Anda di halaman 1dari 13

MODUL 01

DASAR PENGUKURAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2019/2020

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Riwayat Revisi Rev.


02-09-2016 - Muhammad Fauzan Girindra 1
06-08-2017 - Florentin Anggraini Purnama 2
23-06-2018 – M. Iqbal Mauludi (Ben Gurion) 3
23-08-2019 – Arsharizka Syahadati Ichwanda 4
1 TUJUAN
 Memahami cara mengukur komponen
 Memahami cara pengoperasian multimeter, RLC meter, dan osiloskop
 Memahami cara pengoperasian generator sinyal (signal generator)
 Memahami cara pengoperasian catu daya (power supply)
 Memahami cara penyusunan rangkaian setara Thevenin
 Memahami cara menentukan nilai hambatan dalam

2 PERSIAPAN
 Membaca tentang prinsip fisis listrik di www.explainthatstuff.com/electricity.html
 Membaca tentang pemahaman yang salah tentang kelistrikan di
www.furryelephant.com/content/electricity/teaching-learning/misconceptions/
 Membaca tentang cara menggunakan breadboard di https://learn.sparkfun.com/tutorials/how-
to-use-a-breadboard/all
 Membaca tentang prinsip kerja rangkaian Thevenin di www.electronics-
tutorials.ws/dccircuits/dcp_7.html

3 PERALATAN PRAKTIKUM
 1 buah multimeter  4 buah probe capit (untuk signal
 1 buah osiloskop analog generator dan catu daya)
 1 buah signal generator  1 buah breadboard
 1 buah catu daya (power supply)  1 buah RLC meter
 2 buah probe osiloskop  Resistor, Kapasitor, Induktor, Dioda

4 DASAR TEORI

Breadboard

Gambar 1. Skema breadboard[1]

Breadboard merupakan suatu papan kumpulan dari lempengan besi yang digunakan untuk
menggantikan penggunaan kabel yang kurang praktis. Seperti yang bisa dilihat pada gambar, bagian
merah dan bagian biru berupakan bagian breadboard terhubung.

Resistor
Resistor (hambatan) berfungsi untuk mengatur arus listrik yang mengalir pada sebuah komponen.
Resistor memiliki nilai resistansi yang dinyatakan dengan satuan ohm ( Ω ). Nilai resistansi pada setiap
resistor direpresentasikan oleh pita warna pada tiap resistor.
Tabel 1. Kode warna resistor[2]
Koefisien
Faktor
Warna Nilai Toleransi Temperatur
Pengali
(ppm/°C)
0
Hitam 0 10 - -
Coklat 1 101 + 1% 100
2
Merah 2 10 + 2% 50
3
Oranye 3 10 + 3% 15
Kuning 4 104 + 4% 25
5
Hijau 5 10 + 0,5% -
6
Biru 6 10 + 0,25% 10
7
Ungu 7 10 + 0,10% 5
Abu-
8 108 + 0,05% -
abu
Putih 9 109 - -
Emas - 10-1 + 5% -
Perak - 10-2 + 10% -

Gambar 2. Kode warna resistor[2]

Tiap resistor memiliki jumlah pita warna yang berbeda, dari 4 hingga 6 buah. Tiap resistor yang
mempunyai jumlah berbeda juga memiliki pembacaan pita yang berbeda.
 Pita pertama : angka pertama dari nilai resistansi.
 Pita kedua : angka kedua dari nilai resistansi.
 Pita ketiga : nilai faktor pengali dengan satuan ohm (resistor dengan 4 gelang warna); atau
angka ketiga dari nilai resistansi (resistor dengan 5 dan 6 gelang warna).
 Pita keempat : nilai toleransi (resistor dengan 4 gelang warna); nilai faktor pengali dengan
satuan ohm (resistor dengan 5 dan 6 gelang warna).
 Pita kelima : nilai toleransi (resistor dengan 5 dan 6 gelang warna).
 Pita keenam : koefisien temperatur dengan satuan part per millions (ppm)/°C

Multimeter
Multimeter merupakan kumpulan rangkaian listrik yang berfungsi sebagai
alat penguji komponen listrik. Multimeter bisa berfungsi sebagai voltmeter
untuk mengukur tegangan, ammeter untuk mengukur kuat arus, dan
ohmmeter untuk mengukur hambatan. Beberapa multimeter juga dapat
mengukur dioda, kapasitor, dan transistor.

