Perencanaan Program Posyandu Lavender
Perencanaan Program Posyandu Lavender
POSYANDU LAVENDER
Dosen Pengampu :
Nuryanto S.Gz., M.Gizi
Hartanati Sandi S.Gz., M.Gizi
Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab dari kematian balita yang cukup tinggi yaitu, keadaan gizi
yang kurang baik atau buruk. Menurut dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO)
diperkirakan ada sekitar lebih dari setengah kematian para balita disebabkan oleh
keadaan gizi yang kurang baik.1 Munculnya masalah gizi pada anak-anak balita
dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Gizi kurang secara langsung
disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi.
Makin bertambah usia anak maka makin bertambah pula kebutuhannya.
Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi jumlah dan jenis pangan yang
dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara
perorangan. konsumsi juga tergantung pada pendapatan, agama, adat istiadat, dan
pendidikan keluarga yang bersangkutan.2
Secara tidak langsung, gizi kurang pada balita disebabkan oleh ketahanan
pangan keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang
tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkuangan serta pelayanan kesehatan yang
tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia
air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga
terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pehaman ibu tentang
kesehatan, makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.1 Dengan
adanya kesenjangan status gizi pada balita, pemerintah Indonesia berupaya
memperbaiki hal ini dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa pos
pelayanan terpadu atau sering dikenal dengan Posyandu.3
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait sebagai pusat kegiatan
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.3 Beberapa
kegiatan yang dilakukan di posyandu diantaranya pemberian makanan
pendamping ASI dan suplementasi vitamin A, pengukuran antropometri bayi dan
balita, sampai memantau perkembangan bayi dan balita di daerah sekitar
posyandu tersebut melalui pencatatan di KMS dan buku KIA, bahkan melakukan
rujukan jika memang diperlukan.3 Untuk berjalannya sebuah posyandu,
diperlukan personil-personil untuk menjalankan kegiatannya yang disebut sebagai
kader posyandu. Kader-kader inilah yang bertugas melakukan seluruh kegiatan di
posyandu dan melaporkannya ke pusat kesehatan daerah untuk didata ulang dan
digunakan sebagai dasar kebijakan program pemerintah selanjutnya.4
Meski peran posyandu yang begitu penting ini, masih banyak kendala yang
muncul dalam penyelenggaraannya. Mulai dari dana dari pusat yang tidak cukup
bahkan tidak didapatkan oleh posyandu hingga ketersediaan alat yang kurang
memadai, para kader posyandu harus tetap melaksanakan kegiatan posyandu
dengan semua keterbatasan yang mungkin terjadi.5 Sementara, karena
partisipasinya yang bersifat sukarela, terkadang masalah juga dapat muncul dari
para kader itu sendiri.6 Tidak hanya dari sisi posyandu, ibu atau orang tua bayi
dan balita juga berperan dalam permasalahan yang mungkin muncul di posyandu.7
Dengan latar belakang ini kelompok kami mencoba melakukan kajian
permasalahan yang muncul pada Posyandu Lavender yang beralamat di Jl.
Gondang Raya Gg. Gondang Timur 1.
B. Tujuan
1. Mengobservasi jalannya kegiatan posyandu pada Posyandu Lavender.
2. Mencari dan menganalisis masalah yang muncul pada Posyandu Lavender.
3. Membuat rencana intervensi masalah yang muncul pada Posyandu Lavender.
C. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
Asupan makan
bayi/balita
Penyebab
Penyakit infeksi Langsung
pada bayi/balita
Status
Advokasi
pada gizi
stakeholder Performa Pelayanan
posyandu kesehatan
3%
Kurus
Normal
97%
BB/U
10%
Gizi kurang
Gizi baik
90%
Berdasarkan status gizi menurut BB/U diketahui bahwa sebanyak
10% (3 orang) gizi kurang dan 90% (27 orang) memiliki status gizi baik.
3 orang yang dimaksud adalah Anak N, Anak F, dan Anak A.
Status Gizi menurut PB atau TB/U
Seluruh anak yang diukur tergolong normal.
