan kemandirian kabupaten malang
rasio belanja rutin terhadap APBD mempunyai kemampuan keuangan
mengalami penurunan menjadi yang instruktif. Namun demikian,
sebesar 61,92%. tingkat kemandiriran memiliki trend
positif yang berarti lambat laun
tingkat kemandirian kabupaten
4. Rasio pertumbuhan PAD malang mengalami peningkatan.
tahun 2011 meningkat menjadi 2. Rasio efektivitas realisasi
sebesar 32,09% dan rasio PAD di Kabupaten Malang tahun
pertumbuhan belanja pembangunan anggaran 2010 sampai dengan tahun
menjadi sebesar 55,34%. Namun 2013 menunjukkan bahwa kinerja
rasio Pertumbuhan Pendapatan pemerintah Kabupaten Malang
mengalami penurunan menjadi dalam merealisasikan PAD sangat
sebesar 17,14% begitu pula dengan efektif.
rasio Pertumbuhan Belanja rutin 3. Rasio aktivitas Kabupaten
menjadi sebesar 9,62%. Pada tahun Malang menunjukkan kemampuan
2012 pada rasio Pertumbuhan keuangan dan kinerja yang baik
Belanja rutin mengalami peningkatan dalam membiayai pembangunan
sebesar 11.52%. Namun rasio daerahnya (rasio belanja
pertumbuhan PAD yaitu sebesar pembangunan terus meningkat).
14.46% dan rasio Pertumbuhan Besarnya pengeluaran belanja
Pendapatan sebesar 13.73%, begitu pembangunan yang dilakukan
pula dengan rasio pertumbuhan pemerintah Kabupaten Malang
belanja pembangunan sebesar menandakan selama ini pemerintah
22.25% ketiga rasio tersebut berusaha meningkatkan kegiatan
mengalami penurunan. Pada tahun pembangunan dan investasi. Rasio
2013 pada rasio pertumbuhan PAD pertumbuhan Pemerintah Kabupaten
mengalami peningkatan sebesar Malang, menunjukkan kinerjanya
32.96% dan rasio Pertumbuhan kurang baik dalam mempertahankan
Pendapatan sebesar 14.03%. Namun kinerjanya terlihat dari beberapa
rasio Pertumbuhan Belanja rutin rasio pertumbuhan yang mengalami
mengalami penurunan sebesar 8.12% trend yang fluktuatif.
begitu pula dengan rasio
Saran penulis adalah:
pertumbuhan belanja Pembangunan
sebesar 12.68%. Rasio pertumbuhan 1. Pemerintah Kabupaten
PAD, pendapatan, belanja rutin dan Malang sebaiknya mengurangi
belanja pembangunan pemerintah ketergantungan keuangan kepada
daerah terus menunjukkan adanya pemerintah pusat yaitu dengan
mengoptimalkan potensi daerah.

9
Beberapa potensi daerah yang dapat Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
dikembangkan sebagai berikut: Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
potensi pariwisata, hotel dan Alfabeta. Bandung.
perdagangan. potensi pertanian dan
peternakan, Tinjauan Ekonomi & Keuangan
2. kontribusi ekonomi Daerah Provinsi Jawa Timur.
sebaiknya bergeser pada sektor 2012.Kementerian keuangan
industri olahan (agro industri dan republik indonesia direktorat jenderal
pertambangan). perimbangan keuangan. Jakarta.
3. Meningkatkan belanja
pembangunan untuk memperbanyak Tony Wijaya. 2013. Metodologi
sarana dan prasarana publik guna Penelitian Ekonomi Dan Bisnis Teori
mensejahterahkan masyarakat. Dan Praktik. Graha Ilmu.
Karena apabila sarana dan prasarana Yogyakarta.
publik memadai, maka potensi
daerah yang ada bisa dioptimalkan UU No. 25 Tahun 1999 tentang
guna meningkatkan PAD. Perimbangan Keuangan antara
4. Bekerjasama dengan pihak Pemerintah Pusat dan Daerah
swasta dalam membangun
infrastruktur daerah agar kegiatan UU No. 32 Tahun 2004 tentang
pembangunan daerah berjalan Pemerintah Daerah
semakin cepat dan dana UU No. 33 Tahun 2004 tentang
pembangunan tidak hanya Perimbangan Keuangan antara
bergantung pada APBD. Pemerintah Pusat dan Daerah

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2007. Akuntansi


Keuangan Daerah, Akuntansi Sektor
Publik. Edisi Revisi. Salemba Empat,
Jakarta.

Indra Bastian. 2005. Akuntansi


Sektor Publik Suatu Pengantar.
Erlangga. Jakarta.

Permendagri No. 690.900.327 Tahun


1996

Permendagri No. 13 Tahun 2006

PP No. 71 Tahun 2010

PP No. 58 Tahun 2005

PP No. 84 Tahun 2000

10

Anda mungkin juga menyukai