Ringkasan peringatan pemakaian[3]


 Jangan menggunakan multimeter pada rangkaian yang melebihi 3kVA.
 Jangan menggunakan multimeter apabila probe rusak.
 Jangan menggunakan multimeter untuk mengukur rangkaian yang
terhubung dengan alat yang menghasilkan surge voltage (contoh:
motor) karena akan melebihi tegangan maksimum.
 Ketika menggunakan multimeter, hubungkan terlebih dahulu probe Gambar 3. multimeter digital[3]
hitam (ground) kemudian probe merah. Lepaskan terlebih dahulu
probe merah kemudian probe hitam.
 Selalu pastikan jari Anda tidak melebihi finger guards (tr: batas jari, dapat dilihat pada gambar 5)
ketika melakukan pengukuran.
 Jangan menggunakan multimeter ketika tangan Anda basah atau ketika lingkungan Anda lembap.
Gambar 4. Simbol pada multimeter SANWA CD800A[3]

Gambar 5. Komponen multimeter SANWA CD800A[3]

Petunjuk tombol multimeter[3]


 Function switch (tr: saklar fungsi) : gunakan saklar ini untuk mematikan dan menghidupkan
multimter serta memilih mode pengukuran
 SELECT : ketika tombol ini ditekan (→), fungsinya akan berubah sebagai berikut.
- Pada kasus V dan mA, mode pengukuran akan berubah dari DC (garis lurus)→ AC (garis
bergelombang) → DC (garis lurus).
- Pada kasus mode pengukuran akan berubah
 RANGE : Tekan tombol RANGE untuk menetapkan ketelitian yang Anda inginkan. Tekan tombol
untuk melihat pilihan ketelitian yang tersedia. Tanda AUTO pada layar akan hilang ketika Anda
sedang berada dalam mode ketelitian yang Anda pilih. Untuk mengembalikan seperti semula, tekan
tombol selama 1 detik hingga AUTO kembali muncul pada layar.
 ∆REL : relative zero (tr: nol relatif) memungkinkan pengguna untuk menentukan titik nol baru
sesuai keinginan. Nilai yang muncul di layar akan menjadi titik nol baru ketik tombol ini ditekan.
Tekan kembali tombol ini untuk mengembalikan titik nol menjadi seperti semula.
 HOLD : ketika tombol ini ditekan, nilai yang ditampilkan di layar akan tetap. Tekan kembali tombol
untuk mengembalikan seperti semula.
 Hz/% : Ketika tombol ditekan, mode akan berubah dengan urutan pengukuran frekuensi ke duty
cycle Hz → %
Pada setiap percobaan, penting untuk menyamakan ground setiap rangkaian agar setiap
rangkaian memiliki definisi titik nol yang sama.
Voltmeter
Dari Hukum Coulumb, hubungan antara tegangan dengan
energi listrik seperti berikut:
𝑊 = 𝑉. 𝐼. 𝑡
Tegangan menunjukkan energi yang dibutuhkan untuk
melewatkan muatan dalam suatu komponen. Artinya, 1 Volt
menunjukkan bahwa dalam suatu komponen dibutuhkan energi
Gambar 6. Skema rangkaian voltmeter sebesar 1 Joule untuk melewatkan muatan sebesar 1 Coulomb.
Untuk mengukur tegangan, multimeter harus dirangkai secara
paralel dengan komponen listrik. Ketika di set sebagai
voltmeter, multimeter memiliki hambatan yang sangat besar
(𝑅 → ∞) sehingga tidak akan mengganggu rangkaian. Saat
dalam mode AC, multimeter mengukur Vrms (bukan Vpeak).

Ammeter
Menurut Hukum Coulomb, hubungan antara kuat arus listrik
dengan muatan listrik seperti berikut:
𝑄
𝐼=
𝑡
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa kuat arus
listrik menunjukkan berapa jumlah muatan yang melewati suatu
titik per satuan waktu. Artinya, 1 Ampere menunjukkan bahwa
dalam suatu titik, ada muatan sebesar 1 Coulomb yang
melewati titik tersebut dalam 1 detik. Menurut Untuk mengukur
Gambar 7. skema rangkaian ammeter
kuat arus, multimeter harus dirangkai secara seri dengan
komponen listrik. Ketika di set sebagai ammeter, multimeter
memiliki hambatan yang sangat kecil (𝑅 → 0) sehingga ketika
dirangkai secara seri, ammeter tidak akan mengubah rangkaian
. Saat dalam mode AC, multimeter mengukur Irms (bukan Ipeak).
Ohmmeter
Hambatan suatu komponen menunjukkan kesulitan yang harus diatasi untuk mengalirkan arus listrik
melalui komponen tersebut. Ohmmeter bekerja dengan cara mengalirkan arus listrik konstan ke
rangkaian yang ingin diukur kemudian mengukur tegangan yang didapatkan. Nilai hambatan dihitung
dari arus listrik dan tegangan tersebut. Karena ohmmeter bekerja dengan mengalirkan arus, sangat
penting untuk mensterilkan komponen yang diukur dari arus litrik selain dari multimeter. Hindari
mengukur hambatan ketika komponen masih berada dalam breadboard. Hindari juga memegang bagian
konduktor dari komponen yang diukur karena hambatan tubuh akan ikut terukur oleh multimeter.
Osiloskop
Osiloskop merupakan alat yang mampu menampilkan bentuk sinyal tegangan terhadap waktu, berbeda
dengan multimeter yang hanya menampilkan nilai tegangan. Pada dasarnya, osiloskop merupakan
tabung sinar katoda (CRT) yang mengarahkan sinar yang ditembakkan di layar untuk mengilustrasikan
sinyal yang masuk ke dalamnya.
Gambar 8. Osiloskop analog Goodwill seri 622G[4]

Tabel 2.Bagian-bagian osiloskop[4]

Bagian Bagian
Fungsi
Nomor Osiloskop
Terminal ini memberikan tegangan kalibrasi sebesar 2 Vp-p, 1kHz
1 Kalibrasi
berbentuk gelombang kotak positif
2 Inten Mengatur tingkat kecerahan (intensitas cahaya) pada layar
Mengatur tingkat ketajaman dari citra sinyal yang ditampilkan pada
4 Focus
layar untuk memperoleh gambar yang lebih jelas
9 POWER Tombol on/off osiloskop
Mengatur skala (faktor pengali) dari tegangan yang akan diwakilkan
10 Volt/Div oleh satu satuan persegi pada layar. Skala tegangan dinyatakan secara
vertikal
AC-DC- Coupling, untuk berpindah dari AC coupling ke DC coupling ke
11 dan 15
GND GND coupling
Tempat memasukkan probe untuk mengukur data sinyal atau
12 Channel 1
tegangan
Tempat memasukkan probe untuk mengukur data sinyal atau
16 Channel 2
tegangan. Kedua channel dapat digunakan terpisah atau bersamaan
Mengatur skala (faktor pengali) dari waktu yang akan diwakilkan
18 Time/Div oleh satu satuan persegi pada layar. Skala waktu dinyatakan secara
horizontal
20 Ground Terminal ground dari osiloskop
AC: berfungsi sebagai high pass filter, mengatenuasi sinyal DC (low
frequency) dan menampilkan sinyal AC (high frequency), DC:
25 COUPLING menampilkan sinyal AC dan sinyal DC, HF REJ: High Frequency
Rejection: mengatenuasi komponen sinyal di atas 50 kHz (-3dB), TV:
menggunakan sinyal TV sebagai trigger
33 10X MAG Memperbesar citra sinyal sebesar 10 kali lipat
34 Position X Mengatur posisi citra sinyal di layar pada arah sumbu X
37 dan 40 Position Y Mengatur posisi citra sinyal di layar pada arah sumbu Y
Menentukan sumber sinyal yang keluar di layar. CH1 menampilkan
sinyal dari channel 1, CH2 sinyal dari channel 2, DUAL
39 VERT menampilkan keduanya, ADD menampilkan penambahan secara
matematis dari kedua osiloskop, dan pengurangan sinyal CH1-CH2
ketika tombol CH2 INV (36) dimatikan.
Gambar 9. Layar osiloskop

Layar osiloskop tampak seperti gambar di atas. Apabila pada osiloskop diatur Volt/div = 3V dan
Time/div = 1s, maka pembacaan gelombang sinusoidal di atas memiliki Vpeak-to-peak = 18 V dan
periode = 4s.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada bagian kiri bawah dari layar terdapat suatu male port
berupa lempengan logam kecil dengan lubang bagian tengahnya yang diberi label CAL 2Vp-p (1) (lihat
gambar 5). Bagian ini digunakan sebagai kalibrator utama ketika osiloskop hendak digunakan pertama
kali. Cara mengkalibrasikan osiloskop pertama kali sebagai berikut.
 Atur nilai volt/div sebesar 1V atau 2V dan atur channel yang akan ditampil.
 Hubungkan channel tersebut dengan probe osiloskop, kemudian sentuhkan probe tersebut pada
lempeng logam di bagian kiri bawah layar tersebut.
 Atur nilai time/div dan level sehingga citra dua buah garis dengan nilai tegangan peak-to-peak
sebesar 2 Volt tersebut nampak dengan jelas pada layar.
 Atur posisi vertikal dengan menggunakan panel yang ada sehingga titik tengah dari kedua garis itu
tepat berada pada tengah layar (y=0), atau dengan kata lain kedua garis yang nampak berada pada
nilai positif dan negatif yang sama. Untuk penggunaan volt/div sebesar 1V, garis akan berada satu
kotak di atas dan satu kotak di bawah dari titik tengah.
Osiloskop telah terkalibrasi dan telah dapat digunakan untuk melakukan pengukuran.
Signal Generator
Signal generator merupakan perangkat elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan beberapa bentuk
sinyal AC dengan besar amplitudo dan nilai frekuensi yang dapat diatur. Berikut beberapa bagian
penting yang ada pada signal generator.
Tabel 3. Bagian-bagian signal generator
No. Bagian Signal Fungsi
Generator
1 Saklar daya Menyalakan Signal Generator
(power switch)
2 Terminal output Tempat pemasangan probe
output
3 Amplitudo Pengaturan nilai amplitudo
yang dihasilkan
4 Frequency Pengaturan nilai frekuensi yang
dihasilkan
5 Waveform Memilih bentuk gelombang Gambar 10. Signal generator[5]
yang dihasilkan
Untuk mengatur nilai frekuensi yang dihasilkan, digunakan dua buah panel. Panel pertama berbentuk
pemutar dengan skala 10 hingga 100 dan panel kedua berupa tombol yang menentukan faktor pengali
dimulai dari 1 hingga 10.000. nilai frekuensi yang dihasilkan pada signal generator ini dalam satuan Hz
(getaran per detik).

Rangkaian Thevenin
Rangkaian Thevenin merupakan metode matematis untuk menyederhanakan suatu rangkaian listrik
yang kompleks menjadi rangkaian dengan hanya 1 sumber tegangan (VTh) dan 1 resistor (RTh).

Gambar 111. Skema rangkaian yang disederhanakan

Gambar 122. skema rangkaian setara thevenin

Definisi VTh : Tegangan Thevenin adalah tegangan rangkaian terbuka (tanpa beban) dari
sirkuit asal[6].
Definisi RTh : Hambatan Thevenin adalah resistansi dari pandangan luar terminal dengan
semua sumber tegangan atau arus diganti oleh hambatan dalam tersebut[6].
Artinya, VTh pada rangkaian di gambar 11 dapat dihitung dengan persamaan[6]
𝑅2
𝑉𝑇ℎ = .𝑉 (1)
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
Karena VTh adalah tegangan saat beban tidak ada atau open loop/circuit, akibatnya tidak ada arus yang
mengalir melewati R4 (sesuai Hukum Kirchoff).
Hambatan Thevenin adalah hambatan dari sudut pandang terminal keluaran dengan sumber yang diganti
dengan hambatan dalamnya[6]. Hambatan dalam dari sumber tegangan adalah nol (secara ideal).
Hambatan yang setara dari R1, R2, dan R3 adalah seri dengan R4. Dengan demikian, hambatan Thevenin
untuk rangkaian ini adalah seperti berikut [6]
𝑅𝑇ℎ = [(𝑅1 + 𝑅3 )‖𝑅2 ] + 𝑅4 (2)

5 TUGAS PENDAHULUAN
1. Buatlah draf laporan praktikum yang berisi bagian-bagian seperti berikut:
 Tujuan praktikum,
 Dasar teori,
 Rancangan eksperimen untuk percobaan 2, 5, dan 6 (berisikan gambar rangkaian dengan
nilai komponen yang telah ditentukan oleh praktikan serta hipotesis setiap percobaan),
 Hasil eksperimen (berupa tabel/grafik yang akan diisi oleh praktikan pada saat praktikum),
 Analisis (diisi setelah pengolahan data selesai), dan
 Kesimpulan (diisi diakhir praktikum).

6 LANGKAH PERCOBAAN
Percobaan 1 : Pengukuran resistansi, kapasitansi, induktansi, dan dioda.
 Siapkan 3 buah resistor dengan konfigurasi gelang warna yang berbeda kemudian tentukan
kode untuk masing-masing resistor.
 Siapkan dan nyalakan multimeter digital, kemudian atur dalam mode untuk mengukur
hambatan.
 Hubungkan kedua probe multimeter dengan kedua ujung dari resistor. Catat hasil pengukuran
hambatan.
 Lakukan penghitungan nilai resistansi dan toleransi dari resistor secara manual. Catat hasil
pengukuran hambatan dan bandingkan kedua hasil pengukuran yang diperoleh.
 Atur RLC meter untuk pengukuran kapasitansi.
 Ukur 3 buah kapasitor dengan besar kapasitansi yang berbeda. Catat dan bandingkan nilai
kapasitansi yang terukur dengan nilai yang tertera pada kapasitor.
 Siapkan 1 buah dioda dan tentukan bagian anoda serta katoda pada dioda. Letakkan probe
hitam pada kaki katoda dan probe merah pada kaki anoda.
 Atur multimeter digital untuk mengukur dioda.
 Catat tegangan dioda yang terbaca pada multimeter. Lakukan hal yang sama dengan menukar
probe hitam pada kaki anoda dan probe merah pada kaki katoda.
 Siapkan 1 buah induktor. Atur RLC meter untuk pengukuran induktansi. (Tanyakan pada
asisten praktikum).
 Catat nilai induktansi yang terbaca pada RLC meter.

Percobaan 2 : Pengukuran tegangan dan arus


 Buatlah skema rangkaian pengukuran tegangan dan arus menggunakan multimeter pada
rangkaian seri dan paralel! Sertakan hasil nilai pengukuran tegangan dan arus pada setiap
komponen resistor dan nilai daya yang diterima pada setiap resistor! (Catatan: Gunakan 3
komponen resistor berbeda dengan nilai bebas, tegangan sumber maksimum 10V, mohon
diperhatikan daya maksimum pada setiap resistor yang digunakan, serta arus yang melewati
alat ukur kurang dari 400 mA.)

Percobaan 3 : membandingkan pengukuran sinyal DC antara multimeter dan osiloskop


 Siapkan osiloskop, catu daya, dan multimeter. Hubungkan osiloskop dan catu daya pada
sumber listrik. Nyalakan osiloskop.
 Atur nilai volt/div dan time/div pada osiloskop, pasang dua buah probe pada kedua channel
yang dimiliki oleh osiloskop (channel A dan B). Lakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk setiap
channel secara bergantian dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada bagian dasar
teori.
 Atur multimeter dalam mode tegangan DC dengan rentang terbesar.
 Pasangkan probe capit buaya pada port catu daya.
 Hubungkan probe dari catu daya dengan probe osiloskop dan probe multimeter secara
bersamaan. Pastikan polaritas dari setiap probe terpasang dengan sesuai. (probe positif dari
osiloskop terhubung dengan probe positif multimeter, demikian pula dengan probe
negatif/ground yang dimiliki).
 Nyalakan catu daya dan atur nilai tegangan keluaran (besar tegangan tidak lebih dari 20V).
 Catat nilai tegangan yang terbaca pada multimeter maupun osiloskop serta ambil gambar citra
layar osiloskop yang dihasilkan. Atur nilai vol/div dari osiloskop pada nilai terbesar yang
masih memungkinkan berkas citra yang tampak pada layar untuk menghasilkan pembacaan
osiloskop yang baik.
 Ulangi langkah percobaan di atas sebanyak dua kali untuk nilai tegangan yang berbeda.

Percobaan 4 : membandingkan pengukuran sinyal AC antara multimeter dan osiloskop


 Lakukan percobaan seperti pada percobaan 3 dengan menggunakan sumber tegangan dari
signal generator.
 Lakukan percobaan terdiri atas satu percobaan hanya menggunakan frekuensi yang berbeda,
satu percobaan lain hanya menggunakan amplitudo yang berbeda, dan sisanya menggunakan
nilai frekuensi dan amplitudo yang berbeda dari percobaan pertama.

Percobaan 5 : rangkaian Thevenin


 Buatlah skema rangkaian pengukuran tegangan dan hambatan thevenin seperti pada gambar
berikut dengan Vsumber=8 Volt, R1=R2=R4=R6=2kΩ, R3=R5=1kΩ, R7=0,5kΩ, RL=1kΩ! Serta
Hitung nilai tegangan Thevenin (VTH) dan hambatan Thevenin (RTH) secara matematis.
Gambar 133. rangkaian percobaan thevenin

 Ukur tegangan dan hambatan Thevenin menggunakan alat ukur.

Percobaan 6 : hambatan dalam baterai


 Buatlah skema rangkaian untuk membuat kurva pembebanan dengan pengukuran tegangan
dan arus menggunakan multimeter pada rangkaian gambar 14! (Catatan: Gunakan nilai
komponen resistor variabel yang tersedia dipasaran (RV), tegangan sumber baterai sebesar 9V,
mohon diperhatikan daya maksimum pada setiap resistor yang digunakan, arus yang melewati
alat ukur kurang dari 400 mA, dan sertakan persamaan yang diperlukan untuk menentukan
nilai hambatan dalam).

Gambar 144. rangkaian menentukan hambatan dalam baterai

 Buatlah grafik tegangan terhadap arus untuk menentukan kurva pembebanan.


 Hitung nilai hambatan dalam baterai (RO) dari kurva pembebanan tersebut.

7 ANALISIS
1. Pada percobaan 1, Mengapa nilai resistor, kapasitor, dan induktor menggunakan
multimeter/RLC meter berbeda dengan nilai yang tertera pada komponen tersebut? Jelaskan!
2. Pada percobaan 2, apakah terdapat perbedaan hasil tegangan dan kuat arus yang didapatkan
secara teoritik dan secara eksperimen? Jika iya, mengapa? Apa yang dapat dilakukan agar nilai
galat antara teoritik dan eksperimen sangat kecil?
3. Pada percobaan 3 dan 4, apakah terdapat perbedaan hasil antara pengukuran menggunakan
multimeter dan pengukuran menggunakan osiloskop? Mengapa demikian? Menurut Anda,
manakah hasil yang terbaik (menggunakan osiloskop atau multimeter)? Jelaskan!
4. Pada percobaan 4, apakah terdapat perbedaan nilai frekuensi antara pengukuran dengan
osiloskop dan dengan nilai frekuensi yang diatur dari signal generator? Jelaskan! Hal apa saja
yang dapat dilakukan untuk mengurangi perbedaan nilai frekuensi antara osiloskop dengan
signal generator?
5. Pada percobaan 5, apakah terdapat perbedaan hambatan dan tegangan Thevenin yang didapat
secara teoritik dan eksperimen? Jelaskan!
6. Pada percobaan 6, hal apa saja yang diperoleh dari kurva pembebanan? Jelaskan! Bandingkan
nilai hambatan dalam baterai pada kondisi baru dengan nilai hambatan dalam baterai pada
kondisi baterai yang telah digunakan!
8 REFERENSI
[1] Anonim. TT. What is a breadboard?. Tersedia di
http://wiring.org.co/learning/tutorials/breadboard/. [27 Mei 2019].
[2] Anonim. 2014. Resistor Color Code Chart – Understanding Resistance Color Coding.
Tersedia di http://www.circuitstoday.com/resistor-color-code-chart. [27 Mei 2019].
[3] Sanwa Electric Instrument. TT. CD800A Digital Multimeter Instruction Manual. Tersedia di
https://overseas.sanwa-meter.co.jp/items/detail.php?id=29. [31 Mei 2019].
[4] GW-INSTEK. TT. Oscilloscopes. Tersedia di http://www.gwinstek.com/en-
global/products/Oscilloscopes/Analog_Oscilloscopes/GOS-635G_GOS-622G. [31 Mei
2019].
[5] GW-INSTEK. TT. User Manual Signal Generator GAG-809/810. Tersedia di
https://www.gwinstek.com/en-US/products/detail/GAG-810_GAG-809. [31 Mei 2019].
[6] Floyd, Thomas L., Buchla, David. 2001. Fundamentals of Analog Circuits, 2nd Edition.
Prentice Hall. (Book).
LOG AKTIVITAS

Percobaan 1
Data hasil pengukuran nilai resistansi
Multimeter Warna Pita (manual)
No.
Resistansi (Ω) Resistansi/R (Ω) Toleransi/T (%) Rentang (R+ (T*R)) (Ω)
1
2
3

Data hasil pengukuran nilai kapasitansi


Kapasitansi (F)
No.
Multimeter Nilai tertera pada kapasitor
1
2
3

Data hasil pengukuran nilai induktansi


Induktansi (H)
No.
Multimeter Nilai tertera pada induktor
1

Data hasil pengukuran dioda


Tegangan (V)
No. Multimeter saat probe hitam di Multimeter saat probe hitam di bagian
bagian anoda katoda
1

Percobaan 2

Gambar skema rangkaian pengukuran


tegangan dan arus pada rangkaian seri dan
paralel

Data hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel
Rangkaian Seri
V1 (V) V1 (V)
V2 (V) V2 (V)
Teori V3 (V) V3 (V)
Eksperimen
(Matematis) I1 (mA) I1 (mA)
I2 (mA) I2 (mA)
I3 (mA) I3 (mA)
Rangkaian Paralel
V1 (V) V1 (V)
V2 (V) V2 (V)
Teori V3 (V) V3 (V)
Eksperimen
(Matematis) I1 (mA) I1 (mA)
I2 (mA) I2 (mA)
I3 (mA) I3 (mA)

Percobaan 3
Data hasil pengukuran tegangan searah / DC
Tegangan (V) Grafik osiloskop
No. Volt/div Time/div
Multimeter Osiloskop (Gambar)
1
2
3

Percobaan 4
Data hasil pengukuran tegangan bolak-balik / AC
Frekuensi Grafik osiloskop
No. Volt/div Time/div Tegangan (V)
(Hz) (Gambar)
SG MM
1
OS OS
SG MM
2
OS OS
SG MM
3
OS OS
SG MM
4
OS OS
Keterangan:
SG : Signal Generator; OS : Osiloskop; MM : Multimeter.

Percobaan 5
Data hasil pengukuran nilai tegangan Thevenin dan hambatan Thevenin
Tegangan Thevenin/VTH (V) Hambatan Thevenin/RTH (Ω)
Teori (Matematis) Eksperimen Teori (Matematis) Eksperimen

Percobaan 6
Rdalam = … Ω Vsumber = … V
5
V (V)

I (A)
0
0 0.5
Gambar kurva pembebanan

Anda mungkin juga menyukai