Status Gizi menurut IMT/U
IMT/U
3%
Kurus
Normal
97%
A. Analisis
1. Pohon Masalah
Gizi Kurang
Penurunan
status gizi
Kurangnya
Keterbatasan Sarana prasarana
kesadaran ibu
waktu yang kurang baik
bayi/balita
Kurangnya
bantuan dari
pemerintah
2. Pohon Tujuan
Gizi Baik
Peningkatan
status gizi
Meningkatnya
Waktu Sarana prasarana
kesadaran ibu
mencukupi yang baik
bayi/balita
Bantuan dari
pemerintah
yang cukup
3. Pohon Alternatif
Gizi Baik
Peningkatan
status gizi
Meningkatnya
Waktu Sarana prasarana
kesadaran ibu
mencukupi yang baik
bayi/balita
Bantuan dari
pemerintah
yang cukup
a. Overall Goals
Gizi baik
b. Development Goals
Peningkatan status gizi
c. Project Purpose
Asupan makan yang baik
d. Output
Pengetahuan ibu yang baik
Peningkatan performa posyandu
Cakupan D/S meningkat
e. Bentuk Akitivitas
Komunikasi dengan Ibu untuk Revitalisasi Posyandu (KODE
RINDU)
- Sosialisasi kepada ibu bayi/balita dan kader terkait posyandu.
- Edukasi kepada ibu bayi/balita terkait pentingnya gizi terhadap
tumbuh kembang bayi/balita
- Pembuatan grup Whatsapp antara ibu bayi/balita dengan kader
posyandu untuk menjalin komunikasi agar informasi terkait
posyandu dapat tersempaikan.
B. Project Planning Matrix
Objectively Verifiable
Intervention Strategy Means of Verification Important Assumption
Indicators
Prevalensi gizi kurang di Peningkatan status
Kecamatan Tembalang Survei pendataan oleh ekonomi generasi
Overall goals Gizi baik
berkurang sebanyak puskesmas setempat selanjutnya di
20% Kecamatan Tembalang
Terjadi peningkatan
Pengukuran
Development status gizi dari subjek Peningkatan pelayanan
Peningkatan status gizi antropometri setiap satu
goals yang mengalami gizi kesehatan yang baik
bulan sekali
kurang sebanyak 75%
Rata-rata asupan
makanan anak-anak
Prestasi belajar anak-
berusia dibawah 5 tahun
Project purpose Asupan makan yang baik Recall 3x24 jam anak Kecmatan
sesuai dengan AKG
Tembalang meningkat
terkait energi, protein,
vitamin A, besi, seng
Peningkatan Kuesioner pengetahuan
Ibu lebih bijak dalam
Output/result Pengetahuan ibu yang baik pengetahuan ibu terkait terkait gizi dan tumbuh
menerima dan
gizi dan tumbuh kembang bayi/balita
kembang bayi/balita menerapkan informasi
meningkat menjadi 70% terkait gizi
Terjadi peningkatan Kebijakan pemerintah
cakupan D/S dan N/D pusat mengenai
Peningkatan performa posyandu Kartu SKDN
sebanyak 80% (sesuai pelayanan kesehatan
dengan standar nasional) menjadi lebih baik
Informasi mengenai
Terjadi peningkatan
Data antropometri jadwal posyandu
jumlah bayi yang datang
pada daftar hadir tersebar luas dan
Cakupan D/S meningkat dan ditimbang menjadi
kegiatan posyandu mencakup seluruh ibu
80% dari seluruh bayi
Kartu SKDN bayi/balita di Posyandu
yang terdaftar
Lavender
Topik :
Target : Ibu bayi/balita Ibu-ibu bayi/balita dan
Sosialisasi kepada ibu - Kegiatan dan alur
Frekuensi : 1x kader memberikan
bayi/balita dan kader terkait posyandu
Material : Leaflet respon positif dan
posyandu. - Jadwal dan lokasi
Bentuk aktivitas Budget : Rp. 180.000,- menghadiri program
posyandu
yang diberikan dengan
Edukasi kepada ibu bayi/balita Topik : Target : Ibu bayi/balita
antusias dan antara
terkait pentingnya gizi terhadap - MP-ASI Frekuensi : 1x
pemberi materi dan
tumbuh kembang bayi/balita - Pola asuh Material : Leaflet
Budget : (menyatu audiens saling
dengan leaflet melakukan kontak mata
sosialisasi)
Topik : Target : Ibu bayi/balita
Pembuatan grup Whatsapp
- Cara pembuatan dan kader posyandu
antara ibu bayi/balita dengan
pengumuman dan Frekuensi : 1x
kader posyandu untuk menjalin
membaca pembuatan
komunikasi agar informasi
pengumuman terkait Material : Handphone,
terkait posyandu dapat
posyandu dari grup kuota internet
tersempaikan.
Whatsapp Budget : Rp. 20.000,-
BAB V
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI